Referat Kejang Demam Uleng
Referat Kejang Demam Uleng
KEJANG DEMAM
Oleh :
Yahdiyani We Tenri Uleng, S.Ked
K1A1 12 028
Pembimbing :
dr. HJ. MUSYAWARAH, Sp.A
KENDARI
2017
KEJANG DEMAM
I. PENDAHULUAN
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur
6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas
atau riwayat kejang tanpa demam. Penyebab demam pada pasien kejang
Kejang demam adalah salah satu yang jenis kejang paling umum pada
anak-anak terjadi pada 2-5 persen anak-anak dan biasanya terjadi antara usia 3
demam terjadi pada bayi usia lebih dari 1 bulan bersama-sama dengan penyakit
demam, tanpa bukti infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang neonatal
atau sebelumnya kejang tak beralasan dan tidak memenuhi fitur kejang
lainnya.2
10% di India, 8,8% di Jepang dan 14% di Guam. Penyakit ini dibedakan dari
jenis kejang lainnya pada pertengahan abad kesembilan belas.Tidak ada cara
kasus kejang demam. Jika ada indikasi klinis maka keadaan sepsis, meningitis,
1
II. DEFINISI
Ada tiga definisi yang saat ini digunakan untuk menggambarkan kejang
demam. Definisi pertama diterbitkan pada tahun 1980 oleh National Institute of
neuron yang dapat menurunkan proses neuron dan dapat berpengaruh pada
organ seperti pada gambaran klinis, yang terjadi pada anak atau masa kanak-
kanak. Biasanya terjadi sekitar usia 3 bulan hingga 5 tahun dan berhubungan
(ILAE) pada tahun 1993 dan memiliki konsep yang serupa, tetapi diperluas
pada kelompok umur anak berbeda dengan neonatus dan anak dengan gejala
kejang demam.3
standar definisi kejang demam sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada saat
anak demam dengan kisaran umur antara 6 - 60 bulan dimana tidak ada infeksi
ekstrakranium.4
III. EPIDEMIOLOGI
2
ada secara nasional. Sekitar 80% diantaranya adalah kejang demam sederhana.
angka kejadian kejang demam di Amerika Serikat dan Eropa 2–7%, sedangkan
di Jepang 9–10%. 21% kejang demam durasinya kurang dari 1 jam, 57%
terjadi antara 1-24 jam berlangsungnya demam, dan 22% lebih dari 24
kemudian meningkat menjadi 50% jika kejang pertama terjadi usia kurang dari
1 tahun. Sejumlah 9–35% kejang demam pertama kali adalah kompleks, 25%
IV. ETIOLOGI
demam, dua diantaranya adalah karena lepasnya sitokin inflamasi (IL-1 beta),
sering disebabkan karena infeksi saluran napas akut, otitis media akut, infeksi
saluran kemih namun kasusnya jarang, dan infeksi saluran cerna terutama jika
3
Kejang demam juga diturunkan secara genetik sehingga eksitasi neuron
terjadi lebih mudah. Pola penurunan genetik hingga sekarang masih belum
Mungkin ada hubungannya dengan riwayat keluarga dan mungkin juga karena
kromosom tertentu seperti 19p dan 8q13-21, sementara studi lain menunjukkan
V. KLASIFIKASI
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
demam.7
Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau
kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial.
4
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari,di antara
demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai dengan
demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang
demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
VI. PATOFISIOLOGI
5
juga akan meningkatkan sintesis sitokin di hipokampus. Pirogen endogen,
menimbulkan kejang.1
sirkulasi tubuh seluruhnya jauh lebih tinggi pada anak ketimbang orang
dewasa. Pada orang dewasa kira-kira 18% dari sirkulasi total tubuh pergi ke
otak. Pada anak yang berusia 3 tahun angka ini jauh lebih tinggi yaitu sekitar
6
65%. Pada anak yang lebih muda mungkin lebih tinggi lagi. Bila suhu
menjaga agar pasokan oksigen dan glukosa ke otak tetap cukup. Bila
demam. Riwayat kejang demam pada usia 1 tahun merupakan faktor risiko
demam. Jika memiliki orang tua dan kejang demam berulang, faktor risiko
kompleks awalnya didahului dengan demam, anak dapat terlihat sakit. Demam
terjadinya kejang demam. Demam biasanya sekitar 38˚C, usia anak biasanya
paling sering ditemukan yaitu kejang demam sederhana, tetapi kejang demam
kompleks juga bisa terjadi. Durasi kejang demam sederhana biasanya kurang
dari 15 menit yaitu sekitar 58% penderita, antara 15 – 60 menit pada 28%
Kejang selalu didahului oleh naiknya suhu tubuh dengan cepat. Pada
kejang demam simpleks, tipe kejang berupa kejang umum klonik atau tonik-
7
klonik. Adanya tanda kejang demam fokal atau parsial selama maupun sesudah
kejang (misalnya pergerakan satu tungkai saja, atau satu tungkai terlihat lebih
Sebagian besar kejang demam terjadi dalam 24 jam pertama sakit, sering
sewaktu suhu tubuh meningkat cepat, tetapi pada sebagian anak, tanda pertama
penyakit mungkin kejang dan pada yang lain, kejang terjadi saat demam
menurun. Derajat demam bukan merupakan faktor kunci yang memicu kejang.
Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik kembali sebagian anak
tidak kembali kejang walaupun tercapai tingkatan suhu yang sama, dan
sebagian anak lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam
infeksi penyebab demam, tipe kejang, serta pengobatan yang telah diberikan
fungsi neurologis, serta riwayat kejang demam maupun kejang tanpa demam
8
laboratorium yaitu pemeriksaan darah rutin, kimia darah, elektrolit dan pungsi
MRI.1,7
disertai demam.
1. Pemeriksaan darah
2. Pungsi lumbal
9
Risiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Pada bayi
3. Pencitraan
4. Elektroensefalografi (EEG)
10
demam usia >6 tahun, ataupun ada gambaran kejang fokal seperti pada
IX. DIAGNOSIS
Kejang demam dapat didiagnosis hanya setelah kasus kejang demam lain
etiologi, misalnya infeksi susunan saraf pusat, gangguan akut hemostasis air
dan elektrolit, gangguan metabolisme, dan lesi struktural pada susunan saraf.
Pada situasi yang sesuai, hal ini mungkin memerlukan pemeriksaan CSS dan
dilakukan secara rutin pada anak yang diperiksa oleh dokter yang
pada anak yang tidak dicurigai mengidap meningitis. Anak yang lebih muda
yang mungkin lebih sulit dievalusi secara pasti mungkin memerlukan lebih
pasien kejang demam. Kelainan ditemukan lebih dari 80% rekaman EEG yang
dibuat dalam satu hari kejang demam, tetapi hal ini menurun sampai sekitar
30% dalam 3-5 hari. Kelainan berupa perlambatan yang mencolok, terutama di
11
perlambatan yang ekstrim pada EEG cenderung mengalami kejang afebris
rekuren dibandingkan dengan anak yang rekamannya normal. EEG tidak dapat
demam berulang atau yang kemudian mengalami epilepsi. Pada anak dengan
X. PENATALAKSANAAN
atau cairan dapat mengalir keluar. Periksa tanda vital, baik pernapasan, nadi,
singkat dan pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti. Apabila
datang dalam keadaan kejang baik sederhana maupun kompleks, obat yang
12
lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah
pada saat kejang adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-
0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg. Atau
diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5
menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,
kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8
Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat
13
2. Pemberian obat pada saat demam
a. Antipiretik
b. Antikonvulsan
Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10
mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis
14
selama 48 jam pertama demam. Perlu diinformasikan pada orangtua
Kejang fokal
kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah
15
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi
16
Diazepam 5-10mg/rektal 0-10 menit
Pre-hospital
Max 2x, jarak 5 menit
10-20 menit
atau
Mildazolam 0,2mg/kg/iv bolus Periksa EKG, gula
darah, elektrolit,
AGD, koreksi
atau
atau
ICU
ICU Refrakter
17
XI. PROGNOSIS
mengalami kejang demam berulang, dan 75% nya terjadi dalam satu tahun
Kejang demam terjadi <1 tahun, risiko berulang adalah 50%. Kejang
Kejang yang terjadi pada suhu yang tidak terlalu tinggi (38˚C)
berulang hingga 80%. Namun bila tidak satupun faktor di atas ditemukan,
terdapat :
sebelumnya.
18
tidak dapat menurunkan risiko kejadian epilepsi. Kematian setelah kejang
adalah hal yang sangan jarang terjadi, bahkan pada anak risiko tinggi
sekalipun.7,8
kognitif dan perilaku pada anak. Pada sebuah penelitian acak, rata-rata IQ 7
lebih rendah pada anak dengan kejang demam kompleks, atau kejang demam
dengan pemberian placebo. Tidak ada perbedaan bangkitan kejang antara anak
Pada kejang demam sederhana, anak <18 bulan sangat disarankan untuk
sedangkan pada anak >18 bulan tidak harus observasi di rumah sakit jika
kondisi stabil, keluarga perlu diberitahu jika terjadi kejang berulang maka
2. Hiperpireksia
19
XIII. EDUKASI ORANG TUA
Pada saat kejang, sebagian besar orangtua beranggapan bahwa anaknya akan
prognosis baik.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah,
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit.
Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh
20
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak berhenti
dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau
terdapat kelumpuhan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22