“R”
Disusun oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2010).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2009).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi/Pathways
Defisiensi Insulin
glukagon↑ penurunan
pemakaian
glukosa oleh sel
glukoneogenesis hiperglikemia
Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi volume cairan
Koma Aterosklerosis
Kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Resiko Injury
E. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada
DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai
kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah
adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai
serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar
sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang
sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal
yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang
dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi.
Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat
pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien
mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif
sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala
khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia,
dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti
rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM
usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan
kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala
kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral
tampak lebih jelas.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM
(mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
<90 90-110 >110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury
J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan
keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.
Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka
rangsang, cemas, sakit kepala.
Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan ahli diet.
Intervensi :
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
Pantau masukan dan pengeluaran
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan
BB, nadi tidak teratur
Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 2011.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.
A. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Bangsal Melati 2 RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten
Metode : Wawancara, observasi,dan studi document.
Sumber : Pasien, keluarga, tenaga medis dan status pasien.
Oleh : Praktikan Febrita, Nurul, Riski
B. Identitas
a. Klien
Nama : Ny. R
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Alamat : Ngendekan RT 66/19, Pandes, Wedi, Klaten
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
Tanggal Masuk RS : 10 Oktober 2014
No.RM : 832149
b.Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Agama : Katholik
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngendekan RT 66/19, Pandes, Wedi, Klaten
Hub dengan pasien : Suami
I. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan merasa pusing dan ingin jatuh, tekanan darah
tinggi.
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan kaku-kaku.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan kaku-kaku di lengan atas dan kaki bawah sebelah
kiri mulai kemarin sore dan kaku datang tidak pasti.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien pernah masuk rumah sakit dan pernah dirawat di Klinik Santa
Maria, tidak pernah melakukan operasi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ada riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus.
6. Genogram Keluarga
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= laki-laki meninggal
= laki-laki meninggal
=pasien
a. Sebelum Sakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
b. SelamaSakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 16 Oktober 2014
Jenis Hasil Nilai normal Satuan
pemeriksaan
WBC 12,2+ 4,5-10,3 10^3/L
RBC 3,14- 4-5,2 10^6/L
HGB 7,8- 11,5-15,6 g/dL
HCT 23,6- 34-40 %
MCV 75,2- 80-99 Fl
MCH 24,8- 27-31 Fl
MCHC 33,1 33-37 Pg
PLT 230 AG 150-450 10^3/L
RDW 35,1 35-47 Fl
PDW 17,2+ 9-13 Fl
MPV 11,7+ 7,2-11,1 Fl
P-LCR 38,2+ 15-25 %
DIFERENTIAL
LYM % 30,6 19-48 %
MXD % 8,1 0-12 %
NEUT % 61,3 40-74 %
LYM # 3,7 1-3,7 10^3/L
MXD # 1,0 0-1,2 10^3/L
NEUT # 7,5+ 1,5-7 10^3/L
BUN 21,2 7,0-18,0 Mg/dL
CREA 1,40 0,60-1,30 Md/dL
UREUM 45,4 17,0-43,0 Mg/dL
Pemeriksaaan radiologi
Tanggal : 13 Oktober 2014
Hasil rongten thorax :
Foto thorax PA view, simetris, inspirasi dan kondisi cukup, hasil pulmo dan
besar cornormal.
5. TERAPI
Ranitidin 2x25 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Metoclopromid 3x10 mg
NaCl 0,9% 30 tpm
Novomix 10-10-10 unit.
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan kadar gula darah Selama dilakukan tindakan 1. Pantau kadar gula darah 1. Deteksi dini peningkatan
berhubungan dengan Pola hidup tidak sehat keperawatan selama 3x24 jam, pasien kadar gula darah
ditandai dengan : Ketidakseimbangan kadar gula 2. Pantau tanda dan gejala 2. Mencegah terjadinya
DS : darah terkontrol dengan kriteria hiperglikemi peningkatan hiperglikemi
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa hasil: 3. Pantau TTV pasien. 3. Mengetahui adanya
lemas. 1. Kepatuhan perilaku : diet 4. Dorong pasien untuk peningkatan hiperglikemi
- Keluarga pasien mengatakan pola makan sehat minum air putih. 4. Memenuhi kebutuhan
tidak sehat, klien sering makan yang 2. Dapat mengontrol kadar 5. Penkes tentang diit yang cairan dalam tubuh.
manis-manis. glukosa darah. sesuai untuk pasien. 5. Menambah pengetahuan
DO : 3. Dapat manajemen dan 6. Kelola insulin yang sudah pasien tentang diit yang
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya mencegah komplikasi ditentukan. sesuai
- GDS : 326 penyakit. 6. Menekan meningkatan
4. Pemahaman manajemen kadargula darah secara
diabetes. farmakologi.
5. Status nutrisi adekuat
6. Olahraga teratur.
2 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Selama dilakukan tindakan 1. Pantau keadaan umum dan 1. Mengidentifikasi adanya
kebutuhan tubuh berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, TTV. hipoglikemi.
Gangguan keseimbangan insulin ditandai Ketidakseimbangan nutrisi 2. Diskusikan dengan pasien 2. Makanan yang disuka
dengan: kurang dari kebutuhan tubuh makanan yang disukai mampu meningkatkan
DS: pasien mengatakan: teratasi dengan kriteria hasil: tanpa melanggar diit nafsu makan pasien.
- Tidak nafsu makan 1. Pasien makan 3 kali sehari pasien. 3. Agar nafsu makan pasien
- Berat badan turun dengan porsi yang 3. Anjurkan pasien untuk tidak hilang.
- Makan tidak habis, hanya dihabiskan dihabiskan makan sedikit tapi sering. 4. Menambah pengetahuan
setengah porsi 2. Nafsu makan pasien 4. Penkes diit yang sesuai pasien tentang makanan
DO: meningkat. dengan kondisi pasien yang boleh dan tidak boleh
- Bising usus hipoaktif 3. Bising usus dalam batas 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk di konsumsi.
- Porsi makan hanya dihabiskan normal (5-12 x/menit) makan makanan yang 5. Diit yang sesaui mencegah
setengah porsi 4. TTV dalam batas normal. sesuai untuk pasien terjadinya komplikasi dan
mempercepat
penyembuuhan.
3 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Defisit perawatan diri berhubungan dengan Selama dilakukan tindakan 1. Pantau peningkatan dan 1. Menentukan tingkat
kelemahan ditandai dengan: keperawatan 2x24 jam pasien penurunan kemampuan kemampuan pasien dalam
DS: Pasien mengatakan: defisit perawatan diri teratasi untuk berpakaian dan memenuhi kebutuhan
- Mandi 2 kali sehari dan hanya dilap dengan kriteria hasil: melakukan perawatan perawatan diri.
dengan tisu basah 1. Mampu mempertahankan mandi serta rambut. 2. Mempermudah perawatan
DO: kebersihan pribadi dan 2. Bantu pasien memilih dan tidak melupakan
- Aroma pasien bau badan penampilan yang rapi secara pakaian yang disuka dan pakaian yang disuka
- Gigi pasien kuning mandiri maupun dengan mudah dilepas. pasien.
- Rambut pasien tampak lepek bantuan. 3. Anjurkan keluarga pasien 3. Meningkatkan peran
- Pasien menggunakan pampers dan 2. Menunjukkan rambut yang untuk membantu keluarga dalam memenuhi
sedang menstruasi rapi dan bersih. memenuhi kebutuhan kebutuhan perawatan diri
- Aktivitas dibantu 3. Mandi 2 kali sehari dengan perawatan diri pasien. pasien.
- Pasien berpakaian tidak rapi air dan sabun. 4. Anjurkan pasien untuk 4. Mencegah terjadinya
- Napas pasien bau 4. Pasien mampu menggosok sering mengganti pampres infeksi pada daerah
- Kuku tampak panjang dan kotor gigi 2 kali sehari secara yang digunakan pasien dan genetalia.
mandiri maupun dengan membersihkan 5. Menambah pengetahuan
bantuan. genetalianya pasien tentang pentingnya
5. Berpakaian rapi dan bersih. 5. Penkes tentang pentingnya perawatan diri
melakukan perawatan diri.
4 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan Selama dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Observasi tanda infeksi
invasif ditandai dengan: keperawatan 3x24 jam, risiko dan tanda infeksi mengetahui
DS: Pasien mengatakan: infeksi tidak terjadi dengan 2. Lakukan dressing infus dan ketidaknormalan lebih dini
- Infus belum diganti sejak masuk rumah criteria hasil: katetertiap 2 hari sekali 2. Menjaga kebersihan dan
sakit (4 hari) 1. Bebas tanda-tanda infeksi 3. Berikan penkes mengenai kesterilan daerah yang
- Tidak nyaman dipasang kateter (rubor, kalor, dolor, tumor) tanda-tanda infeksi terpasang infus dan kateter
DO: luka bekas jahitan ruptur 4. Kolaborasi dengan dokter 3. Menambah pengetahuan
perineum pasien
- TD: 130/90 mmHg untuk pemberian antibiotik
2. Tanda vital dalam batas 4. Mencegah infeksi.
- N: 88x/menit
normal:
- RR: 20x/menit
- TD: 100-120/80-90
- S: 36,6 OC
mmHg
- Pasien terpasang infus pada tangan
- N: 860-100x/menit
kanan
- R: 16-20x/menit
- Pasien terpasang kateter
- S:36-37,5oC
5 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pengetahuan keluarga 1. Mempermudah dalam
kurangnya paparan informasi ditandai keperawatan selama 2x24 jam, pasien tentang penyakit memberikan penjelasan
dengan: diharapkan pasien dan keluarga pasien. pada klien.
DS: Pasien mengatakan: mengerti tentang penyakit yang 2. Diskusikan tentang penyakit 2. Pengetahuan proses
- Tidak tahu tentang penyakitnya diderita pasien dengan kriteria pasien dan kondisi saat ini penyakit dan harapan
- Tidak tahu diit yang sesuai dengan hasil : serta pengobatan dan cara dapat memudahkan
penyakitnya 1. Pasien dan keluarga tahu perawatan. ketaatan pada program
- Tidak tahu cara penanganan Diabetes tentang penyakitnya ,cara 3. Jelaskan pentingnya pengobatan.
mellitus perawatan,pencegahan pengobatan 3. Displin pengobatan dapat
- Baru tahu mempunyai sakit Diabetes komplikasi dan diet yang 4. Diskusikan perubahan gaya mempercepat proses
Mellitus saat masuk rumah sakit dan sesuai. hidup yang mungkin penyembuhan.
diperiksa dokter digunakan untuk mencegah 4. Mencegah keparahan
DO: komplikasi penyakit
- Pasien tampak kebingungan saat ditanya 5. Dorong pasien dan keluarga 5. Mengetahui tingkat
tentang penyakitnya untuk mengungkapkan pemahaman keluarga
- Pasien tampak menyangkal tentang kembali penjelasan yang pasien
penyakitnya diberikan oleh praktikan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. memantau tanda dan gejala hiperglikemi S: pasien mengatakan lemas dan tidak nafsu
2. mengukur vital sign makan
3. memotivasi pasien untuk minum air putih O:
4. mengelola terapi insulin novomix 8 unit - TD: 130/90 mmHg
5. mengantarkan pasien ke radiologi untuk foto - N: 88x/menit
thorax - S: 36,6 oC
- RR: 20x/menit
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang infus NaCl 0,9% 30tpm
- Pasien terpasang kateter
A: Ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- Anjurkan pasien menghabiskan diitnya
- Pantau kadar gula darah
- Kelola pemberian insuluin Novomix 3x8 unit
1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan masih terasa lemas
2. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x8 unit
Ketidakseimbangan Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014
nutrisis kurang dari Pukul 10.00 Pukul 10.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan S: pasien mengatakan:
Gangguan 3. mengelola pemberian obat Ranitidin 25mg - masih lemas dan merasa kaku-kaku pada
keseimbangan insulin tangan dan kaki sebelah kiri
- diit dari RS habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit
yang diberikan dari RS
- pasien tampak lemah
A: Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya
sedikit demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25
mg
Defisit perawatan diri Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014
berhubungan dengan Pukul 11.00 Pukul 11.10
kelemahan
1. memantau kemampuan pasien dalam S:
perawatan diri - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari
2. menganjurkan pasien untuk sering mengganti hanya dilap dengan tisu basah
pampres yang digunakan pasien dan O :
membersihkan genetalianya - pampres pasien tampak kotor
- pasien tampak lemah
- kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- tubuh pasien bau
- gigi pasien tampak kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- anjurkan keluarga pasien memandikan
pasien dengan waslap dan air hangat
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
- anjurkan klien ganti pempres tiap 2 hari
sekali
Risiko Infeksi Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014
Pukul 13.30 Pukul 13.45
1. Mendorong pasien untuk minum air putih. S : pasien mengatakan masih terasa lemas dan
2. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi sudah menghabiskan ¾ diit dari RS
3. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x8 unit
Ketidakseimbangan Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014
nutrisis kurang dari Pukul 09.00 Pukul 09.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan klien S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering - masih lemas
keseimbangan insulin - diit dari RS habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit
yang diberikan dari RS
- pasien tampak lemah
A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya
sedikit demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25
mg
Defisit perawatan diri Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014
berhubungan dengan Pukul 10.45 Pukul 10.55
kelemahan
1. Memantau kemampuan pasien dalam S:
perawatan diri - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari
2. Menganjurkan keluarga pasien untuk membantu hanya disibin dengan waslap oleh
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. keluarganya
3. Membantu meny O:
- pasien tampak lemah
- kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
- anjurkan klien ganti pempres tiap 2 hari
sekali
Risiko Infeksi Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014
Pukul 12.10 Pukul 12.20
1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada area S : pasien mengatakan agak sakit saat
tusukan infus dilakukan dressing infus
2. Mendressing infus pasien O:
- pasien terlihat menyeringai sakit saat
dilakukan dressing infus
- tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien terpasang infus NaCl 0,9 % 30 tpm
pada tangan kanan
A : risiko infeksi teratasi sebagian
P:
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Kelola pemberian obat anti biotik
Jumat, 17 Oktober 2014
Ketidakseimbangan Jumat, 17 Oktober 2014 Jumat, 17 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 17.20 Pukul 17.30
1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan sudah tidak terasa
2. Mengelola terapi insulin novomix 10 unit lemas dan sudah menghabiskan diit dari RS
O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit
1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan sudah tidak terasa
2. Mengelola terapi insulin novomix 10 unit lemas dan merasa sudah sehat lagi
O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit
Ketidakseimbangan Sabtu, 18 Oktober 2014 Sabtu, 18 Oktober 2014
nutrisis kurang dari 08.45 08.55
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan klien S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering - sudah tidak lemas
keseimbangan insulin - menghabiskan diit dari RS.
O:
- pasien hanya menghabiskan diit dari RS
A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya
sedikit demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25
mg
Senin, 20 Oktober 2014
Ketidakseimbangan Senin, 20 Oktober 2014 Senin, 20 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 07.10 Pukul 07.20
1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan merasa sudah sehat lagi
2. Mengelola terapi insulin novomix 10 unit O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit
Pukul 09.00
1. Memantau gula darah sewaktu S : klien mengatakn menghabiskan diit dari RS
O : GDS : 249
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit
Risiko Infeksi Senin, 20 Oktober 2014 Senin, 20 Oktober 2014
Pukul 11.30 Pukul 11.40
1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada area S : pasien mengatakan agak sakit saat infus
tusukan infus dilepas
2. Mendressing infus pasien O:
3. Melepas infus pasien - pasien terlihat menyeringai sakit saat infus
dilepas
- tidak ada tanda-tanda infeksi
A : risiko infeksi teratasi
P:
- Kelola pemberian obat oral anti biotik