Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT PENDIDIKAN

(Catatan Kritis kelompol 1)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu: Drs. Fx. Mas Subagio, M.Pd.

Oleh:
Kelas D/ 2016

Beti Rahayu Lestari ( 16010644086 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT

Dari apa yang saya terima mengenai presentasi dari kelompok 1 disini

dapat ditemukan bahwa filsafat epistimologi / istilah kata artinya Philos + Sophia ,

Philos yang berarti cinta / suka dan Sophia yang berarti kebijaksanaan, kerifan,

kebajikan, kejujuran, kedamaian, ketenangan, kebenaran.

Dalam materi yang disampaikan kelompok 1 materi yang disampaikan

sudah baik namun ada materi yang akan saya tambahkan , Saya menemukan (

yaitu reaksi spiritualisme di yunani ) Saya menemukan materi ini pada buku (

Jalaludin dan Idi Abdullah.2012.filsafat pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA )

A. Reaksi Spiritualisme di Yunani

Manusia merupakan benda kompleks, karena manusia merupakan

diversitas keatuan, (poespoprpjo, 1987: 1). Dengan kesempurnaan yang dimiliki,

manusi berusaha untuk memenuhi dan menanamkan sesuatu. Usaha ini biasanya

dilakukan manusia mendapatkan ide-ide kesadaran. Namun ada beberapa filosof

yang merasa kurang puas dengan aliran spiritualisme, mereka merasa kurang puas

dengan aliran spiritualisme yang dianggap tidak sesuai dengan pengetahuan

ilmiah ,maka lahirlah aliran materialisme diantara tokohnya adalah leukipos dan

demokritus (460-370 SM), yang menyatakan bahwa semua kejadian alam adalah

atom, dan semuanya dalah materi. Kemudin lahirlah juga aliran rasionalisme Rene

Descrates, yang menyatakan bahwa pusat segala sesuatu terletak pada dunia rasio

, sementara yang lain adalah objeknya. Demikianlah reaksi filosof terhadap aliran

spiritualisme, sebenarnya reaksi ini tidak saja bergulir diyunani, tetapi juga di
dunia barat dan eropa. Dalam yaitu reaksi spiritualisme di yunani terdapat 3 aliran

yaitu aliran yaitu :

1. Idealise

Bahasan aliran idealisme yang mejelaskan bahwa dunia bertubuh dengan

dunia yang tidak bertubuh terpisah sama sekali. Begitu pula dengan perbedaan

antara pandangan dan pemikiran atau pengetahuan dan pemikiran atau

pengetahuan dengan pengertian, keduanya hanya mengenal dunia yang ada tetapi

tidak berwujud (hatta, 1986: 101 )

2. Materialisme

Aliran materialisme merupakan aliran filsafat yang berisikan tentang

ajaran kebendaan, menurut aliran ini benda mrupakan sumber segalanya

(poerwadarminta, 1984: 683)

3. Rasionalisme

Aliran rasionalisme ini lahir karena adaya usaha untuk membebaskan diri

dari bentuk pemikiran yang tradisional (skolastik) yang dianggap tidak pernah

mampu menangani dan menemukan hasil terhadap ilmu pengetahuan . hal ini

disebabkan aliran skolastik lebih banyak mengadakan praduga yang berisikan

angan – angan semata- mata

Materi yang sudah disampaikan dari kelompok satu sudah baik menurut

saya hanya saja kurang Reaksi Spiritualisme di Yunani


FILSAFAT PENDIDIKAN
(Catatan Kritis kelompol 2)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu: Drs. Fx. Mas Subagio, M.Pd.

Oleh:
Kelas D/ 2016

Beti Rahayu Lestari ( 16010644086 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN

Dalam materi yang disampaikan kelompok 1 materi yang disampaikan sudah baik

namun ada materi yang akan saya tambahkan. Saya mendapat tambahan materi

dari https://perkuliahanpgsd.blogspot.com/2015/12/normal-0-false-false-false-in-

x-none-ar.html

1. .Sejarah Filsafat Modern

Masa filsafat modern diawali dengan munculnya Renaissance sekitar abad

15 dan 16 M, kata “renaissance” berarti kelahiran kembali. Yang dimaksud

dengannya adalah usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik

(Yunani Romawi). Pokok permasalahan pada masa ini, sebagaimana periode

skolastik adalah sintesa agama dan filsafat dengan arah yang berbeda. Era

renaissance ditandai dengan tercurahnya perhatian pada berbagai bidang

kemanusiaan baik sebagai individu maupun sosial. Filosof pada masa renaissance

antara lain Francis Bacon. Dia berpendapat bahwa filsafat harus dipisahkan dari

teologi meskipun ia meyakini bahwa penalaran dapat menunjukkan Tuhan. Tetapi

ia menganggap bahwa segala sesuatu yang bercirikan lain dalam teologi hanya

dapat diketahui dengan wahyu sedangkan wahyu sepenuhnya bergantung pada

penalaran. Hal ini menunjukkan bahwa Bacon termasuk orang- orang yang

membenarkan konsep ganda, yaitu kebenaran wahyu dan akal. Sejarah filsafat

modern lalu bisa dilukiskan sebagai pemberontakan intelektual terus menerus

terhadap metafisika tradisional. Karena pemikiran yang berdasarkan pada iman

(teologi) lebih dikalahkan oleh pemikiran yang berdasarkan pada akal (rasio).
FILSAFAT PENDIDIKAN
(Catatan Kritis kelompol 3)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu: Drs. Fx. Mas Subagio, M.Pd.

Oleh:
Kelas D/ 2016

Beti Rahayu Lestari ( 16010644086 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
HAKIKAT MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT

Saya mendapat tambahan materi dari Darsono Prawironegoro, Filsafat Ilmu,

(Kajian tentang Pengetahuan yang Disusun Secara Sistematis dan Sistemik dalam

Membangun Ilmu Pengetahuan), (Jakarta: Nusantara Consulting, 2010), h. 176

1. Kedudukan dan peran manusia

Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan kedudukan yang

sangat mulia. Manusia memiliki eksistensi dalam hidupnya sebagai abdullah, an-nas, al

insan, al basyar dan khalifah. Kedudukan dan peran manusia adalah memerankan ia

dalam kelima eksistensi tersebut. Misalkan sebagai khalifah dimuka bumi sebagai

pengganti Tuhan manusia disini harus bersentuhan dengan sejarah dan membuat

sejarah dengan mengembangkan esensi ingin tahu menjadikan ia bersifat kreatif dan

dengan di semangati nilai-nilai trasendensi. Manusia dengan Tuhan memiliki kedudukan

sebagai hamba, yang memiliki inspirasi nilai-nilai ke-Tuhan-an yang tertanam sebagai

penganti Tuhan dalam muka bumi. Manusia dengan manusia yang lain memiliki korelasi

yang seimbang dan saling berkerjasama dalam rangka memakmurkan bumi. Manusia

dengan alam sekitar merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa

syukur kita terhadap Tuhan dan bertugas menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka

mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap apa yang dilakukan oleh manusia dalam

pelaksana pengganti Tuhan sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. Maqasid asy-syari’ah

merupakan tujuan utama diciptanya sebuah hukum atau mungkin nilai-esensi dari

hukum, dimana harus menjaga agama, jiwa, keturunan, harta, akal dan, ekologi.

Manusia yang memegang amanah sebagai khalifah dalam melakukan keputusan dan

tindakannya sesuai dengan maqasid asy-syari’ah


FILSAFAT PENDIDIKAN
(Catatan Kritis kelompol 4 )

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu: Drs. Fx. Mas Subagio, M.Pd.

Oleh:
Kelas D/ 2016

Beti Rahayu Lestari ( 16010644086 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
RELASI PEMIKIRAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

Dalam materi yang disampaikan kelompok 1 materi yang disampaikan sudah baik

namun ada materi yang akan saya tambahkan. Saya mendapat tambahan materi

dari http://porkesunja2014.blogspot.com/2015/02/relasi-pemikiran-filsafat-dan-

pendidikan.html

1. Hubungan Filsafat dan Pendidikan

Pengertian filosof pendidikan dan bagaimana penerapannya serta apa dampak dari

pendidikan harus diketahui oleh guru karena pendidikan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan bagi setiap manusia, termasuk guru di dalamnya. Jadi, seorang

guru harus mempelajari filsafat pendidikan karena dengan memahami dan

memaknai filsafat itu, akan dapat memberikan wawasan dan pemikiran yang luas

terhadap makna pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan filsafat lainnya, misalnya filsafat hukum, filsafat agama,

filsafat kebudayaan, dan filsafat lainnya.

Di sini, filsafat membahas sesuat dari segala aspeknya yang mendalam. Maka,

dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaan menyeluruh yang sering

dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relative karena kebenaran

ilmu yang ditinjau dari segi yang dapat diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya,

isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati

gunung es, hanya mampu melihat ang di atas permukaan laut saja. Sementara,

filsafat mencoba menyelami sampai ke dasar gunung e situ untuk meraba segala

sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.

Anda mungkin juga menyukai