PENDAHULUAN
Tanaman padi merupakan tanaman lahan basah atau sawah dengan sistem
tergenagng. Petani di Indonesia dalam melakukan budidaya tanaman padi
disudutkan pada berbagai permasalahan dalam melaksanakan budidaya tanaman.
Semakin sempitnya lahan-lahan pertanian yang disebabkan oleh alih fungsi lahan
menjadi non pertanian membuat komoditas padi di Indonesia semakin tahun
menurun kuantitasnya. Sistem pertanian yang dilakukan oleh petani kebanyakan
menggunakan penanaman secara intensif. Padi (Oryza sativa L.) merupakan
tanaman sumber pangan utama bagi masyarakat di Indonesia, dimana mayoritas
petani indonesia membudidayakan tanaman padi. Tanaman padi merupakan
komoditas tanaman pangan utama yanag menjadi jantung badi petani di
Indonesia, dimana padi dikonsumsi setiap hari oleh manusia. Padi sebagai
tanaman pangan semusim, sehingga tanaman padi dapat dibudidayakan secara
teus-menerus.
1 universitas sriwijaya
Tanaman padi tumbuh di daerah dengan iklim tropis dan subtropis dengan
garis lintang 450 lintang utara dan 450 lintang selatan dengan kondisi panasa
dankelembaban yang tinggi. Tanaman padi menghendaki sinar matahari penuh
selama 12 jam. Berbagai sistem tanam yang dilakukan oleh petani, namun sistem
tanam jajar legowo mulai banyak diterapkan di indonesia. Berdasarkan
permasalahan yang mendasar pada cuaca dan iklim di negara tropis sangat sulit
untuk ditentukan. Penanaman tanaman padi sebaiknya serentak untuk
memperoleh hasil produksi yang maksimal dan mencegah berkembangnya hama
dan penyakit. Produktivitas tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor
penting yang perlu mendapat perhatian. Faktor tesebut adalah syarat tumbuh
tanaman, cuaca dan iklim, teknik atau teknologi yang diterapkan, varietas yang
digunakan, panen, dan penanganan pasca panen. Salah satu langkah yang mudah
dilakukan adalah dengan menggunakan varietas tanaman unggul yang tahan
terhadap cekaman lingkungan aupun serangan hama dan penyakit.
1.2 Tujuan
2 universitas sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monotyledonae
Genus : Oryza
Akar. Padi berakar serabut dan biasanya terletak pada kedalaman tanah 20-
30cm (Nurmala Tati S.W., 2003). Akar pada tanaman padi berfungsi untuk
menyerap unsur hara dan air , proses respirasi dan menopang tegaknya batang.
Padi memiliki 2 macam akar yaitu akar primer dan akar seminal. Akar yaitu akar
3 universitas sriwijaya
yang tumbuh dari kecambah biji, sedangkan akar seminal adalah akar yang
tumbuh di dekat buku-buku (Sudirman, 2005).
Batang. Batang padi memiliki fungsi yang sama dengan batang tanaman
lainnya yaitu untuk menopang tanaman secara keseluruhan dan mengalirkan zat
makanan ke seluruh bagian tanaman. Namun batang padi memiliki bentuk yang
khas karena memiliki rongga dan ruas (Sudirman, 2005).
Bunga. Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga
pada malai disebut spikelet (Karim M.A dan Suharti E., 2009). Bunga padi terdiri
atas tangkai bunga, kelopak bunga, lemma (gabah padi yang besar ), dan palea (
gabah padi yang kecil ), putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari dan bulu padi
(Nurmala Tati S.W., 2003).
Malai. Malai padi terdiri dari sekumpulan bunga padi (spikelet) yang
tumbuh dari buku paling atas (Nurmala Tati S.W., 2003).
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun
sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada
4 universitas sriwijaya
tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7
(Prihatman K., 2007).
1. Pembibitan
Ada beberapa tahapan untuk budidaya padi, sebelum ditanam
padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan
dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik,
sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:
a. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus
diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik :
Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan
gembur.
Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan,
sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan
sepenuhnya.
Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab
pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering
dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila
persemaian itu mengalami kekeringan.
Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat
pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi
dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga
pengangkutannya.
5 universitas sriwijaya
Persemaian padi dengan cara ditabur atau dinamakan persemaian
basah adalah persemaian yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal
yang akan dipanen. Agar pertumbuhan benih menjadi subur, persemaian
diberin pupuk sesuai dengan kebutuhan, terutama untuk tanah yang
kurang subur. Bibit yang telah disemai baru bisa dipindahkan dan
ditanam di petak persawahan pada umur 10-30 hari.
Kerugian dari persemaian basah adalah memakan tempat,
dimana petakan sawah menjadi lebih sempit saat melakukan persemaian
basah dan control hama penyakit menjadi lebih susah karena luasan
yang sedikit besar (Anonim, 2014).
c. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus
direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan
yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung
bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji
juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam,
kemudian biji diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai
daun pisang dan karung.
Pemeraman dibiarkan selama 8 jam. Apabila biji sudah
berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat
pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat
dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan
mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi
penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih
tidak merata
Sistem tanam pada pertanaman padi sangat berpengaruh
terhadap komponen budidaya dan hasil produksi tanaman. Pengaruh
tersebut terjadi pada penangkapan cahaya untuk fotosintesis, kebutuhan
air tanaman, penyerapana usur hara oleh akar, ketersediaan ruang yang
menentukan kompetisi gulma dengan tanaman, dan iklim mikro di
bawah kanopi yang berpengaruh terhadap perkembangan hama dan
penyakit tumbuhan.
6 universitas sriwijaya
Menurut Ikwani (2013) jarak tanam yang lebar akan
meningkatkan penangkapan sinar matahari oleh tajuk tanaman sehingga
berpengaruh terhadap jumlah anakan yang dihasilkan, meningkatkan
bobot kering tanaman dan bobot gabah tiap rumpun. Jarak tanam yang
lebar juga memberikan ruang, semakin rapat jarak tanam maka semakin
sedikit rumpun yang dihasilkan per rumpunnya. Sedangkan pada
populasi yang rendah dengan jarak tanam yang lebar mampu
menghasilkan keragaman rumpun yang besar.
Peningkatan hasil produski padi sangat dipengaruhi oleh varietas
benih yang digunakan. Hal ini sependapat dengan hasil penelitian
Suhendrata dan Budiyanto, (2012) menyebutkan pada keragamn
agronomis tinggi tanaman padi gogo varietas inpago 4, 5, dan 6 yang
digunakan dan varietas situ bagendit dengan sistem jajar legowo saat
panen menghasilkan sistem tanam yang lebih tinggi. Sedangkan pada
jumlah anakan produktif yang dihasilkan lebih banyak daripada sistem
tanam tegel. Pergantian sistem tanam dari sistem tanam tgel menuju
sistem tanam jajar legowo 2:1 menyebabkan perubahan struktur biaya
dan pendapatan.
Sistem tanam memiliki peran penting dalam budidaya tanaman
padi baik dengan sistem jajar legowo atau sistem tanam tegel.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Chapagain et al (2011) bahwa tidak
terjadi interaksi antara umur bibit dengan sistem tanam yang digunakan.
Sistem tanam jajar legowo memberikan hasil yang lebih baik pada
jumlah anakan, berat gabah per ton dan indeks peningkatan jumlah
daun. Umur pindah tanaman padi yang dilakukan harus secara tepat
untuk mengantisipasi perkembangan akar yang maksimal. Sedangkan
jarak tanam yang diperlakukan dapat berpengaruh terhadap penyerapan
cahaya matahari untuk proses fotosintesisa, selin iu sistem jajar legowo
berpengaruh terhadap peningkatan populasi tanaman.
7 universitas sriwijaya
2. Pemeliharaan
a. Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air
selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji
yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata.
Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat
pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan,
sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan
tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar,
penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan
pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenangi air.
b. Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu
disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan
sesudah pesemaian berumur 17 hari.
3. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan
sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua
macam cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.
Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan
tanah sawa dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak
dan garu yang semuaya dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh
binatang misalnya, kerbau dan sapi.
Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan
tanah sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat
pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.
a. Pembersihan
8 universitas sriwijaya
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu
dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu
tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab
pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman.
b. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu
agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk.
Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan
pematang-pematang yang bocor.
c. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih
dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah
yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan
dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis
seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur
dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7
hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan
bongkahan-bongkahan tanah.
d. Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga
cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja.
Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput
terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah
penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari,
selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujuannya
yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan
pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
9 universitas sriwijaya
1. Penanaman
a. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan
bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah
berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum
pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak
dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian
ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus.
Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
- Umurnya tidak lebih dari 40 hari
- Tingginya kurang lebih dari 40 hari
- Tingginya kurang lebih 25 cm
- Berdaun 5-7 helai
- Batangnya besar dan kuat
- Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk
memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera
ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik harus
menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm,
hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau
pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar
matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan
kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3
atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal.
Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar
dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan
menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian
jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal
akan berpengaruh pada hasil produksi.
10 universitas sriwijaya
5. Pemeliharaan
a. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi
sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah
satu faktor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi
mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk
pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air
sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat
berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang
berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu
jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang
berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah
melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air
pada saluran sekunder.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap,
jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan
lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan
agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan
lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir
tanpa adanya pengendapan
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut.
Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah
hingga 10-20 cm.
11 universitas sriwijaya
Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning
dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi
sedikit demi sedikit.
Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar
padi dapat masak bersama-sama.
4. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman
padi, pupuk yang digunakan antara lain:
Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum
tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau,
pupuk kandang, dan kompos. Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
12 universitas sriwijaya
Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS,
dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
a. ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya
anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah
besarnya gabah.
b. DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang
pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
c. ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit,
dan mempercepat pembuatan zat pati.
Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan salah satu
pendekatan atau strategi dalam meningkatkan hasil produksi padi
melalui penerapan berbagai komponen teknologi yang memiliki efek
strategis dan posistif. Komponen teknologi model pengelolaan tanaman
terpadu yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap
peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga perlu diterapkan
bersamaan dengan benih bermutu, varietas unggul baru yang spesifik
lokasi, bibit muda yang ditanam secara terbatas, sistem tanam legowo,
pemupukan N, P dan K berdasarkan status hara tanah secara seimbang.
Komponen teknologi PTT lainnya adalah pengairan berselang,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta penanganan
panen dan pascapanen (Hidayah, 2013).
Pada jenis tanah-tanah tertentu budidaya tanaman padi di sawah
sebenarnya tidak mutlak memerlukan pengolahan tanah sebab
ketersediaan air lahan sawah sudah dapat membantu proses pelumpuran.
Menurut Nyamai et al (2012) bahwa pengurangan intensitas pengolahan
tanah me-lalui sistem TOT dapat menghemat kebutuhan air hingga
30%. Budidaya padi sawah TOT dengan memakai herbisida glyfosat
untuk mengendalikan gulma dan turiang padi tidak menyebabkan jasad
renik berkurang. Hal ini disebabkan karena glyfosat yang masuk ke
tanah menjadi kurang aktif, karena keberadaan hara P yang cukup
tinggi. Jumlah anakan maksinum berkorelasi dengan jumlah malai.
13 universitas sriwijaya
Dimana jumlah malai pada TOT lebih banyak dibandingkan sistem
tanam langsung.
Sistem pengairan pada tanaman padi lahan sawah dilakukan
secara intensif secara teratur dengan air yang digunakan harus dijaga
kualitas airnya. Secara umum, sistem tanam dan umur bibit pada
tanaman padi sawah diketahui berpengaruh terhadap pertumbuhan
maupun hasil padi sawah. Oleh karena itu, penelitian mengenai sistem
tanam dan umur bibit pada padi sawah masih sangat penting untuk
dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh sistem
tanam dan umur bibit yang tepat sehingga dapat meningkatkan produksi
padi sawah (Prastiyo, 2012).
14 universitas sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
15 universitas sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Pengamatan Padi
Anakan Produktif Anakan Nonproduktif Malay
Perumpun
9 8 17
Tabel 4.1.1.1.. Pengamatan 1 Tanaman Padi
16 universitas sriwijaya
4.1.2 Grafik pengamatan
140
120
100
80 Σ biji padi/malay
60 Σ biji padi
hampa/malay
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4.2 Pembahasan
17 universitas sriwijaya
perkebunan. hal ini sejalan dengan pendapat Mungara dkk, (2013) bahwa
pertanian konvensional merupakan sistem pertanian yang dilakukan oleh sebagian
besar petani di seluruh dunia saat ini. Pertanian ini mengandalkan input dari luar
sistem pertanian, berupa energi, pupuk, pestisida untuk mendapatkan hasil
pertanian yang produktif dan bermutu tinggi. Berdasarkan hasil wawancara
dengna responden (Bapak Nurul) pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Jenggawah mayritas adalah dengan sistem konvensional. Hal ini dibuktikan
dengan penggunaan benih yang berasal dari toko pertanian dengan bibit yang
sudah bersertifikat. Sedangkan teknik pengolahan tanah yang dilakukan adalah
dibajak menggunakan mesin traktor (Hand tractor) pengairan dilakukan dengan
cara irigasi teknis menggunakan pompa air. Jenis pupuk yang digunakan adalah
Urea dengan dosis 50 kg per hektar, TSP dengan dosis 50 kg per m2 /hektar dan
KCL dengan dosis 25 kg per m2 / hektar. Sedangkan teknik pengendalian hama
dan penyakit tanaman padi yang dilakukan petani adalah dengan mengguanakan
pestisida.
18 universitas sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Padi sebagai tanaman pangan semusim, sehingga tanaman padi dapat
dibudidayakan secara terus-menerus.
2. Tanaman padi menghendaki sinar matahari penuh selama 12 jam.
3. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong.
4. Sistem tanam pada pertanaman padi sangat berpengaruh terhadap
komponen budidaya dan hasil produksi tanaman.
5. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan salah satu pendekatan
atau strategi dalam meningkatkan hasil produksi padi melalui
penerapan berbagai komponen teknologi.
5.2 Saran
19 universitas sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
20 universitas sriwijaya