Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM PENGENDALIAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

MODUL : Sedimentasi

PEMBIMBING : Emma Hermawati Muhari, Ir., MT

Tanggal Praktikum :
Tanggal Penyerahan Laporan :

Oleh :
Kelompok : 3
Nama : Hanifah Muslimah (161411074)
Hesti Nur Aini (161411075)
Inggrid Novasuli S.D. (161411076)
M. Fajri Al Hamidi (161411078)
Kelas : 3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu bahan pokok, yang mutlak di butuhkan oleh manusia sepanjang
masa, baik langsung maupun tidak langsung. Apabila tidak diperhatikan maka air dari sumber,
seperti air permukaan dan air tanah ataupun air hujan mungkin dapat mengganggu kesehatan
manusia. Untuk mencegah timbulnya gangguan ataupun penyakit yang disebabkan melalui air,
maka air yang dipergunakan terutama untuk diminum harus mengalami proses penjernihan air
agar memenuhi syarat- syarat kesehatan.
Pencemaran air saat ini sudah semakin tinggi baik karena limbah industry, limbah
domestic maupun bencana alam. Oleh karena itu diperlukan proses pengolahan air, salah satunya
adalah proses pengendapan (sedimentasi) untuk memisahkan partikel dari cairannya. Guna
mempercepat proses pengendapan, pada percobaan ini dilakukan proses koagulasi dan flokulasi.
Presipitasi secara kimia ini mampu mengolah air limbah menjadi relative jernih karena
dapat memisahkan partikel tersuspensi maupun koloid. Presipitasi secara kimia mampu
memberikan efisiensi pemisahan total padatan tersuspensi sekitar 80-90%, penghilangan BOD
40-70%, penghilangan COD 30-60% dan penghilangan mikroba/bakteri sebesar 80-90%.

1.2 Tujuan Praktikum


- Menentukan efisiensi pada proses sedimentasi
- Menentukan waktu tinggal terbaik pada proses sedimentasi secara batch
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah


cair oleh gaya gravitasi, pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses
koagulasi dan flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan
sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.
Syarat utama terjadinya pengendapan secara gravitasi :
 Partikel padatan memiliki berat yang cukup
 Kecepatan jatuhnya partikel padatan masih lebih besar daripada
kecepatan aliran yang berbeda arah
Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari
unit sistem pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi,sebaiknya dilakukan proses
sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi,
dengan demikian akan mengurangi beban pada treatmentberikutnya.
Sedangkan secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment
berguna untuk memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya
(activated sludge, OD, dsb) dimana lumpur yang terkumpul tersebut
dipompakan ke unit pengolahan lumpur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi :
 Banyaknya lumpur
 Luas bak pengendapan
 Kedalaman bak pengendapan
2.2.Bak Sedimentasi
Untuk mencapai pengendapan yang baik, bentuk bak sedimentasi harus dibuat
sedemikian rupa sehingga karakteristik aliran di dalam bak sedimentasi harus memiliki
aliran yang laminar dan tidak mengalami aliran mati (short-circuiting).
Pada dasarnya, terdapat dua bentuk bak sedimentasi, yaitu bak jenis persegi panjang
(rectangular) dan lingkaran (circular). Pada umumnya, bak sedimentasi berbentuk persegi
panjang dengan aliran horzontal adalah konfigurasi bak yang paling menguntungkan. Hal ini
disebabkan stabilitas hidrolis dan toleransinya terhadap shock loading. Bak tipe persegi
panjang juga memiliki efektifitas kerja yang dapat diprediksi mampu mengatasi debit dua
kali lipat dari desain, mudah untuk dioperasikan dan mudah beradaptasi dengan instalasi
plate settler atau sejenisnya (Kawamura, 1991).
2.2.1 Persegi Panjang (Rectangular)
Pada bak ini, cairan sampel mengalir secara horizontal dari inlet menuju outlet,
sementara partikel atau padatan akan mengendap ke bawah bak pengendapan.

Gambar 2.1 Bak Sedimentasi Berbentuk Segi Empat


2.2.2 Lingkaran (Circular)
Pada bak ini, cairan sampel masuk melalui pipa menuju inlet bak dibagian tengak
bak, kemudian cairan akan mengalir secara horizontal dari inlet menuju outlet di
sekeliling bak, sementara partikel atau padatan akan mengendap ke bawah.

Gambar 2.2 Bak Sedimentasi Berbentuk Lingkaran


Bagian-bagian bak sedimentasi :
a) Zona Inlet
Zona inlet mendistribusikan aliran cairan secara merata pada bak
sedimentasi dan menyebarkan kecepatan aliran yang baru masuk. Kontrol hirolis
pada zona inlet adalah salah satu faktor desain yang paling penting. Hal tersebut
disebabkan, apabila terjadi ketidakseimbangan aliran pada zona inlet akan
mengakibatkan aliran mati, turbulensi dan kurangnya stabilitas hirolis secara
menyeluruh pada zona pengendapan.
b) Zona Pengendapan
Zona pengendapan adalah tempat flok/partikel mengalami proses
pengendapan. Penambahan plate settler untuk memodifikasi bak sedimentasi
konvensional terjadi di zona pengendapan pada bak sedimentasi yang berbentuk
persegi panjang.
c) Zona Lumpur
Zona lumpur merupakan tempat akumulasi zat padat hasil pengendapan.
Pada umumnya dasar zona lumpur ini memiliki kemiringan antara 1/200 – 1/300
menuju titik pengumpulan lumpur.
d) Zona Outlet
Zona outlet adalah tempat cairan akan meninggalkan bak sedimentasi.
Pada zona outlet, digunakan pelimpah berupa mercu tajam sehingga
menghasilkan terjunan agar cairan dapat keluar dari bak sedimentasi.
Gambar 2.3 Bagian-Bagian Bak Sedimentasi

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah :


 Luas bidang pengendapan
 Penggunaan baffle pada bak sedimentasi
 Mendangkalkan bak
 Pemasangan plat miring
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan b. Bahan yang digunakan
- Tangki penampung air - Air keran
- Tangki koagulasi + pengaduk
- Tangki flokulasi + pengaduk - Tawas 1%
- Bak sedimentasi
- Turbidimeter
- pH meter
- Ember
- Gelas ukur 500 ml
- Gelas kimia 500 ml
- Gelas kimia 25 ml
- Spatula
- Stopwatch
3.2 Langkah Kerja

MULAI

Mengukur nilai
kekeruhan (NTU)
influen air baku

Melakukan proses
Air Baku, koagulasi dengan
Tawas pengadukan selama
1 menit

Mengalirkan air
baku ke dalam bak
sedimentasi

Mengukur nilai
kekeruhan setiap 4
menit

Mencatat waktu
hingga air sudah tiak
keluar dari bak
sedimentasi

Mengukur nilai
kekeruhan (NTU)
efuen air baku hasil
sedimentasi

SELESAI
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1. Hasil Percobaan


Massa Tawas : gram
Volume Air : ml

4.2. Pengamatan Kekeruhan Terhadap Laju Alir

Kekeruhan Kekeruhan
No. Menit Laju Alir, Q (ml/s)
Influen (NTU) Efluen (NTU)
4.3. Efisiensi Kekeruhan Proses Sedimentasi

𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


Efisiensi = x 100%
𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

Kekeruhan Kekeruhan
No. Menit Efisiensi
Influen (NTU) Efluen (NTU)
DAFTAR PUSTAKA
BAB 3 Sedimentasi. (n.d.). Retrieved from Website ITB: kuliah.ftsl.itb.ac.id

Soeswanto, B. (2010). Buku Ajar Utilitas I. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai