Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTERNAL AUDIT
PEKERJAAN LAPANGAN II

Disusun Oleh :
Latifatul Choiriyah Umami NIM : 01115065
Regina Sisca Fortunata NIM : 01115008
Rida Silviatul Hidayah NIM : 01115094
Vianti Poedji Pratiwi NIM : 01115009

Dosen Pengampuh:
Rony Wardhana, SE., M.Ak., CPAI

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Survei telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Tugas Makalah ini tentang “Pekerjaan Lapangan II” pada internal Audit
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas
dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Diharapkan Tugas ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada
kita semua tentang Pekerjaan Lapangan II.

Surabaya, 26 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1. Penerapan Teknik-teknik audit ....................................................... 2
2.2. Audit Terintegrasi ........................................................................... 4
2.3. Konsultan ....................................................................................... 5
2.4. Penggunaan Sumberdaya dari Luar atau dari Mitra ....................... 5
2.5. Penelaahan Analitis ....................................................................... 5
2.6. Bukti Hukum ................................................................................... 7
2.7. Bukti Audit ...................................................................................... 8
2.8. Kertas Kerja ................................................................................... 9
2.9. Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan berteknologi tinggi ........... 9
2.10. Audit Berkelanjutan ........................................................................ 9
2.11. Perdagangan elektronik (E-commerce / E-business) dan auditing
berkelanjutan ................................................................................. 9
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Auditor internal setelah melakukan survey pendahuluan dan
menetapkan program audit yang akan dijalankan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pekerjaan lapangan. Pekerjaan lapangan merupakan
proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengnan
mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas,
mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar
danapakah telah mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pekerjaan lapangan ini, membutuhkan penelaahan yang tepat dalam
menerapkan teknik-teknik yan gkaan digunakan dalam pengumpulan data,
menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit.
Pentingnya pemahaman mengenai proses serta tujuan pekerjaan
lapangan dapat membantu seorang internal auditor dalam melakukan
pekerjaan lapangan. Maka dari itu tugas ini dibuat untuk menjelaskan
kembali mengenai “Pekerjaan Lapangan II”.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara penerapan teknik-teknik audit?
2. Apa saja jenis-jenis audit?
3. Apa yang dimaksud dengan audit kontrak?
4. Apa yang dimaksud dengan audit integrasi?
5. Bagaimana penggunaan sumberdaya luar atau dari mitra?
6. Bagaimana penelaahan analitis?
7. Apakah bukti hukum dan bukti audit?
8. Bagaimana pekerjaan lapangan dalam lingkungan berteknologi tinggi?
9. Apa sajakah masalah yang terkait dengan risiko dalam audit internal?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui penerapan teknik-teknik audit
2. Mengetahui jenis-jenis audit
3. Mengetahui maksud dari audit kontrak
4. Mengetahui maksud dari audit integrasi
5. Mengetahui cara penggunaan sumber daya luar atau dar mitra
6. Mengetahui cara penelaahan analitis
7. Mengetahui macam-macam bukti hukum dan bukti audit
8. Mengetahu penerapan pekerjaan lapangan dalam lingkungan
berteknologi tinggi
9. Mengetahui permasalahan yang terkait dengan risiko dalam audit
internal

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penerapan Teknik-teknik audit


Teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan,
menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi diterapkan
pada beragam kondisi. Teknik-teknik ini diterapkan dalam kerangka tertentu,
tergantung pada masalah yang menjadi subjek yang diaudit. Hasil akhirnya
adalah opini dan rekomendasi audit.
Penugasan audit dapat dilakukan dalam beberapa bentuk sebagai
berikut :
a. Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga
akhir, melintasi lini organisasi. Cenderung lebih berkonsentrasi pada
operasi dan proses dibandingkan pada administrasi dan orang-orang
yang ada dalam organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan
seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan
bekerja sama. Audit fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi
mencakup audit atas:
 Pemesanan, penerimaan, dan pembayaran bahan baku dan
perlengkapan
 Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen
pengguna
 Penerapan perubahan pada produk
 Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa
 Pengendalian dan praktik keselamatan
 Program untuk mendeteksi konflik kepentingan
 Pengelolaan aset-aset modal
 Formulasi anggaran
 Fungsi-fungsi pemasaran
b. Audit Organisasional
Audit organisasional (organizational audit) tidak hanya memerhatikan
aktivitas yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol
administratif yang digunakan untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas
tersebut dilaksanakan. Pendekatan organisasional yang tajam sering kali
bisa memberikan pandangan yang luas atas operasi, melebihi yang
diperoleh hanya dari pengujian transaksi.
Auditor harus menerapkan prinsip-prinsip kontrol manajemen supaya
dapat diterapkan. Auditor internal harus mengetahui prinsip-prinsip
perencanaan dan pengarahan. Setiap organisasi harus ditelaah
produktivitasnya, karena produktivitas merupakan kunci bertahannya
organisasi dalam lingkungan yang kompetitif. Untuk menilai produktivitas,
auditor internal harus mempelajari tujuan produktivitas organisasi dan
menetapkan sasaran kuantitatif untuk mengukur produktivitas secara
objektif.
c. Studi Manajemen
Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk
memperbaiki masalah organisasi. Organisasi-organisasi ini telah
mendapatkan manfaat dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
para konsultan.

2
Standar Implementasi 2010 C1 menyatakan bahwa: “Kepala bagian audit
harus mempertimbangkan diterimanya penugasan konsultasi yang
diusulkan berdasarkan potensi yang ada dalam penugasan untuk
meningkatkan pengelolaan risiko, menambah nilai, dan meningkatkan
operasi organisasi...”
Penugasan manajemen harus diminta dan disahkan oleh manajemen
eksekutif. Auditor harus menerapkan semua teknik mempengaruhi yang
mereka miliki sejak permulaan dan di sepanjang penugasan. Mereka
harus membuat manajemen tetap mengetahui informasi dan memperoleh
rekomendasi pada tingkat akar rumput sebelum menyajikannya ke
manajemen.
Segera setelah mengenali situasi tersebut, auditor internal harus
membuat presentasi formal ke manajemen mengenai pandangan mereka
terhadap masalah tersebut dan bagaimana usulan untuk mengatasinya.
Presentasi parameter-parameter dari masalah, dan teori kasus begitu
auditor membedahnya, memiliki beberapa manfaat. Hal ini bisa memaksa
manajemen untuk mempertimbangkan masalah tersebut dalam cara
pandang yang belum pernah dipertimbangkan sebelumnya.Studi itu
sendiri harus dilakukan secara mendalam, membutuhkan penelaahan
ekstensif dan penelitian. Studi harus menghasilkan jawaban yang kuat
atas setiap pertanyaan relevan yang diajukan manajemen, dan bisa
memberi dukungan yang kuat atas rekomendasi yang diajukan.
d. Audit atas Program
Manajemen eksekutif biasanya meminta untuk dilakukannya audit atas
program yang telah mereka buat. Program tersebut biasanya mencakup
setiap upaya yang didanai seiring dengan aktivitas normal organisasi
yang sedang berlangsung dan berhubungan dengan tujuan organisasi.
Tujuan audit atas program adalah memberikan manajemen informasi
mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan membuat
evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Penelaahan dan
pemahanan terhadap beberapa istilah sebagai berikut :
 Evaluasi , memastikan nilai sesuat dengan membandingkan antara
pencapaian dengan standar dan tujuan
 Evaluasi program, mengevaluasi apa yang telah dicapai terkait
dengan sumber daya yang digunakan, dan apakah tujuan-tujuan
program telah layak dan sesuai.
 Studi biaya manfaat, mempertimbangkan hubungan antara sumber
daya yang digunakan, biaya dan manfaat. Disini auditor juga
mengidentifikasi pilihan terbaik dalam nilai uang atas manfaat
terbesar dengan biaya tertentu atau tingkat manfaat yang
diperlukan pada biaya rendah.
 Studi efektifitas biaya, mempertimbangkan manfaat (hasil) yang
tidak dapat diukur dalam nilai uang dan pemanfaatan program baru.
Auditor internal melakukan audit atas program menentukan apa yang
dicapai dari program tersebut?, apakah program tersebut berhasil?
Apakah terdapat sistem yang memadai untuk memastikan keberhasilan
dimasa yang akan datang?.
Auditor internal juga perlu memerhatikan keluaran apa yang dihasilkan,
manfaat atau hasil dari berjalannya program tersebut , dan dampak
pemberlakukan program tersebut terhadap lingkungan baik terhadap
suatu komunitas, masyarakat, atau bahkan dunia.
Masalah akan timbul mengenai tujuan atas pengauditan program

