“ALLAH TRITUNGGAL”
YULINDA Y
1494042015
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ALLAH TRITUNGGAL”
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing serta teman-teman mahasiswa kristen Universitas Negri Makassar yang telah
memberikan dukungan, kasih dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan itu berawal, semoga makalah ini bisa memberikan sedikit pemahaman tentang
materi yang sudah di bahas.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan limpah terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………….1
Daftar isi……………………………………………………………………………………..2
Bab I pendahuluan…………………………………………………………………………...3
Bab II pembahasan……………………………………………………………………………4
a. Arti tritunggal…………………………………………………………………………4
b. Etimologi……………………………………………………………………………...5
c. Penjelasan singkat tentang tritunggal…………………………………………………5
d. Allah bapa………………………………………………………………….………….6
e. Allah anak…………………………………………………………………………......7
f. Keadaan (Nature) Allah Anak…………………………………………………………8
g. Pelayanan kasih bapa…………………………………………………………………..9
h. Allah roh kudus……………………………………………………………………….10
a. Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
`Memahami mengenai Allah harus dimulai dari kesadaran bahwa Allah tak terbatas,
melampaui akal manusia yang sangat terbatas. Jadi, bagaimana mungkin manusia bisa
mempelajari dan “mengurung” Allah yang tidak terbatas di dalam akalnya yang terbatas.
Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa menjelaskan siapa Allah. Kita dapat
mengenal Allah sebatas DIA menyatakan diri-Nya kepada manusia di dalam Firman Allah
(Alkitab).
Agama Kristen percaya dan mengimani Allah Tri Tunggal ( Allah Bapa, Allah Anak,
dan Allah Roh Kudus ). Dari ketiga oknum ini masing-masing mempunyai peran yang
berbeda namun mempunyai kesetaraan yang sama,yaitu sama-sama Allah yang Kudus, dan
yang layak di sembah.
Dalam kehidupan orang Kristen Roh Kudus merupakan oknum yang sangat penting
berperan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia pelayanan, seperti yang
tercantum dalam Kisah Para Rasul 1 ayat 8 ( Murid Yesus akan menerima kuasa untuk
melayani Allah ketika mereka menerima Roh Kudus), sebenarnya yang selalu menjadi
pertanyaan di kalangan orang Kristen sekarang adalah apa yang dimaksud dengan kepenuhan
Roh kudus dan bagimana cara agar dapat di penuhi dengan Roh Kudus sehingga mempuyai
kuasa dan bisa melayani Allah.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu tritunggal?
2. Mengetahui apa pengertian dari ALLAH ANAK?
3. Menjelaskan maksud dari ALLAH BAPA?
4. Mengetahui apa arti ALLAH ROH KUDUS?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pemahaman kita apa itu tritunggal
2. Untuk mengetahuin apa kata alkitab tentang tritunggal
3. Untuk mengetahui maksud dari allah anak, allah bapa, allah roh kidus
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Arti tritunggal
Salah satu hal yang paling sulit dimengerti dalam iman kekristenan adalah mengenai
istilah Tritunggal Maha Kudus. Tritunggal sebenarnya adalah istilah untuk menyebutkan
“Allah itu satu tetapi mempunyai tiga Pribadi”. Kenapa istilah Tritunggal ini menjadi
sangat sulit dipahami oleh manusia? Karena manusia tidak bisa dengan sempurna
memahami Allah yang begitu besar dan begitu sempurna. Namun itu tidak berarti kita
tidak bisa memahaminya sama sekali.
Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang
Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana
ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama
kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung arti tiga
Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah
hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person).
Sejak awal abad ketiga doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu keberadaan
(Yunani: ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur),
Bapa, Anak, dan Roh Kudus "
Kamus Oxford Gereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church)
menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen". Doktrin ini diterima
oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan Orthodoks.
Kitab Perjanjian Baru tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi
keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersurat dalam banyak ayat, baik secara terpisah
maupun bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di
Matius 28:19 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI)doktrin Tritunggal
mendapatkan bentuknya separti sekarang, yang dibangun sebagai akibat dari kontroversi
para bapak-bapak gereja ketika berbicara tentang Allah, menggunakan istilah "pribadi",
"sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah digunakan oleh para Rasul,
yang oleh pemegang otoritas gereja dianggap keliru.
Beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada abad
keempat tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan
sebuah penyimpangan dari ajaran Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang
menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi
yang dipahami oleh Plato.
1. Etimologi
Kata Trinitas berasal dari bahasa Latin yang berarti "nomor tiga, tiga serangkai atau
tritunggal". Kata benda abstrak ini terbentuk dari kata sifat trinus (tiga masing-masing, tiga
kali lipat),sebagai kata unitas yang merupakan kata benda abstrak yang dibentuk dari unus
(satu).
Kata yang sesuai dalam bahasa Yunani adalah Τριάς, yang berarti "satu set dari tiga" atau
"nomor tiga".
Penggunaan tercatat pertama dari kata Yunani ini dalam teologi Kristen (meskipun bukan
tentang Trinitas Ilahi) adalah oleh Teofilus dari Antiokhia pada sekitar 170.
Tertulianus, seorang teolog Latin yang menulis pada awal abad ketiga, yang dianggap
menggunakan kata-kata "Trinitas", "persona" dan "substansi" menjelaskan bahwa Bapa,
Anak dan Roh Kudus adalah "satu dalam esensi - bukan satu dalam Persona"
Sekitar satu abad kemudian, pada tahun 325, Konsili Nicea menetapkan doktrin Trinitas
sebagai ortodoksi dan mengadopsi Pengakuan Iman Nicea, yang menggambarkan Kristus
sebagai "Allah dari allah, Terang dari terang, maha Allah dari maha Allah, diperanakkan,
bukan dibuat, satu substansi (homoousios) dengan Bapa".
Allah Bapa adalah Allah dari semua ciptaan, Sumber dan Pusat yang Pertama
dari segala sesuatu. Allah Bapa adalah pertama sebagai Pencipta (creator), kemudian Dia
adalah Pengendali (controller), dan yang terakhir sebagai Penyangga (upholder). Allah
Bapa adalah pencipta dari Sorga dan segala sesuatunya.
Seluruh alam semesta bisa mengenal Allah. Di bumi, manusia mencari Allah. Sebagai
pencipta dan sumber manusia, maka manusia sering menyebut Allah dengan istilah
tertinggi, yaitu Bapa. Istilah Bapa muncul dari pilihan manusia sendiri. Kita bisa menyebut
Dia dengan istilah misalnya Sang Hakim Agung, Pencipta, Pusat Alam Semesta, Pusat
Ilahi, Allah Yang Mahaesa, dan sebagainya, namun yang terbaik adalah istilah Bapa
Semesta (Universal Father). Alasan mengapa Dia yang agung ini pantas disebut Bapa
adalah :
1. Sebab Dia adalah sumber dan asal usul kita, kita adalah anak-anaknya, dan Dia adalah
Bapa kita.
2. Sebab Dia dikenal sebagai Allah yang memiliki sifat utama Kasih, Baik dan penuh
Anugerah. Manusia bisa memahami ini sebagai konsep ideal seorang ayah kepada
anak-anaknya.
3. Allah Bapa tidak memaksakan suatu bentuk tatacara ibadah atau pengakuan, atau
bentuk pelayanan. Kita sendiri yang harus mengenal dan mengasihi Dia secara
sukarela. Allah sangat menghargai pilihan bebas manusia untuk menyerahkan diri
kepada-Nya. Dia tidak memaksa apapun, tetapi dedikasi kehendak kita adalah
pemberian terbaik bagi-Nya. Konsep ini hanya kita dapati dalam hubungan ayah dan
anaknya.
4. Bentuk nama yang lain kurang menggambarkan Allah yang sebenarnya. Seorang Raja
akan memaksakan wibawa raja dan memungut pajak. Seorang Hakim akan
memasukkan seseorang dalam penjara dan menghukum dengan kejam. Seorang atasan
atau majikan akan mengikat perjanjian kerja, dan memaksa anak buahnya mengikuti
peraturan, Seorang Guru tidak akan sempurna dan selamanya mengajar muridnya.
Dengan istilah terbaik apalagi Allah akan kita sebut?
5. Bapa dan anak memiliki hubungan batin yang erat. Seorang Bapa yang telah
menciptakan anaknya, kemudian memelihara, melindungi, mengawasi, mendidik,
mengajar, menghukum, memberi hadiah, berkomunikasi sebagai pribadi dengan
pribadi. Sejelek apapun si anak, tetaplah dia anaknya. Bagaimanapun besarnya salah
anak, ayah yang baik mengampuni bila si anak bertobat. Bapa mengajar anak dengan
tujuan kebaikan, dan seorang anak bercita-cita menjadi seperti bapaknya. Istilah Bapa
adalah yang terbaik menggambarkan Allah dalam hubungannya dengan kita.
Dengan penjelasan ini dan penjelasan mengenai sifat Allah, jelas bahwa manusia di
bumi dari semua agama, bila mereka mengakui satu Allah, adalah menyembah Allah
yang sama. Barangkali konsep manusia yang belum sempurna, tetapi jelas bahwa Allah
itu Esa. Ajaran Yesus yang pertama adalah mengenai Allah sebagai Bapa.
Konsekuensinya, kita semua adalah anak Allah, dan kita semua adalah saudara.
C. Allah anak
Allah Putera/Anak adalah pernyataan yang sempurna dan final dari konsep yang
pribadi (personal) dan absolut "pertama" dari Allah Bapa. Jadi, jika Allah Bapa
menyatakan diriNya secara pribadi dan absolut, Dia selalu menyatakannya melalui Allah
Anak. Allah Anak adalah Sang Firman yang Hidup. Allah Anak tinggal di pusat segala
sesuatu, langsung menyelubungi hadirat pribadi Allah Bapa.
Allah Anak adalah yang pertama dari seluruh anak-anak Allah yang luar biasa
jumlahnya dalam alam semesta. Dia adalah The Original Son, atau Son of Sons. Anak-
anak berikutnya, ‘cucu’ dari adalah Allah Bapa adalah para Creator Son, dan seterusnya
sampai ke manusia.
Anak diturunkan dari Bapa, tetapi keduanya kekal. Kita di bumi yang terikat waktu,
sulit memahami bagaimana misteri Anak yang diturunkan dari Bapa, namun keduanya
sama kekalnya.
Jika Bapa adalah Pusat yang Pertama, maka Allah Anak adalah Pusat yang Kedua.
Allah Anak adalah pusat kerohanian (spiritual), dan administrator dari pemerintahan
spiritual alam semesta. Allah Anak adalah Co-creator dan administrator spiritual. Allah
adalah Roh. Allah Anak adalah pernyataan pribadi dari Roh itu.
Allah Anak adalah tidak berubah, sama seperti Allah Bapa. Dia juga sama spiritual
seperti Bapa, sungguh-sungguh sebagai roh yang tanpa batas. Bagi manusia yang rendah,
Allah Anak pribadinya lebih nampak, karena Dia satu langkah lebih dekat kepada kita
daripada Allah Bapa.
`Allah Anak adalah pribadi kedua dari Trinitas dalam teologi Kristen. Doktrin Trinitas
mengidentifikasikan Yesus sebagai Allah Anak, yang satu dalam esensi tetapi berbeda
secara pribadi dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus (pribadi pertama dan pribadi
ketiga).
Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan
mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat
pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit
pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi
orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang
Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang
mati di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan
bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah
dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan
Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima
sebagai anak-anak Allah.
Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.
Jika kita menyembah Allah Bapa, kita juga sedang menyembah Allah Anak dan Allah
Roh. Anak tidak hanya memiliki semua kebenaran yang tanpa batas dan transenden, tetapi
Anak juga memantulkan semua karakter kesucian Bapa. Anak mengambil bagian dalam
kesempurnaan Bapa dan bersama-sama bertanggung-jawab untuk membantu setiap
makhluk untuk mencapai kesempurnaan. Allah adalah roh semesta. Allah adalah roh, dan
tabiat roh dari Bapa dipusatkan dan dipersonalisasikan pada keallahan Allah Anak.
Anak mengambil bagian dalam keadilan dan kebenaran Trinitas, namun Dia menaungi
sifat ilahi itu dengan personalisasi tanpa batas dari kasih (love) dan belas kasihan (mercy)
Allah. Allah Anak adalah pewahyuan dari kasih Allah pada alam semesta. Kalau Bapa itu
Kasih, maka Anak itu Belas Kasihan.
Anak adalah pelayan belas kasihan (mercy minister) yang besar pada semua ciptaan.
Belas kasihan adalah inti dari karakter rohani Anak. Kita melihat hal ini pada Yesus
Kristus, yang memperlihatkan belas kasihan pada taraf ilahi. Bahkan sampai waktu
mendekati maut, di tengah siksaan salib yang luar biasa, Yesus masih sempat mengampuni
penjahat yang ada di sisinya.
Pelayanan Anak adalah menyatakan mengenai Allah yang kasih. Dia tidak berupaya
meyakinkan Bapanya agar mengasihi dan mengampuni ciptaan yang berdosa. Anak bukan
sebagai penebus dosa. Dia bukan imam besar yang berusaha membujuk Bapa agar
mengampuni kesalahan umat manusia. Allah adalah kasih dan benar. Dalam dirinya tidak
ada pertentangan. Penjelasan lebih lanjut mengenai kesalahan ajaran penebusan juga dapat
dijumpai dalam bab mengenai Tabiat Allah mengenai Allah itu Baik. Semua belas kasihan
Anak adalah wahyu langsung dari hati Bapa mengenai kasih semesta dan belas kasihan
tanpa batas.
Allah itu kasih, Anak itu Belas Kasihan. Belas kasihan adalah kasih yang diterapkan,
kasih Allah dalam tindakan pribadi Anaknya. Perbandingan kasarnya adalah seperti ini :
kasih Allah itu lebih mirip dengan kasih seorang ayah, sementara kasih Anak lebih mirip
perhatian seorang ibu. Memang ada sebutan lain bahwa Anak disebut juga The Eternal
Mother Son.
D. Allah roh kudus
Sebelum kita lebih jauh membahas mengenai allah roh kudus, sebelumnya perlu kita
ketahui apa itu roh kudus. Roh Kudus adalah sumber kebenaran. Ada dalam
Alkitab,” Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”
(Yohanes 14:16-17).
Roh Kudus adalah Allah yang tinggal di dalam dan di antara orang yang percaya. Ada
dalam Alkitab,” Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini
sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang
di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka” (Matius 18:19-20).
Roh Kudus hadir pada saat-saat kesulitan ataupun penganiayaan. Ada dalam
Alkitab,” Apabila mereka menyerahkan kamu (atau kamu ditangkap, TLB), janganlah
kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu
akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata,
melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Roh Kudus menolong
kita berbakti kepada Allah. Ada dalam Alkitab,Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan
barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes
4:23-24).
Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran)
tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu
agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah
itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus
adalah Allah, sebab Allah itu Roh.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu
Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh
Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama
kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas)
mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam
bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris:
Person