Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BRONKITIS AKUT
A. Definisi
B. Etiologi
2
Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan
pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.
5. Faktor sosial ekonomi
C. Patofisiologi
D. Pathway
4
E. Manifestasi klinis
1. Batuk
6
selama paling kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2
tahun berturut-turut.
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering
mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada
saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase
sputumnya kurang baik.
3. Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya
pneumonia. Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.
4. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab
infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian.
5. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (
arteri pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis
pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali
merupakan tindakan beah gawat darurat.
6. Sinusitis yang merupakan komplikasi yang sering terjadi dari penyakit
bronkitis yang sering ditemui dan pada penyakit gangguan saluran
nafas lainnya.
7. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-
cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi
arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul
sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut
akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik, Selanjutnya
akan terjadi gagal jantung kanan.
8. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada
bronchitis yang berat dan luas.
7
9. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai
komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami
komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta
proteinurea.
6. Tindakan Medis.
a. Jangan beri obat antihistamin berlebih.
b. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial.
c. Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari.
d. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif
e. Terapi khusus (pengobatan) :
1) Bronchodilator
2) Antimikroba
3) Kortikosteroid
4) Terapi pernafasan
5) Terapi aerosol
6) Terapi oksigen
7) Penyesuaian fisik
8) Latihan relaksasi
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama
a) Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan).
b) Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.
c) Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu).
d) Sedikit demam.
e) Dada merasa tidak nyaman.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
8
a) Asma.
b) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya
sinobronkitis). .
c) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus,
infeksi mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis,
fungi/jamur.
d) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
3) Sistem Kardiovaskuler
4) Pemeriksaan Dada
a) Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal
b) terdengar Bunyi nafas ronchi
c) Perkusi hyperresonan pada area paru.
d) Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu
keseluruhan.
e) pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru,
Wizing kadang (+), kadang samar
5) Pola aktifitas sehari-hari dengan:
Aspek biologi:
a) Mual/muntah
b) Nafsu makan buruk/anoreksia
c) Ketidakmampuan untuk makan
9
d) Penurunan berat badan
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a) LED meningkat
b) HB cenderung tetap atau sedang menurun
c) Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa
retensi CO2
2) Radiologi
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Kolaborasi :
I/ :pemberian ekspektoran.
R/ :Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk
mengencerkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan.
Kolaborasi:
I/: berikan oksigen tambahan
R/: memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas
I/: Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak.
R/: Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
I/: Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis dan
menyerap keringat untuk klien.
R/: penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik evaporasi
Kolaborasi:
I/: Pemberian antipiretik.
12
R/: Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat
pengatur suhu di hipotalamus
4. Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
13
14
15
16
I/ :Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.
R/ :Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien
kooperatif dalam tindakan perawatan.
Kolaborasi :
I/ :pemberian ekspektoran.
R/ :Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk
mengencerkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan.
17
I/: kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
R/: Kecepatan biasanya meningkat. Dispenia dan terjadi peningkatan
kerja napas.
Kolaborasi:
I/: berikan oksigen tambahan
R/: memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas
I/: Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak.
R/: Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
19
Kolaborasi:
I/: Pemberian antipiretik.
R/: Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat
pengatur suhu di hipotalamus
7. Tindakan Keperawatan
8. Evaluasi
9. Dokumentasi
20
21
G. Penatalaksanaan
1. Tindakan Medis.
f. Jangan beri obat antihistamin berlebih.
g. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial.
h. Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari.
i. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif
j. Terapi khusus (pengobatan) :
1) Bronchodilator
2) Antimikroba
3) Kortikosteroid
4) Terapi pernafasan
5) Terapi aerosol
6) Terapi oksigen
7) Penyesuaian fisik
8) Latihan relaksasi
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama
a) Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan).
b) Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.
c) Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu).
d) Sedikit demam.
e) Dada merasa tidak nyaman.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
22
3) Riwayat Penyakit Dahulu
a) Asma.
b) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya
sinobronkitis). .
c) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus,
infeksi mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis,
fungi/jamur.
d) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
3) Sistem Kardiovaskuler
4) Pemeriksaan Dada
a) Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal
b) terdengar Bunyi nafas ronchi
c) Perkusi hyperresonan pada area paru.
d) Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu
keseluruhan.
e) pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru,
Wizing kadang (+), kadang samar
5) Pola aktifitas sehari-hari dengan:
Aspek biologi:
a) Mual/muntah
b) Nafsu makan buruk/anoreksia
c) Ketidakmampuan untuk makan
23
d) Penurunan berat badan
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a) LED meningkat
b) HB cenderung tetap atau sedang menurun
c) Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa
retensi CO2
2) Radiologi
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
25
c. Hipertermi berhubungan dengan Infeksi Virus
TUJUAN : suhu tubuh dalam batas normal
KH : suhutubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas
normal, nadi dan respirasi dalam batas normal.
INTERVENSI
Mandiri :
I/ : Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.
R/ : Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
I/ : Berikan Kompres.
R/ : penurunan panas dapat dilakukan dengan cara konduksi melalui
kompres.
I/ : Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih
banyak.
R/ : Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
I/ : Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis
dan menyerap keringat untuk klien.
R/ : penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik evaporasi
Kolaborasi:
I/ : Pemberian antipiretik.
R/ : Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat
pengatur suhu di hipotalamus
4. Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi
26