Anda di halaman 1dari 33

POLA

PENGELOLAAN JASA
PELAYANAN DI ERA JKN

Workshop Pembagian Jasa Pelayanan RS


Sala, 9 – 11 Agustus 2018
Dr. R. HERU ARIYADI, MPH
The Royal Palace Blok B 31
Jln Prof Soepomo 178A – Tebet Jakarta
Email : heru_ariyadi@yahoo.com ; Fax : 021 8314426 ; telp 021 8309111

• Pendidikan : 1. Dokter : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga


2. S2 : College of Public Health, University of the Philippines
• Kedudukan :
1. Ketua Umum ARSADA Pusat
2. Ketua Bidang Pembinaan & Pengembangan profesi Ikatan Konsultan Kesehatan
Indonesia (IKKESINDO)
3. Ketua Kompartemen Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga PERSI Pusat
4. Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit
5. Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
6. Komite Nasional Keselamatan Pasien 2
JANUARI ‘14 : PERUBAHAN MODEL PELAYANAN
è Pengaruhnya pada pembagian jasa pelayanan

Fee for
service Prospective
payment
Era Fee For Service
• Berlomba menjadi RS besar/kelas RS (Tarif, eselon)
• Hi-tech sebagai input driven
• Unggulan pelayanan cenderung tak jelas
• Indikator mutu RS tidak jelas
• Belum sadar “mutu”, Belum sadar biaya
• Info biaya bagi pasien dikira - kira
• RS swasta : tindakan sama, beda dokter beda tarif
Era Fee For Service
• Memudahkan RS, menyulitkan Pembayar
• Bayar sesuai pelayanan yang diberikan
• LOS Panjang à pendapatan RS lebih besar
• Obat Mahal à untung besar
• Infeksi Nosokomial à LOS Naik àpendapatan RS Naik
• Tak perlu Efisiensi karena semua biaya dibayar Px
• Standar Pelayanan, Standar Profesi : Tak Harus
• Membagi Jasa Pelayanan : mudah
Era Fee For Service
• Pemberi pelayanan & keputusan : oleh individu
• Hubungan Px – Dr atas dasar kepercayaan
• dokter sebagai pengobat
• Input: alat harus paling canggih & mutakhir,
• “dipaksa” menggunakan
• Dokter : mandiri dan otonom
• Cara bayar : sesuai pemeriksaan, prosedur, obat
• Etika, kepentingan pasien
Era Prospective Payment
• Pemberi Pelayanan : tim, maka perlu SPO
• keputusan diputuskan oleh tim, second opinion
• Hub. Px – Dr : kontraktual / “bisnis”
• Ada manager (DPJP)
• Rational Utility driven
• Dokter adalah mitra/karyawan RS
• Cara bayar : Prospective payment
• Etika, finansial, kepentingan Pasien
Era Prospective Payment
• Memudahkan pihak pembayar
• Harus efisien à tak efisien RS bangkrut
• Tarif paket à tak dipisahkan jasa yan dan jasa sarana
• LOS panjang à RS rugi; Obat mahal à RS rugi
• Infeksi nosokomial à LOS naik à RS rugi
• Membagi jasa pelayanan : remunerasi
• Standar pelayanan, standar profesi : wajib ada
• Kepatuhan terhadap semua standar
perkembangan JKN
Tarif JKN
Risiko Transisi FFS à PP
Finansiil
Standar-2 Pelayanan ?

Persiapan
(Regulasi dsb) Mencari Bentuk stabilisasi stabil
10 tahun 2018 Atau masih Tahun ???
2004 2014 tahun 2019 mencari
Komitmen Awal JKN politik UHC bentuk?
Pemerintah

Fase
Kritis

Heru Ariyadi (2017)


PERUBAHAN SISTEM REMUNERASI

Remunerasi era
Fee for service Remunerasi era
Prospective
payment
Sejarah Jasa pelayanan
Hammurabi (1792-1750 BC)
outcome

“If a doctor has healed


a freeman’s bone
Organ
or
has restored diseased flesh,…
the patient shall give the doctor
five shekels of silver.” Amount
Hippocrates (400 BC)
q Kompetensi dokter dihargai lebih
- Dokter yang mengikuti CME diperbolehkan untuk
menarik bayaran lebih tinggi
- Diasumsikan dokter yang mengikuti CME memiliki
kompetensi yang lebih tinggi
Dasar
Setiap RS mempunyai hak menerima imbalan jasa
pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan
penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

( UU 44/2009 pasal 30 ayat (1) huruf b)


Dasar
Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah
imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon,
dan/atau pensiun

( PP 23 Tahun 2005 pasal 36 ayat (2) penjelasan pasal demi pasal)


JASA PELAYANAN RS DIHASILKAN TIM

Manajemen

TIM
Jasa Erat Kaitannya Dengan Kebijakan Tarif

Tariff = UC + X + JP
Tariff = UC + (PM + BB + i + Unc. Cost) + JP

Pertimbangkan Shadow Price, ATP, WTP


TARIF RS sebelum JKN
Fixed
Operasio Cost
Jasa Sarana
nal RS Var. Cost

TARIF Faktor “X” Pengembangan


Pelayanan
RS
Jasa Mana
Dokter
Pelayan Jasa jemen Farmasi

an Pelayanan Perawat Laborat Tenaga


lain
TARIF RS di era JKN

TARIF = Hospital Base rate x Cost Weight x aF

Average cost for specific CBG

Aggregate average cost

aF: adjustment Factor


Adjustment Factors
1. To cover for cost not cover by case mix
a. Cost of education (teaching hospital)
b. Cost of research & Development (university)
2. To provide incentives for efficiency
a. Incentives for preventive care
b. Incentives for day care surgery
3. To cover for special services (top up payment)
a. Long term care
b. Special services: transplantation: resource intensive
4. To cover for regional differences
a. Inflation
b. Price difference
Jasa pada sistem FFS (SEBELUM JKN):
aspek positif
• Mudah & cepat menghitung hak dan kewajiban
masing-masing
• Mendorong motivasi dokter dan upaya mendapatkan
dan memberikan kualitas layanan pada pasien
“tertentu”
• Mendorong dokter untuk melayani sebanyak-2nya
Jasa pada Sistem FFS (Sebelum JKN):
aspek negatif
• Cenderung memilih dan melakukan layanan tertentu, pada
pasien “tententu”
• Melakukan pelbagai cara untuk meningkatkan pendapatan
• Cenderung mengabaikan kewajiban moral (etik) terkait
sumpah dokter, kewajiban administrasi sebagai kelengkapan
tugas layanan dan kewajiban lain yang terkait dengan
kerjasama antar pihak dalam RS dan pengembanganya.
Jasa di Era JKN
1. Tarif JKN (paket) tdk sama dengan tarif RS
2. Sudah ada sistem Remunerasi basis FFS
3. Berusaha mencontoh RS lain
4. Tidak (mau) tahu
5. Sistem apa: fixed?; basis jumlah Pasien?
Kombinasi ?
6. Acuan ? 22
Permasalahan:
1. Tarif JKN (paket) tdk sama dengan tarif RS
2. Sudah ada sistem Remunerasi basis FFS à ada
masa transisi?
3. Berusaha mencontoh RS lain
4. Tidak tahu: Remunerasi bukan hak
5. Sistem: fixed?; basis jumlah Pasien? Kombinasi ?
6. Acuan ?
Permasalahan:
7. Mengintip upah orang lain
8. Ingin upahnya lebih besar dari yang lain
9. Membandingkan jasa antar RS, abai kondisi lainnya
10. Komunikasi antara manajemen – Profesional
Pemberi Asuhan (PPA)
11. Perbedaan Perspektif Manajemen – PPA
12. Pemahaman Adil (bukan sama rata)
Perbedaan Perspektif Manajemen – PPA

Manajemen Membangun Sistem Kendali Dokter & PPA lainnya


Biaya dan Kendali Mutu

Efisiensi INA-CBG’s Efektifitas

Input Proses Output


Cost Quality
Standar Pelayanan
Jasa Pelayanan vs TPP
PP 58/2005 pasal 63 ayat (2)
• Pemerintah daerah dapat memberikan tambahan
penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah
berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan
memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 58/2005 pasal 63 ayat (2):
Penjelasan pasal demi pasal
• Tambahan penghasilan diberikan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan pegawai berdasarkan
prestasi kerja, tempat bertugas, kondisi kerja dan
kelangkaan profesi.
Contoh Perhitungan jasa di era JKN
RS PEMERINTAH KELAS C REGIONAL 1 KELAS 1
No Kode Deskripsi Tarif JASA SURPLUS
LAB RANAP OBAT OK
INA CBG INA CBG INA CBG (30%) (DEFISIT)
104 E-4-11-II HIPOVOLEMIA
& GANGGUAN
4.683.400 1.405.020 175.500 600.000 900.750 0 1.133.790
ELEKROLIT
(SEDANG)
386 K-1-13-II PROSEDUR
APPENDIK 4.297.800 1.289.340 275.000 600.000 990.8500 1.250.000 (107.390)
(SEDANG)

Bila terjadi defisit: apa yang dilakukan?


HAL-HAL YANG MENDASAR DALAM
PERANCANGAN DESAIN REMUNERASI
1. Keputusan dan komitmen pimpinan puncak, tentang orentasi
pendekatan manajemen kepegawaian
2. Harus dipastikan sistem-sistem pendukung tersedia dan terintegrasi
dengan sistem remunerasi
3. Remunerasi sebagai alat penghargaan kerja dan kinerja pegawai maka
harus terkait dgn tuntutan kerja dan kinerja yang mampu menjawab
tantangan perubahan
4. Pemahaman para staff bagian SDM tentang prinsip-prinsip & rencana
desain
MANAJEMEN REMUNERASI
Filosofi Remunerasi
AZAS
Konsep Penghargaan Remun
Konsep penghargaan yang lebih besar, utk karyawan
Customer Competency
Remunerasi yang lebih besar, yg memiliki Kompetensi
Value Scarcity
untuk karyawan yang terkait terlebih atau Hot Skill
langsung dengan Customer
Konsep Remunerasi yang
berbasis Pasar, yakni harga
Dirancang sedemikian, Manageable &
rata-rata pasar, sebagai acuan
sehingga mudah Controllable Market
besaran total Remunerasi yang
pengontrolan & pengelolaan Base
diberikan

Konsep Remunerasi yang


Konsep penghargaan Hirarchical dirancang & dikembangkan dg
Remunerasi yang lebih besar, Position Internal memperhatikan kesetaraan
sesuai dengan tingkat posisi Equity internal à banyak profesi
KOMPONEN REMUNERASI (Prinsip 3P):
1. Pay for People (fixed, naik secara reguler untuk
mengantisipasi inflasi & sesuai kemampuan perusahaan)

2. Pay for Position (berubah sesuai bobot Posisi/jabatan


yang dicerminkan oleh nilai kompetensi atau nilai jabatan)

3. Pay for Performance (berubah sesuai pencapaian kinerja


yang dicerminkan oleh nilai Sasaran Kinerja Individu/SKI)
RENUNGAN .......
Ilmuku amanahku

Ilmuku rejekiku

Ilmuku amanahku & juga rejekiku


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai