LP Dermatitis
LP Dermatitis
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
1.1.1 Definisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Dermatitis cenderung residif dan cenderung kronis. (Djuanda
Adhi, 2010).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan
penyakit kulit yang mengalami peradangan kerena bermacam sebab
dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit
(Widhya, 2011).
1.1.3 Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada
bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat
alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang
kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena
tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan
terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi
setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan
ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan
mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis
maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau
dermatitis.
1.1.4 WOC
Terlampir
Penatalaksanaan
1. Dermatitis Kontak
a. Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab
dermatitis kontak.
b. Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air
mengalir sesegera mungkin.
c. Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka
bakar.
d. Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih
yang dirasakan.
e. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau
intravena sesuai dengan tingkat keparahnnya.
2. Dermatitis Atopik
a. Menghindari dari agen pencetus seperti makanan, udara
panas/dingin, bahan – bahan berbulu.
b. Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatara lain krim
hidrofilik urea 10% atau pelembab yang mengandung asam
laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%
c. Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah
intertriginosa dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi
menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktifitas
penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan
intermiten, umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral
hanya dipakai untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut.
Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang –
seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka
panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba – tiba
dihentikan akan timbul rebound phenomen.
d. Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena
berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Pemakaian
krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu) dapat
mengurangi gatal tanpa sensitifitas, tapi pemakaian pada area
luas akan menimbulkan efek samping sedatif.
e. Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya
peningkatan koloni S. Aureus pada kulit penderita DA. Dapat
diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi
virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hri selama 10 hari atau
4 x 200mg/hari untuk 10 hari.
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
a. Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan
untuk mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa
gatal. Pemberian steroid topical juga membantu mengurangi
hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada
reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah
kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada
pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang low-
proten, pemakaina high-potent steroid hanya dipakai kurang
dari 3 minggu pada kulit yang tebal.
b. Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada
sebagian orang dan perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
c. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
topikal ataupun oral.
d. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku
yang dapat mencegah gatal dan garukan
4. Dermatitis Numularis
a. Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien
b. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
c. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompes dahulu
misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1 : 10.000.
d. Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara
sistemik.
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang
berat dan refrakter, dalam jangka pendek.
f. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1,
Misalnya hidroksisilin HCL
5. Dermatitis statis
a. Cahaya berdenyut intens
b. Diuretik
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid
f. Ligasi Vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi Kompresi
1.2 Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Identitas:
Umur (biasanya mengenai anak yang berumur diatas 2
tahun), jenis kelamin, ras/ suku, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: klien mengeluh nyeri, gatal- gatal, eritema,
edema, kenaikan suhu tubuh.
b. Riwayat Penyakit Sekarang: pruritus (gatal), kenaikan suhu
tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama
palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit, eritema, papula (lesi
teraba kecil), vesikel (lepuhan kecil berisi cairan) , skuama
(kulit yang bersisik), dan likenifikasi (penebalan kulit).
c. Riwayat Kesehatan masa lalu:
1) Penyakit yang pernah di derita:
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang
ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang
dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini
atau penyakit kulit lainnya.
3) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti
ini atau penyakit kulit lainnya.
4) Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan.
Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
5) Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang
dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi)
terhadap sesuatu obat
3. Pemeriksaan Fisik
a. Head to toe
1) Kepala
a) Kepala
Inspeksi: Bentuk kepala simetris
Palpasi: Tidak ada lesi, tidak ada benjolan
b) Rambut
Inspeksi: Kondisi rambut bersih, tidak ada ketombe,
warna rambut hitam, rambut lurus tidak rontok.
c) Mata
Inspeksi: Warna sklera putih, tidak konjungtivis, pupil:
Normal isokor,kedua bentuk pupilnya simetris, tidak ada
sekret pada mata, kelopak mata normal warna merah
muda, pergerakan mata klien normal, serta lapang
pandang normal.
Palpasi: Tidak adanya edema dan tidak ada benjolan
disekitar mata.
d) Hidung
Inspeksi: Tidak ada deformitas pada hidung, tidak ada
cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada polip atau
benjolan didalam hidung, fungsi penciuman baik, kedua
lubang hidung simetris dan tidak terjadi pendarahan
pada lubang hidung (epistaksis).
e) Mulut
Inspeksi: Tidak ada perdarahan rahang gigi, warna
mukosa mulut pucat, membran mukosa kering, tidak ada
lesi, tidak terdapat benjolan pada lidah, tidak ada karies
pada gigi.
f) Telinga
Inpeksi: Kedua telinga simetris, tidak ada lesi pada
telinga, tidak ada serumen berlebih, tidak adanya edema,
ketika diperiksa dengan otoskop tidak adanya
peradangan, dan tidak terdapat cairan pada membran
timpani.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada aurikula dan
membran timpani normal.
Auskultasi: Tes rinne (+), tes wibber (+).
2) Leher
Inspeksi: Bentuk simetris, warna kulit rata sama dengan
tubuh, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi: Tidak ada deformitas pada trakea, tidak ada benjolan
pada leher, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada peradangan.
3) Dada
a) Paru
Inspeksi: Bentuk dada bidang, simetris antara kiri dan
kanan, pola napas pendek pada istirahat dan aktivitas,
frekuensi napas pasien reguler, pergerakan otot bantu
pernafasan normal.
b) Jantung
TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
Inspeksi: denyutan jantung normal
Palpasi: Ictus cordis normal di IC ke 5
Auskultasi: Bunyi jantung normal, tidak ada pembesaran
jantung atau tidak ada kardiomegali.
Perkusi: pekak
4) Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen normal seperti warna kulit
disekitarnya, tidak ada distensi, tidak adanya bekas operasi,
tidak terdapat kolostomi.
Auskultasi: peristaltik usus normal 5-30 x/ menit
Perkusi: timpani
Palpasi: adanya nyeri tekan, tidak ada hematomegali, tidak
ada pembesaran lien (ginjal)
5) Otot
Inspeksi: Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
6) Integumen
Inspeksi: Terdapat kemerahan, edema misalnya pada muka (
terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit, eritema,
papula (lesi teraba kecil), vesikel (lepuhan kecil berisi
cairan), skuama (kulit yang bersisik), dan likenifikasi
(penebalan kulit).
7) Persyarafan
a) Tingkat kesadaran: composmentis
b) GCS:
(1) Eye: Membuka secara spontan 4
(2) Verbal: Orientasi baik, nilai 5
(3) Motorik: Mengikuti perintah, nilai 6
c) Total GCS: Nilai 15
(1) Reflek: Normal
(2) Tidak ada riwayat kejang
(3) Koordinasi gerak normal
b. ADL (Activitas Daily Living)
1) Pola Persepsi Kesehatan
a) Adanya riwayat infeksi sebelumya
b) Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c) Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya,
vitamin; jamu, antibiotik.
d) Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e) Hygiene personal yang kurang.
f) Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
NOC
110102 Sensasi 1 2 3 4 5 NA
110103 Elastisitas 1 2 3 4 5 NA
110104 Hidrasi 1 2 3 4 5 NA
110106 Keringat 1 2 3 4 5 NA
110108 Tekstur 1 2 3 4 5 NA
110109 Ketebalan 1 2 3 4 5 NA
110111 Perfusi 1 2 3 4 5 NA
jaringan
110112 Pertumbuhan 1 2 3 4 5 NA
rambut pada
kulit
110113 Integritas kulit 1 2 3 4 5 NA
110105 Pigmentasi 1 2 3 4 5 NA
Abnormal
110115 Lesi pada kulit 1 2 3 4 5 NA
110119 Pengelupasan 1 2 3 4 5 NA
kulit
110120 Penebalan 1 2 3 4 5 NA
kulit
110121 Eritema 1 2 3 4 5 NA
110123 Nekrosis 1 2 3 4 5 NA
110124 Pengerasan 1 2 3 4 5 NA
(kulit)
110125 Abrasi kornea 1 2 3 4 5 NA
NIC
Perawatan daerah (area) sayatan 3440
Definisi : membersihkan, memantau, dan meningkatkan proses
penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan, klip, atau steples
Aktivitas-aktivitas: Bersihkan area sekitar
drainase atau atau pada area
selang drainase
Jelaskan prosedur pada Berikan plester untuk
pasien, gunakan persiapan menutup
sensorik
Berikan salep antiseptic
Periksa daerah sayatan
Lepaskan jahitan, steples,
terhadap kemerahan,
atau klip, sesuai indikasi
bengkak atau tanda-tanda
dehiscence atau eviserasi Ganti pakaian dengan
interval (waktu) yang tepat
Catat karakteristik drainase
Gunakan pakaian yang
Monitor proses
sesuai untuk melindungi
penyembuhan di daerah
sayatan
sayatan
Fasilitasi pasien untuk
Bersihkan daerah sekitar
melihat luka insisi
sayatan dengan
pembersihan yang tepat Arahkan pasien cara
merawat luka insisi selama
Bersihkan mulai dari area
mandi
yang bersih kearea yang
kurang bersih Arahkan pasien bagaimana
meminimalkan tekanan
Monitor sayatan untuk
tekanan pada daerah insisi
tanda dan gejala infeksi
Arahkan pasien dan /atau
Gunakan kapas steril untuk
keluarga cara merawat luka
pembersihan jahitan benang
insisi, termasuk tanda-tanda
luka yang efisien, luka
dan gejala infeksi
dalam dan sempit, atau luka
berkantong
NIC
Perawatan luka tekan 3520
Definisi : fasilitasi prosews penyembuhan luka tekan/decubitus
Aktivitas-aktivitas: Berikan saline untuk
menggosok jika diperlukan
Catat karakteristik luka
tekan setiap hari, meliputi Berikan salep jka
ukuran (panjang x lebar x dibutuhkan
dalam), tingkatan luka (1- Lakukan pembalutan
1V), lokasi, eksudat, dengan tepat
granulasi atau jarimhan
Berikan obat-obatan oral
nekrotik, dari epitelisasi
Monitor tanda dan gejala
Monitor warna, suhu, udem
infeksi diarea luka
kelembapan, dan kondisi
area sekitar luka Ubah posisi setiap 1-2 jam
sekali untuk mencegah
Jaga agar luka tetap lembab
penekanan
untuk membantu proses
penyembuhan Gunakan tempat tidur
khusus anti decubitus
Berikan pelembab yang
hangat di sekitar area luka Gunakan alat-alat pada
untuk meningkatkan perfusi tempat tidur untuk
darah dan suplay oksigen melindungi pasien
NIC
Pengecekan kulit 3590
Definisi : Pengumpulan dan analisis data pasien untuk menjaga kulit dan integritas
membran mukosa
Aktivitas-aktivitas Monitor kulit adanya
Periksa kulit dan selaput lendir terkait kekeringan yang berlebihan
dengan adanya kemerahan,kehangatan dan yang melembaban
ekstrim,edema,dan drainase Monitor sumber tekanan dan
Amati gesekan
warna,kehangatan,bengkak,pulsasi,tekstur, Monitor infeksi dan terutama
edema,dan ulserasi pada ekstermitas dari daerah edema
Periksa kondisi luka operasi,dengan tepat Periksa pakaian yang terlalu
Gunakan alat pengkajian untuk ketat
mengidentifikasi pasien yang beresiko Dokumentasikan perubahan
mengalami kerusakan kulit (misalkan skala membran mukosa
Braden) Lakukan langkah-langkah
Monitor warna dan suhu kulit untuk mencegah kerusakan
Monitor kulit dan selaput lendir terhadap lebih lanjut
area perubahan warna, memar,dan pecah (misalnya,melapisi
Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet kasur,menjadwalkan reposisi)
Ajarkan anggota keluarga/
pemberi asuhan mengenai
tanda-tanda kerusakan dengan
tepat
NIC
Berikan balutan yang sesaui dengan jenis Bantu pasien dan keluarga
luka untuk mendapatkan pasokan
Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat Ajurkan pasien atau anggota
INDI INDIKATOR
KATO
R
07030 Kemerahan 1 2 3 4 5 NA
1
07030 Vesikel yang 1 2 3 4 5 NA
2 tidaak mengeras
permukaan nya
07030 Cairan (luk) yang 1 2 3 4 5 NA
3 berbau busuk
07030 Sputum purulen 1 2 3 4 5 NA
4
07030 Dainase purulen 1 2 3 4 5 NA
5
07030 Piuria/nanah 1 2 3 4 5 NA
6 dalam urin
07030 Demam 1 2 3 4 5 NA
7
07032 Hipotermia 1 2 3 4 5 NA
9
07033 Ketidakstabilan 1 2 3 4 5 NA
0 suhu
07033 Nyeri 1 2 3 4 5 NA
3
07033 Jaringan lunak 1 2 3 4 5 NA
4
07030 Gejala-gejala 1 2 3 4 5 NA
9 gastroimtestinal
07031 Limfadenopati 1 2 3 4 5 NA
0
07031 Malaise 1 2 3 4 5 NA
1
07031 Menggigil 1 2 3 4 5 NA
2
07031 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
3 kognisi yang
tidak bisa
diperjalankan
07033 Lethargi 1 2 3 4 5 NA
1
07033 Hilang nafsu 1 2 3 4 5 NA
2 makan
07031 Infiltrasi x-ray 1 2 3 4 5 NA
9 dada
INDIKASI
070801 Ketidakstaabilan 1 2 3 4 5 NA
suhu
070802 Hipotermia 1 2 3 4 5 NA
070803 Takipnea 1 2 3 4 5 NA
070804 Takikardi 1 2 3 4 5 NA
070805 Bradikardi 1 2 3 4 5 NA
070806 Aritmia 1 2 3 4 5 NA
070807 Hipotensi 1 2 3 4 5 NA
070808 Hiepertensi 1 2 3 4 5 NA
070809 Wajah pucat 1 2 3 4 5 NA
070810 Kulit berbintik- 1 2 3 4 5 NA
bintk
070811 Sianosis 1 2 3 4 5 NA
070812 Kulit lembab 1 2 3 4 5 NA
dan dingin
070813 Muntah 1 2 3 4 5 NA
070814 Diare 1 2 3 4 5 NA
070815 Distensi 1 2 3 4 5 NA
abdomen
070816 Intoleransi 1 2 3 4 5 NA
makan
070817 Lethargi 1 2 3 4 5 NA
070818 Gelisah 1 2 3 4 5 NA
070819 Kejang 1 2 3 4 5 NA
070820 Kejang neonates 1 2 3 4 5 NA
070821 Menangis kuat 1 2 3 4 5 NA
070822 Kulit kemerahan 1 2 3 4 5 NA
070823 Vesikel yang 1 2 3 4 5 NA
permukaan nya
mengeras
070824 Cairan (luka) 1 2 3 4 5 NA
berbau busuk
070825 Drainase 1 2 3 4 5 NA
purulent
070826 Konjungtivitis 1 2 3 4 5 NA
070827 Umbilicus 1 2 3 4 5 NA
terinfeksi
070828 Kolonisasi 1 2 3 4 5 NA
kultur darah
070829 Kolonisasi 1 2 3 4 5 NA
kultur area luka
070830 Kolonisasi 1 2 3 4 5 NA
kultur urin
070831 Kolonisasi 1 2 3 4 5 NA
kultur feses
070832 Infiltrasi x-ray 1 2 3 4 5 NA
dada
070833 Kolonisasi 1 2 3 4 5 NA
kultur cairaan
cerebrospinal
070834 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
jumlah sel darah
putih
070835 Depresi jumlah 1 2 3 4 5 NA
sel darah putih
NIC
Manajemen imunisasi/valsinasi 6530
Definisi : memonitor status imunisasi, memfasilitasi akses untuk imunisasi,
dan menyediakan imunisasi untuk mencegah penyakit menular
Aktivitas aktivitas: Ingatkan individu/ keluarga
ketika imunisasinya ada yang
Ajarkan pada orangtua belum dilakukan
imunisasi yang
direkomendasikan bagi anak, Ikuti petunjuk the American
cara imunisasinya, alasan dan Academy of Pediatrics,
kegunaan dari imunisasi, efek American Academy of Family
samping dan reaksi yang Physicians, and US. Public
mungkin terjadi (misalnya, Health Service untuk
hepatitis B, diptheria, tetanus, pemberian imunisasi
pertussis H. Influensa, polio,
campak, gondok, rubella dan Informasikari pada pelancong
varicella) terkait imunisasi yang
diperlukan untuk bepergian ke
Informasikan individu mengenai luar negeri
imunisasi protektif untuk
melawan penyakit yang tidak Identifikasi kontraindikasi
diwajibkan oleh undang-undang pemberian imunisasi (reaksi
(misalnya, influensa, anfilaksis imunisasi
pneumokokus, dan vaksinasi sebelumnya dan sakit yang
hepatitis B) sedang atau berat dengan atau
tanpa demam)
Ajarkan pada individu/keluarga
mengenai vaksinasi yang di Pahami bahwa keterlambatan
perlukan jika ada paparan atau pemberian imunisasi pada satu
insiden khusus (misalnya, seri bukan berarti harus
kolera, influensa, plak, rabies, mengulang jadwal
demam rocky mountain, small- Pastikan telah informed consent
pox, demam thypoid, tifus, untuk pemberian vaksin
demam kuning dan
tuberkulosis) Bantu keluarga terkait
perencanaan keuangan untuk
Sediakan informasi mengenai membayar imunisasi (misalnya,
vaksin yang disiapkan oleh apakah dibayar asuransi dan
Pusat Pencegahan dan Kontrol klinik departemen kesehatan)
Penyakit Centers for Disease
Control and Prevention Identibfikasi penyedia layanan
yang turut serta dalam program
Sediakan dan perbarui catatan "vaksin untuk anak" yang
terkait tanggal dan tipe menyediakan vaksin gratis
imunisasi
Beritahukan pada orangtua
Identifikasi teknik pemberian untuk memperhatikan tingkat
imunisasi yang lepat, termasuk kenyamanan anak setelah
pemberian yang simultan divaksin
Identifikasi rekomendasi terbaru Observasi anak selama
terkait penggunaan imunisasi beberapa waktu tertentu setelah
pemberian vaksin
Gunakan prinsip 5 benar dalam Jadwalkan imunisasi sesuai
pemberian obat tenggang waktu yang ada
NIC
Perlindungan Infeksi
6550
1.2.4 Evaluasi
Pasien dapat sembut dari penyakit yang diderita, bintik – bintik pada
kulit dapat hilang dan sembuh.
DAFTAR PUSTAKA