Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

“R”

DENGAN DIAGNOSA MEDIS DM II DI RUANG MELATI 2

RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan KMB IV

Disusun oleh :

Febrita Laysa S P07120112060


Nurul Dian Rahmalia I P07120112068
Riski Oktafian P07120112075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2014
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Ny. “R” dengan Diagnosa Medis DM II di


Ruang Melati 2 RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro yang disusun untuk
memenuhi tugas praktik klininik KMB IV, disahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Klaten, Oktober 2014


Praktikan,

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2010).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2009).

B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi/Pathways

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan
pemakaian
glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi volume cairan

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi Asidosis Trombosis


Kurang dari kebutuhan

 Koma Aterosklerosis
 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren

Ggn. Penglihatan Gagal


Ggn Integritas Kulit Ginjal

Resiko Injury
E. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada
DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai
kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah
adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai
serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar
sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang
sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal
yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang
dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi.
Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat
pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien
mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif
sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala
khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia,
dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti
rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM
usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan
kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala
kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral
tampak lebih jelas.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM
(mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
<90 90-110 >110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl

G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur
atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan
keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka
rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.


Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas
normal.

Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
 Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan
BB, nadi tidak teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status


metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan
discharge, frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan


Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami
injury
Intervensi :
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek


Maryunani, Jakarta:EGC, 2010.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih
bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 2011.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 2011.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2009.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta


: Balai Penerbit FKUI, 2011
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Bangsal Melati 2 RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten
Metode : Wawancara, observasi,dan studi document.
Sumber : Pasien, keluarga, tenaga medis dan status pasien.
Oleh : Praktikan Febrita, Nurul, Riski

B. Identitas
a. Klien
Nama : Ny. R
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Alamat : Ngendekan RT 66/19, Pandes, Wedi, Klaten
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
Tanggal Masuk RS : 10 Oktober 2014
No.RM : 832149

b.Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Agama : Katholik
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngendekan RT 66/19, Pandes, Wedi, Klaten
Hub dengan pasien : Suami
I. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan merasa pusing dan ingin jatuh, tekanan darah
tinggi.
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan kaku-kaku.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan kaku-kaku di lengan atas dan kaki bawah sebelah
kiri mulai kemarin sore dan kaku datang tidak pasti.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien pernah masuk rumah sakit dan pernah dirawat di Klinik Santa
Maria, tidak pernah melakukan operasi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ada riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus.
6. Genogram Keluarga

Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= laki-laki meninggal
= laki-laki meninggal
=pasien

II. POLA KEBIASAAN PASIEN


A. Aspek Fisik – Biologis
1. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan, sebelum sakit pasien makan 2 kali sehari
satu piring penuh. Tidak ada makanan pantangan dan pasien
tidak alergi dengan suatu makanan. Keluarga pasien
mengatakan pasien sering makan yang manis-manis dan pola
makan yang tidak sehat.
Pasien mengatakan minum air putih sehari 4 gelas belimbing
(±800 ml) dan sering minum teh manis hangat sekitar 5 gelas
belimbing (±1000ml)
b. Selama sakit
Pasien mengatakan, selama sakit pasien tidak nafsu makan
karena mual dan jika makan diit tidak dihabiskan. Pasien
mendapatkan diit khusus Diabetes dari rumah sakit.
Pasien minum air putih 6 gelas belimbing sehari (±1200 ml).
pasien juga minum teh tawar sehari (±400ml)
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB sekali dalam sehari berwarna
kecoklatan dengan konsistensi lembek. Pasien tidak
menggunakan obat pencahar.
Pasien BAK lancar 4-5 kali sehari berwarna kuning.
b. Selama sakit
Pasien mengatakan belum BAB semenjak dirawat di Rumah
sakit.
Pasien mengatakan, pasien BAK sebanyak 4-5 kali sehari
berwarna kuning. Pasien terpasang kateter, saat pengkajian
jumlah output urine 200cc.
3. Pola Aktifitas

a. Sebelum Sakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √

b. SelamaSakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat bantu 4 : Tergantung total
2 : Dibantu orang lain
4. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit
Pasien biasa tidur 7-8 jam sehari mulai jam 21.00 – 04.00 WIB.
Tidak ada kebiasaan khusus sebelum tidur, pasien tidak
mengkonsumsi obat tidur.
b. Selama sakit
Pasien mengatakan pasien lebih sering tidur 12 jam sehari dari
jam 19.00-05.00 WIB dan tidur siang 2 jam.
5. Pola Kebersihan Diri
a. Kebersihan kulit
Pasien mandi 2 kali sehari hanya di lap dengan tisu basah. Kulit
berwarna coklat dan kering.
b. Rambut
Rambut sedikit beruban, panjang rambut sebahu, tampak
lepek.
c. Telinga
Telinga terlihat bersih, telinga pasien dibersihkan seminggu
sekali. Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
d. Mulut
Gigi pasien terlihat kuning. Bau mulut.
e. Kuku
Kuku pasien agak panjang dan kotor.

B. Aspek Mental – Intelektual – Sosial - Spiritual


1. Konsep diri
a. Identitas : Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Gambaran diri : sebelum sakit pasien adalah ibu rumah
tangga yang bekerja untuk membantu membuat catering dan
saat ini pasien tidak dapat bekerja karena sakit
c. Peran diri : pasien adalah seorang istri dan ibu bagi ketiga
anaknya.
d. Ideal diri : pasien berharap pasien cepat sembuh dan selalu
diberi kesehatan
e. Harga Diri : pasien merasa takut dengan penyakitnya.
2. Intelektual
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit, diit,
makanan pantangan, dan juga pengobatan yang dilakukan.
3. Hubungan interpersonal
Pasien mengatakan hubungan dengan istri dan anak baik-baik
saja.
4. Mekanisme Koping
Pasien menerima dengan ikhlas, menganggap ini adalah ujian dan
berharap diberi kesembuhan oleh Tuhan.
5. Support Sistem
Keluarga sangat mendukung untuk kesembuhan pasien dan selalu
menunggui pasien di rumah sakit.
6. Aspek Mental/ Emosional
Pasien tidak gampang emosional. Pasien tampak kooperatif saat
ditanya perawat.
7. Aspek Spiritual
Agama pasien Katholik dan pasien datang ke gereja tiap hari
minggu. Di samping tempat tidur pasien terdapat kitab suci.

III. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan umum:
1. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
a. Suhu : 36,6oC
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
3. Gula darah sewaktu : 326
a. Pemeriksaan cephalokaudal
1. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi.
2. Mata
Pasien mempunyai gangguan penglihatan. Mata tampak merah
dan terdapat kotoran mata. Konjungtiva tidak pucat.
3. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga,
pendengaran baik.
4. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar dari hidung.
Tidak ada pernapasan melalui cuping hidung.
5. Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, bentuk leher simetris, tidak ada
keluhan gerak leher, tidak ada pembesaran massa.
6. Dada
Inspeksi : Bentuk dada normal.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, tidak


ada retraksi dinding dada.
Perkusi : Suara lapang paru sonor.
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler.
7. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, warna coklat merata, tidak ada
lesi.
Auskultasi : bising usus 7x/menit
Perkusi : suara abdomen timpani
Palpasi : abdomen teraba keras
8. Genetalia
Tidak ada luka pada genetalia. Pasien terpasang kateter urine,
saat dikaji pasien sedang menstruasi.
9. Ekstrimitas atas
Ekstrimitas atas lengkap, tangan sebelah kiri terasa kaku-kaku,
tidak ada lesi dan capillary reffil kembali kurang dari 2 detik.
Terpasang infus NaCl 0,9% 20tpm di tangan kanan.
10. Ekstrimitas bawah
Ekstrimitas bawah lengkap, tidak ada luka maupun lesi dan kaki
kiri terasa kaku-kaku.

4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 16 Oktober 2014
Jenis Hasil Nilai normal Satuan
pemeriksaan
WBC 12,2+ 4,5-10,3 10^3/L
RBC 3,14- 4-5,2 10^6/L
HGB 7,8- 11,5-15,6 g/dL
HCT 23,6- 34-40 %
MCV 75,2- 80-99 Fl
MCH 24,8- 27-31 Fl
MCHC 33,1 33-37 Pg
PLT 230 AG 150-450 10^3/L
RDW 35,1 35-47 Fl
PDW 17,2+ 9-13 Fl
MPV 11,7+ 7,2-11,1 Fl
P-LCR 38,2+ 15-25 %
DIFERENTIAL
LYM % 30,6 19-48 %
MXD % 8,1 0-12 %
NEUT % 61,3 40-74 %
LYM # 3,7 1-3,7 10^3/L
MXD # 1,0 0-1,2 10^3/L
NEUT # 7,5+ 1,5-7 10^3/L
BUN 21,2 7,0-18,0 Mg/dL
CREA 1,40 0,60-1,30 Md/dL
UREUM 45,4 17,0-43,0 Mg/dL

Pemeriksaaan radiologi
Tanggal : 13 Oktober 2014
Hasil rongten thorax :
Foto thorax PA view, simetris, inspirasi dan kondisi cukup, hasil pulmo dan
besar cornormal.

5. TERAPI
Ranitidin 2x25 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Metoclopromid 3x10 mg
NaCl 0,9% 30 tpm
Novomix 10-10-10 unit.
ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB


DS : Ketidakseimbangan Pola hidup tidak sehat
- Pasien mengatakan kadar gula darah
pusing, badan terasa
lemas.
- Keluarga pasien
mengatakan pola
makan tidak sehat,
klien sering makan
yang manis-manis.
DO :
- Pasien menyangkal
tentang penyakitnya
- GDS : 326
DS: Ketidakseimbangan Gangguan
pasien mengatakan: nutrisi kurang dari keseimbangan insulin
- Tidak nafsu makan kebutuhan tubuh
- Berat badan turun
- Makan tidak habis,
hanya dihabiskan
setengah porsi
DO:
- Bising usus
hiperaktif
- Porsi makan hanya
dihabiskan setengah
porsi
DS: Defisit Perawatan Diri Kelemahan
- Pasien mengatakan
Mandi 2 kali sehari
dan hanya dilap
dengan tisu basah
DO:
- Aroma pasien bau
badan
- Gigi pasien kuning
- Rambut pasien
tampak lepek
- Pasien
menggunakan
pampers dan sedang
menstruasi
- Aktivitas dibantu
- Pasien berpakaian
tidak rapi
- Napas pasien bau
Kuku tampak
panjang dan kotor
DS: Resiko infeksi Prosedur invasif
Pasien mengatakan:
- Infus belum diganti
sejak masuk rumah
sakit (4 hari)
- Tidak nyaman
dipasang kateter
DO:
- TD:130/90 mmHg
- N: 88x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 36,6 OC
- Pasien terpasang
infus pada tangan
kanan
- Pasien terpasang
kateter
DS: Kurang pengetahuan Kurangnya paparan
Pasien mengatakan: informasi
- Tidak tahu tentang
penyakitnya
- Tidak tahu diit yang
sesuai dengan
penyakitnya
- Tidak tahu cara
penanganana
Diabetes mellitus
- Baru tahu
mempunyai sakit
Diabetes Mellitus
saat masuk rumah
sakit dan diperiksa
dokter
DO:
- Pasien tampak
kebingungan saat
ditanya tentang
penyakitnya
- Pasien tampak
menyangkal tentang
penyakitnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan Pola hidup tidak


sehat ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa lemas.
- Keluarga pasien mengatakan pola makan tidak sehat, klien sering makan
yang manis-manis.
DO :
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya
- GDS : 326

2. Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Gangguan keseimbangan insulin ditandai dengan:
DS: pasien mengatakan:
- Tidak nafsu makan
- Berat badan turun
- Makan tidak habis, hanya dihabiskan setengah porsi
DO:
- Bising usus hipoaktif
- Porsi makan hanya dihabiskan setengah porsi

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan:


DS: Pasien mengatakan:
- Mandi 2 kali sehari dan hanya dilap dengan tisu basah
DO:
- Aroma pasien bau badan
- Gigi pasien kuning
- Rambut pasien tampak lepek
- Pasien menggunakan pampers dan sedang menstruasi
- Aktivitas dibantu
- Pasien berpakaian tidak rapi
- Napas pasien bau
- Kuku tampak panjang dan kotor

4. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai dengan:


DS: Pasien mengatakan:
- Infus belum diganti sejak masuk rumah sakit (4 hari)
- Tidak nyaman dipasang kateter
DO:
- TD: 130/90 mmHg
- N: 88x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 36,6 OC
- Pasien terpasang infus pada tangan kanan
- Pasien terpasang kateter

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi


ditandai dengan:
DS: Pasien mengatakan:
- Tidak tahu tentang penyakitnya
- Tidak tahu diit yang sesuai dengan penyakitnya
- Tidak tahu cara penanganana Diabetes mellitus
- Baru tahu mempunyai sakit Diabetes Mellitus saat masuk rumah
sakit dan diperiksa dokter
DO:
- Pasien tampak kebingungan saat ditanya tentang penyakitnya
- Pasien tampak menyangkal tentang penyakitnya
INTERVENSI KEPERAWATAN

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan kadar gula darah Selama dilakukan tindakan 1. Pantau kadar gula darah 1. Deteksi dini peningkatan
berhubungan dengan Pola hidup tidak sehat keperawatan selama 3x24 jam, pasien kadar gula darah
ditandai dengan : Ketidakseimbangan kadar gula 2. Pantau tanda dan gejala 2. Mencegah terjadinya
DS : darah terkontrol dengan kriteria hiperglikemi peningkatan hiperglikemi
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa hasil: 3. Pantau TTV pasien. 3. Mengetahui adanya
lemas. 1. Kepatuhan perilaku : diet 4. Dorong pasien untuk peningkatan hiperglikemi
- Keluarga pasien mengatakan pola makan sehat minum air putih. 4. Memenuhi kebutuhan
tidak sehat, klien sering makan yang 2. Dapat mengontrol kadar 5. Penkes tentang diit yang cairan dalam tubuh.
manis-manis. glukosa darah. sesuai untuk pasien. 5. Menambah pengetahuan
DO : 3. Dapat manajemen dan 6. Kelola insulin yang sudah pasien tentang diit yang
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya mencegah komplikasi ditentukan. sesuai
- GDS : 326 penyakit. 6. Menekan meningkatan
4. Pemahaman manajemen kadargula darah secara
diabetes. farmakologi.
5. Status nutrisi adekuat
6. Olahraga teratur.
2 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Selama dilakukan tindakan 1. Pantau keadaan umum dan 1. Mengidentifikasi adanya
kebutuhan tubuh berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, TTV. hipoglikemi.
Gangguan keseimbangan insulin ditandai Ketidakseimbangan nutrisi 2. Diskusikan dengan pasien 2. Makanan yang disuka
dengan: kurang dari kebutuhan tubuh makanan yang disukai mampu meningkatkan
DS: pasien mengatakan: teratasi dengan kriteria hasil: tanpa melanggar diit nafsu makan pasien.
- Tidak nafsu makan 1. Pasien makan 3 kali sehari pasien. 3. Agar nafsu makan pasien
- Berat badan turun dengan porsi yang 3. Anjurkan pasien untuk tidak hilang.
- Makan tidak habis, hanya dihabiskan dihabiskan makan sedikit tapi sering. 4. Menambah pengetahuan
setengah porsi 2. Nafsu makan pasien 4. Penkes diit yang sesuai pasien tentang makanan
DO: meningkat. dengan kondisi pasien yang boleh dan tidak boleh
- Bising usus hipoaktif 3. Bising usus dalam batas 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk di konsumsi.
- Porsi makan hanya dihabiskan normal (5-12 x/menit) makan makanan yang 5. Diit yang sesaui mencegah
setengah porsi 4. TTV dalam batas normal. sesuai untuk pasien terjadinya komplikasi dan
mempercepat
penyembuuhan.
3 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Defisit perawatan diri berhubungan dengan Selama dilakukan tindakan 1. Pantau peningkatan dan 1. Menentukan tingkat
kelemahan ditandai dengan: keperawatan 2x24 jam pasien penurunan kemampuan kemampuan pasien dalam
DS: Pasien mengatakan: defisit perawatan diri teratasi untuk berpakaian dan memenuhi kebutuhan
- Mandi 2 kali sehari dan hanya dilap dengan kriteria hasil: melakukan perawatan perawatan diri.
dengan tisu basah 1. Mampu mempertahankan mandi serta rambut. 2. Mempermudah perawatan
DO: kebersihan pribadi dan 2. Bantu pasien memilih dan tidak melupakan
- Aroma pasien bau badan penampilan yang rapi secara pakaian yang disuka dan pakaian yang disuka
- Gigi pasien kuning mandiri maupun dengan mudah dilepas. pasien.
- Rambut pasien tampak lepek bantuan. 3. Anjurkan keluarga pasien 3. Meningkatkan peran
- Pasien menggunakan pampers dan 2. Menunjukkan rambut yang untuk membantu keluarga dalam memenuhi
sedang menstruasi rapi dan bersih. memenuhi kebutuhan kebutuhan perawatan diri
- Aktivitas dibantu 3. Mandi 2 kali sehari dengan perawatan diri pasien. pasien.
- Pasien berpakaian tidak rapi air dan sabun. 4. Anjurkan pasien untuk 4. Mencegah terjadinya
- Napas pasien bau 4. Pasien mampu menggosok sering mengganti pampres infeksi pada daerah
- Kuku tampak panjang dan kotor gigi 2 kali sehari secara yang digunakan pasien dan genetalia.
mandiri maupun dengan membersihkan 5. Menambah pengetahuan
bantuan. genetalianya pasien tentang pentingnya
5. Berpakaian rapi dan bersih. 5. Penkes tentang pentingnya perawatan diri
melakukan perawatan diri.
4 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan Selama dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Observasi tanda infeksi
invasif ditandai dengan: keperawatan 3x24 jam, risiko dan tanda infeksi mengetahui
DS: Pasien mengatakan: infeksi tidak terjadi dengan 2. Lakukan dressing infus dan ketidaknormalan lebih dini
- Infus belum diganti sejak masuk rumah criteria hasil: katetertiap 2 hari sekali 2. Menjaga kebersihan dan
sakit (4 hari) 1. Bebas tanda-tanda infeksi 3. Berikan penkes mengenai kesterilan daerah yang

- Tidak nyaman dipasang kateter (rubor, kalor, dolor, tumor) tanda-tanda infeksi terpasang infus dan kateter

DO: luka bekas jahitan ruptur 4. Kolaborasi dengan dokter 3. Menambah pengetahuan
perineum pasien
- TD: 130/90 mmHg untuk pemberian antibiotik
2. Tanda vital dalam batas 4. Mencegah infeksi.
- N: 88x/menit
normal:
- RR: 20x/menit
- TD: 100-120/80-90
- S: 36,6 OC
mmHg
- Pasien terpasang infus pada tangan
- N: 860-100x/menit
kanan
- R: 16-20x/menit
- Pasien terpasang kateter
- S:36-37,5oC
5 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pengetahuan keluarga 1. Mempermudah dalam
kurangnya paparan informasi ditandai keperawatan selama 2x24 jam, pasien tentang penyakit memberikan penjelasan
dengan: diharapkan pasien dan keluarga pasien. pada klien.
DS: Pasien mengatakan: mengerti tentang penyakit yang 2. Diskusikan tentang penyakit 2. Pengetahuan proses
- Tidak tahu tentang penyakitnya diderita pasien dengan kriteria pasien dan kondisi saat ini penyakit dan harapan
- Tidak tahu diit yang sesuai dengan hasil : serta pengobatan dan cara dapat memudahkan
penyakitnya 1. Pasien dan keluarga tahu perawatan. ketaatan pada program
- Tidak tahu cara penanganan Diabetes tentang penyakitnya ,cara 3. Jelaskan pentingnya pengobatan.
mellitus perawatan,pencegahan pengobatan 3. Displin pengobatan dapat
- Baru tahu mempunyai sakit Diabetes komplikasi dan diet yang 4. Diskusikan perubahan gaya mempercepat proses
Mellitus saat masuk rumah sakit dan sesuai. hidup yang mungkin penyembuhan.
diperiksa dokter digunakan untuk mencegah 4. Mencegah keparahan
DO: komplikasi penyakit
- Pasien tampak kebingungan saat ditanya 5. Dorong pasien dan keluarga 5. Mengetahui tingkat
tentang penyakitnya untuk mengungkapkan pemahaman keluarga
- Pasien tampak menyangkal tentang kembali penjelasan yang pasien
penyakitnya diberikan oleh praktikan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari, Tanggal: Senin, 13 Oktober 2014

Diagnosa Implementasi dan Respon Evaluasi TTD


Ketidakseimbangan Senin, 13 Oktober 2014 Senin, 13 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 11.45 Pukul 14.00

1. memantau tanda dan gejala hiperglikemi S: pasien mengatakan lemas dan tidak nafsu
2. mengukur vital sign makan
3. memotivasi pasien untuk minum air putih O:
4. mengelola terapi insulin novomix 8 unit - TD: 130/90 mmHg
5. mengantarkan pasien ke radiologi untuk foto - N: 88x/menit
thorax - S: 36,6 oC
- RR: 20x/menit
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang infus NaCl 0,9% 30tpm
- Pasien terpasang kateter
A: Ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- Anjurkan pasien menghabiskan diitnya
- Pantau kadar gula darah
- Kelola pemberian insuluin Novomix 3x8 unit

Hari, Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014


Ketidakseimbangan Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 07.00 Pukul 07.10

1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S: pasien mengatakan masih lemas


2. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O: terapi insulin masuk dengan lancar
A: ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x8 unit
Ketidakseimbangan Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
nutrisis kurang dari Pukul 09.30 Pukul 09.45
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau keadaan umum S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. mengelola pemberian obat Ranitidin 25mg - masih lemas dan merasa kaku-kaku pada
keseimbangan insulin tangan dan kaki sebelah kiri
- masih mual
O:
- pasien hanya menghabiskan seperempat
dari diit yang diberikan
- pasien tampak lemah
A: Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit khusus
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya sedikit
demi sedikit tapi sering
Defisit perawatan diri Selasa, 14 Oktober 2014 Selasa, 14 Oktober 2014
berhubungan dengan Pukul 11.00 Pukul 11.10
kelemahan
1. memantau kemampuan pasien dalam S:
perawatan diri - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari
2. memotivasi keluarga pasien untuk membantu hanya dilap dengan tisu basah
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. O:
3. menganjurkan pasien untuk sering mengganti - pasien tampak lemah
pampres yang digunakan pasien dan - kuku pasien tampak kotor
membersihkan genetalianya - pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- tubuh pasien bau
- gigi pasien tampak kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- anjurkan keluarga pasien memandikan
pasien dengan waslap dan air hangat
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
Hari, tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014

Ketidakseimbangan Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014


kadar gula darah Pukul 07.00 Pukul 07.10

1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan masih terasa lemas
2. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x8 unit
Ketidakseimbangan Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014
nutrisis kurang dari Pukul 10.00 Pukul 10.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan S: pasien mengatakan:
Gangguan 3. mengelola pemberian obat Ranitidin 25mg - masih lemas dan merasa kaku-kaku pada
keseimbangan insulin tangan dan kaki sebelah kiri
- diit dari RS habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit
yang diberikan dari RS
- pasien tampak lemah
A: Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya
sedikit demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25
mg
Defisit perawatan diri Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014
berhubungan dengan Pukul 11.00 Pukul 11.10
kelemahan
1. memantau kemampuan pasien dalam S:
perawatan diri - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari
2. menganjurkan pasien untuk sering mengganti hanya dilap dengan tisu basah
pampres yang digunakan pasien dan O :
membersihkan genetalianya - pampres pasien tampak kotor
- pasien tampak lemah
- kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- tubuh pasien bau
- gigi pasien tampak kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- anjurkan keluarga pasien memandikan
pasien dengan waslap dan air hangat
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
- anjurkan klien ganti pempres tiap 2 hari
sekali
Risiko Infeksi Rabu, 15 Oktober 2014 Rabu, 15 Oktober 2014
Pukul 13.30 Pukul 13.45

1. Melepas kateter S : pasien mengatakan agak sakit saat


2. Memantau area dan membersihkan genetalia kateternya dilepas
O:
- pasien terlihat menyeringai sakit saat kateter
dilepas
- Pasien terpasang infus NaCl 0,9 % 30 tpm
pada tangan kanan
A : risiko infeksi teratasi sebagian
P:
- Lakukan dressing infus
- Kelola pemberian obat anti biotik

Kamis, 16 Oktober 2014

Ketidakseimbangan Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014


kadar gula darah Pukul 07.00 Pukul 07.10

1. Mendorong pasien untuk minum air putih. S : pasien mengatakan masih terasa lemas dan
2. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi sudah menghabiskan ¾ diit dari RS
3. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x8 unit
Ketidakseimbangan Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014
nutrisis kurang dari Pukul 09.00 Pukul 09.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan klien S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering - masih lemas
keseimbangan insulin - diit dari RS habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit
yang diberikan dari RS
- pasien tampak lemah
A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya
sedikit demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25
mg
Defisit perawatan diri Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014
berhubungan dengan Pukul 10.45 Pukul 10.55
kelemahan
1. Memantau kemampuan pasien dalam S:
perawatan diri - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari
2. Menganjurkan keluarga pasien untuk membantu hanya disibin dengan waslap oleh
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. keluarganya
3. Membantu meny O:
- pasien tampak lemah
- kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
- anjurkan klien ganti pempres tiap 2 hari
sekali
Risiko Infeksi Kamis, 16 Oktober 2014 Kamis, 16 Oktober 2014
Pukul 12.10 Pukul 12.20

1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada area S : pasien mengatakan agak sakit saat
tusukan infus dilakukan dressing infus
2. Mendressing infus pasien O:
- pasien terlihat menyeringai sakit saat
dilakukan dressing infus
- tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien terpasang infus NaCl 0,9 % 30 tpm
pada tangan kanan
A : risiko infeksi teratasi sebagian
P:
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Kelola pemberian obat anti biotik
Jumat, 17 Oktober 2014
Ketidakseimbangan Jumat, 17 Oktober 2014 Jumat, 17 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 17.20 Pukul 17.30

1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan sudah tidak terasa
2. Mengelola terapi insulin novomix 10 unit lemas dan sudah menghabiskan diit dari RS
O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit

Sabtu, 18 Oktober 2014


Ketidakseimbangan Sabtu, 18 Oktober 2014 Sabtu, 18 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 07.10 Pukul 07.20

1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan sudah tidak terasa
2. Mengelola terapi insulin novomix 10 unit lemas dan merasa sudah sehat lagi
O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit
Ketidakseimbangan Sabtu, 18 Oktober 2014 Sabtu, 18 Oktober 2014
nutrisis kurang dari 08.45 08.55
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan klien S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering - sudah tidak lemas
keseimbangan insulin - menghabiskan diit dari RS.
O:
- pasien hanya menghabiskan diit dari RS
A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya
sedikit demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25
mg
Senin, 20 Oktober 2014
Ketidakseimbangan Senin, 20 Oktober 2014 Senin, 20 Oktober 2014
kadar gula darah Pukul 07.10 Pukul 07.20

1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan merasa sudah sehat lagi
2. Mengelola terapi insulin novomix 10 unit O : terapi insulin masuk lewat SC
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit

Pukul 09.00
1. Memantau gula darah sewaktu S : klien mengatakn menghabiskan diit dari RS
O : GDS : 249
A : ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian insulin 3x10 unit
Risiko Infeksi Senin, 20 Oktober 2014 Senin, 20 Oktober 2014
Pukul 11.30 Pukul 11.40

1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada area S : pasien mengatakan agak sakit saat infus
tusukan infus dilepas
2. Mendressing infus pasien O:
3. Melepas infus pasien - pasien terlihat menyeringai sakit saat infus
dilepas
- tidak ada tanda-tanda infeksi
A : risiko infeksi teratasi
P:
- Kelola pemberian obat oral anti biotik

Anda mungkin juga menyukai