Anda di halaman 1dari 9

POLA SIRKULASI DAN TATA MASSA

KAWASAN PABRIK PENGOLAHAN SUSU

ARTIKEL ILMIAH

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Seminar Arsitektur)

DISUSUN OLEH :
DESSY ANGGRAINI
105060500111010

PEMBIMBING LAPORAN :
SUBHAN RAMDLANI, ST., MT.
NIP. 19750918 200812 1002

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
JANUARI 2014
POLA SIRKULASI DAN TATA MASSA
KAWASAN PABRIK PENGOLAHAN SUSU

Dessy Anggraini
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia

ABSTRAK

Pada sebuah perusahaan industri, pola kerja produksi sangat penting karena akan
mempengaruhi tingkat efektivitas dan efisiensi dalam bekerja sehingga dapat
memaksimalkan jumlah produksi. Dalam penataan massa majemuk, sirkulasi akan menjadi
faktor yang penting. karena selain mempengaruhi aktivitas pekerja, juga akan
mempengaruhi alur kendaraan berat seperti truk, untuk mendistribusikan bahan baku dan
hasil produk. Sirkulasi dapat berperan sebagai penyaluran bahan baku dari pemasok
menuju gudang penyimpanan bahan baku, tempat pengolahan, tempat pengujian, tempat
pengepakan, gudang penyimpangan produk, hingga didistribusikan kembali ke distributor.
Dari penelitian ini, diharapkan akan dapat menemukan pengaruh pola sirkulasi pada pada
kawasan pabrik pengolahan susu yang sesuai dengan Standar Teknis Kawasan Industri
terhadap tata massa pabrik tersebut yang sesuai dengan tipe product layout.

Kata kunci : kawasan industri, pola sirkulasi, penataan massa

PENDAHULUAN kawasan, sirkulasi akan mempengaruhi


Latar Belakang pada peletakan tata massa.
Pada sebuah perusahaan industri, Pada kawasan pabrik pengolahan
pola kerja produksi sangat penting karena susu, pengaturan ruang untuk
akan mempengaruhi tingkat efektivitas penempatan fasilitas produksi dan
dan efisiensi dalam bekerja sehingga fasilitas lainnya ditata sedemikian rupa
dapat memaksimalkan jumlah produksi. agar memudahkan proses produksi.
Perusahaan industri yang memiliki massa Pengaturan fasilitas-fasilitas tersebut
majemuk, membutuhkan penataan massa menggunakan tipe product layout, yaitu
yang tepat agar dapat memaksimalkan penempatan fasilitas produksi sesuai
kinerja produksinya. dengan alur proses produksi. Hal ini
Dalam penataan massa majemuk, dilakukan untuk efisiensi proses produksi
sirkulasi akan menjadi faktor yang dan agar tercipta ruang yang terlihat rapi.
penting. karena selain mempengaruhi Sirkulasi pada kawasan pabrik
aktivitas pekerja, juga akan pengolahan susu berbasis product layout
mempengaruhi alur kendaraan berat berperan sebagai penyaluran bahan baku
seperti truk, untuk mendistribusikan dari pemasok menuju gudang
bahan baku dan hasil produk. Sirkulasi penyimpanan bahan baku, tempat
adalah sebuah jaringan yang pengolahan, tempat pengujian, tempat
menghubungkan antar ruang atau antar pengepakan, gudang penyimpanan
massa. Sirkulasi adalah elemen yang produk, hingga didistribusikan kembali
sangat kuat dalam membentuk struktur ke distributor.
lingkungan kawasan. Dalam lingkup

2
Dari penelitian ini, diharapkan 3. Pola spiral yaitu pola sirkulasi ruang
akan dapat menemukan pola sirkulasi dan dengan cara berputar menjauhi titik
penataan massa pada kawasan pabrik pusat. Pola sirkulasi ini sangat
pengolahan susu yang sesuai dengan tipe berguna pada lahan yang mempunyai
product layout dan memenuhi Standar luas terbatas dan pada lahan yang
Teknis Kawasan Industri. mempunyai kontur tanah yang curam.
4. Pola network yaitu pola sirkulasi
Rumusan Masalah ruang melalui jaringan (penyatuan)
“Bagaimana pola sirkulasi dan dari beberapa ruang gerak untuk
tata massa kawasan pabrik pengolahan menghubungkan titik-titik terpadu
susu yang sesuai dengan tipe product dalam suatu ruang.
layout dan memenuhi Standar Teknis 5. Pola campuran yaitu pola sirkulasi
Kawasan Industri?” ruang yang terdiri dari gabungan
empat pola (linier, radial, spiral dan
Tujuan Kajian network) untuk menciptakan suatu
Tujuan dari penelitian ini ialah pola yang berbeda menimbulkan
untuk mengetahui pola sirkulasi dan tata kesan harmonisasi dari perpaduan 4
massa kawasan pabrik pengolahan susu pola.
yang sesuai dengan tipe product layout (Sumber : D.K. Ching, 1996)
dan memenuhi Standar Teknis Kawasan
Industri. b. Pencapaian Menuju Bangunan
Pencapaian ke bangunan ialah
TINJAUAN PUSTAKA suatu proses perjalanan (pendekatan)
Teori Sirkulasi menuju suatu bangunan melalui akses
Sirkulasi menggambarkan jalan yang disediakan atau yang sudah
seluruh pola-pola pergerakan kendaraan ada. Dalam pencapaian ke suatu
dan pejalan kaki di atas dan di sekitar bangunan dibagi menjadi tiga, yaitu :
tapak. 1. Pencapaian secara langsung ialah
(Sumber : White, 1985 : 19) suatu pola perjalanan menuju sebuah
bangunan melalui akses jalan
a. Pola-Pola Sirkulasi Ruang langsung (satu sumbu) menuju ke
Pola-pola sirkulasi ruang ialah depan bangunan tersebut.
suatu bentuk-bentuk rancangan atau alur- 2. Pencapaian secara oblique adalah
alur ruang pergerakan dari suatu ruang ke suatu proyeksi miring. Pencapaian
ruang lainnya dengan maksud menambah secara olique ialah suatu pola
estetika agar dapat memaksimalkan perjalanan menuju sebuah bangunan
sirkulasi ruang untuk dipergunakan. Pola melalui yang dapat diubah arahnya
sirkulasi ruang dibagi menjadi lima, sehingga dapat menimbulkan kesan
yaitu: perspektif pada akses jalan.
1. Pola linear yaitu pola sirkulasi ruang 3. Pencapaian secara spiral (perputaran)
melalui garis yang mempunyai arah ialah suatu pola perjalanan menuju
sehingga dapat menjadi unsur sebuah bangunan dan ruang denagn
pembentuk deretan ruang cara memutar. Biasanya pola ini
2. Pola radial yaitu pola sirkulasi ruang digunakan untuk mengurangi
melalui penyebaran atau gaya gravitasi bumi pada kontur
perkembangan dari titik pusat. tanah yang curam dan dipergunakan
Biasanya pola radial ini bersifat di lahan yang sempit.
memiliki banyak ruang pergerakan. (Sumber : D.K. Ching, 1996)

3
Teori Tata Massa keuntungan adanya pemandangan dan
Massa sebagai elemen site dapat fokus yang berubah-ubah dan dinamis.
tersusun dari massa berbentuk bangunan (Sumber : Elemen Site : Massa dan Ruang)
dan vegetasi; kedua-duanya baik secara
individual maupun kelompok menjadi Beberapa hal yang patut
unsur pembentuk ruang outdoor. diperhatikan dalam penataan massa
Ruang luar adalah sebuah ruang bangunan ialah :
yang terbentuk oleh batas horizontal a. Keadaan site terhadap jalan
bawah (bentang alam) dan batas vertikal b. Bangunan terhadap lingkungan
(massa bangunan atau vegetasi) sekitar site
Massa berupa bangunan atau (Sumber : http://archteria.tumblr.com/
post/338976695/penataan-massa-bangunan)
vegetasi dan ruang luar yang terbentuk
diantaranya, bersama-sama perlu disusun
Penataan bangunan dalam
dan diintegrasikan dalam site untuk
perancangan kota mengatur akan
menciptakan sebuah lingkungan yang
ketinggian, sempadan dan koefisien lantai
baik.
bangunan. Pada beberapa kasus
perancangan kota menyarankan untuk
Massa bangunan ditata
meliputi pula penampilan dan konfigurasi
sedemikian rupa sesuai organisasi yang
bangunan, misalnya hal yang berkaitan
diinginkan, sehingga membentuk ruang
dengan warna, bahan bangunan, tekstur,
luar yang jelas alurnya.
bentuk muka (fasad). Secara tradisional,
Massa bangunan yang ditata tanpa
hal-hal ini menjadi hak arsitek bersama
mempertimbangkan ruang luar yang
kliennya. Tapi, sebenarnya hal ini
terbentuk, akan menghasilkan ruang luar
menyangkut kepentingan masyarakat dan
yang tidak jelas alurnya (gambar 1),
berdampak pada lingkungan kota.
sebaliknya gambar 2 alurnya jelas karena
Untuk menciptakan tatanan di dalam
massa diorganisasikan.
suatu komposisi arsitektur, penataan lebih
kearah pada suatu kondisi dimana setiap
bagian dari seluruh komposisi saling
berhubungan dengan bagian lain dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu susunan
Gambar 1
yang harmonis.
Penataan tanpa variasi dapat
mengakibatkan adanya sifat monoton dan
membosankan, variasi tanpa tatanan
menimbulkan kekacauan. Kesan untuk
menyatukan berbagai variasi merupakan
sesuatu yang ideal.
Hamid Shirvani (1985) menyebutkan
tiga isu utama yang berkaitan dengan
bentuk dan massa bangunan perkotaan,
Gambar 2
yaitu:
a. Skala yang berkaitan dengan
ketinggian pandang manusia,
Massa bangunan yang ditata
sirkulasi, bangunan-bangunan
dengan pengorganisasian tertentu, akan
berdekatan, dan ukuran lingkungan.
menghasilkan alur yang jelas. Penataan
b. Ruang kota berkaitan dengan bentuk-
ini membentuk ruang luar yang bersifat
bentuk bangunan, skala dan suasana
linier organis, dan memberikan

4
penutupan ruang antar bangunan, dan e. Ruang dan tenaga kerja dapat
macam ruang kota. termanfaatkan secara efektif.
c. Massa perkotaan meliputi bangunan- f. Meningkatnya semangat moral
bangunan, permukaan tanah, obyek- karyawan dalam bekerja.
obyek dalam ruang yang dapat g. Memberikan kemudahanperawatan
membentuk ruang kota dan fasilitas dan kebersihan.
membentuk pola kegiatan, dalam (Sumber : Pengantar Teknik Industri, 106)
skala besar atau kecil.
Selain dari ketiga isu utama diatas, Hirarki Tata Letak Pabrik
Darmawan. E, (2003) menyebutkan hal-
hal yang harus diperhatikan dalam Tata Letak Keseluruhan
penataan bentuk dan massa bangunan
dalam perancangan kota, yaitu :
a. Ketinggian bangunan
b. Besaran bangunan Tata Letak Antar Departemen
c. Koefisien lantai dasar
d. Building coverage
e. Ragam
f. Pola bangunan Tata Letak Antar Stasion Kerja di Dalam
g. Skala Departemen
h. Material, tekstur, dan warna
(Sumber : http://vitate-a-joel.blogspot.com/
2012/03/prinsip-prinsip-penataan-bangunan.html)
Tata Letak Stasion Kerja
Tata Letak Pabrik
Dalam melakukan proses Gambar 3. Hirarki tata letak
perancangan tata letak dan fasilitas (Sumber : Pengantar Teknik Industri, 108)
produksi ini memiliki empat tipe dasar
Kawasan Industri
yang pada umumnya banyak diterapkan
Kawasan Industri dapat diartikan
di berbagai pabrik, yaitu :
sebagai :
a. Tata letak produk (product layout)
a. Kawasan Industri (Industrial Estate)
b. Tata letak proses (process layout)
adalah kawasan tempat pemusatan
c. Tata letak posisi tetap (fixed position
kegiatan industri yang dilengkapi
layout)
dengan sarana dan prasarana
d. Tata letak teknologi kelompok (group
penunjang yang dikembangkan dan
technology layout)
(Sumber : Wignjosoebroto, 2003 : 148)
dikelola oleh Perusahaan Kawasan
Industri yang telah memiliki izin
Merancang posisi relatif suatu usaha kawasan industri.
sarana terhadap yang lain memiliki b. Kawasan Peruntukan Industri adalah
tujuan-tujuan sebagai berikut : bentangan lahan yang diperuntukkan
a. Meminimalisasi backtracking (aliran bagi kegiatan industri berdasarkan
bolak-balik). Rencana Tata Ruang Wilayah yang
b. Meminimalisasi penundaan pekerjaan ditetapkan sesuai dengan ketentuan
atas material. peraturan perundangan.
c. Meminimalisasi penanganan material. c. Perusahaan Industri adalah badan
d. Mempertahankan/meningkatkan usaha yang melakukan kegiatan di
fleksibilitas baik dari segi variasi bidang usaha industri di wilayah
rancangan produk maupun jumlah Indonesia
(Sumber : PP Nomor 24 Tahun 2009)
yang dapat diproduksi.

5
METODE PENELITIAN  fitness center ada ada
Metode penelitian pada  halte ada ada
 TPS limbah ada ada
pembahasan kali ini menggunakan padat
metode analisis komparasi terhadap objek  bank, pos, wartel ada ada
 pos keamanan ada ada
kajian kawasan industri dan metode
evaluasi. Setelah menganalisis objek
komparasi yang sesuai dengan Rencana Tapak Kawasan Industri
pembahasan pada penelitian ini,
dilakukan evaluasi untuk mengetahui a. Akses Jalan Utama
bagaimana pola sirkulasi dan tata massa  Ideal : akses ke suatu kawasan
pada sebuah kawasan industri. Telah industri harus lebih dari satu
memenuhi Standar Teknis Kawasan untuk melancarkan arus lalu lintas.
Industri atau belum. Sehingga ke  Kasus SIER : akses jalan utama
depannya, hasil evaluasi tersebut akan dapat dicapai dari dua arah.
bermanfaat sebagai acuan dalam Namun akses jalan utama juga
merancang sebuah kawasan industri merupakan jalan umum yang
khususnya pada pabrik pengolahan susu. terletak dalam kawasan industri
sehingga lalu lintas industri yang
HASIL DAN PEMBAHASAN umumnya truk berbaur dengan
Komparasi yang digunakan pada lalu lintas umum. Berbaurnya
penelitian ini ialah Kawasan Industri kedua jenis moda transportasi ini
Surabaya Industrial Estate Rungkut di menyebabkan beban lalu lintas
Surabaya dan Kawasan Industri Ngoro di (kepadatan) yang sangat tinggi
Mojokerto. dan mengganggu kelancaran baik
bagi lalu lintas kendaraan
Tabel 1. Rencana Induk Kawasan Industri SIER, perusahaan industri maupun
Surabaya dan Ngoro, Mojokerto masyarakat umum.
 Kasus Ngoro : jalan akses utama
SIER, Ngoro,
No. Standar Teknis
Surabaya Mojokerto ke kawasan industri hanya satu
Komposisi Lahan (332 Ha) (200 Ha) sehingga mengakibatkan beban
(luas total) lalu lintas terkonsentrasi pada satu
 Kapling industri 70% 76%
1.  Ruang terbuka 2% 3,25%
akses jalan dan rawan terhadap
hijau kecelakan lalu lintas. Tetapi
 Prasarana dan 28% 20,75% dengan fungsi akses jalan utama
sarana hanya untuk lalu lintas kawasan,
Prasarana
 lebar perkerasan 7,5 m 8m dan 11m
maka beban lalu lintas dalam
jalan lingkungan kawasan relatif rendah yang dapat
 drainase ada ada (5 Ha) memperlancar lalu lintas dalam
 air bersih 120 lt/dtk 80 lt/dtk
 tenaga listrik PLN 40 MW
kawasan. Kendala dalam
2. pembebasan tanah yang
 telekomunikasi ada 1.600 ss
 pengelolaan air ada (2,5 Ha) ada (2,8 Ha) berhubungan dengan harga tanah
limbah yang umumnya sangat mahal
 unit PMK tidak ada tidak ada
 kantor Wisma SIER ada pada lokasi di pinggir jalan utama
perusahaan menyebabkan pilihan akses jalan
Sarana utama hanya satu.
 kantin ada ada b. Pola Sirkulasi Jalan
 poliklinik ada ada
3.  sarana ibadah masjid masjid  Ideal : pola sirkulasi yang
 rumah tidak ada 5 Ha dipergunakan adalah pola Grid
penginapan Iron. Dengan pola ini akan
sementara

6
diperoleh alignment jalan yang
lurus sehingga lebih memudahkan c. Ukuran Kapling Industri
sirkulasi kendaraan berat seperti  Ukuran kapling industri harus
truk. Pola ini juga akan lebih luas dibandingkan dengan
membentuk kapling empat persegi ukuran kapling perumahan. Untuk
yang sederhana sehingga akan mendapatkan kapling yang
didapatkan luas kapling yang fleksibel luasnya, maka secara
efektif untuk bangunan. teknis panjang kapling dibuat
 Kasus SIER : Grid Iron (gambar dengan ukuran yang tetap, namun
2). untuk lebar kapling dibuat dapat
 Kasus Ngoro : Grid Iron (gambar berubah-ubah sehingga luas
3). kapling dapat fleksibel sesuai
dengan permintaan konsumen.
Idealnya, panjang kapling
berkisar antara 60 meter sampai
dengan 100 meter.
 Kasus SIER : ukuran kapling
dengan luas antara 3.000 m2
sampai dengan 30.000 m2.
Berdasarkan pengalaman di atas,
dalam pengembangan kawasan
industri selanjutnya yaitu di
Pasuruan Industrial Estate
Rembang (PIER), lebar kapling
tidak ditentukan tetapi tergantung
kepada permintaan konsumen.
 Kasus Ngoro : ukuran kapling
dengan luas 3.500 m2 sampai
dengan 21.000 m2.
d. Standart Factory Building
Gambar 4. Rencana Tapak Kawasan  Selain kapling, untuk
Industri SIER, Surabaya menyediakan industri siap pakai
umumnya setiap kawasan industri
menawarkan secara sewa
Bangunan Pabrik Siap Pakai
(Standard Factory Building).
 Kasus SIER : disediakan
Standard Factory Building
2
dengan luas antara 700 m – 1.080
m2
 Kasus Ngoro : disediakan
Standard Factory Building
dengan luas antara 908.5 m2 –
1.052 m2.
 Selain berfungsi sebagai pabrik,
pada bangunan ini juga
disediakan ruang untuk
Gambar 5. Rencana Tapak Kawasan perkantoran, bahkan beberapa
Industri Ngoro, Mojokerto kawasan industri menyediakan

7
konsep Three In One untuk
Bangunan Pabrik Siap Pakai yaitu
memiliki tiga fungsi untuk pabrik
di lantai satu, kantor pada
sebagian lantai dua dan untuk
rumah tinggal pada sebagian
lantai tiga.

Dibandingkan dengan negara-


negara industri baru lainnya seperti Korea
Selatan dan Thailand, pengembangan Gambar 6. Rencana Tapak Eastern
kawasan industri di Indonesia memang Industrial Estate, Thailand
masih tertinggal. Di Thailand misalnya,
pengembangan industri diserahkan PT. Greenfields Indonesia
kepada suatu badan otoritas, sehingga
semua masalah perijinan, pembebasan
tanah dan prasana sudah disiapkan sejak
awal dan investor tinggal langsung masuk
ke kawasan industri.
Pada tahun 1972 dibentuk suatu
Badan Otorita yaitu Industrial Estate
Authority of Thailand (IEAT) yang
bertugas untuk mengembangkan kawasan
Industri dan memberi pelayanan yang
mudah dan cepat untuk semua kegiatan
industri yaitu seperti semua proses Gambar 7. Siteplan PT. Greenfields
perijinan, pelayanan informasi-informasi Indonesia
seperti investasi, pendirian perusahaan,
sumber pendanaan, perancangan dan a. Akses Jalan Utama
konstruksi pabrik, serta studi kelayakan. Akses jalan utama pada PT.
Selanjutnya, dalam perencanaan Greendfields Indonesia dapat diakses
kawasan industri, standar teknis yang dengan satu arah. Namun hal ini tidak
ditentukan oleh pemerintah terlalu terlalu mengganggu lingkungan sekitar
mengekang para pengembang dalam karena lokasi PT. Greenfields Indonesia
perencanaan penggunaan lahan yang berada cukup jauh dari keramaian lalu
harus selalu beradaptasi dengan kemauan lintas.
pasar. b. Pola Sirkulasi Jalan
Sedangkan, dalam perencanaan Pola sirkulasi jalan pada PT.
kawasan industri di negara Korea Selatan Greendfields Indonesia menggunakan
dan Thailand sudah berkembang konsep pola sirkulasi grid.
Technology Park dan Business Park. c. Tata Massa
Dimana dalam suatu Business Park selain Tata massa pada PT. Greenfields
kawasan industri terdapat pula kawasan Indonesia membagi kawasan menjadi
perdagangan, perumahan dan rekreasi kawasan peternakan, produksi, dan
yang dapat berupa kawasan hijau administrasi. Penataan massa ini
lapangan golf, seperti pada Eastern dipengaruhi oleh pola sirkulasi sehingga
Industrial Estate di Thailand (gambar 6). menyebabkan zonasi fungsi membentuk
cluster.

8
KESIMPULAN Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Pada hasil pembahasan yang telah Indonesia Nomor : 35/M-
dipaparkan sebelumnya, dapat diambil IND/PER/3/2010 tentang Pedoman
kesimpulan bahwa kawasan industri Teknis Kawasan Industri
dapat memaksimalkan potensi lahannya Seri Diktat Kuliah : Pengantar Teknik
dengan menggunakan pola sirkulasi grid Industri. Depok : Universitas
iron. Dengan penggunaan pola sirkulasi Gunadarma.
seperti ini, dapat menghasilkan pola jalan Seri Diktat Kuliah : Elemen Site : Massa
yang lurus serta memudahkan sirkulasi dan Ruang. Yogyakarta :
pekerja dan kendaraan berat yang berlalu Universitas Negeri Yogyakarta.
lalang. White, Edward T. 1985. Analisis Tapak :
Dengan penggunaan pola sirkulasi Pembuatan Diagram Informasi
grid iron, maka akan membentuk pola Bagi Perancangan Arsitektur.
tata massa grid pula. Namun untuk Terjemahan Aris K. Onggodiputro.
pengaruh sirkulasi terhadap tata massa Bandung : Penerbit Intermatra.
yang sesuai fungsi bangunan pabrik, Wignjosoebrot, Sritomo. 2003-2009.
orientasi massa, dan bentuk massa, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan
dibutuhkan data alur produksi dan alur Bahan, Edisi 3. ITS. Surabaya
sirkulasi pekerja sehingga nantinya dapat
ditentukan penataan massa bangunan
sesuai dengan sirkulasi pekerja.

DAFTAR PUSTAKA
D.K. Ching, Francis. 1996.
ARSITEKTUR : Bentuk, Ruang, dan
Tatanan. Edisi Kedua. Cetakan
Pertama. Terjemahan Nurahma
Tresani Harwadi. Jakarta : Penerbit
Erlangga
http://archteria.tumblr.com/post/3389766
95/penataan-massa-bangunan
(diakses tanggal 12 Januari 2014)
http://vitate-a-
joel.blogspot.com/2012/03/prinsip-
prinsip-penataan-bangunan.html
(diakses tanggal 12 Januari 2014)
Kwanda, Timoticin. 2000.
Pengembangan Kawasan Industri
di Indonesia. Dimensi Teknik
Arsitektur Vol. 28, No.1 : 54 – 61
Nuzuluddin, Taufiq Rizza. 2007.
Pengaruh Parkir dan Activity
Support terhadap Sirkulasi di Jl.
MT. Haryono Penggal Jl. Sompok –
Jl. Lampersari (Kawasan
Peterongan) Tesis. Tidak
dipublikasikan. Semarang :
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai