Anda di halaman 1dari 15

BUKU SAKU RSU BHAKTI WALUYO

AKREDITASI

JL .DR Soetomo No .32 Pekalongan


Tep (0285)4236234 fax . 410444 pekalongan 51129
DAFTAR ISI Catatan :

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
VISI MISI
STANDAR-STANDAR AKREDITASI
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
ENAM LANGKAH CUCI TANGAN
LIMA MOMENT PENTING HYGIENE
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
ASSEMEN PASIEN (AP) DAN PERAWATAN PASIEN
MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
KATA PENGANTAR Catatan :

Rumah Sakit Umum Bhakti Waluyo mempunyai visi dan misi yang selalu
dihidupi dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada para pasien. Tugas rumah
sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
dengan mutu pelayanan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Umum Bhakti Waluyo.
Untuk memastikan rumah sakit memiliki standar pelayanan sesuai dengan apa
yang telah ditentukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, RSU
Bhakti Waluyo akan menjalani program akreditasi yang dilakukan oleh Komite
Akreditasi Rumah Sakit (KARS), sebuah lembaga independen yang dipercaya pemerintah
untuk melaksanakan akreditasi rumah sakit di seluruh Indonesia.
Untuk mempersiapkan akreditasi rumah sakit tersebut, perlu dibuat Buku
Saku Akreditasi untuk membantu seluruh karyawan memahami tentang mutu dan
keselamatan di RSU Bhakti Waluyo.

Semoga kehadiran buku saku ini bermanfaat. Selamat mempersiapkan akreditasi.

Pekalongan, 06 November 2018

dr. Riza Kurniawan, Sp.A. M.Kes


Direktur
Visi, Misi, Tujuan dan Motto Catatan :
RSU Bhakti Waluyo Pekalongan

VISI
Pelayanan Rumah Sakit yang memuaskan dan terjangkau semua lapisan masyarakat
Pekalongan dan sekitarnya.

MISI
1. Memberikan pelayanan, kepuasan kepada pasien dan keluarganya.
2. Mengembangkan potensi tenaga kerja bagi tercapainya pelayanan.
3. Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meluaskan jaringan kesehatan.
4. Melayani masyarakat dengan tulus, tepat, ramah, bermutu dan terjangkau.
5. Rumah Sakit pilihan yang memberikan pelayanan terbaik.

MOTTO
“Kesembuhanmu adalah tujuanku”
Apa itu Akreditasi? Apa itu KARS dan JCI? 8) Ikat plastik kuning berisi kertas koran/ tisu yang telah terkontaminasi tumpahan, masukkan
kedalam tempat sampah infeksius
9) Scoop, scaper dan lab kotor dibawa ke spoolhoek kemudian dicuci dengan cairan desinfektan
 Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik
dan air mengalir lalu keringkan
dari dalam maupun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan assemen 10) Lepas APD
a. Sarung tangan, buang ke tempat sampah infeksius
terhadap Rumah Sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah Sakit
b. Celemek/ apron
yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang ditetapkan.
 Proses Akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya
mutu di Rumah Sakit, sehingga Rumah Sakit senantiasa berusaha meningkatkan
mutu dan keamanan pelayanannya.
 KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan lembaga independen dalam
negeri sebagai pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional dan non
struktural.
 JCI (Joint Commission International) merupakan badan akreditasi non-profit yang
berpusat di Amerika Serikat, dan bertugas menetapkan dan menilai standar performa
para pemberi pelayanan kesehatan. JCI merupakan lembaga Indepenen Luar Negeri
yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai pelaksana akreditasi
internasional.
Apa Manfaat Bagi Kita? MEMBERSIHKAN TUMPAHAN DARAH/ CAIRAN TUBUH PASIEN

 Meningkatkan kepercayaan masyarakat dikarenakan pelayanan RSU Bhkati Sebagai acuan untuk membersihkan tumpahan darah/ cairan tubuh paien dengan benar.
Waluyo Pekalongan berorientasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien. untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan menghindari tranmisi mikroba yang terdapat pada
 Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya menjadi lebih efisien. tumpukan darah/ cairan tubuh yang tercecer dilantai.
 Menciptakan lingkungan internal Rumah Sakit yang kondusif untuk penyembuhan Persiapan :
dan pengobatan pasien. Spill kit (kontainer) yang berisi antara lain :
 Celemek/ apron, pelindung mata, penutup mata, penutup kepala, masker, sarung tangan,
 Mendengarkan pasien dan keluarga, menghormati hak-hak mereka serta
tisu/ koran bekas, kain lap, penjepit/ pinset, scoup dan scraper, plastik kuning (infeksius)
melibatkan mereka dalam proses perawatan. 2 buah, chlorine/ bayclin, perhidrol (H202) 3% bubuk detergen (vim), Spayer, lab bersih,
 Menciptakan budaya mau belajar dari insiden agar insiden yang sama tidak terjadi papan tanda peringatan lantai basah
pada kesempatan dan tempat lain. Pelaksanaan :
 Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat. 1) Petugas menyiapkan spill kit dan memasang tanda peringatan
2) Petugas memakai APD (celemek/ apron, pelindung kepala, masker, pelindung mata dan sarung
tangan)
Standar-standar Akreditasi
3) petugas menyiapkan plastik kuning untuk limbah rumah sakit
I. Standar-standar yang diberikan Berfokus Pasien 4) Tumpahan cairan tubuh (darah) diserap menggunakan kertas tisu/ koran hingga bersih dengan
1. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) / Pattient and Family Right (PFR) memakai penjepit kemudian buang kedalam plastik kuning yang telah disiapkn
a. Jika tumpahan sudah mengering maka disemprot dulu menggunakan cairan perhidrol
(H202) 3% kemudian diserap menggunakan kertas tisu/koran kemudian buang kedalam
II. Standar-standar yang berfokus Manajemen
plastik kuing
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) / Prevention and Infections (PCI)
b. Jika tumpakhan banyak (muntahan pasien) taburkan bubur deterge diamkan sampai 5
menit, kemudian serok dengan scoop dan scaper buang tumpahan kedalam plastik kuning,
III. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) / I Patient Safety Goals (PSG) scopdan scaper dimasukkan ke dalam plastik kuning terpisah untuk alat kotor
5) Bekas tumpahan cairan tubuh disemprotkan dengan menggunakan larutan clorine 0,5 % dan
didiamkan sampai 10 menit
6) kemudian angkat larutan chlorin dengan menggunakan lap basah
7) Masukkan lap basah kedalam plastik kuning alat kotor
8)
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) Prifilaksis Pasca Paparan Hepatitis B dan Hepatitis C

Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien Sumber paparan (pasien) Riwayat imunisasi Tindakan
 Gunakan 3 (tiga) identitas utama : Hepaptitis B
 Nama (dua kata) Hepatitis B positif atau Imunisasi Hepatitis B Lakukan Booster imunisasi Hepatis B
pasien tidak diketahui lengkap 1x
 Tanggal lahir (Umur)
apakah Hepatitis B Imunisasi Hepatitis B 1. Berikan injeksi
 Nomor Rekam Medis positif/ negatif belum lengkap Immunoglobulin Hepatitis B
Penggunaan 3 (tiga) identitas Utama (HBIG)-24 jam
Jenis Pasien Identitas Pasien Media 2. Lakukan Imunisasi Hepatitis B
1. Pasien Rawat Inap  Nama Gelang Pengenal sampai lengkap
2. Pasien HD dan Endoskopi  Tanggal lahir (Umur) Belum pernah Imunisasi 1. Berikan injeksi
Rawat Jalan  Nomor Rekam Medis Immunoglobulin Hepatitis B
3. Pasien IGD Label Kuning dan (HBIG)-24 jam
merah 2. Lakukan Imunisasi Hepatitis B
1. Pasien Rawat Jalan  Nama Verifikasi kepada pasien dan sampai lengkap
2. Pasien IGD Label Hijau  Tanggal lahir (Umur) atau keluarga pada Kartu Hepatitis B Negatif Imunisasi Hepatitis B Tidak dilakukan profilaksin
 Nomor Rekam Medis Identitas Berobat (KIB) lengkap
Pasien Tidak Dikenal dan Tidak  “Mr. X / Mrs. Y” Gelang Pengenal Imunisasi Hepatitis B Lakukan Imunisasi Hepatitis B sampai
Sadar  Tanggal dan jam belum lengkap lengkap
kedatangan Belum pernah Imunisasi Lakukan Imunisasi Hepatitis B sampai
 Nomor Register lengkap
 Proses identifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi pasien pada saat : Hepatitis C positif Tidak ada profilaksin
 Pemberian obt, darah atau produk darah
 Pengambilan darah / specimen pemeriksaan
 Sebelum melakukan tindakan / prosedur pelayanan
 Pasien diminta menyebutkan Nama dan Tanggal lahir (umur) sebelum dilakukan tindakan dengan
pertanyaan terbuka. Misal : “Tolong sebutkan nama dan tanggal lahir Bapak”
 Bila pasien tidak dapat menyebutkan identitas, dapat ditanyakan kepada Penunggu / Keluarga
Pasien
Sasaran 2 : Peningkatan Komunikasi Efektif Surveilans
 Komunikasi verbal / lisan atau melalui telepon hanya dilakukan pada kondisi yang mendesak Surveilans dilakukan pada kejadian infeksi rumah sakit berikut ini :
dimana komunikasi pelayanan secara tertulis tidak bisa dilakukan.  IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)
 Lakukan SBAR (Situation-Background-Analyses-Recomendation) untuk pelaporan pelayanan  ILO ( Infeksi Luka Operasi)
atau informasi verbal melalui telepon.  VAP ( Ventilator Associated Pneumonia)
 Lakukan TBK (Tulis-Baca-Konfirmasi) untuk setiap perintah verbal/lisan dan pembacaan hasil  HAP (Hospital Acquired Pneumonia)
pemeriksaan uji laboratorium yang kritis, lalu beri tanda “TBK” pada setiap dokumentasinya. 
 Dokumentasi dari komunikasi melalui telepon tersebut ditandatangani oleh pemberi perintah Edukasi
verbal dalam waktu 1x24 jam. Edukasi pencegahan & pengendalian infeksi harus dilakukan kepada staf, pasien, keluarga pasien dan
 Obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) dieja pengunjung.
dengan Alfabet yang berlaku. Tindakan pertolongan pertama apabila terpapar saliva, serum darah, darah, atau seluruh cairan lain
yang terkontaminasi darah atau sulit dibedakan dengan darah
Luka tusuk Segera cuci dengan sabun dan air mengalir. Biarkan luka mengeluarkan
Sasaran 3 : Penanganan Obat yang Perlu Diwaspadai / High Alert Medications (HAM) darah dengan bebas
 RSU Bhakti Waluyo Pekalongan menetapkan 26 jenis obat HAM. Percikan pada kulit Segera cuci dengan sabun dan air mengalir
non intak
 Obat yang Harus Diwaspadai (HAM) adalah obat yang berisiko tinggi dapat menyebabkan
Percikan pada mata Jangan memberikan disinfektan pada kulit dan jangan menggosok kulit
bahaya bermakna bila digunakan secara keliru.
dengan keras. Basuh mata secara hati-hati menggunkan air/ NaCl 0,9%
 Yang termasuk dalam daftar obat-obat HAM antara lain elektrolit konsentrat serta obat-obat yang selama minimal 15 meit, mata harus dalam kondisi terbuka, kelopak mata
terlihat mirip atau namanya kedengaran mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / Norum, atas diinversi
atau Look Alike Soun Alike / LASA). Percikan kedalam Segera ludahkan darah/ cairan tubuh dari mulut, lalu berkumurlah dengan
 Elektrolit Konsentrat hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi, Instalasi Rawat Intensif, dan mulut atau hidung beberapa kali. Segera hembuskan cairan dari hidung kuat-kuat, lalu
Instalasi Gawat Darurat. bersihkan daerah yang menggunakan air/ NaCl 0,9%. Jangan memberikan
cairan disinfektan
 Khusus untuk Magnesium Sulfat dapat juga disimpan di kamar bersalin.
Percikan pada kulit Segera cuci dengan sabun dan air mengalir dan jangan menggosok kulit
 Lakukan Double Check untuk obat HAM dengan prinsip 7 Benar : Benar Pasien, Benar Obat, yang intak yang terkena dengan keras
Benar Dosis, Benar Waktu, Benar Cara Pemberian (Rute), Benar Dokumetasi dan Benar
Informasi.
 Penandaan Obat HAM dan LASA Pengelolaan Linen
 Semua bahan padat pada line kotor (misalnya, feses) harus dihilangkan (buag ke dalam toilet) dan
bilas dengan air.
HIGH LARUTAN KONSENTRAT  Linen kotor tidak terinfeksi dimasukkan dalam kantong plastik putih dan line kotor infeksius
ALERT
(DOUBLE CHEKED) dalam kantong kuning.
 Jangan memilah linen dikamar pasien atau mengibaskan-kibaskan untuk mencegah kontaminasi
permukaan lingkungan atau orang- orang yang disekitarnya.

Penanganan I & Sanitasi Makanan


HIGH  Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen (makanan dan
ALERT LASA minuman bebas dari segala bahaya yang dapat menganggu atau merusak kesehatan mulai dari
sebelum makanan diproduksi, selama proses penerimaan, penyiapan, proses pengolahan,
distribusi sampah pada saat makanan dan minuma tersebut siap dikonsumsi pasien).
 Menurunkan kejadian risikopenularan penyakit atau gangguan kesehatan melalui makanan
(makanan dan minuman yang disajikan rumah sakit tidak menjadi mata rantai penularan
Sasaran 4 : Kepastian Tepat Prosedur – Tepat Lokasi – Tepat Pasien Pembedahan penyakit).
Ikuti prosedur verifikasi, pemberian penandaan / marking pra-pembedahan, dan Time Out  terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan.

Verifikasi Pengkajian resiko infeksi pada proses pembongkaran, renovasi dan pembuangan gedung.
 Dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal yang harus tersedia pada saat tindakan, meliputi  Pengkajian resiko infeksi dilakukan sejak pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
Dokumen Rekam Medis (Assemen, Informed Consent), Hasil Pemeriksaan Penunjang, dan penyelesaian, proses pembongkaran, renovasi dan pembangunan
Kebutuhan Khusus / Implant / Darah.  Hal-hal yang harus diperhatikan petugas saat ada proses pembonkaran,renovasi dan
pembangunan :
Marking  Pastikan area tersebut tertutup apabila dekat dengan tempat perawatan pasien
 Dilakukan pada saat visite pra operasi dan melibatkan pasien / keluarga secara aktif sebelum
 Pastikan bahan material yang dibawa tertutup apabila dekat dengan tempat perawatan pasien
jadwal operasi.
 Pastikan troli makanan, bahan/ barang steril tertutup bila melalui area tersebut
 Dilakukan oleh DPJP / Operator yang akan melakukan prosedur bedah.
 Pastikan bahan material tidak diangkut melalui lift pasien
 Tanda yang digunakan : tanda panah ( ) ujung mengarah lokasi. Poses Dekontaminasi- Pembersian- Desinfeksi-Sterilisasi Alat-alat Medis
Dilakukan bila:
a. Terdapat lebih dari satu kemungkinan lokasi operasi termasuk sisi (laterality)
Dekontaminasi (menggunakan proses enzymatic atau
b. Multiple struktural (jari tangan, jari kaki, lesi) detergen

c. Multiple Level (Tulang Belakang)


d. Bila melakukan prosedur pada tempat yang salah akan mencederai pasien
Pembersih (cuci bersih dan tiriskan)

 Khusus penyakit Mata penandaan dengan menggunakan satu kasa dan satu plester.
Penandaan tidak dilakukan pada :
a. Prosedur yang dilakukan bersamaan pada struktur lokasi bilateral, misalnya pada kedua tonsil
dan ovarium.
b. Permukaan mukosa atau perineum
c. Prosedur dengan akses minimal pada organ internal lateral
d. Lokasi insersi katerisasi jantung, insersi pacemaker jantung. Desinfeksi Tingkat Tinggi untuk peralatan Desinfeksi Tingkat Rendah untuk peralatan
Sterilisasi untuk peralatan kritis (masuk
semi kritikal (masuk dalam mukosa tubuh, non kritikal (hanya pada permukaan tubuh
e. Prosedur gigi dalam pembulu darah/ jaringan tubuh
misal endotrachealtube, NGT yang utuh, misal tensimeter, termometer

f. Prosedur pada bayi premature


g. Organ tunggal.

Bersihkan dengan air sterildan


Direbus Kimiawi keringkan
Time Out  Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD
 Sebelum memulai tindakan / operasi apapun, lakukan suatu proses kesepakatan akhir oleh seluruh  Lepas dan Ganti segera perlengkapan APD setelah anda mengetahui APD tersebut tidak
anggota tim untuk mengkonfirmasi tepat prosedur dan tepat lokasi melalui suatu teknik berfungsi optimal (rusak/ sobek)
komunkasi aktif.  Lepaskansemua APD segera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan hindari
 Sat Time Out harus melakukan verifikasi : kontaminasi terhadap :
1. Tepat pasien  Lingkungan
2. Tepat sisi dan lokasi (Terdapat marking yang sesuai).  pasien lain atau petugas lain, dan
3. Adanya bahan dan / atau peralatan khusus yang dibutuhkan selama tindakan dilakukan.  Diri anda sendiri
 Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati di tempat sampah infeksius dan segera
RSU Bhakti Wluyo Pekalongan mengadopsi WHO Surgical Safety Check List yang merupakan memberihkan tangan.
prosedur standar dalam operasi, meliputi pembacaan dan pengisisan formulir sign in yang dilakukan  Perkiraan resiko terpapar cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum melakukan kegiatan
sebelum pasien dianastesi di Ruang Serah Terima, time out yang dilakukan di kamar operasi perut atau perawatan .
peritoneum dan sebelum operasi selesai. Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat
 Pilih APD sesaui dengan perkiraan resiko terjadinya paparan
sirkuler dan diikuti oleh operator, assisten operator, perawat alat, dokter anastesi serta penata anastesi.
 Sarana APD harus selalu tersedia termasuk dalam keadaan emergensi
 Gunakan Apd yang sesuai pada saat :
Sasaran 5 : Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial
 Prosedur isolasi bagi pasien dengan penyakit meular atau pasien dengan penurunan daya
 Semua orang yang berada di RSU Bhakti Waluyo Pekalongan wajib menjaga dan melaksanakan
tahan tubuh
kebersihan tangan dengan cara Cuci Tangan Dengan air mengalir dan Sabun selama 40-60 detik
 penanganan pada jenasah terinfeksi
atau Cuci Tangan dengan antiseptic berbasis alcohol (Hand Scrub) selama 20-30 detik.
 Kebersihan tangan wajib dilakukan pada 5 keadaan (5 moment) yatu :
Etika Batuk dan bersin
1. Sebelum kontak dengan pasien
 Tutup hidung dan mulut dengan tisu, sapu tangan atau kain, jika tidak ada jangan
2. Sebelum tindakan antiseptic
tutupmenggunakan tangan melainkan lengan dalam baju atau kerudung.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
 Segera buang tisu yang telah terpakai kedalam tempat sampah.
4. Setelah kontak dengan pasien
 Cuci tangan dengan menggunakan sabun ataupencuci tangan dengan alkohol.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
 Gunakan masker jika sedang sakit atau ada yang saki disekitar anda.
 Tidak sembrangan membuang dahak atau ludah setalh batuk.
GAMBAR ENAM LANGKAH CUCI TANGAN Penggunaan APD
HAND SCRUB & HAND HYGIENE  Jenis-jenis APD
 Sarung tangan
 Masker : harus melindungi hidung, mulut, bagian bawah dagu dan rambut pada wajah
(jenggot)
 Alat pelindung mata : kacamata plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah, visor)
 Topi
 Gaun pelindung
 Apron
 Pelindung kaki

Algoritme penggunaan sarung tangan :

Apakah kontak dengan darah atau cairan Tanpa sarung tangan


tubuh?

Apakah kontak dengan pasien? sarung tangan rumah tanggaatau sarung tangan bersih

Apakah kontak dengan jaringan dibawah


kulit? Sarung tangan bersih

Dua macam cara cuci tangan


 Dengan air mengalir selama : 40-60 detik
 Dengan gel pembersih alkohol selama : 20-30 detik
SARUNG TANGAN STERIL
5 MOMENT PENTING  semua tindakan kedokteran harus mendapatkan persetujuan pasein dan keluarga pasein
HAND HYGIENE setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan
tersebut dari dokter penanggung Jawab (DPJP)
 Formulir informed consent harus sudah diisi lengkap sebelum dilakukan tindkan pada
pasien atau sebelum pasien diantar ke kamr operasi
 Sebelum pasien memberikan persetujuan tindakan, pasien diberikan informasi mengenai :
1. Diagnosis
2. Tata cara tindakn medis
3. Tujuan tindakan medis
4. Alternatif tindakan
5. Risiko dan komplikasi ynng mungkin terjadi
6. prognosis

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


1. SEBELUM KONTAK DENGAN KAPAN ? Cuci tangan sebelum menyentuh pasien ketika mendekatinya
Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di linkungan rumah sakit
PASIEN
MENGAPA ? Untuk melindungi pasien terhadap kuman/virus berbahaya yang merupakan tanggung jawab bersama, sedangkan pengawasan dilakukan oleh tim PPI (pencegahan dan
terbawa oleh tanganmu
2. SETELAH KONTAK DENGAN KAPAN ? Cuci tangan setelah menyentuh pasien Pengendalian Infeksi).
PASIEN Program PPI adalah upaya memutuskan siklus penularan penyakit dan melindungi pasien,
MENGAPA ? Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan sekitar tenaga
Kesehatan dari terpapar kuman pasien petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan.
3. SEBELUM MELAKUKAN KAPAN ? Cuci tangan dilakukan sebelum memakai sarung tangan untuk
TINDAKAN ASEPTIC melakukan tindakan aseptik
Cuci Tangan
MENGAPA ? Untuk melindungi pasien dari masuknya kuman berbahaya ke dalam
Tubuh pasien termauk oleh kuman pasien sendiri Melakukan cuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alcohol.
4. SETELAH TERKENA CAIRAN KAPAN ? Cuci tangan dilakukan segera setelah melepaskan sarung tangan saat] Pengelolaan Sampah.
TUBUH PASIEN berisiko terpapar cairan tubuh pasien
Jenis-jenis tempat pembuangan sampah :
MENGAPA ? Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan sekitar tenaga a. Plastik kuning : untuksampah infeksius, patologi, anatomi (perban, kapas, jaringan, dll)
kesehatan dari terpapar kuman pasien
5. SETELAH KONTAK DENGAN KAPAN ? Cuci tangan dilakukan etelah menyentuh barang-barang di sekitar b. Plstik hitam : sampah biasa (kertas, pembungkus makanan, plastik pembungkus & plabot cairan,
LINGKUNGAN PASIEN pasien meskipun tidak menyentuh pasien
dll)
MENGAPA ? Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan tenaga kesehatan dari c. Safety Box : sampah tajam (jarum suntik, jarum infus, dll)
terpapar kuman pasien
Sasaran 6 : Menurunkan Risiko Jatuh Pada Pasien 2. Memberikan informasi tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Bhakti Waluyo Pekalongan mengembangkan metode untuk risiko jatuh pada 3. Rumah Sakit memberikan kebebasan ikepada pasein dalam memilih dokter yang sesuai
pasien denga cara : dengan kebutuhan pasien sesuai peraturan rumah sakit.
a. Skrining faktor risiko jatuh pasien menggunakan metode Morse, Up and Go atau Humpty 4. Rumah sakit memberikan kesempatan kepada pasein untuk mendapatkan second opinion
Dumpty. kepada dokter lain selain dokter yang merawatnya seperti yang diatur dalam kebijakn second
b. Monitoring risiko jatuh selama perawatan pasien menggunakan Lembar Pencegahan Pasien Jatuh. opinion dan SPO second opinion.
c. Mengamankan lingkungan pasien dengan intervensi aktif kepada pasien berisiko jatuh tinggi 5. Rumah sakit menjamin privasi pasien dan kerahasiaan data-data medis pasien (SPO
setiap 4 jam sekali. Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien).
d. Identifikasi pasien dengan faktor risiko jatuh sedang dan tiggi dilakukan dengan penggunaan 6. Pasien berhak menolak pengobatan/ tndakan, termasuk tindakan resusitasi, yang disarankan
Stiker/Label berwarna kuning dan atau pita kuning untuk pasien rawat jalan. dokter. Penolakan tindakan Resusitasi (do npt recuscitate-DNR) di dokumentasikan dalam
rekam medis dan pasien diberi penanda dalam gelang berupa stiker warna ungu.
7. Rumah sakit memberikan kebebasan beribadah kepada pasien dan keluarganya (SPO
Pelayanan Kerohanian).
8. Rumah sakit menjamin keamanan dan keselamtan pasien serta keluarganya dilingkungan
rumah sakit (SPO perlindungan barang milik pasien & SPO perlindungan terhadap
kekerasan fisik).
9. Rumah sakit memberikan fasilitas kotk saran bagi pasien dan keluarganya untuk
mengajukan usul dan saran demi kemajuan rumh sakit serta untuk menyampaikan keluhan
terhadap pelayanan yang tidak sesuai dengan yang duharapkan (SPO penyampaian
komplain).
10. Pasien dapat menyampaian keluhan secara langsung atau tidak langsung (SMS, Email,Web).

Informed Consent
 Informed Consent diberikan sebelum dilakukan tindakan operasi/ prosedur invasif,
anetesi dan sedasi, penggunaan produk darah dan kompenen darah, dan tindakan medis
lain/ pengobatan yang berisiko tinggi.
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) 16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesaui dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya;
Hak Pasien 17. Menggugat dan /atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
 RSU Bhakti Waluyo Pekalongan bertaggungjawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pelayana yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata atau pidana; dan
pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yaitu : 18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanann melalui
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit; media cetak dan elektronik sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa deskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar Kewajiban pasien
prosedur operasional; 1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik 2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggungjawab.
dan materi; 3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatn serta petugas lainnya
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; yang bekerja di Rumah Sakit.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan di rumah 4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurt sesuai kemampuan dan dan
sakit; pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
8. Meminta konsultasi tentang peyakit yang dideritanya pada dokter lain yang mempunyai 5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan keehatan yang dimilikinya.
Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit; 6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dirumah sakit dan
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk data-data medisnya disetujui oleh pasienyang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan
10. Mendapatkan informasi yang melipuri diagnosis dan tata catra tindakan medis, tujuan peraturan perundang-undangan.
tindakan medis, alternatif tindakan risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan 7. Menerima segal konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; direcomendasikan oleh tenaga kesehatan dan /atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yag dilakukan oleh tenaga kesehatan tenaga kesehatan dalam rangka menyembukan penyakit atau masalah kesehatanya.
terhadap penyakit yang diderita; 8. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak  Dalm rangka menghargai hak pasien dan keluarga, RSU Bhakti Waluyo Pekalongan
menganggu pasiean lain; melaksanakan hal-hal berikut ini :
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam di rumah sakit; 11. Menjelaskan hak pasien dan keluarga ketika pertama kali masuk untukdirawat di RSU
15. Mengajukan, usul, saran, perbikan atas perlakuan atas rumah sakit terhadap dirinya; Bhakti Waluyo Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai