Pengertian imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
1. tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
2. tujuan khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/
kelurahan pada tahun 2014.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah
1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
c. Eradikasi polio pada tahun 2015.
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah
medis (safety injection practise and waste disposal management).
e. Sasaran imunisasi
Sebagai seorang bidan, tahukah Anda siapa saja yang merupakan sasaran dalam
imunisasi? Jadi, yang menjadi sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sasaran Imunisasi pada Bayi
yaitu:
1. Imunisasi aktif
merespon.
2. Imunisasi pasif
2010).
5. Dasar-Dasar Imunisasi
1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
a) Pengertian
jam.
c) Indikasi
d) Kontra indikasi:
e) Efek samping
a) Pengertian
bakteri difteri.
tahun.
3. Dengan 4 dosis toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara
sebanyak 3 dosis.
d) Kontra indikasi
e) Efek samping
2006).
3. Vaksin Hepatitis B
a) Pengertian
c) Indikasi
d) Kontra indikasi
e) Efek samping
minimal 4 minggu.
yang baru.
c) Indikasi
d) Kontra indikasi
e) Efek samping
5. Vaksin Campak
a) Pengertian
dari 1000 inektive unit virus strain dan tidak lebih dari 100
cairan pelarut.
kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangn (booster) pada usia 6-7
c) Indikasi
d) Kontra indikasi
e) Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan
C. Penyimpanan Vaksin
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai didistribusikan
ketingkat berikutnya, vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang telah ditetapkan
dapat Anda lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Cara Penyimpanan Vaksin
Kabupaten/Kota Puskesmas
• Vaksin Polio disimpan pada suhu -15o s.d. • Semua vaksin disimpan pada suhu 2o s.d.
-25o C pada freeze room/freezer. 8o C pada lemari es.
• Vaksin lainnya disimpan pada suhu 2o s.d. • Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan
8o C pada coldroom atau lemari es. desa disimpan pada suhu ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.
Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak (yang dinyatakan
dengan perubahan kondisi Vaksin Vial Monitor [VVM] VVM A ke kondisi B)
harus digunakan terlebih dahulu meskipun masa kedaluwarsanya masih lebih
panjang. Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak boleh digunakan.
Pernahkah Anda membaca tentang VVM? Di dalam bahan ajar ini Anda
akan mempelajari tentang VVM. Jadi, yang dimaksud dengan VVM adalah alat
pemantau paparan suhu panas. Fungsi VVM untuk memantau suhu vaksin selama
dalam perjalanan maupun dalam penyimpanan. VVM ditempelkan pada setiap
vial vaksin berupa bentuk lingkungan dengan bentuk segi empat pada bagian
dalamnya. Diameter VVM sekitar 0,7 cm (7 mm). VVM mempunyai karakteristik
yang berbeda, spesifik untuk tiap jenis vaksin. VVM untuk vaksin polio tidak
dapat digunakan untuk vaksin HB, begitu juga sebaliknya. Setiap jenis vaksin
mempunyai VVM tersendiri. Semua vaksin dilengkapi VVM, kecuali BCG. Untuk
lebih jelasnya, Anda dapat melihat gambar berikut ini.
Bahan ajar IMUnISaSI
Gambar 3.6 Alat pemantau vaksin (VVM) yang menunjukkan kondisi yang berbeda
Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin yang lebih pendek
masa kadaluwarsanya (Early Expire First Out/EEFO).
Sarana Penyimpanan
Kamar dingin dan kamar beku (terdapat di tingkat provinsi). Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut ini.
Bahan ajar IMUnISaSI
Anda tentu sudah tahu fungsi lemari es dan freezer. Fungsi lemari es tempat
menyimpan vaksin BCG, Td, TT, DT, hepatitis B, Campak, dan DPT-HB-Hib, pada
suhu yang ditentukan 2o s.d. 8o C dapat juga difungsikan untuk membuat kotak
dingin cair (cool pack). Adapun fungsi freezer untuk menyimpan vaksin polio
pada suhu yang ditentukan antara -15o s.d. -25o C atau membuat kotak es beku
(cold pack).
Penyelenggaraan imunisasi wajib
Bagian yang sangat penting dari lemari es/freezer adalah termostat. Termostat
berfungsi untuk mengatur suhu bagian dalam pada lemari es atau freezer. Tahukah
Anda bahwa ada 2 macam termostat? Kedua macam termostat itu masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Perhatikan tabel berikut.
suhu bagian dalam 2o s.d. 8o C. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
akan volume penyimpanan vaksin pada lemari es. Modifikasi dilakukan dengan
meletakkan kotak dingin cair (cool pack) pada sekeliling bagian dalam freezer
sebagai penahan dingin dan diberi pembatas berupa aluminium atau multiplex
atau acrylic plastic.
Tabel 3.7 Perbedaan antara bentuk pintu buka depan dan bentuk pintu buka ke atas
1) Kotak dingin beku (cold pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat
yang diisi dengan air yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -15° s.d.
-25o C selama minimal 24 jam.
2) Kotak dingin cair (cool pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang
diisi dengan air kemudian didinginkan dalam lemari es dengan suhu +2° s.d.
+8o C selama minimal 24 jam.
Cold pack selain mempertahankan suhu untuk pengiriman vaksin juga
berfungsi sebagai stabilisator suhu apabila diletakkan dalam lemari es.
Gambar 3.12 Cold pack
Bahan ajar IMUnISaSI
RCW 50 EK: kompartmen kanan dan kiri suhu 2° s.d. 8° C bagian tengah
freezer.
Imunisasi HiB
adalah imunisasi tambahan yang diberikan kepada bayi atau balita sebagai pelengkap
imunisasi wajib. Sesuai dengan jadwal imunisasi terbaru dari IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia) imunisasi HiB diberikan sejak bayi berumur 2 bulan dengan jumlah ulangan sebanyak
4 kali. Pertanyaannya, perlukah imunisasi HiB ? Untuk mengetahui jawabannya, silahkan simak
penjelasan berikut.
Manfaat imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae type B) adalah untuk mencegah penyakit
meningitis. Meningitis sendiri merupakan infeksi radang otak dan penutup sumsum tulang
belakang yang bisa menyebabkan kerusakan otak kekal serta ketulian. Selain itu, imunisasi ini
juga dapat mencegah pneumonia (radang paru-paru), pembengkakan parah di tenggorokan yang
bisa menyulitkan bernafas, serta beragam infeksi seperti: darah, sendi, dan tulang. Itulah
pentingnya imunisasi HiB.
Vaksinasi HiB dapat diberikan secara terpisah maupun kombinasi dengan vaksin lain. Cara
pemberiannya disuntikkan di bagian paha kaki bayi.
Imunisasi Tipoid
Demam tifoid atau tifus adalah penyakit infeksi akut yang disertai demam yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya menempel pada makanan atau minuman yang
dikonsumsi, ataupun menyebar dari orang yang terinfeksi tifoid.
Pada dasarnya, gejala tifoid pada anak-anak tidak jauh berbeda dengan yang biasanya dialami
orang dewasa. Tanda paling umum dari penyakit tifoid pada anak yang harus Anda waspadai,
yaitu saat anak mengalami demam tinggi yang biasanya akan berlangsung hingga dua sampai
tiga minggu ke depan. Sakit kepala, kelelahan berlebih, tubuh menggigil, serta diare bisa
mengiringi tifus yang menyerang anak.
Bila tifoid masih terjadi hingga memasuki minggu ke tiga, biasanya anak akan mulai
menunjukkan tanda-tanda mengigau dan sulit berkonsentrasi. Jika telah memasuki tahap ini,
tandanya tifus pada anak sudah memasuki tahap kritis dan harus segera ditangani. Penanganan
yang terlambat dapat menyebabkan gejala tifoid makin parah atau bahkan komplikasi.
Penyebab tifoid disebabkan oleh bakteri, maka itu ia bisa menyerang siapapun yang tidak
menjaga kebersihannya dengan baik. Cara pencegahan yang paling mudah adalah sellu menjaga
kebersihan diri serta makanan. Vaksin tifoid juga bisa jadi pilihan dalam mencegah penyakit
tifoid.
Imunisasi Influenza
Vaksin influenza, juga dikenal sebagai suntikan flu, adalah vaksin yang melindungi manusia dari
influenza. Vaksin dikembangkan dua kali setahun karena virus influenza cepat berubah.
Sementara keefektifannya bervariasi dari tahun ke tahun, sebagian besar memberikan
perlindungan yang tinggi terhadap influenza
Influenza atau oleh sebagian besar orang sering disebut dengan flu merupakan salah satu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza. Virus ini biasanya mampu menyebar
dan menular melalui berbagai cara, seperti melalui batuk, bersin, dan juga bersentuhan. Siapa
saja bisa terkena penyakit flu. Bahkan serangan flu bisa muncul secara tiba-tiba dan bertahan
selama beberapa hari. Adapun beberapa gejala yang mungkin akan dialami oleh seseorang yang
menderita flu adalah:
Demam atau kedinginan
Sakit pada tenggorokan (Baca juga: obat sakit tenggorokan)
Nyeri otot
Tubuh cepat lelah
Batuk
Sakit kepala
Pilek dan/atau hidung tersumbat
Pada beberapa kasus yang tergolong parah, flu bisa menyebabkan beberapa komplikasi pada
penderitanya, seperti radang paru-paru dan infeksi darah, pada kondisi tertentu bisa
menyebabkan diare dan kejang pada anak-anak. Bagi seseorang yang memiliki riwayat penyakit
jantung atau paru-paru, penyakit flu bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah. Selain itu,
anak-anak, orang-orang yang berusia lanjut (di atas 65 tahun), wanita hamil, serta seseorang
yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sangat rentan untuk mengalami komplikasi
ketika menderita penyakit flu.
Di Indonesia, influensa bisa terjadi setiap tahun pada setiap orang. Bahkan menurut statistik,
influenza bisa menyerang orang Indonesia sebanyak 3 sampai 4 kali dalam setahun. Lebih
mengejutkan lagi, komplikasi penyakit yang disebabkan oleh influenza bisa menyebabkan angka
kematian yang cukup tinggi. Kerugian akibat menderita penyakit influenza juga bisa beraneka
ragam, seperti biaya untuk pengobatan, biaya untuk menangani komplikasi, juga kerugian akibat
hilangnya hari kerja (absen dari tempat kerja atau sekolah) sangat tinggi.
Imunisasi Dt
adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah beberapa penyakit infeksi seperti
difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis). ... Selain itu, dosis obat imunisasi Td lebih sedikit
ketimbang imunisasi Dt. Setiap orang direkomendasikan untuk mendapat imunisasi anti tetanus
dan difteri setiap 10 tahun
oleh kuman penyebab difteri dan tetanus Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus,
misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis,
dosis pemberian 0,5 ml (dianjurkan untuk anak usia dibawah 8 tahun). Untuk usia 8
Di unit pelayanan statis, vaksin DT yang telah dibuka hanya boleh digunakan
4) Strilitasnya terjaga
Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang
sakit berat atau menderita demam tinggi. Efek samping yang mungkin terjadi
Vaksin MMR
Anak-anak harus mendapatkan 2 dosis vaksin MMR, biasanya sebagai berikut: ‚ Dosis
pertama: Usia 12 hingga 15 bulan ‚ Dosis kedua: Usia 4 hingga 6 tahun Bayi yang akan
melakukan perjalanan keluar Amerika Serikat dalam rentang usia 6 hingga 11 bulan harus
mendapat satu dosis vaksin MMR sebelum keberangkatannya. Vaksin ini diharapkan dapat
memberikan perlindungan sementara dari infeksi campak, tetapi tidak akan memberikan
kekebalan tubuh permanen. Anak ini harus tetap mendapatkan 2 dosis pada usia yang disarankan
agar mendapatkan perlindungan seumur hidup. Orang dewasa dapat pula memerlukan vaksin
MMR. Banyak orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih yang rentan terhadap campak,
gondongan, dan rubella tanpa menyadarinya. Dosis MMR ketiga mungkin perlu disarankan
dalam situasi wabah penyakit ini. Tidak ada risiko yang diketahui akibat pemberian vaksin MMR
seperti halnya vaksin lainnya.
Terdapat vaksin kombinasi yang disebut MMRV yang berisi vaksin cacar air dan MMR.
MMRV adalah pilihan bagi sebagian anak yang berusia 12 bulan hingga 12 tahun. Terdapat
Lembar Informasi Vaksin yang terpisah untuk MMRV.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2ahUKEwip3bmZuPbdAh
WJbisKHWL5DnYQFjADegQIBhAC&url=http%3A%2F%2Frepository.ump.ac.id%2F4052%2F3%2FARFIAN%
2520PRASETYO%2520WARDHANI%2520BAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw0b_xm7ozVYSocgTYNlvbGb
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=2ahUKEwjj4dOjvfbdAhXL
PY8KHbHSB18QFjAHegQIARAC&url=http%3A%2F%2Fbppsdmk.kemkes.go.id%2Fpusdiksdmk%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F03Buku-Ajar-Imunisasi-06-10-2015-
small.pdf&usg=AOvVaw1boYpgR0662KVsHNue5H_0
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwi5s77CxPbdAhVJ
OY8KHcBjBB0QFjAAegQICRAC&url=http%3A%2F%2Fwww.immunize.org%2Fvis%2Findonesian_mmr.pdf
&usg=AOvVaw3NHb8-0Q-y03Qw2ycr244t.