Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA

PERCOBAAN II
“PENGUJIAN BORAKS DAN ASAM BORAT DALAM BAHAN PANGAN”

Disusun oleh:
Nama : Hasna Ulfiani

NIM : 12312241028

Prodi : Pendidikan IPA

Kelompok : II B

Tanggal Praktikum : 28 Mei 2015

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. Judul
Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan

B. Tujuan
Menentukan adanya asam borat (analisa kualitatif) dalam suatu sampel makanan.

C. Dasar Teori
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7) atau
natrium tetraborat dekahidrat (Na2B4O7.10H2O). Boraks berbentuk padat dan apabila
terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida (NaOH) dan asam borat (H3BO3).
Dengan demikian, bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Cahanar, 2006).

Gambar 1. Rumus struktur boraks


Sumber: https://urip.wordpress.com
Menurut Badan POM (2007) dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/IX/1988, asam borat dan senyawanya merupakan salah satu jenis bahan
tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Asam borat dan
senyawanya merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat karsinogenik. Asam
borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau asam klorida pada boraks.
Senyawa-senyawa asam borat mempunyai sifat-sifat kima antara lain suhu lebur
171oC; larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%
namun tidak larut dalam eter; kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan
asam klorida, asam sitrat, dan asam tartrat; mudah menguap dengan pemanasan dan
kehilangan 1 molekul air pada suhu 100oC yang secara perlahan berubah menjadi
asam metaborat (HBO2); mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus
kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau (Horwitz, 2005).
Boraks dan asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat
pertumbuhan dan perkembangan organisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya
dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan untuk pencuci mata.
Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, dan
antiseptik kayu.
Boraks menimbulkan efek racun pada manusia, toksisitas boraks yang terkandung
di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks sering
disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mi basah,
pisang molen, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Selain bertujuan untuk
mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan
memperbaiki penampilan makanan (Afrianti, 2007).
Adanya boraks dalam sampel makanan dapat diketahui dengan melakukan analisis
kualitatif terhadap sampel makanan, sedangkan kadarnya dianalisis secara kuantitatif.
Motode analisis terhadap kandungan boraks dalam suatu sampel makanan yaitu
dengan metode analisis kualitatif dengan reaksi warna ataupun reaksi nyala. Adanya
asam borat dalam suatu sampel jika direaksikan dengan H2SO4 pekat dan metanol
pada sampel yang telah disentrifugasi akan menghasilkan nyala berwarna hijau
apabila dibakar. Berikut ini reaksinya:
Na2B4O7 + H2SO4 + 5H2O 4H3BO3 + 2Na+ + S kemudian H3BO3 dicampur
metanol (CH3OH) menjadi reaksinya H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3 + 3H2O.
Ada versi reaksi lainnya yaitu sebagai berikut.
Na2B4O7.10H2O + H2SO4 4H3BO3 + Na2SO4 + 5H2O, kemudian H3BO3
dicampur metanol (CH3OH) menjadi reaksinya H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3
+ 3H2O.

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mortar dan Pestle d. Korek api
b. Penjepit e. Spatula
c. Pembakar spiritus f. Krus
2. Bahan
a. Bakso A c. H2SO4 pekat
b. Bakso B d. Metanol
E. Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Membakar bakso A sampai menjadi arang dengan menggunakan penjepit di


atas pembakar spiritus

Meletakkan arang bakso A pada mortar dan menghaluskannya dengan


menggunakan pestle, digerus hingga lembut

Menambahkan beberapa tetes larutan H2SO4 pekat ke dalam mortar berisi


arang bakso A

Menambahkan beberapa tetes larutan metanol ke dalam mortar berisi arang


bakso A

Menguji sampel (arang bakso A) dengan menyulutkan api ke dalam mortar

Mengamati dan mencatat warna nyala api sampel ke dalam tabel hasil
percobaan

Mengulangi langkah ke-2 sampai ke-7 untuk bakso B


F. Data Hasil Percobaan
1. Uji Fisik/ Kenampakan
No. Sampel Warna Kekenyalan Bau
1 Bakso A Putih keruh Kenyal Khas daging
2 Bakso B Putih keruh Kenyal Khas daging

2. Uji Nyala Api


No. Sampel Warna Nyala Api Kesimpulan Keterangan
1 Bakso A Kuning-oranye - Tidak mengandung boraks
2 Bakso B Hijau + Mengandung boraks

G. Analisis Reaksi Kimia Pengujian Boraks dengan Uji Nyala


1. Analisis 1
Na2B4O7 + H2SO4 + 5H2O 4H3BO3 + 2Na+ + S kemudian H3BO3 dicampur
metanol (CH3OH) menjadi reaksinya H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3 + 3H2O.
2. Analisis 2
Na2B4O7.10H2O + H2SO4 4H3BO3 + Na2SO4 + 5H2O, kemudian H3BO3
dicampur metanol (CH3OH) menjadi reaksinya H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3
+ 3H2O.

H. Pembahasan
Percobaan pertama yang kelompok II B lakukan adalah “Pengujian Boraks dan
Asam Borat dalam Bahan Pangan”. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
adanya asam borat (analisa kualitatif) dalam suatu sampel makanan. Praktikan
melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan
oleh laboratorium kimia analitik.
Praktikan menguji dua buah sampel bakso A dan bakso B. Praktikan melakukan
uji sederhana dalam menentukan apakah di dalam kedua sampel tersebut mengandung
boraks. Uji yang praktikan gunakan adalah uji kualitatif sederhana, yaitu uji secara
organoleptik dan uji nyala. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar,
kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli.
Praktikan mula-mula melakukan uji organoleptik terhadap bakso A dan bakso B.
Uji organoleptik merupakan uji fisik yang menggunakan kemampuan indera manusia
dalam menentukan apakah kedua bakso tersebut mengandung boraks. Praktikan
menguji dalam hal warna, kekenyalan, dan bau dari bakso A dan bakso B. Praktikan
mendapatkan hasil yang sama pada bakso A dan bakso B, yaitu warnanya putih keruh,
teksturnya kenyal, dan baunya khas daging. Uji organoleptik atau sifat fisik ini belum
dapat dijadikan sebagai karakteristik membedakan antara bakso yang mengandung
boraks atau tidak mengandung boraks. Makanan yang telah dibei boraks dengan yang
tidak diberi boraks, sulit dibedakan jika hanya dengan indera, namun harus dilakukan
uji kualitatif lain khusus boraks yang lebih sederhana, yaitu uji nyala.
Praktikan melakukan uji nyala berdasarkan prosedur yang telah ditentukan.
Adanya prosedur menambahkan larutan H2SO4 pekat disebabkan larutan H2SO4 pekat
dapat memberi suasana asam pada sampel dan mengubah natrium tetraborat menjadi
asam borat. Larutan metanol yang juga ditambahkan dalam sampel bertujuan untuk
membakar dan menghasilkan nyala api.
Berdasarkan hasil percobaan, sampel bakso A tidak mengandung boraks. Hal
tersebut ditandai dengan nyala api berwarna kuning-oranye. Sedangkan bakso B
mengandung boraks karena ditandai dengan warna nyala hijau. Api yang dihasilkan
berwarna berwarna hijau dengan gradasi semakin luar nyala apinya semakin hijau tua.
Hal tersebut dapat ditunjukkan dari reaksi:
Na2B4O7 + H2SO4 + 5H2O 4H3BO3 + 2Na+ + S kemudian H3BO3 dicampur
metanol (CH3OH) menjadi reaksinya H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3 + 3H2O.
atau
Na2B4O7.10H2O + H2SO4 4H3BO3 + Na2SO4 + 5H2O, kemudian H3BO3
dicampur metanol (CH3OH) menjadi reaksinya H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3
+ 3H2O.
Sampel yang mengandung boraks (natrium tetraborat) bereaksi dengan asam sulfat
pekat dapat membentuk asam borat. Asam borat yang direaksikan dengan metanol
terbakar menjadi warna hijau akibat terbentuknya B(OCH3)3 (metil borat) yang
beracun. Berikut adalah gambar hasil percobaan yang dilakukan praktikan pada uji
nyala sampel bakso A dan bakso B:
Sampel bakso A nyala kuning-oranye Sampel bakso B nyala hijau

I. Kesimpulan
Sampel bakso A tidak mengandung boraks atau asam borat, sedangkan sampel
bakso B mengandung boraks atau asam borat. Hal tersebut ditunjukkan oleh warna
nyala sampel bakso A kuning-oranye, sedangkan warna nyala sampel bakso B hijau .

J. Daftar Pustaka
Afrianti. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Balai Besar POM. 2007. Instruksi Kerja: Identifikasi Boraks dalam Makanan.
Surabaya: Tidak Diterbitkan.
Horwitz, William. 2005. “Official Methods of Analysis of AOAC International 18th
edition”.Agricultural Chemical Journal. Vol. I. Chapter 47. Hlm 13-14.
Khamid. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Kompas.
P. Cahanar dan Irwan Suhanda. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.

K. Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan


1. Pertanyaan
a. Bagaimanakah sifat fisik bakso yang mengandung boraks?
b. Apa fungsi boraks dalam bahan makanan?
c. Apa bahaya yang ditimbulkan dari senyawa boraks dalam makanan?
d. Adakah analisa kualitatif adanya senyawa boraks dalam sampel makanan yang
lebih sederhana?
2. Jawaban Pertanyaan
a. Sifat fisik bakso yang mengandung boraks adalah:
1) Kenyal (kekenyalannya berbeda dari kekenyalan bakso biasa. Apabila
dilemparkan ke lantai atau permukaan keras akan memantul).
2) Warna cenderung lebih putih.
3) Tidak rusak jika dibiarkan sampai 5 hari pada suhu kamar (tahan lama).
b. Fungsi boraks dalam bahan makanan antara lain sebagai pengeras tekstur
untuk kerupuk dan mi, sebagai pengenyal dan pengawet bakso dan kecap.
c. Bahaya yang ditimbulkan dari senyawa boraks dalam makanan tidak berakibat
buruk secara langsung, namun boraks akan terakumulasi dalam tubuh dalam
jangka waktu lama yang dapat mengakibatkan gangguan susunan syaraf pusat,
ginjal, dan hati.
d. Analisis kualitatif adanya senyawa boraks dalam sampel makanan yang lebih
sederhana adalah dengan menggunakan ekstrak atau larutan kunyit. Caranya
adalah sebagai berikut.
1) Tumbuklah sampel makanan yang akan diuji hingga halus dan letakkan
dalam plat tetes. Usahakan masing-masing bahan makanan tidak saling
bercampur satu sama lain.
2) Teteskan larutan kunyit dengan menggunakan pipet ke atas sampel
makanan yang telah dihaluskan. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
Perlu diketahui:
Bahan makanan yang berubah warna menjadi merah kecoklatan
setelah ditetesi larutan/ ekstrak kunyit diduga mengandung boraks.
Lampiran

Sampel Bakso Proses penggerusan sampel

Pembakaran bakso Mengabukan bakso

Uji nyala bakso A Uji nyala bakso B

Anda mungkin juga menyukai