Anda di halaman 1dari 7

A.

LATAR BELAKANG

Bulan Desember merupakan bulan Berdirinya Kabupaten Mamuju Tengah yang


semestinya menjadi momentum penting bagi kita, khususnya generasi penerus bangsa. Bulan
yang sama juga membantu kita merenungkan seraya terus-menerus berusaha memperbaiki satu
hal penting bernama pendidikan. Alasannya jelas, Pendidikan membantu kita membangun diri,
keluarga, sesama, masyarakat, dan Indonesia.
Berbicara perihal pendidikan berarti berbicara juga perihal keprihatinan-keprihatinan.
Minat baca kita yang rendah menurut beberapa penelitian, tentu sangat berpengaruh pula pada
kemampuan menulis. Membaca dan menulis menjadi dua sisi dalam satu mata uang – tak bisa
dilepaspisahkan.
Di celah inilah, yang tentu saja merupakan keprihatinan kita bersama, Pegiat Literasi
Mamuju Tengah hadir. Tak hanya berusaha mendekatkan bacaan ke kehidupan anak-anak dan
masyarakat umumnya, Pegiat Literasi juga mulai berpikir untuk turut membangun semangat tulis-
menulis. Karena itu, pada bulan Desember ini, Pegiat literasi Mamuju Tengah ingin mengadakan
kegiatan perlombaan. Adapun perlombaan yang dimaksud adalah menulis puisi, Rangki satu, dan
mewarnai gambar.
Gerakan Literasi ini berjalan sejak akhir 2015 lalu oleh seorang guru dan beberapa
relawan buku dan pustaka, berlokasi di , Desa Tabolang dan Patulana, Kecamatan Topoyo,
Kabupaten Mamuju Tengah, Gerakan Literasi Juga telah dicanangkan pada Tingkat Nasional
yang disebut dengan Gerakan Literasi Nasional (GLN) demikianlah, Gerakan Literasi mamuju
Tengah berusaha bertumbuh dan berkembang meski dalam keterbatasan: tanpa gedung sendiri,
mengandalkan beranda rumah relawan sebagai tempat baca dan buku-buku hasil kemurahan hati
para donatur dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Selain itu, sebagai sebuah kelompok
swadaya, Gerakan Literasi Mamuju tenagh berusaha menghidupi dirinya dari hasil patungan para
sukarelawan.
Oleh karena itu, semangat perlombaan yang besar dengan keterbatasan pendanaan yang
juga besar inilah yang mendorong kami untuk mengajak Bapak, Ibu, Saudara, Saudari semua dan
atau lembaga kerja yang Bapak, Ibu, Saudara, Saudari pimpin untuk ikut bermitra/bekerja
bersama. Dengan harapan agar rencana perlombaan yang membangun anak-anak kita
sebagaimana dijelaskan di atas dapat dilaksanakan secara maksimal, tepat sasaran, serta dapat
memberikan manfaat yang besar pula. Dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :

1. Tantangan dan Peluang Masa Depan


Indonesia dengan sumber daya alam yang kaya dan penduduk terbesar keempat di dunia
berpeluang menjadi negara maju bila sumber daya tersebut dikelola dengan baik. Hasil studi
McKinsey Global Institute (2012) yang menempatkan Indonesia di antara tujuh negara dengan
kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030 membangkitkan optimisme baru bagi bangsa
dalam meningkatkan daya saing dan kerja samanya di forum internasional. Ini dibuktikan, antara
lain, dengan indeks daya saing global Indonesia yang cukup baik, yaitu pada peringkat 41 dari
138 negara. Untuk menjaga agar laju pembangunan Indonesia berada pada kerangka pencapaian
cita-cita bangsa menjadi bangsa yang maju, sebagaimana yang diamanatkan pada Pembukaan
Undangundang Dasar Republik Indonesia 1945, diperlukan gerakan berskala nasional yang
mampu mengatasi berbagai hambatan dan memanfaatkan tantangan menjadi peluang. Gerakan
besar perlu diprioritaskan dalam hal peningkatan mutu sumber daya manusia sebagai indikator
kunci peningkatan daya saing bangsa. Keberagaman Indonesia dengan 1.340 etnis dan 646 bahasa
daerah serta kondisi geografis dan luasnya wilayah Indonesia merupakan tantangan besar bagi
upaya meningkatkan mutu SDM, untuk memastikan layanan pendidikan bagi 268.059 satuan
pendidikan, 2.888.548 guru, dan 44.573.106 siswa (PDSPK, 2017). Beberapa data internasional
terkait SDM menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Indonesia saat ini berada pada
peringkat 113 dari 187 negara (UNDP, 2016), jauh di bawah peringkat negara ASEAN lainnya.
Sementara itu, dalam penguasaan literasi, Indonesia menempati urutan 60 dari 61 negara (Central
Connecticut State University, 2016). Hasil ini ti dak jauh berbeda dengan hasil survei penilaian
siswa pada PISA 2015 (diumumkan pada awal Desember 2016) yang menunjukkan bahwa
Indonesia berada
di urutan ke-64 dari 72 negara. Selama kurun waktu 2012–2015, skor PISA untuk
kemampuan membaca hanya naik 1 poin dari 396 menjadi 397, sedangkan sains naik 21 poin dari
382 menjadi 403, dan matematika naik 11 poin dari 375 menjadi 386. Hasil tes tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan membaca, khususnya teks dokumen pada anak-anak Indonesia
usia 9-14 tahun, berada di peringkat sepuluh terbawah. Hasil skor Asesmen Kompetensi Siswa
Indonesia (AKSI) atau Indonesia National Assessment Programme (INAP) yang mengukur
kemampuan membaca, matematika, dan sains bagi siswa sekolah dasar juga menunjukkan hasil
yang belum menggembirakan. Meskipun secara nasional kemampuan siswa dikategorikan cukup
baik di bidang matematika (77,13%) dan sains (73,61%), kemampuan membaca siswa masih
sangat rendah, yaitu 46,83%.
Mencermati data di atas, rendahnya literasi bangsa menjadi persoalan serius dan
memerlukan penanganan khusus untuk melancarkan jalan Indonesia menjadi negara maju. Setakat
ini literasi tidak lagi hanya dipahami sebagai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,
tetapi sebagai kecakapan hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Warga yang literat dan
kehidupan yang berkualitas merupakan ciri negara maju. Hanya dengan meningkatkan literasi
warganya Indonesia akan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu bersanding dengan
negara-negara maju. Meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan
nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-sendiri, atau ditentukan oleh kelompok tertentu.
Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab
semua pemangku kepentingan termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat
literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu, pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi
menjadi sangat penting untuk memastikan dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing
bangsa. Menjawab tantangan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016
membentuk kelompok kerja Gerakan Literasi Nasional untuk mengoordinasikan berbagai
kegiatan literasi yang dikelola unit-unit kerja terkait. Gerakan Literasi Masyarakat, misalnya,
sudah lama dikembangkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas), sebagai tindak lanjut dari program pemberantasan buta
aksara yang mendapatkan penghargaan UNESCO 2012 (angka melek aksara sebesar 96,51%).
Sejak tahun 2015 Ditjen PAUD Dikmas juga menggerakkan literasi keluarga dalam rangka
pemberdayaan keluarga meningkatkan minat baca anak. Bersamaan dengan itu, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah untuk
meningkatkan daya baca siswa dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggerakkan
literasi bangsa dengan menerbitkan buku-buku pendukung bagi siswa yang berbasis pada kearifan
lokal. Tahun 2017 ini Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
menggagas Gerakan Satu Guru Satu Buku untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru
dalam pembelajaran baca dan tulis. Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk
memperkuat sinergi antarunit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi
dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di
Indonesia. Gerakan ini akan dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah
keluarga sampai ke sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

2. Arah Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan


Janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang
pada Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menempatkan pembangunan pendidikan dan kebudayaan menjadi agenda utama pada setiap
periode pemerintahan. Janji tersebut dipertegas pada batang tubuh UUD, Pasal 28 C ayat (1) yang
menyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan umat
manusia. Selain itu, Pasal 31 ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang.
Dalam menjalankan amanat konstitusi itu, pemangku kepentingan merujuk aturan
perundang-undangan terkait pendidikan, antara lain, sebagai berikut.

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional untuk


mewujudkan sistem pendidikan yang kuat dan berwibawa dengan memberdayakan semua
warga negara Indonesia.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 tentang arah
pembangunan pendidikan dan kebudayaan untuk mewujudkan Nawacita, khususnya untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan produktivitas dan daya saing,
melakukan revolusi karakter bangsa, memperteguh kebinekaan, dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia (Nawacita 5, 6, 8, dan 9).

Gerakan Literasi Nasional merupakan salah satu program prioritas dalam rangka
mendukung arah dan kebijakan pembangunan pendidikan dan kebudayaan. Dengan merujuk
aturan perundang-undangan yang berlaku, GLN dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan daya
saing bangsa melalui penguatan ekosistem pendidikan. Hal ini sejalan dengan visi Kemendikbud
untuk membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan
dilandasi semangat gotong royong.

B. TUJUAN KEGIATAN
Adapun melalui kegiatan perlombaan ini, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Meningkatkan kemampuan Belajar,Menulis dan mewarnai para peserta.
2. Menggali potensi dan meningkatkan minta Literasi para peserta.
3. Memotivasi para peserta untuk terus belajar sepanjang hayat.
4. Menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat di antara para peserta dengan literasi.
5. Memperbanyak simpul-simpul pustaka baru di kab. Mamuju tengah.

C. JENIS DAN PESERTA KEGIATAN


Adapun peserta kegiatan perlombaan ini adalah sebagai berikut.
1. Lomba Rangking 1 : Siswa SMA/SMK yang ada di Kec. Topoyo
2. Lomba menulis puisi : Siswa SMA/SMK yang ada di Kec. Topoyo
3. Lomba Mewarnai : Siswa Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kec. Topoyo
4. Launching Pustaka Baru : Kec. Topoyo, Kec. Karossa dan Kec. Pangale

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan Pada tanggal 12 Desember 2018 dan
akan dilaksanakan di dua tempat, diantaranya : Kantor Polsek Topoyo dan Aula Kantor
Kecamatan Topoyo.

E. ANGGARAN
Terlampir....
F. SUSUNAN PANITIA

Ketua Pelaksana : Rahmin Mahrul (Pustaka Alam Tangkou)


Sekretaris : Antri Jayadi (TBM Lallatassisara)
Bendahara : Ernawati (Pustaka Iqra’ Saloadak)

Seksi Acara : Rasyd (Tammalanre Institute)


: Nasgar (Rumpita Mateng)
: Al Aksarin (Peta Mateng)

Publikasi &Dokumentasi : All Crew.

G. KONTAK
Informasi lebih lanjut dapat melalui cp. 081241955488 a.n Rahmin (telp/sms/WA)
H. PENUTUP
Demikian proposal kami. Besar harapan kami agar Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian
turut membantu kami dalam menyukseskan kegiatan perlombaan ini dalam rangka memperingati
Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-6 Kab. Mamuju Tengah . Atas perhatian dan dukungan yang
diberikan, kami ucapkan banyak terima kasih.

Topoyo, 4 Desember 2018


Ketua Pelaksana, Sekertaris Panitia

Rahmin Mahrul Antri Jayadi


Founder Pustaka Alam Tangkou Founder PKBM Lallatassisara

LAMPIRAN

RINCIAN ANGGARAN BIAYA


LOMBA PERAYAAN HUT KE-6 KAB. MAMUJU TENGAH TAHUN 2018
PEGIAT LITERASI KAB. MAMUJU TENGAH

No
Uraian Volume Satuan Harga satuan Total
.
A PERLENGKAPAN
1 Spanduk 2 Buah Rp 150.000 Rp 300.000,00
2 Baju Panitia 8 Buah Rp 80.000 Rp 640.000,00
B KONSUMSI
1 Snack Peserta 80 Orang Rp 5.000 Rp 400.000,00
2 Snack Undangan 20 Orang Rp 10.000 Rp 200.000,00
C Hadiah
1 Goodie Bag 9 Orang Rp 100.000 Rp 900.000,00
2 Trophy 3 Set Rp 150.000 Rp 450.000,00
3 Pembinaan 9 Orang Rp 100.000 Rp 900.000,00
D ATK
1 Kerttas A4 1 Rim Rp 65.000 Rp 65.000,00
2 Kertas Sertifikat 1 Rim Rp 80.000 Rp 80.000,00
3 kertas gambar 50 lembar Rp 1.000 Rp 50.000,00
4 pensil gambar 50 Kotak Rp 5.000 Rp 250.000,00
5 Amplop 1 kotak Rp 30.000 Rp 30.000,00
6 Spidol 50 buah Rp 7.000 Rp 200.000,00
TOTA L Rp 4.465.000

Anda mungkin juga menyukai