Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
bahwa Allah telah menciptakan kita, laki-laki dan wanita dari satu jiwa yang
sama. Satu jiwa tersebut adalah Adam. Adalah merupakan anugerah Allah,
bahwa jenis laki-laki tidak diciptakan secara lepas dari jenis wanita, juga
wanita itu dalam keasliannya dicipta secara terpisah dari laki-laki, seperti
misalnya Allah menciptakan dari unsur lain, yakni bukan dari tanah, atau dari
tanah yang lain, niscaya akan terjadi hidup sendiri-sendiri dan jauh satu sama
lain.1
saling melengkapi. Yang satu melengkapi yang lain. Yang satu tidak bisa
merasakan ketenangan tanpa yang lain. Dan keduanya akan terus merasa gelisah
dan tidak tenang sampai keduanya bertemu dan bersama-sama masuk ke dalam
masyarakat yang tenang dan damai. Karena adanya hubungan yang saling
melengkapi inilah maka rumah tangga bisa dibangun, keluarga bisa dibina dan
1
Abdurahman Abdul Kholiq, menuju pernikahan barokah, (Yogyakarta: Al-manar, 2010), 1.
“Dan di antara tanda-tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu stri-istri dari dirimu sendiri, agar kamu merasa damai di sisinya, dan
dalam hal itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(QS.
Ar-Ruum: 21).2
menyeluruh, berlaku tanpa kecuali baik bagi manusia, hewan, dan tumbuh-
kehidupan rumah tangga, dan saling mengenal antara satu dengan yang lainnya.
Secara istilah, perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki
dan perempuan, untuk memenuhi tujuan hidup berumah tangga sebagai suami
istri dengan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syariat
Islam.4
masyarakat manusia yang sehat. Oleh karena itulah Islam memberikan perhatian
bangunan yang kokoh dan kuat, yang dapat mewujudkan tujuan-tujuan terbesar
Kehidupan rumah tangga dalam pandangan Islam adalah hubungan yang syar’i
dan suci.
maupun menjaga hak dan kewajibannya di dalam berumah tangga. Hal itu
masalah dan krisis antara suami dan istri, sehingga keluarga mengalami
yang dalam, dan bangunan yang menjulang, agar dapat menghasilkan buah yang
diharapkan, dan memberikan hasil yang baik dan berkah. Untuk itulah islam
5
Sobri mersi al-faqi, solusi problematika Rumah Tangga Modern, (Bekasi Barat, Sukses
Publishing, 2011), 45.
6
Sobri mersi al-faqi, solusi problematika Rumah Tangga Modern, ... 47.
paling ideal untuk membangun masyarakat manusia di atas pondasi yang kokoh,
yang terdiri dari rasa persaudaraan, saling mencintai, saling membantu dan
SWT bersabda:
عض ٌْو تداعى لهُ سائِ ُر ْالجس ِد َ مؤمنينَ في تواد ِه ْم وترا ُح ِم ِه ْم َك َمث َ ِل ْال َج
ُ ُس ِد إذا ا ْشت َكى ِم ْنه ِ مثل ْال
. س َه ِر وال ُح َّمى
َّ بِال
adalah seperti tubuh. Jika salah satu anggotanya mengeluh sakit, maka anggota
yang lainnya akan ikut mengeluhkannya dengan begadang dan demam”. (HR.
Bukhari, 5665)
melekat secara serasi dengan batu-batu bata lain yang ada di sekelilingnya dalam
bangunan yang kuat dan kokoh. Dan untuk mencapai tujuan yang menarik dan
teguh ajaran, adab dan akhlak Islam. Itu adalah sifat yang wajib
7
Sobri mersi al-faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern, ... 51.
3. Memberikan kemudahan kepada laki-laki dan perempuan yang
kecenderungannya.
syarat tertentu yng akan membuat perceraian itu menjadi obat (solusi),
memerintahkan yang baik dan melarang yang jahat (amar makruf dan nahi
paternalis (kebapakan). Tetapi dasar sejarah dan sari filsafat islam adalah tetap,
rumah tangga dalam pandangan islam adalah hubungan yang syar’i dan suci.
Jika tidak ada kedamaian, dan kasih sayang di antara suami dan istri, niscaya
kehidupan rumah tangga akan mengalami masalah yang serius. Dan masalah itu
harus dperbaiki supaya kehidupan itu kembali ke jalan tuhan, sehingga mereka
Dalam hal ini kedua belah pihak harus mau mengalah dan mengorbankan
sebagian haknya. Ibnu Abbas R.A pernah mengatakan : “aku tidak ingin
menuntut seluruh hakku atas istriku. Karena Allah berfirman “akan tetapi para
perasaan yang nyaman dan tenang, maka istri menjadi benteng yang aman bagi
mewujudkan tarap hidup yang merdeka dan mulia. Dan istri juga bisa menjadi
pilar bagi suami yang bisa dijadikan sebagai tempat bersandar setelah bekerja
8
Marcel A. Boisard, “(Terjemahan) Humanisme Dalam Islam”, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980),
107-108.
9
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan terjemah, Daarul Qur’an, hlm. 36 (Al-baqarah:228)
keras. Maka suamipun merasa nyaman di sisi istriya sambil berbagi rasa suka
dan duka. Dengan demikian si istri dapat menjadi penghibur dan pendukung
suaminya, dan termasuk kedalam golongan istri yang pernah ditanyakan kepada
nabi: “wanita manakah yang paling baik?” beliau menjawab : “wanita yang
menyenangkan hati suaminya apabila dia melihatnya, wanita yang patuh pada
diri dan hartanya dengan ucapan yang tidak di sukai suaminya. Secara normative
hak dan kewajiban suami istri ini dikembangkan dari prinsip, bahwa keduanya
telah berjanji dalam akad nikah untuk saling mencintai, saling menyemai
kewajiban kepada istri, islam juga memberikn hak-hak kepada istri dan
paling baik kepada istrinya. Dan suami yang paling bahagia adalah suami yang
….
….
“dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara baik.” (Q.S An-
Nisaa’:19)
10
Suheri Sidik Ismail, Ketentraman Suami-Istri, (Surabaya: dunia ilmu, 1999), 32.
membalasnya dengan menghormati suaminya, menghargainya dengan tulus, dan
tenteram, damai dan sayang. Maka suasana rumah pun akan di liputi dengan
ketenangan jiwa dan semuanya akan saling mengasihi dan saling menyayangi.
ditunaikan oleh istri. Dan juga memberikan sejumlah hak lainnya kepada istri
yang harus ditunaikan oleh suami. Bila salah satu dari mereka atau kedua-
duanya menyimpang dari ketentuan ini, keluarga itu akan menghadapi masalah.
kewajibannya kepada pihak yang lain dengan cinta dan kasih sayang.11 Menurut
suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
1) Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang dengan hak dan
11
Sobri mersi al-faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern, ... 96.
12
Abror sodik, Fiqh Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Aswaja pressindo, 2015), 27.
13
Abror sodik, Fiqh Keluarga Muslim, … 27-28.
3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga
2. Rumah tempat kediaman yang di maksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan
oleh suami-istri.
1. HAK ISTRI14
b. Hak mendapatkan perlakuan yang baik dari suami. Firman Allah SWT
14
Abror sodik, fiqh keluarga muslim, … 28.
“...Dan bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang patut.
Firman Allah:
2. HAK SUAMI
kehidupan suami-istri.
kedamaian.
4. KEWAJIBAN ISTRI
a. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas-batas yang ditentukan oleh
keluarga.
5. KEWAJIBAN SUAMI
dengan baik.
d. Matang dalam berbuat dan berpikir serta tidak bersikap emosional dalam
masing-masing.
15
Abror sodik, Fiqh Keluarga Muslim, … 31.
D. Tugas dan Fungsi suami istri dalam Islam
baik dan penghidupan yang layak. Begitu juga seorang ibu mempunyai
cara yang benar, maka persaudaraan keluargapun akan baik. Dan ketika
mereka menjalankan peran mereka dalam keluarga dengan cara yang jelas
maka keserasian keluarga pun akan lemah. Dan ketika seorang ibu menjauhi
perannya sebagai ibu rumah tangga dan suri teladan bagi anak-anaknya,
16
Sobri mersi al-faqi, solusi problematika Rumah Tangga Modern, ... 90.
Allah yang abadi. Keluarga yang dibangun di atas pondasi islam yang sejati
akan menjadi keluarga yang bertahan sepanjang hayat dan tidak akan
terpecah belah.17
tugas yang cocok dengan kodratnya. Kaum pria melebihi kaum wanita dalam
cinta dan kasih sayang yang lebih besar daripada yang diberikan kepada
kaum adam (laki-laki). Karena itu secara alami telah tercipta pembagian
keseluruhan. Karena kaum pria di anugerahi fisik yang kuat, tepat sekali jika
kaum wanita yang dianugerahi tabiat kasih sayang yang berlebihan, tepat
sekali jika mereka memikul tugas mengasuh anak-anak. Karena itu tugas
17
Sobri mersi al-faqi, solusi problematika Rumah Tangga Modern, ... 46.
Peradaban modern akhirya berpendapat, bahwa kemajuan umat manusia
yaitu:19
sejahtera.
18
Maulana Muhammad ali, terjemah “islamologi”, (Jakarta: Bulan bintang, 1980), 433.
19
UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang PKDRT, 3.
20
Hendra Akhdhiat, Psikologi Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 233.
kehebatan; kesengitan; kebengisan; kedahsyatan; kegaragan; aniaya;
perkosaan.21
sempit yaitu kekerasan fisik belaka. Ia melihat bahwa kekerasan dari segi
terjadi tidak hanya bila ia di hukum bila bersalah, namun juga dengan
3. Ada objek atau tidak: objek yang disakiti umumnya adalah manusia
secara langsung.
4. Ada subjek atau tidak: jika kekerasan memiliki subyek atau pelaku,
21
Rena Yulia, Viktimologi perlindungan hokum terhadap korban kejahatan, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), 6.
pelakunya, maka kekerasan tersebut tergolong pada kekerasan
yang terjadi dalam rumah tangga khususnya terhadap istri, sering ditemui,
bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Dari banyaknya kekerasan yang
terjadi, hanya sedikit yang dapat diselesaikan secara adil. Hal ini karena
dalam rumah tangga tetap menjadi rahasia atau aib rumah tangga yang
22
Mansour Fakih, Analisis gender dan transformasi social, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996)
17.
sangat tidak pantas jika diangkat dalam permukaan atau tidak layak
tangga.23
tetapi, dari 44 kasus itu hanya sembilan korban yang menempuh upaya
hukum. Lima korban lapor polisi, tiga korban mengajukan gugatan cerai, dan
atau sikap yang dilakukan dengan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan
perempuan, baik secara fisik maupun secara psikis. Pengertian tersebut tidak
23
UU RI No. 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT, 2.
24
Hendra AKhdhiat, Psikologi Hukum…, 234.
lelaki, tetapi kaum perempuan pun dapat dikategorikan sebagai pelaku
kekerasan.25
yang penting sekali sebagai ibu rumah tangga yang meliputi segala macam
mengasuh, dan mendidik anak dan sebagainya, yang oleh sebagian besar
daripada kaum ibu Indonesia harus dikerjakan sendiri, tanpa bantuan tenanga
orang lain. Seringkali kaum ibu harus bekerja siang malam, tanpa waktu
berikut:27
kendaraanku.”28
25
Herkutanto, kekerasan terhadap perempuan dalam system hokum pidana, dalam buku
penghapusan Diskriminasi terhadap wanita, (Bandung: Alumni, 2000), 267-268.
26
Nani soewondo, Kedudukan wanita Indonesia dalam hokum dan masyarakat, (Jakarta Timur:
Ghalia Indonesia, 1984), 279.
27
Sobri mersi al-faqi, solusi problematika Rumah Tangga Modern, … 183
2. Mengabaikan hak dan kewajiban
4. Membesar-besarkan kekurangan
bersabda:
َ ي ِم ْن َها
.آخر َ رض ْ ًاليَ ْف َر ْك ُمؤْ ِم ٌن مؤْ ِمنَة
ِ إن َك ِرهَ ِم ْنها ُخلُقًا
“janganlah seorang laki-laki beriman membenci wanita beriman.
5. Prasangka buruk
suami dan seorang mediator dari keluarga istri. Jika semua cara
7. Mengikuti perasaan
29
Sobri mersi al-faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern, ... 185.
Mengikuti perasaan atau kepentingan materi ketika
pasangannya
sosialnya
10. Campur tangan yang berlebihan dari suami dalam urusan rumah
tangga
dengan akal sehat, nalar tenang dan baik sangka (positive thinking). Dan
mereka juga harus melihat konflik rumah tangga dengan pandangan yang
realistis. Karena bisa jadi konflik itu menjadi salah satu faktor bagi
untuk dipenuhi.
4. Kedua belah pihak harus mengetahui hak dan tugas pihak lain,
30
Sobri mersi al-faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern, ... 191.
5. Mengakui kesalahan ketika segaala sesuatunya menjadi jelas, dan
Hukum Islam adalah tata aturan yang digali para ulama dari sumber
ajaran agama Islam yaitu al-qur’an dan al-hadits, untuk membimbing dan
dari apa yang disebut fikih yaitu hukum-hukum Allah yang berkaitan
terperinci atau diartikan juga sebagai ilmu tentang syara’ yang amali
31
Qurratul Ainiyah, keadilan gender dalam islam, (Malang: Kelompok intrans publishing), 26.
Hukum islam mengatur semua pola kehidupan manusia dalam setiap
juga hubungan dengan makhluk Allah yang lain, oleh karena itu, Allah
telah menjadikan hukum-Nya berdiri diatas asas dan prinsip dasar yang
fitrah manusia.32
yang dilakukan.
karena itu tujuan dari ketentuan tersebut tidak lain diciptakan oleh Allah
lain.” Secara terminologis, istilah fiqh jinayah atau hukum pidana islam
32
Qurrotul Ainiyah, keadilan gender dalam islam, … 28.
diartikan sebagai ketentuan-ketentuan hukum syara’ yang melarang
orang untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, dan pelanggaran terhadap
atau harta.33
2. Perbuatan-perbuatan cabul
pengusiran.
33
Bustanul arifin. lukman santoso, Jurnal “perlindungan perempuan korban kekerasan dalam
rumah tangga perspektif hokum islam” Vol. 8 No. 2 Tahun 2016, 116.
34
Arfan Affandi, Tinjauan hokum Islam terhadap kekerasan dalam rumah tangga dalam
kaitannya dengan undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang PKDRT, (Skripsi: Fakultas
Hukum, 2008), 47
3. Penyerangan terhadap organ tubuh
a) Korban terbunuh
mata setengah diyat (50 ekor unta); setiap jari kaki dan
1/3 diyat; luka dalam 1/3 diyat; luka sampai ketulang dan
unta.
4. Membunuh
Kejatah ini tidak hanya terjadi pada wanita saja, tetapi pria
5. Penghinaan
tahun.
hidupnya untuk suami. Karena secara finansial dia diberi nafkah oleh
Rumah Tangga, secara umum sudah banyak di atur, antara lain yaitu:
Rumah Tangga.
35
Qurrotul Ainiyah, Keadilan gender dalam islam,… 139.
bangsa tentang hak-hak Anak, dan berbagai instrumen Internasional
dari pasal 45 s/d 51. Pada pasal 51 ayat (1) berbunyi : seorang isteri
jawab yang sama dengan suaminya atas semua hal yang berkenaan
hak pemilikan serta pengelolaan harta bersama. Dalam pasal ini jelas
rumah tangga.36
(2) sebagai pendidik dan pembina keluarga; (3) sebagai ibu mengatur
36
Abu Hanifah, Jurnal “Permasalahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan alternative
pemecahannya”, Vol 12, No. 03, 2007, 48.
rumah tangga; (4) sebagai pekerja penambah penghasilan keluarga;
37
Abu hanifah, … 49
38
Arfan Affandi, skripsi “Tinjauan Hukum Islam terhadap kekerasan dalam rumah tangga
dalam kaitanyya dengan undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT, 49
pemerintah dan masyarakat, untuk melaksanakan sebagaimana
diperlukan adanya:
korban
peraturan perundang-undangan
f. Relawan pendamping
3. Pemulihan korban
pelaku.
a. Tenaga kesehatan
b. Pekerjaan sosial
c. Relawan pendamping
d. Pembimbing rohani
a. pidana penjara
b. pidana tambahan
c. denda
Undang
rumah tangga.”39
39
UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang
a) Kekerasan fisik
b) Kekerasan psikis
sebagai berikut:40
Pasal 44
40
UU RI, … 21-23.
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
tahun dan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda
paling sedikit Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) atau denda paling
Pasal 48
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal
atau 1 (satu) tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan pidana
penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp
25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan denda paling banyak Rp
Pasal 49
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
yang :
(2).
Pasal 50
menjatuhkan.
pidana tambahan berupa :
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
delik aduan.
Dengan demikian kekerasan dalam rumah tangga merupakan
rumah tangga.
kekerasan yang beragam, hal ini dapat dilihat dari dampak kekerasan
dan diatur dalam KUHP sering membuat dilema tersendiri bagi korban,
yang di alaminya.41
dipidana.
41
Rena Yulia, “Perlindungan hokum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga dalam
penegakan hokum”. Artikel dalam mimbar volume xx no.3 juli-september 2004, LPPM-
UNISBA. 320.
UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT adalah undang-undang
mengatur pidana penjara dan denda, yakni berupa kerja sosial dan
yang terjadi pada lingkup rumah tangga, karena selama ini masalah
(kelompok rentan).
42
Rena Yulia, Viktimologi perlindungan hokum terhadap korban kejahatan, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), 9.
mengatur tentang sanksi berupa pidana pokok dan pidana tambahan,