Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dewi Muliati

Judul : HIV/AIDS
Topik : PENYAKIT MENULAR
Tema : HIV/AIDS pada penderita TBC

Ini merupakan lembar fakta tentang Tuberkulosis (TBC) dan Virus Imunodefisiensi Manusia
(HIV), virus yang mengakibatkan Sindrom Defisiensi Imun Dapatan (AIDS). Penderita HIV lebih
mungkin jatuh sakit dengan infeksi dan penyakit lain. TBC merupakan salah satu penyakit tersebut.
Jika Anda telah didiagnosis dengan TBC atau jika Anda menderita HIV, lembar fakta ini untuk Anda.

TBC disebabkan oleh suatu bakteri (kuman). Ini merupakan penyakit yang biasanya menyerang
paru- paru tetapi juga dapat menyerang bagian lain tubuh, seperti otak, ginjal atau tulang punggung.
TBC bisa aktif dalam tubuh atau laten (diam). Jika tidak dirawat, TBC aktif dapat mengakibatkan
masalah kesehatan yang serius, bahkan kematian.

Bagaimanakah TBC menular?


Bakteri (kuman) TBC ditularkan dari orang ke orang melalui udara dan biasanya ditularkan
apabila seorang penderita TBC aktik batuk, ketawa, bersin atau menyanyi. Siapapun yang berada
dekat dapat menyedot bakteri TBC ini dan terkena TBC. TBC tidak ditularkan dengan bersama
menggunakan perkakas rumah tangga, cangkir atau piring, atau melalui air liur ketika mencium
seseorang.

Apa gejala TBC aktif?


Penderita TBC aktif sering terasa lemah atau sakit, berat badannya menurun dengan cepat,
batuk (adakalanya berdarah) dan sakit dada, mengalami demam, dan berkeringat pada waktu malam
atau adakalanya tidak mengalami gejala

TBC DAN HIV /AIDS


HIV melemahkan sistem imunitas – “HIV membuka pintu untuk infeksi lain” – maka, jika
Anda menderita HIV dan TBC laten, Anda lebih mungkin terkena TBC aktif. Jika dua infeksi ini tidak
dirawat, infeksinya akan bersama menyebabkan penyakit yang sangat serius. Jika Anda menderita
TBC aktif, penting untuk menentukan apakah Anda menderita HIV karena penderita TBC adakalanya
menderita HIV juga. Penting untuk dites supaya jika Anda menderita HIV serta TBC aktif, Anda dapat
menjalani perawatan.

Perawatan untuk TBC


TBC aktif dapat dirawat dan disembuhkan pada penderita HIV. TBC aktif dirawat dengan
gabungan antibiotik selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Seorang perawat mengamati Anda
minum obat TBC untuk memperhatikan segala efek sampingan dan memastikan bahwa perawatan
diselesaikan.TBC laten pada penderita HIV dirawat dengan perawatan antibiotik selama 6 bulan
untuk mencegah berlanjutnya penyakit menjadi TBC aktif.

Perawatan untuk HIV


Pada saat ini HIV dan AIDS tidak dapat disembuhkan, tetapi banyak obat telah
dikembangkan untuk memerangi HIV dan melambangkan kerusakan yang disebabkan oleh virus
ini terhadap sistem imunitas. Dengan perawatan, banyak penderita HIV dapat tetap sehat dan
tetap mempunyai kehidupan yang sehat, sibuk dan memuaskan.
Nama : Mustika
Judul : PTM
Topik : PENYAKIT TIDAK MENULAR
Tema : Penyakit tidak menular pada Hipertensi dan DM

Rata- rata tekanan darah pada penderita infark miokard akut pada penelitian ini yaitu
140/80 mmHg jika merujuk pada kriteria yang telah dibuat JNC VII 2007 yang menyatakan bahwa bila
salah satu dari sistolik maupun diastolik melebihi batas normal yang telah di tetapkan maka
dikategorikan hipertensi. Ra- ta-rata kolesterol total pada penelitian ini yaitu,132, trigliserida 200, HDL
40 dan LDL 160 sesuai dengan The National Cholesterol Educa- tion Program (NCEP) ATP III (mg/dl)
sehingga rata-rata penderita dikategorikan dislipidemia. Sedangkan rata-rata gula darah penderita lebih
banyak yang menderita diabetes melitus GDS/ GDP 200/126 sesuai dengan kategori PERKE- NI 2011.

Hal ini menunjukan bahwa dislipidemia lebih banyak terjadi pada kasus di bandingkan pada
kontrol. Kolesterol serum dan trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan
aterosklerosis.Aterosklerosis ini merupakanbus. Efek yang terjadi pada pembuluh darah jantung secara
terus menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri se- hingga mengalami suatu
proses pengerasan pembuluh darah.

Diabetes jangka panjang memberi dampak yang parah pada sistem kardiovasku- lar. Komplikasi
mikrovaskular terjadi akibat penebalan membran basal pembuluh ke- cil. Penyebab penebalan
tersebut berkaitan langsung dengan tingginya kadar glukosa da- lam darah. Penebalan mikrovaskular
menye- babkan iskemia dan penurunan penyaluran oksigen dan zat gizi ke jaringan. Hipoksia kro- nis
secara langsung merusak dan menghancur- kan sel. Pada sistem makrovaskular di lapisan endotel
arteri akibat hiperglikemia permeabil- itas sel endotel meningkat sehingga molekul yang mengandung
lemak masuk ke arteri. Kerusakan sel-sel endotel akan mencetuskan reaksi inflamasi sehingga
akhirnya terjadi pe- ngendapan trombosit, makrofag dan jaringan fibrosa. Penebalan dinding arteri
menyebab- kan hipertensi yang akan semakin merusak lapisan endotel arteri karena menimbulkan
gaya merobek sel endotel. Hal ini menunjukan bahwa kejadian infark miokard akut lebih banyak
terjadi pada penderita dislipidemia, Kasus dislipidemia ini secara sederhana dapat menjadi faktor
risiko infark miokard akut karena pada proses ter- ganggunya profil lipid dalam darah terjadi
penimbunan lemak pada lapisan pembuluh darah yang akhirnya mengurangi diameter.
Nama : Dermawati
Judul : Posyandu Lansia
Topik : Meningkatkan Kunjungan Pada Posyandu Lansia
Tema : Meningkatkan Peran serta Masyarakat

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu
yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)


Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas
hidup lansia, yaitu melalui perubahan perilaku kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan
keluarga dan masyarakat, perbaikan lingkungan (fisik, biologis, sosial-budaya, ekonomi), membantu
penyelenggaraan yankes (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif), dan Ikut dalam proses kontrol dan
evaluasi pelaksanaan pelayanan bagi lansia. Selain itu, yang terpenting dari pelayanan kesehatan itu
sendiri adalah kesadaran dari setiap individu untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan hari tua dengan
sebaik dan sedini mungkin.

Demikian disampaikan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar (BUKD) Kementerian Kesehatan
RI, dr. R. Dedi Kuswenda, M.Kes, pada acara temu media tentang Hari Lanjut Usia 2013: Lanjut Usia
Pelopor Jati Diri Bangsa, di Lingkungan Kemenkes (31/5).

Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia
sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6% dr total penduduk), pada tahun 2030
diperkirakan akan mencapai 36 juta, tambah dr. Dedi.

Sementara itu, negara melalui UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 138, bahwa upaya
pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan
produktif secara sosial maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan. Pemerintah wajib
menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap
hidup mandiri dan produktif, jelas Direktur BUKD.

Menurut dr. Dedi, kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan Kualitas
hidup Lansia agar sehat, mandiri, produktif, berguna dan sejahtera. Secara khusus tujuan dari kebijakan
ini diantaranya guna meningkatkan kesadaran lansia untuk menjaga kesehatan, meningkatkan peran
serta keluarga dan masyarakat, meningkatkan mutu pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi lansia.

Pembinaan Kesehatan bagi Lanjut usia dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan
melibatkan keluarga dan masyarakat, serta kemitraan dengan LSM dan swasta, pembinaan dengan
pendekatan holistic, melalui pelayanan dasar dengan sistem rujukan yang berkualitas secara
komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).

Anda mungkin juga menyukai