Anda di halaman 1dari 11

UAS KEWIRAUSAHAAN

BAJU BARONG DARI ‘FASHO GARMEN’ SEBAGAI USAHA PROSPEKTIF


DALAM KEBUTUHAN SANDANG

OLEH :
I GDE PANDE ANINDHITA PUTRA WICAKSANA 1508505030

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat berpengaruh dalam
kehidupan manusia. Dari perkembangan tersebut, berkembang pula peradaban manusia
menuju globalisasi dan modernisasi yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada
dunia Fashion. Aspek fashion menyentuh dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Fashion
mempengaruhi apa yang kita makan, apa yang kita kenakan, bagaimana memandang diri
sendiri, dan bagaimana kita hidup. Fashion merupakan istilah umum untuk gaya populer atau
praktek khususnya di pakaian, sepatu, atau aksesoris. Tetapi biasanya gaya yang dimaksud,
cenderung fokus ke gaya berpakaian masyarakat pada periode waktu tertentu.
Perkembangan fashion yang semakin pesat tentunya membawa dampak baik dan buruk.
Dampak baiknya, yaitu masyarakat Indonesia menjadi semakin fashionable di setiap
penampilannya. Sedangkan dampak buruknya, yaitu, masyarakat Indonesia cenderung lebih
tertarik pada pakaian modern dibandingkan dengan pakaian tradisional.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menimbulkan perubahan budaya
yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yaitu perubahan dari masyarakat tertutup
menjadi masyarakat yang lebih terbuka dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju
pluralisme nilai dan norma sosial yang merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan
sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban
dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan
sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kebudayaan lokal kita pun mulai
bergeser ke arah kebudayaan yang berdimensi komersial. Kebudayaan-kebudayaan yang
bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti
semua kebudayaan lokal kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kebudayaan lokal yang masih
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas
proses modernisasi.
Bali merupakan nama salah satu kota wisata di Indonesia. Kota ini merupakan kota
yang banyak diminati dan dikunjungi para wisatawan, baik internasional maupun domestik.
Tidak hanya memiliki panorama yang indah dan menarik, Kota Bali juga sangat kental
dengan kebudayaan lokalnya. Tak sedikit pula oleh-oleh dan cindera mata khas Kota Bali,
ssalah satunya, yaitu baju barong. Hal ini tentu tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakat
Bali dalam mengembangkan kota mereka menjadi kota yang lebih maju dengan menciptakan
banyak lapangan pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengembangkan
usaha garmen baju barong dengan nama unit usaha ‘Fasho Garmen’.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep wirausaha produk baju barong menjadi usaha sandang berbasis
kebudayaan lokal yang prospektif?
1.2.2 Bagaimana memilih bahan baku baju barong yang tersedia di pasaran dengan harga
terjangkau?
1.2.3 Bagaimana memproduksi baju barong agar diminati oleh semua kalangan?
1.2.4 Bagaimana menjalankan usaha Fasho Garmen yang menguntungkan dan berkelanjutan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami konsep wirausaha produk baju barong menjadi usaha sandang berbasis
kebudayaan lokal yang prospektif.
1.3.2 Mengetahui cara memilih bahan baku baju barong yang tersedia di pasaran dengan
harga terjangkau.
1.3.3 Menghasilkan baju barong yang diminati oleh semua kalangan.
1.3.4 Mengetahui cara menjalankan usaha Fasho Garmen menjadi salah satu usaha yang
menguntungkan dan berkelanjutan.
BAB II
ISI

2.1 Jenis Usaha, Konsep, Visi, dan Misi


2.2.1 Jenis Usaha
Usaha Fasho Garmen merupakan jenis usaha industri karena sebagaian besar
aktivitas/kegiatan dalam jenis usaha ini berupa mengolah bahan mentah menjadi suatu
produk akhir. Dalam hal ini produk akhir yang dihasilkan berupa baju barong. Industri
memiliki definisi sendiri, yaitu suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya (Sadono, 2015).
2.2.2 Konsep
Bali memiliki banyak konsumen yang menyukai produk baju barong baik itu
masyarakat Bali sendiri, luar bali, ataupun mancanegara. Peminatnya pun juga dari kalangan
anak-anak hingga dewasa.
Maka dari itu, bisnis baju barong di Bali sanga mendorong dan memotivasi kita untuk
hadir dengan konsep bisnis baju barong yang sedikit berbeda, unik, dan kreatif.
Beberapa hal ang dapat kita lakukan dalam bisnis baju barong ini sebagai berikut.
1) Kita bisa mempromosikan motif baju barong khas daerah Bali dengan desain yang
unik agar baju barong khas Daerah Bali ini yang sebelumnya motifnya masih
radisional dapat terlihat modern.
2) Agar bisnis ini dapat berjalan lancar dan dapat dikenal oleh masyarakat luas, kita
dapat mempromosikan produk yang kia desain tersebut melalui media sosial. Dengan
demikian, produk baju barong ini dapat disebar ke seluruh wilayah Indonesia,
bahkan hingga ke pasar luar negeri. Karena selain masyarakat Indonesia sendiri,
mayarakat luar negeri banyak yang menyukai produk baju barong ini.
3) Selain mempromosikan produk baju barong ini melalui media sosial, kita dapat juga
mempromosikannya pada event atau acara-acara tertentu.
Dalam dunia bisnis, banyak terjadi persaingan antar unit-unit usaha atau lembaga-
lembaga usaha demi mencapai kesuksesan dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu,
agar usaha bisnis kita dapat berjalan lancar dan lebih dikenal oleh masyarakat luas, hal
terpenting adalah membangun konsep serta strategi pemasaran yang baik.

2.2.3 Visi dan Misi


1) Visi
a) Menumbuhkan rasa kecintaan terhadap baju barong terutama kepada masyarakat
Bali.
2) Misi
a) Menjadikan warga Bali tetap mencintai baju barong Bali.
b) Melestarikan baju barong Bali.
c) Menghasilkan karya baju barong yang berdaya jual tinggi.

2.2 Produk, Harga, Manfaat, dan Desain Marketing pada Kemasan


2.2.1 Produk yang dijual
Produk yang akan dihasilkan hanya berupa barang, yaitu baju barong. Fasho Garmen
memproduksi baju barong dengan motif, warna dasar, serta ukuran yang berbeda. Hal ini
bertujuan agar produk ini lebih disukai oleh masyarakat luas, baik itu masarakat Bali ataupun
masyarakat luar Bali. Contoh produk baju barong dari Fasho Garmen sebagai berikut.

Gambar 1. Salah satu desain produk baju barong dari Fasho Garmen.
2.2.2 Harga
Di pasaran, baju barong/pcs biasanya dijual dengan harga berkisar antara Rp 25.000,00-
Rp 35.000,00. Untuk tiap baju barong dari Fasho Garmen memiliki harga yang ekonomis
serta pilihan warna dasar dan motif yang menarik. Produk baju barong dari Fasho Garmen
memiliki harga yang terjangkau pula dari harga yang ada di pasaran, yaitu Rp 30.000,00 per
pcs membuat produk ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Maka dari itu, peluang pasar
dari produk ini cukup tinggi.

2.2.3 Manfaat
1) Mengenalkan produk baju barong yang nyaman dan memiliki desain yang menarik
sebagai kebutuhan sandang.
2) Memberikan profit kepada wirausahawan baik digunakan untuk kepentingan pribadi
maupun pengembangan usaha Fasho Garmen nantinya.
3) Menjadikan produk baju barong dari Fasho Garmen sebagai produk pakaian Go
International.
2.2.4 Desain pada Marketing Kemasan
Pengemasan baju barong dari Fasho Garmen menggunakan plastik atau kotak baju
bertuliskan ‘Fasho’. Contoh salah satu kemasan Fasho Garmen tersebut sebagai berikut.

Gambar 2. Kotak Baju Barong ‘Fasho Garmen’.

2.3 Sumber Daya yang Dibutuhkan


2.3.1 Ilmu Kewirausahaan
Ilmu kewirausahaan merupakan hal yang paling penting untuk menjadi seorang
wirausahawan. Ilmu kewirausahaan adalah ilmu yang mencakup proses menciptakan sesuatu
yang berbeda, yang memiliki nilai tambah melalui pengorbanan waktu dan tenaga dengan
berbagai risiko sosial dan mendapatkan penghargaan akan sesuatu yang diperoleh beserta
dengan timbulnya kepuasaaan pribadi dari hasil yang diperoleh. Oleh karena itu maka
seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan atau
peluang-peluang bisnis (Alma, 2010).
2.3.2 Modal Usaha
Modal usaha dari Fasho Garmen ini diperoleh dari modal sendiri. Modal sendiri pada
dasarnya merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam
perusahaan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. Modal sendiri ini dibagi menjadi 2
macam, yaitu modal saham dan laba cadangan. Modal saham meupakan tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang
bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam di dalam
perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri bukan
merupakan penanaman yang permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual
sahamnya. Sedangkan laba cadangan merupakan cadangan yang dibentuk dari keuntungan
yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu dari tahun yang berjalan (Bambang,
2001).
2.3.3 Sumber Daya Manusia
Pada awal usahanya, Fasho Garmen hanya mempekerjakan 10 tenaga kerja, 2 orang
bendahara, dan 2 asisten karena masih dalam bentuk unit usaha mikro. Namun, dalam
perkembangannya, Fasho Garmen akan menambah tenaga kerjanya dalam kurun waktu
tertentu yang dapat meningkatkan kuantitas produk baju barong dari Fasho Garmen.
2.3.4 Sumber Daya Fisik
Untuk tempat pendirian usaha sendiri, pemilik Fasho Garmen telah memiliki bangunan
yang layak untuk digunakan sebagai usaha garmen yang dapat memuat hingga 100 orang
tenaga kerja. Untuk sarana fisik seperti mesin jahit, kain, benang, pewarna, dan sebagainya
diatur oleh pemilik garmen yang dibantu oleh asisten dalam menangani penyediaan sumber
daya fisik industry Fasho Garmen.
2.3.5 Sumber Daya Informasi
Dalam pemasaran produknya, pemilik Fasho Garmen beserta asistennya harus memiliki
koneksi dengan berbagai toko pakaian baik di dalam Bali, di Indonesia maupu di luar negeri
yang dapat mempermudah pemasaran produk baju barong dari Fasho Garmen. Selain itu,
pemilik Fasho Garmen beserta asistennya harus memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan
media sosial untuk memasarkan produknya. Informasi mengenai perkembangan fashion masa
kini juga diperlukan untuk menyesuaikan produk baju barong dari Fasho Garmen agar
disukai oleh masyarakat luas.

2.4 Sasaran Usaha dan Langkah Promosi serta Marketing


2.4.1 Sasaran Usaha
Sasaran usaha penjualan produk baju barong dari Fasho Garmen ini adalah toko pakaian
atau pasar yang berada di Bali, luar Bali, bahkan luar negeri. Diharapkan produk ini disukai
oleh masyarakat luas baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

2.4.2 Langkah Promosi serta Marketing


Kegiatan promosi dan pemasaran produk dilakukan dari mulai proses produksi
berlangsung. Promosi dan pemasaran dilakukan melalui:
1) Personal selling
Mempromosikan secara personal kepada masyarakat terdekat dengan
mempromosikan berbagai keunggulan produk, seperti kualitas produk, packaging
yang menarik, dan harga yang murah.
2) Promosi Menggunakan Media Sosial
Mempromosikan produk secara online melalui Facebook, Instagram, atau Line.
Promosi menggunakan media internet dilakukan dengan mencantumkan foto produk
serta keunggulan produk. Pemesanan juga bisa dilakukan secara online.

2.5 Analisis Ekonomi serta Break Even Point


Anggaran biaya produksi baju barong dari Fasho Garmen sebagai berikut.
No Uraian Jumlah Biaya (Rp)
1 Biaya habis pakai Rp 40.000.000,00
2 Biaya peralatan penunjang Rp 35.000.000,00
3 Biaya perjalanan Rp 5.000.000,00
4 Biaya lain-lain Rp 5.000.000,00
Total Rp 85.000.000,00
Tabel 1. Anggaran Biaya
Produksi baju barong sebanyak 13.500 pcs dengan jangka waktu penjualan 3 bulan.
Biaya modal yang dibutukan adalah Rp 85.000.000,00 yang sudah terdiri dari biaya habis
pakai, peralatan penunjang, biaya perjalanan, dan biaya lain-lain. Harga 1 pcs baju barong
adalah Rp 30.000,00. Perhitungan laba dan rugi dari Biaya Produksi (BP) dapat dihitung
sebagai berikut:
1) BP = Biaya habis pakai + Biaya Perjalanan
= Rp 40.000.000,00 + Rp 5.000.000,00
= Rp 45.000.000,00
2) Hasil Usaha (HU)
HU = Jumlah Produksi x Harga Jual
= 13.500 pcs x Rp 30.000,00
= Rp 405.000.000,00
3) Prediksi Laba atau Rugi (L/R)
L/R = HU – BP
Karena HU > BP, maka:
L = Rp 405.000.000,00 - Rp 45.000.000,00
= Rp 360.000.000,00
4) Prediksi Jangka Waktu Modal Kembali (JWP)
JWP = (Investasi + BP) / (L x lama produksi)
= ((Biaya peralatan penunjang + biaya administrasi keuangan) + BP) /
(L x lama produksi)
= ((Rp 35.000.000,00 + Rp 5.000.000,00) + Rp 45.000.000,00) / (Rp
360.000.000,00 x 3 bulan)
= 0,75 bulan
Artinya, modal akan kembali setelah lama produksi 3 bulan (≈ 1 bulan).
5) Break Event Point (BEP)
BEP = BP / total produksi
= Rp 405.000.000,00 / 13.500
= Rp 30.000,00
Titik balik modal produksi baju barong akan diperoleh apabila harga jual persatuannya
adalah Rp 30.000,00.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fasho Garmen merupakan suatu jenis usaha berbentuk industri yang beroperasi sebagai
usaha prospektif dalam kebutuhan sandang dengan mengangkat kebudayaan lokal Bali dalam
produknya, yaitu berupa gambar barong yang terdapat pada produk bajunya. Harga baju
barong dari Fasho Garmen cukup terjangkau, yaitu Rp 30.000 per pcs. Sumber daya yang
diperlukan dalam usaha ini meliputi ilmu kewirausahaan, modal usaha, serta sumber daya
manusia, fisik, dan informasi. Promosi dan pemasaran produk dilakukan secara personal
selling dan melalui media sosial. Berdasarkan analisis ekonomi yang dilakukan, BEP yang
diperoleh telah sesuai dengan harga produk baju barong Fasho Garmen, yaitu Rp 30.000,00.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan masukan dan saran mendukung dan dapat membuat usaha ini
berkembang dalam dunia bisnis serta pelestarian kebudayaan lokal daerah Indonesia
khususnya di Bali.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2010.Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Bambang, R. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sadono, S. 2015, Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Edisi II. Jakarta: PT. Karya Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai