Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Oknis Puspitasari
NIM 141.10.1125
i
HALAMAN PENGESAHAN
GEOLOGI DAERAH KEPUHSARI DAN SEKITARNYA,
KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI,
PROVINSI JAWA TENGAH
STUDI KASUS IDENTIFIKASI GERAKAN MASSA
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
Penyusun,
Oknis Puspitasari
NIM 141.10.1125
Menyetujui,
Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T. Danis Agoes Wiloso, S.T., M.T
NIK. 96.0672.516 E NIK. 16.0869.767 E
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Geologi
ii
RENCANA KEGIATAN
Luas daerah : 9 x 9 km
: 1. Studi pustaka
Metode Pendekatan
2. Penelitian lapangan geologi mencakup seluruh
aspek geologi
3. Analisis laboratorium yaitu analisis struktur,
analisis analisis pertografi,
iii
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusun diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat
menyelesaikan proposal Tugas Akhir tipe I dengan judul Geologi Daerah
Kepuhsari dan sekitarnya, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogri, Provinsi
Jawa Tengah Studi Kasus Identifikasi Gerakan Massa Berbasis Sistem
Informatika Geografi (SIG)
Pada kesempatan ini penyusun tidak lupa juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing I sekaligus
Dekan Fakultas Teknologi Mineral
2. Danis Agoes Wiloso, S.T., M.T selaku dosen pembimbing II sekaligus
Ketua Jurusan Teknik Geologi
3. Ir. Inti Widi Prasetyanto sebagai dosen wali
4. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan doa
5. Kakak dan adik saya yang selalu memberikan semangat
6. Rekan-rekan Geologi “GAIA” Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta khususnya angkatan 2014
Penyusun sangat menyadari bahwa proposal ini masih sangat banyak sekali
kekurangannya, baik dari segi isi maupun penulisannya, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki tulisan ini. Akhirnya, penyusun mengharapkan semoga tulisan ini
bermanfaat sehingga dapat membuka wawasan bagi para pembaca dan
kemajuan ilmugeologi di Indonesia khususnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
4.2. Stratigrafi Regional………………………………………………….13
4.3. Struktur Geologi Regional…………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA
RENCANA ANGGARAN
JADWAL RENCANA KEGIATAN
SURAT KETERANGAN JALAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Klasifikasi jenis gerakan massa ( disederhanakan dari Varnes, 1978). 20
Tabel 5.2 Klasifikasi morfometri (Van Zuidam, 1979)………………………… 20
Tabel 5.3 Parameter Litologi……………………………………………………. 20
Tabel 5.4 Parameter Lereng…………………………………………………….. 20
Tabel 5.5 Parameter Strultur Geologi……………………………………...…… 21
Tabel 5.6 parameter Tata Guna Lahan………………………………………….. 21
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
penelitian yang sangat berpotensi untuk terjadi tanah longsor. Hal ini juga
dibuktikan dengan telah terjadinya bencana tanah longsor yang terjadi pada
korban jiwa. Didasari oleh keadaan itu maka perlu dilakukan adanya tindakan
Bencana tanah longsor hampir setiap musim hujan menjadi ancaman bagi
dipengaruhi oleh kondisi geologi di daerah tersebut, terdiri dari litologi berupa
material gunung api, yang memiliki kemiringan lereng curam. Pada lereng curam
tersebut sering kali terdapat bidang lemah yang terbentuk di antara batuan segar
yang kedap air dengan tanah pelapukan yang lebih poros, sehingga berpotensi
1ix
2
Kepuhsari.
tingkat sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut
geologi yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sejarah geologi
timur dari kota Yogyakarta, terletak pada Kabupaten Wonogiri. Secara geografis
45’00” BT – 110 o 49’30’’. Indeks lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1
o
x
3
Keterangan :
= Lokasi Penelitian
Gambar 1.1 Lokasi penelitian (diambil dari peta Surakarta-Giritontoro oleh Surono dkk.,
1992)
lembar peta RBI nomor 1408-321 (Eromoko), dengan luas daerah penelitian
tempat seperti jalan setapak dan curam hanya dapat ditempuh dengan berjalan
kaki.
Batasan maslah yang dibahas dalam studi kasus kali ini hanya mengenai
penelitian terletak dalam Zona Pegunungan Selatan. Pada daerah penelitian masuk
xi
4
Selatan Jawa Timur bagian barat ini dapat dibagi menjadi tiga zona (Husein dan
relief kuat, bagian tengah merupakan depresi topografi dan bagian selatan
dibuktikan terdapatnya satuan batuan yang terbentuk pada periode ini adalah
vulkanisme (disebut juga periode karbonat) dengan terdapat satuan batuan formasi
wonosari.
Pola Sunda (utara-selatan) dan Pola Jawa (barat-timur). Pada daerah penelitian
terlihat bahwa daerah tersebut setidaknya dikontrol oleh kelurusan arah timurlaut
(Northeast) sampai baratdaya (Southeast) yang searah dengan pola Meratus dan
xii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Geologi daerah penelitian dan daerah sekitarnya telah banyak diteliti oleh peneliti-
Setelah itu terjadi paling tidak dua kali deformasi di daerah ini. Deformasi
berarah barat daya – timur laut. Deformasi kedua terjadi pada kala
pulau jawa
dilakukan.
5xiii
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian, ada tiga aspek yang diperhatikan yaitu peralatan dan
d. Kamera digital.
e. Pita ukur 50 m.
g. Alat tulis.
i. Clipboard
analisis petrografi.
c. Mesh 40, 60, 80, 100, 150, 200 dan kuas cat untuk mengayak fosil
mikro.
d. Seperangkat komputer.
xiv
6
7
sekunder yaitu pendekatan yang dilakukan dengan informasi dan sumber dari
pencarian data sekunder yang dapat diperoleh dari interpretasi peta kontur,
Penelitian ini tetap memperhatikan hasil dari peneliti-peneliti terdahulu yang telah
Tahap penelitian dibagi atas 6 bagian besar, yang dapat dilihat pada gambar
3.1 Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya
xv
8
TAHAP PENDAHULUAN
Sejarah Geologi
TAHAP AKHIR
Presentasi Hasil
Penelitian
xvi
9
tahap penarikan batas satuan batuan dan tahap pembuatan penampang geologi.
1. Perencanaan lintasan
lebih lanjut. Tujuan lain dari recognize yaitu untuk memilih jalur penampang
stratigrafi terukur (measuring section) dengan singkapan yang baik dan dengan
Lintasan tersebut dapat melalui jalur jalan yang telah tersedia dan apabila
memungkinkan untuk melalui jalur sungai, maka hal itu akan lebih baik dilakukan
pengelupasan soil oleh air. Tahap ini disertai dengan pengeplotan jalur yang akan
xvii
10
struktur geologi, mataair, dan pengeplotan lokasi pada peta topografi. Pencarian
data tersebut disertai dengan pengeplotan data litologi, dan pengambilan sampel
bahan galian, sesumber, bencana alam, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penelitian.
Dari hasil pemetaan detail, dengan pengeplotan data pada setiap stasiun
peta lintasan dan lokasi pengamatan. Dengan data berupa jalur dari persebaran
litologi dengan menyertakan dari kedudukan batuan dan jenis litologi yang sesuai
menentukan jenis fosil dan nama fosil sehingga dapat dipakai untuk menentukan
xviii
11
mengetahui arah umum, arah tegasan dan perkembangan struktur yang terdapat di
geografi untuk mengathui sebaran area yang rawan gerakan massa dari data
lapangan yang sebagai parameter seperti kelerengan, jenis litologi, tata guna lahan,
struktur,
Pada tahap sintesis data dilakukan kompilasi dari semua hasil penelitian di
geologi, dan pembuatan stratigrafi. Dari hasil kompilasi setiap analisis data
penelitian.
dan hasil laboratorium serta studio. Kemudian, setelah data lapangan dan data
laboratorium serta tahap kerja studio telah selesai disajikan dalam bentuk buku
laporan. Buku laporan tersebut disajikan dalam bentuk uraian dengan hasil
pebahasan studi khusus yang diambil, dan disertai dengan peta lintasan dan lokasi
dalam bentuk power point, kemudian waktu akan dibatasi oleh moderator atau
ketua sidang. Seluruh peta dan naskah laporan disajikan dalam bentuk hard copy
xix
BAB 4
GEOLOGI REGIONAL
daerah penelitian terletak dalam Zona Pegunungan Selatan (gambar 4.1). Zona
barat-timur searah dengan arah memanjang Pulau Jawa, dan terbagi menjadi
= Daerah Penelitian
Gambar 4.1 Sketsa peta fisiografi sebagian Pulau Jawa dan Madura (modifikasi
dari van Bemmelen, 1949)
yaitu Jawa Barat (Cirebon ke arah Barat), Jawa Tengah (antara Cirebon dan
Semarang), Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya) dan spur timur Pulau
Jawa. Dari pembagian tersebut, bagian Jawa Timur dibagi lagi menjadi 6 zona
utama, yaitu:
1. Muriah Massif
xx
12
13
3. Zona Randublatung
5. Zona Solo
Timur bagian barat. Lokasi penelitian termasuk ke dalam daerah ini. Fisiografi
Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat ini dapat dibagi menjadi tiga zona
Kambengan. Rahardjo, dkk., 1977; Surono, et al., 1992; Samodra, et al., 1992,
menyatakan dalam peta geologi bahwa batuan beku intrusi di daerah Pegunungan
Selatan terletak di lokasi yang sama atau berdekatan dengan batuan gunungapi
berumur Miosen Bawah. Formasi-formasi dari tua ke muda terdiri dari Formasi
xxi
14
Formasi Semilir (tuf, breksi batuapung, breksi tuf, batupasir tufan dan serpih),
(Gambar 4.2)
Gambar 4.2 Stratigrafi regional daerah Pegunungan Selatan pada peta geologi
regional lembar Surakarta-Giritontro ( Surono dkk., 1992)
pada umumnya dibentuk oleh sedimen klastika dan karbonat yang bercampur
dengan batuan hasil kegiatan gunung berapi berumur tersier. Stratigrafi regional
xxii
15
berjalan secara intensif. Satuan batuan yang terbentuk pada periode ini
adalah batuan malihan yang ditindih secara tidak selaras oleh kelompok
Jiwo
intensif. Satuan batuan yang terbentuk pada periode ini adalah kelompok
dkk., 1992) daerah penelitian terletak pada Formasi Gamping Wungkal, Formasi
Wungkal yang terdiri dari batupasir, napal pasiran, batulempung dan lensa
xxiii
16
2. Formasi Mandalika
tersingkap pula batuan dari Formasi Mandalika yang terdiri dari lava dasit-
andesit dan tuf dasit dengan retas diorit yang menerobos batuan dari
Formasi Semilir bagian bawah. Penelitian lebih lanjut dari Setiadji (2006)
3. Formasi Semilir
merupakan bagian dari Formasi Semilir yang terdiri dari tuf, breksi
batuapung dasitan, batupasir tufan dan serpih yang berumur Miosen Awal-
4. Formasi Wonosari
5. Formasi Baturetno
xxiv
17
B A
D E
Gambar 4.3 geologi regional daerah penelitian A.) Formasi Gamping Wungkal,
B.) Formasi Mandalika, C.) Formasi Semilir, D.) Formasi Wonosari, E.) Formasi
Baturetno
Pola Sunda (utara-selatan) dan Pola Jawa (barat-timur). Struktur regional daerah
penelitian dapat dilihat pada gambar 4.4, peta tersebut merupakan peta kelurusan
struktur geologi regional berdasarkan anomali gaya berat sisa, dengan kendali data
xxv
18
searah dengan pola Meratus dan juga kelurusan baratlaut (Northwest) sampai
tenggara (Southeast). Berikut merupakan pola struktur pulau Jawa (Gambar 4.4)
xxvi
BAB 5
IDENTIFIKASI GERAKAN MASSA BERDASARKAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI ( SIG )
5.1 Pendahuluan
Gerakan tanah adalah suatu peristiwa alam yang pada saat ini frekuensi
alam ketika gerakan tanah tersebut menimbulkan korban baik berupa korban jiwa
maupun kerugian harta benda dan hasil budaya manusia. Indonesia yang sebagian
wilayah Indonesia menjadi daerah yang rawan kejadian gerakan tanah. Intensitas
curah hujan yang tinggi dan kejadian gempa yang sering muncul, secara alami
akan dapat memicu terjadinya bencana alam gerakan tanah (Subowo, 2003).
atau gerakan massa batuan/tanah yang ada di lereng oleh pengaruh gaya berat
batuan dasar, orientasi bidang lemah dalam batuan, iklim, vegetasi, gempa bumi
para ahli dengan dasar yang berbeda-beda. Satu diantaranya cara pengelompokkan
gerakan massa batuan yang berdasarkan pada tipe gerakan dan cara batuan
xxvii
19
20
primer maupun data sekunder. Data primer didapatkan secara langsung dari
Tabel 5.1 Klasifikasi jenis gerakan massa (disederhanakan dari Varnes, 1978)
xxviii
21
Zonasi yang dilakukan pada daerah ini didasarkan pada empat paremeter
merupakan tingkat kesesuaian penggunaan lahan tertentu pada unit pemetaan, atau
lahan.
xxix
DAFTAR PUSTAKA
Setiadji, L., Kajiono, S., Imai, A. 2006. Conezoic Island Arc Magmatism in Java
Island (Sunda Arc, Indonesia) : Clues on Realationship between
Geodynamic of Volcanic Centers and Ore MIneralizayion. Resource
Geology. No.54, p 267-289
Sribudiyani, et al., 2003. The Collision of the East Java Microplate and Its
Implication for Hydrocarbon Occurrences in the East Java Basin.
Jakarta, Indonesian Petroleum Association
Surono, Budi Toha dan Sudarno. 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta -
Giritontro, Jawa, Skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangaan
Geologi. Bandung
Van Zuidam, R.A. dan Cancelado, F.I. 1979. Terrain Analysis and Classification
Using Aerial Photographs. A geomorphological approach. ITC Textbook
of Photo-interpretatiton. ITC. Enschede
Varnes, D.J., 1978, Slope movement types and process, Special Report 176;
Landslides;Analysis and Control, Eds: R.L. Schuster dan R.J. Krizek,
Transport Research Board, National Research Council,Washigton, DC.
xxx
RENCANA ANGGARAN
6 Penyusunan Laporan
a. Pengadaan peta 5 eks @Rp.10.000,- x 15 Rp. 250.000,-
b. Pembuatan draft 5 eks Rp. 300.000,-
Jumlah Rp. 550.000,-
7. Perbaikan Laporan
a. Penggadaan peta 5 eks @ Rp.10.000,- x 15 Rp. 150.000,-
b. Perbaikan draft Rp . 500.000,-
c. Foto copy dan penjilidan skripsi Rp. 350.000.-
Jumlah Rp. 1000.000,-
Total Biaya Rp. 8.350.000,-
xxxi
xxxii
RENCANA KEGIATAN
Jenis Kegiatan
No Bulan
xxxiii
5
xxxiv
xxxv