3
tersebut yang pada akhirnya akan membuat auditor internal sulit
mengidentifiksi keberhasilan program, yaitu ketika tujuan, sasaran, dan
standar perusahaan tidak dikemukakan dengan jelas oleh manajemen,
dewan komisaris, atau badan badan lainnya serta ketika tujuan-tujuan
saling tumpang tindih dan bahkan kurangnya pemahaman terhadap
orang yang bertanggungjawab terhadap capaian tujuan dan sasaran
perusahaa. Dengan demikian auditor internal akan kesulitan memahami
dan tidak bisa membuat evaluasi yang objektif. Tolok ukur atas tujuan
dan sasaran tesebut harus jelas dan disepakati.
e. Audit atas Kontrak
Manajemen eksekutif biasanya meminta untuk dilakukannya audit atas
kontrak yang telah mereka buat. Manajemen biasanya kurang paham
mengenai biaya dalam kontrak operasi yang dilakukan. Permintaan audit
atas kontrak ini dapat membantu manajemen dalam memahami apakah
kontrak yang dilakukan telah tepat dan atau malah menjadi pemborosan
biaya dan lain-lain.
Kontrak umumnya terdiri atas tiga kategori yaitu :
1. Biaya Sekaligus (lump-sum) merupakan kontrak dengan harga
tetap. Masalah yang timbul adalah ketika kontrak terdapat kenaikan,
kemajuan pembayaran, ketentuan intensif, dan penyesuaian atas
biaya pekerjaan lapangan. Auditor internal harus memahami dan
mengetahui ketetapan apa saja sehingga membuat adanya
perubahan seperti itu. Dan apakah perubahan tersebut sesuai dan
wajar sehingga manajemen mengerti dan memahami hal hal yang
perlu dipertimbangkan apabila terjadi terhadap hal tersebut diatas.
2. Biaya Tambahan (cost-plus) merupakan kontrak yang memiliki
ketidak pastian. Karena biaya tambahan diajukan ketika proyek
masih berjalan atas biaya-biaya tak terduga lainnya. Dalam hal ini
auditor internal perlu mengawasi atas biaya-biaya yang
memungkinkan terhadap biaya tak terduga tersebut. Auditor internal
juga harus menyadari ketentuan intensifitas waktu yang dilakukan
kontraktor. Auditor juga perlu memahami dan mengawasi keandalan
laporan dari kontraktor tersebut. Auditor internal juga perlu
menimbang kemungkinan buruk yang mungkin terjadi ketika
terdapat biaya tambahan dan memastikan apakah biaya tersebut
benar dan atau terjadi akibat kelalaian dari kontraktor.
3. Harga Per Unir (unit-price) merupakan kontrak dengan proyek yang
membutuhkan pekerjaan yang seragam dalam jumlah yang besar.
Misalnya, membersihkan lahan dalam ukuran hektar. Biasanya
harga disepakati perunit penyelesaiannya. Masalahnya adalah
membuat pencatatan yang layak tentang jumlah pekerjaan yang
diselesaikan.
Dari ketiga kontrak tersebut hal yang perlu diperhatikan oleh seorang
auditor internal adalah ketentuan penelaahan sistem, penelaah kemajuan,
dan audit biaya dalam kontrak konstruks sehingga mencegah terjadinya
kecurangan yang terjadi dalam proyek tersebut

2.2. Audit Terintegrasi


Konsep integrasi bisa luas dan mencakup aspek-aspek seperti
menyediakan audit yang berlaku sebagai:
 Audit berkelanjutan atas elemen-elemen neraca dan operasional dalam
audit kinerja

4
 Pelaksanaan audit tetap tahap varian dari koperasi klien yang biasanya
akan diaudit secara terpisah
 Sebuah latihan dalam audit partisipasid yang klien : membantu
perencanaan audit dan/atau berpartisipasi dengan staf salam
pelaksanaan audit
 Sebuah audit yagn sebenarnya menggabungkan berbagai tahap audit
internal yang berbeda seperti : audit keuagan, audit kinerja, audit sistem
informasi.
Jelasnya tingkat integrasi tergantung pada
a. Ukuran staf audit
b. Keahlian yang dimiliki staf atau yang terseda melalui sumber-sumber
luar
c. Filosofi audit yang dipegang manajemen organisasi dan organisasi audit
d. Tingkat aktivitas teknologi diklien dan organisasi audit
e. Biaya manfaat dari pengoperasian audit semacam itu

2.3. Konsultan
Beberapa aturan yang harus diikuti auditor internal dalam
berhubungan dengan konsultan, sebagai berikut :
 Konsultan tersebut harus dapat dipercaya dan menunjukkan kompetensi
untuk pekerjaan yang dilakukan
 Konsultan dan auditor harus memiliki perjanjian lengkap atas lingkup
dan tujuan program sebelum mereka menyiapkan audit program kerja
 Staf harus ditugaskan untuk bekerja dengan konsultan, mengawasi
aktivitas mereka, dan membahas masalah-masalah yang ada dengan
mereka.
 Auditor harus memahami sifat pekerjaan konsultan, alasan yang ada
dibali pilihan analitis mereka, risiko yang melekat dalam data dan
analisis mereka, dan apakah pekerjaan yagn dilakukan konsultan sesuai
dengan yang dimaksudkan
 Laporan audit akhir merupakan tanggungjawab auditor internal. Laporan
tersebut menyertakan opini auditor, meskipun ditunjang oleh hasil-hasil
studi yang dilakukan konsultan. Opini konsultan harus dikutip hanya jika
subjek maslah jelas berada diluar kompetensi auditor internal dan jelas-
jelas berkaitan dengan masalah teknis
 Konsultan tidak boleh mengarahkan atau mengambil hak prerogative
manajemen.

2.4. Penggunaan Sumberdaya dari Luar atau dari Mitra


Penggunaan sumberdaya dari luar atau dari mitra merupakan hal
penting dibanyak bidang spesialisasi dalam pekerjaan audit. Kepala bagian
audit bertanggungjawab atas kualitas jasa yang diberikan pihak luar.
Evaluasi mutu staf yang terlibat, baik dari dalam organisasi maupun dari luar
organisasi, harus sekomprehensid fungsi penugasan yang normal.
Penggunaan sumber daya dari luar atau dari mitra yang terstruktur
dengan baik dan memiliki keahlian tinggi akan membawa nilai teknis dan
kredibilitas bagi operasi audit internal.

2.5. Penelaahan Analitis


Penelaahan analitis telah lama digunakan unttuk menetukan
kewajaran data tertentu. Secara tradisional, penelaahan ini telah dikaitkan
dengan masalah-masalah keuangan. Misalnya:

5
 Perbandingan informasi keuangan periode sekarang dengan periode
lalu
 Perbandingan informasi keuangan saat ini dengan yang diharapkan,
yaitu dengan anggaran perkiraan, dan pengalaman industri
 Penelaahan hubungan antara informasi keuangan dan non keuangan.

Beberapa teknologi yang digunakan untuk melaksanakan penelaahan


ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Tren, berupa pengujian yang dilakukan dengan
membandingkan data sekarang dengan data sebelumnya.
2. Analisis Rasio, berupa rasio rasio keuangan seperti profitabilitas,
solvensi (kemampuan melunasi utang), dan efisiensi, bisa digunakan
untuk menentukan kewajaran informasi saat ini.
3. Analisis regresi, digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel tertentu. Analisis ini mengukur sejauh mana variabel
meningkat bersamaan atau peningkatan satu variabel saat variabel
lainnya menurun.

Auditor internal dapat menggunakan penelaahan analitis saat


memeriksa data operasi dan keungan. Menunjukkan masalah yang mungkin
ada dan memberi jalan audit yang lebih intensif untuk menentukan tingkat
abnormalitasnya dan penyebabnya. Berikut beberapa contoh :
 Pemeliharaan Aktiva Tetap
Dalam menguji kontrol atas aktiva tetap, auditor internal ingin
mengetahui apakah aktiva telah dikelompokkan sesuai umur
manfaatnya dan apakah biaya pemeliharaan tersedia untuk masing-
masing klasifikasi.
 Statistik Karyawan
Laporan bisa dianalisis untuk menunjukkan berbagai hubungan antara
jumlah karyawan dan tren-tren organisasi lainnya.
 Perputaran Persediaan
Analisis tingkat perputaran, termasuk catatan barang-barang tertentu,
bisa mengungkapkan berapa banyak persediaan yang lebih dari
setahun
 Biaya-baya karyawan dan perputaran karyawan
Biaya dan waktu yang digunakan untguk merekrut karyawan di
berbagai klasifikasi kadang kala bisa menjadi perhatian yang menarik
 Pengiriman persediaan
Hal lain yang harus diperhatikan adalah perhitungan hubungan antara
jarak mil yang dilalui dan rata-rata waktu yang penggunaan kendaraan
organisasi.
 Penyimpanan Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor
Membandingkan penggunaan dengan jumlah karyawan pengguna
menjadi hal yang bermanfaat untuk suatu kontrol fisik
 Catatan Bahan Buku
Menganalisis laporan yang menunjukkan jumlah permintaan gudang
yang diproses
 Telepon dan Komputer
Auditor bisa menentukan dan menganalisis rasio jumlah karyawan
terhadap jumlah telepon, jumlah panggilan keluar yang dilakukan dan
sebagainya yang dibatasi disetiap departemen.

6
2.6. Bukti Hukum
Hubungan bukti hukum dengan bukti audit
Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki
tujuan yang sama-untuk memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan
tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah.
Keyakinan dibangun dari pertimbangan atas informasi, informasi tersebut
yang kemudian disajikan, dalam bentuk apa pun, merupakan bukti.
Bukti-bukti hukum (legal evidence) sangat mengandalkan pengakuan lisan.
Bukti-bukti audit (audit evidence) sangat mengandalkan bukti-bukti dokumen.
Berikut ini beberapa ringkasan bentuk bukti hukum.
1. Bukti terbaik (best evidence) sering disebut bukti primer, merupakan
bukti yang paling alami-bukti yang paling memuaskan mengenai fakta-
fakta yang sedang diselidiki. Bukti tersebut memiliki hubungan yang kuat
dengan keandalan. Bukti lisan, misalnya, tidak boleh digunakan untuk
memperselisihkan instrument tertulis seperti kontrak atau akta; tetapi,
bukti lisan dapat digunakan untuk menjelaskan makna instrument tersebut
jika instrument seperti ini memungkinkan terjadinya lebih dari satu
interpretasi
2. Bukti sekunder (secondary evidence) berada di bawah bukti primer dan
tidak disamakan keandalannya. Bukti sekunder bisa mencakup salinan
bukti tertulis atau lisan. Sebuah salinan tertulis umumnya dapat diterima,
jika (1) dokumen asli hilang atau telah dimusnahkan tanpa niat melakukan
kecurangan di pihak pendukung salinan tersebut; (2) bukti tertulis tersebut
sulit diperoleh oleh pendukung salinan tersebut; (3) bukti tertulis
dikendalikan oleh entitas publik.
3. Bukti langsung (direct evidence) membuktikan fakta tanpa harus
menggunakan pernyataan atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti.
Pengakuan dari seorang saksi atas sebuah fakta merupakan bukti
langsung-tidak diperlukan rujukan. Misalnya, seorang saksi yang
menyatakan bahwa ia mengamati seorang karyawan yang menginspeksi
penerimaan barang menandatangani berkas pemeriksaan. Padahal
barang yang diterima kurang dari yang tertera di berkas tersebut,
merupakan bukti tertulis.
4. Bukti tidak langsung (circumstantial evidence) membuktikan fakta
sementara, atau sekumpulan fakta, yang dapat dirujuk seseorang untuk
mengetahui keberadaan beberapa fakta primer yang signifikan atas
masalah yang sedang dipertimbangkan. Bukti ini tidak langsung
membuktikan keberadaan fakta-fakta primer, tetapi hanya meningkatkan
penggunaan pemikiran logis yang ada.
5. Bukti yang meyakinkan. Bukti yang meyakinkan merupakan bukti yang
tak terbantahkan, apa pun bentuknya. Bukti ini sangat kuat sehingga
mengalahkan semua bukti lainnya, dan merupakan sumber diambilnya
kesimpulan. Bukti ini tidak tidak bisa dipertentangkan dan tidak
membutuhkan bukti-bukti yang menguatkan.
6. Bukti yang menguatkan merupakan bukti tambahan dari karakter yang
berbeda menyangkut hal yang sama. Bukti ini mendukung bukti yang
telah diberikan dan cenderung menguatkan atau mengonfirmasikannya.
7. Bukti Opini, berdasarkan aturan opini, saksi-saksi harus memberikan
kesaksian hanya terhadap fakta yang ada-pada apa yang benar-benar
mereka lihat atau dengar. Sebaliknya auditor harus menyaring opini dan
mengumpulkan serta ,mengevaluasi fakta-fakta semata – hal-hal yang
cenderung membuktikan kebenaran atau kesalahannya. Opini yang
diberikan orang lain bisa bermamfaat sebagai penunjuk jalan yang benar

7
untuk mengumpulkan fakta, tetapi opini juga bisa bias, mementingkan
kepetingan sendiri, atau kurang mengandung informasi. Akan tetapi
terdapat pengecualian atas aturan opini, yang berkaitan dengan
pengakuan saksi ahli.
8. Bukti kabar angin. Aturan bukti kabar angin memberikan pernyataan
yang tidak dapat diterima yang dibuat seseorang, selain saksi ahli, untuk
membuktikan kebenaran suatu masalah. Dengan kata lain, bukti ini
berupa bukti lisan atau tertulis yang dibawa ke pengadilan dan menjadi
bukti atas pernyataan yang dikatakan di pengadilan. Bukti kabar angin
umumnya tidak dapat diterima karena salah satu cara terbaik untuk
membuktikan kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan adalah
dengan mendengar keterangan dari saksi ahli di bawah sumpah dan
memeriksa silang dengan apa yang benar –benar dilihat atau didengar.
Pemeriksaan silang merupakan cara untuk menemukan ketidakjujuran
dan kecurangan, penindasan, dan sumber kesalahan yang terkandung
dalam pernyataan seorang saksi ahli. Auditor harus menempatkan diri
mereka sendiri pada posisi sebagai seorang hakim di pengadilan pada
saat mengajukan pertanyaan dan memeriksa catatan.

2.7. Bukti Audit


Sifat bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui
pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti
audit harus memberikan dasar nyata untuk opini, kesimpulan, dan
rekomendasi audit. Bukti audit teriri atas :
 Bukti Fisik : Bukti ini dapat berbentuk pernyataan observasi oleh
pengamat.
 Bukti Pengakuan : Berbentuk surat pertanyaan. Bukti ini sendiri tidak
bersifat menyimpulkan
 Bukti Dokumen : Bukti dokumen bisa eksternal (Mencangkup surat yang
diterima oleh klien,faktur faktur dari pemasok, dan lembar pengemasan).
Maupun dokumen internal (Mencangkup catatan akuntansi)
 Bukti Analitis : bersumber dari perhitungan perbandingan dengan
standar yang diterapkan, pertimbangan kewajaran, dan informasi yang
telah dipecah kedalam bagian bagian kecil

Standar-standar bukti audit


Semua bukti harus memenuhi uji :
 Kecukupan – Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai,
dan meyakinkan sehingga bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati
hati untuk mengambil kesimpulan yang sama dengan auditor
 Kompetensi – Bukti yang kopeten adalah bukti yang andal. Bukti
tersebut haruslah yang terbaik yang dapat diperoleh
 Relevansi – Mengacu pada hubungan antara informasi dengan
penggunanya. Fakta dan opini yang digunakan untuk membuktikan
atau menyangkal suatu masalah harus memiliki hubungan yang logis

Penanganan bukti yang sensitif


Dalam penangannya, harus terdapat rencana yang dibuat untuk menangani
dan mengamankan bahan-bahan yang sensitif ini rencana harus mencakup
metode untuk menjaga integritas dokumen yang harus dipisahkan dari
dokumen kertas kerja biasa dan harus disimpan dalam lemari terkunci atau
kotak penyimpanan yang aman.

8
Dalam situasi yang sensitif yang akan berakibat terjadinya tindakan hukum,
harus ada konsultasi dengan penasihat hukum untuk menjaga bukti dari
tindakan-tindakan yang memungkinkan terjadi.

2.8. Kertas Kerja


Kertas kerja merupakan dasar pengembangan bukti. Ada beberapa kertas
kerja yang Penting, yaitu :
 Kutipan dari sumber berwenang tentang kriteria dan standar
 Ringkasan wawancara, pertemuan, percakapan
 Rincian pengamatan
 Analisis temuan dari kertas kerja
 Perhitungan analitis terkait dengan audit

2.9. Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan berteknologi tinggi


Enterprise-wide System - Perusahaan yang berkembang pesat
menggunakan enterprise-wide systems, yamg juga disebut sistem
perencanaan sumber daya perusahaan. Sistem ini bisa menangani bisinis
dan fungsi fungsi dalam kisaran yang luas, termasuk yang tercangkup dalam
e-commerce yang substansial. Selain diterapkan pada kebanyakan
perusahaan besar, sistem ini juga ditargetkan untuk usaha skla menengah.
Jadi, selama beberapa waktu sistem ini menjadi standar bagi kebanyakan
perusahaan besar untuk memiliki bidang audit internal sendiri.

2.10. Audit Berkelanjutan


Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi kondisi berikut ini diperlukan
untuk terselenggaranya audit berkelanjutan :
 Subjek adalah dengan karakterisktik yang sesuai
 Keandalan sistem yang melandasi subjek tersebut
 Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat
otomatisasi yang tinggi
 Sarana yang dapat diandalkan untuk mendapatkan hasil hasil prosedur
audit secara tepat waktu
 Tingkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi dan
subjek masalah
Selanjutnya studi tersebut membahsa masalah masalah spesifik yang
harus dikembangkan oleh auditor eksternal menyangkut adanya auditor
internal dalam audit berkelanjutan

2.11. Perdagangan elektronik (E-commerce / E-business) dan auditing


berkelanjutan
Jika suatu entitas menggunakan e-commerce untuk menjual produk ke
pelanggan, terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan auditor
dalam merencanakan pekerjaan lapangannya. Risiko ini mencangkup
kemungkinan penjualan dan retur fiktif dan kemungkinan pesaing bisa
mengakses informasi penting dari perusahaan.
Dengan cara serupa, jika perusahaan berhubungan dengan usaha
lainnya, maka penjualan pembelian,retur dan pembayaran fiktif dapat
dilakukan sehingga menghasilkan kerugian besar bagi entitas. Audit
berkelanjutan dapat membantu memberikan tanda bagi auditor akan
adanya masalah potensial dan bagaimana menemukannya.

9
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Pekerjaan lapangan merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan
secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif
mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi
tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan tercapainya tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan serta menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan oleh manajemen.
Penelahan yang tepat dalam teknik-teknik audit dapat membantu auditor
dalam melakukan pekerjaan lapangnya dalam mengumpulkan data,
menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit.
Auditor internal juga perlu memahami penugasan dalam audit yang
mencangkup, audit fungsional, audit orgasnisasional, studi manajemen,
audit atas program, dan audit atas kontrak.
Auditor internal juga dapat menggunakan sumberdaya dari luar dan atau
dari mitra dalam melaksanakan pekerjaan audit.
Auditor internal dapat menggunakan penelaahan analitis saat memeriksa
data operasi dan keungan. Menunjukkan masalah yang mungkin ada dan
memberi jalan audit yang lebih intensif untuk menentukan tingkat
abnormalitasnya dan penyebabnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence B., at all, 2005, Auditing Internal Sawyer. Buku 1,


Edisi 5, Salemba Empat,Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai