B. Identifikasi Masalah
a. Banyaknya siswa yang telah mempunyai handphone.
b. Adanya dampak yang negatif dari penggunaan handphone.
c. Adanya penyalahgunaan dalam menggunakan handphone.
d. Kurangnya peranan orang tua dan guru dalam mengontrol penggunaan
handphone bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah
a. Penggunaan handphone dikalangan siswa.
b. Aktivitas yang dimaksud adalah proses belajar siswa di rumah dan di
sekolah.
c. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh negatif dari penggunaan
handphone terhadap proses belajar siswa.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian identifikasi dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian
ini Penulis akan memfokuskan perumusan masalah pada: Seberapa
besar pengaruh penggunaan handphone terhadap aktivitas
belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa baik di sekolah
maupun di rumah.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh handphone terhadap aktivitas
belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah pengetahuan penulis dan memberi informasi kepada
para pembaca tentang alat komunikasi handphone dan pengaruhnya
dalam aktivitas belajar siswa.
b. Sebagai informasi dan bahan acuan bagi orang tua dan guru agar
memperhatikan siswa dalam mempergunakan handphone.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2. Pengertian Belajar
Belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia terlahir sebagai mahluk yang lemah yang tidak mampu
berbuat apa-apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui
proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai skill
(kemahiran/keterampilan) maupun pengetahuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki tiga arti yang
sangat berkaitan: pertama, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, kedua, belajar berarti berlatih dan, ketiga, belajar berarti berubah
tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.
Untuk menjelaskan pengertian belajar, terdapat banyak definisi, oleh
karena itu penulis akan menyebutkan beberapa definisi belajar yang
dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru Menegaskan, bahwa “Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis
dan jenjang pendidikan.
Dengan belajar, manusia melakukan perbuatan-perbuatan kualitatif
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi
hidup manusia tidak lain adalah dari belajar. Kita pun hidup dan bekerja serta
melakukan suatu perbuatan menurut apa yang kita telah pelajari dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kogntif.
Akan tetapi belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses
dan bukan suatu hasil, maka belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggara jenis
dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan
3. Teori-teori Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau
kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas
fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
Untuk lebih memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar, prinsip-
prinsip belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi berikut ini penulis akan
mengemukakan beberapa teori belajar. Di antara sekian banyak teori yang
berdasarkan eksperimen ada tida macam yang sangat menonjol, yakni:
1) Teori Behaviorisme
Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan pada
prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Koneksionisme, merupakan teori
yang pertama dari rumpun behaviorisme. Menurut teori ini tingkah laku
manusia tidak lain dari suatu hubungan antara perangsang-jawaban atau
stimulus-respons karena itu guru-guru yang menganut pandangan ini
berpendapat, bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi
terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan sekarang, dan bahwa setiap
tingkah laku adalah merupakan hasil belajar.
2) Teori Kognitif
Para ahli aliran kognitif, mereka berpendapat bahwa tingkah laku
seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar
seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh “insight”
untuk pemecahan masalah. Jadi teori ini berpendapat bahwa tingkah laku
seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan
yang ada di dalam suatu situasi.
3) Teori Humanistik
Bagi penganut teori ini, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya “isi”
dari proses belajar, dalam kenyatan teori ini banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dari ketiga teori belajar di atas, ternyata memang terdapat perbedaan,
akan tetapi dari perbedaan tersebut terdapat persamaan karena teori-teori
tersebut sangat terkait dengan proses belajar. Di antara persamaan teori
tersebut yaitu:
1. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang penting.
2. Halangan dan kesulitan pasti ada dalam proses belajar.
3. Dalam menghadapi kesulitan, sering terdapat kemungkinan respons
yang bermacam-macam.
4. Setiap seseorang yang belajar pasti melakukan aktivitas.
Dalam hal sikap siswa yang menimbulkan reaksi positif atau negatif tidak
dapat dipungkiri merupakan hasil dari perhatian yang dilakukan oleh siswa
dalam proses belajar. Maka Perhatian merupakan faktor penting dalam usaha
belajar siswa, untuk dapat menjamin belajar yang baik, siswa harus ada perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, apabila pelajaran itu tidak menarik baginya,
maka timbullah rasa bosan, malas dan belajarnya harus dikejar-kejar, sehingga
prestasi mereka akan menurun dan yang akhirnya akan berdampak pada sikap
49
siswa.
c. Bakat Siswa
d. Minat Siswa
e. Motivasi Siswa
Faktor ini terdiri dari dua macam, seperti halnya faktor internal siswa,
yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1. Lingkungan Sosial
merupakan hal yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar
siswa, karena setiap siswa memiliki perbedaan waktu yang disenangi dan
kesiapan untuk belajar. Maka kesiapan sistem memori siswa dalam
menyerap, mengolah, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan
yang dipelajari siswa itulah dapat menyebabkan proses dan hasil belajar
siswa.
Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
55
tertentu (Lawson, 1991).
3. Pendekatan Biggs
(ekstintik) antara lain takut tidak lulus, ingin dapat hadiah. Oleh karena
itu cara belajarnya santai, asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman
yang mendalam.
Jadi, jelas bahwa aktivitas itu sangat diperlukan dalam belajar, tidak ada
kegiatan tanpa adanya aktivitas. Oleh karena itu hasil belajar seseorang
tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, dan tujuan, adalah
motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang
dipelajari berupa aktivitas dalam belajar.
7. Manfaat dan Dampak Alat Komunikasi Handphone (HP)
Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada saat ini tidak bisa
dipungkiri lagi, berbagai penemuan baru muncul tiap harinya. Kita bisa
menemukan model maupun feature handphone yang baru yang selalu
57
Zakiah Dradjat, Dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. 1, h. 138
40
dipromosikan, mulai dari kelas bawah sampai atas, dan saat ini yang lagi tren
yaitu handphone blackberry.
1. Manfaat Handphone
mata akan kemajuan di era globalisasi saat ini, jika kita amati saat ini feature
handphone sangatlah lengkap sampai jaringan internet pun sudah dapat
diakses dari handphone. Hal tersebut dapat digunakan siswa untuk
mengetahui apa yang ada di sekeliling mereka dengan catatan handphone itu
59
digunakan dengan bijaksana.
4. Sebagai alat penghilang stress
Mungkin masih banyak lagi manfaat yang dapat diambil dari kemajuan
alat komunikasi handphone saat ini, tapi sekali lagi penulis mengatakan
bahwa manfaat handphone di atas dapat diperoleh apabila handphone
tersebut dapat digunakan dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan dan
fungsinya.
2. Dampak Handphone
berpikir pada hal yang lain. Bagi mereka handphone merupakan teman setia
yang setiap ke mana-mana selalu dibawa, rasanya tidak lengkap tanpa
handphone di genggamannya.
soal akhirnya mendapat nilai yang buruk, dan hal itulah yang menyebabkan
60
proses belajar gagal.
3. Melupakan tugas dan kewajiban
Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. Alat komunikasi handphone
bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur
porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar dan
62
pada akhirnya sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan prilaku.
6. Pemborosan
Belum lagi para pelajar setelah itu harus meminta uang kepada orang tua untuk
membeli pulsa setiap bulan bahkan setiap hari. Jika siswa tidak mempunyai
buku maka mereka beralasan dengan tidak punya uang, tetapi dibalik itu kalau
63
untuk urusan membeli pulsa tidak ada kata : “ tidak punya uang”
61 Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar,… Jakarta, 23 Desember 2011
62Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar,… Jakarta, 23 Desember 2011
63Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar,… Jakarta, 23 Desember 2011
4
5
Dalam penelitian yang penulis akan teliti ini, ada penelitia yang relevan
sebagai bahan acuana penulis antara lain yaitu penelitian yang berjudul
D. Kerangka Berfikir
Dengan kondisi seperti itu maka banyak merugikan bagi para pelajar
contohnya dalam aktivitas belajar siswa. Bisa saja para pelajar asyik
memainkan handphone yang mereka miliki pada saat guru sedang
menjelaskan materi pelajaran dan bisa juga siswa melupakan tugas sekolah
karena asyik memainkan handphone, baik itu berupa menelepon, sms,
memutar Mp3, mendengarkan radio, menontong televisi, bahkan internetan
seperti yahoo, facebook, twitter, dan sebagainya.
E. Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarta, 2006), Cet. II, h.72
48
4
9
C. Variabel Penelitian
2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h.
36
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1992), Cet. Ke X, h. 161
4
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 49
5
0
5
menjadi subyek atau obyek penelitian. Jadi disini sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Penulis mengambil sampel sebanyak 55
siswa dari seluruh jumlah populasi. Pengambilan sampel penelitian ini
berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu: “Apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat
6
diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih”. Penulis memilih kelas VIII untuk
dijadikan sampel penelitian yang nantinya akan diberikan kuesioner atau
angket.
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,… h. 252
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… h. 107
7
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h.
76
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… h. 198
51
9
bidang yang akan diteliti. Penyebaran angket diberikan pada sampel yang
telah ditentukan yaitu siswa kelas VIII yang telah dipilih secara acak
(random sampling).
1. Editing / memeriksa
Hal ini dilakukan setelah semua data yang telah terkumpul melalui
cara angket/kuesioner atau instrumen lainnya. Langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu
persatu. Hal tersebut dilakukan dengan maksud mengoreksi, apakah setiap
kuesioner telah terisi sesuai petunjuk sebelumnya.
2. Scoring
Pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam
angket/kuesioner, dengan memperhatikan jenis data yang ada sehingga
tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi
skor.
3. Tabulasing
9
Cholid Narbuka dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.
VI, h. 76
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… h. 278
5
2
Tabel 1
Positif Negatif
Jawab Skor Jawab Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
Tabel 2
Klasifikasi skor angket
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… h. 285
53
rxy = N∑ XY – (∑X)(∑Y)
( ∑ ² − (∑ )²) ( ∑ ² − (∑ )²)
Keterangan:
N : Number of cases
Tabel 3
Df = N – nr
Keterangan:
Df : Degrees of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
KD = r² x 100%
Keterangan:
12
r = Koefiensi korelasi antara variabel X dengan variabel Y.
12
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, … h. 180.
5
5
G. Instrument Penelitian
Tabel 4
- Apakah kamu
membawa
handphone saat
pergi ke sekolah
- Apakah kamu
menelpon dalam
sehari lebih dari satu
jam
- Apakah kamu
menghabiskan pulsa
lebih dari Rp
25.000,- dalam satu
bulan
13
Ronny Kountur, Metode Untuk Penulisan Skripsi & Tesis, (Jakarta: CV.Taruna Grafika
2003), Cet ke-1, h. 113
5
6
- Apakah kamu
memberi kabar pada
orangtua melalui
handphone
- Apakah kamu
menambah
teman/berkenalan
menggunakan
handphone
- Apakah kamu
berbicara dengan
bahasa sopan
dihandphone
- Apakah kamu
meminta maaf
dengan
menggunakan
handphone apabila
punya salah
- Apakah kamu
mengancam
seseorang dengan
menggunakan
handphone
- Apakah kamu
memainkan
handphone saat
pelajaran di dalam
kelas berlangsung
- Apakah kamu
meminta jawaban
ujian ulangan
dengan menggunkan
SMS
- Apakah kamu
membuka
facebook/twitter
melalui handphone
saat pelajaran
berlangsung
- Apakah guru
memainkan
handphone saat
mengajar di dalam
kelas
- Apakah guru
mengajar dengan
metode (cara
belajar) yang
bervariasi/bermacam
-macam
- Apakah pihak
sekolah mengadak
razia handphone
5
8
- Apakah kamu
menelpon di atas
pukul 21.00 WIB
- Apakah kamu
belajar kelompok di
rumah
- Apakah handphone
kamu aktif 24 jam
- Apakah orangtua
kamu menasehati
agar tidak
menggunakan
handphone secara
berlebihan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Sejarah Berdirinya
1
Moh. Khotim, Wawancara, Jakarta, 04 Oktober 2011
59
60
Pada tahu 2006 merupakan tahun bersejarah karena pucuk pimpinan sekolah
SMP Negeri 66 mengalami perubahan. Bapak H. Suroto Santoso, MM di mutasi
ke SMP Negeri 153 dan digantikan oleh kepala sekolah yang baru yaitu Ibu Dra.
Irawati yang jabatan sebelumnya yaitu wakil kepala sekolah SMP Negeri 48
Jakarta Selatan. Setelah kepala sekolah yang baru menjabat, maka sekolah SMP
Negeri 66 mengalami perombakan yang dulunya hanya satu lantai sekarang
menjadi empat lantai yang berada di jalan masjid an-Nur II grogol selatan
kebayoran lama dengan luas tanah 1.940 M² dan diselesaikan pembangunannya
pada bulan Desember 2007 diresmikan pada tanggal 14 Juni 2007. Kemudian
pada tanggal 8 Oktober 2010 Drs. Moh. Khotim, M.Pd dilantik di Dinas Provinsi
DKI Jakarta dan promosi di SMP Negeri 85 Jakarta sebagai kepala sekolah. Dan
setelah itu diresmikan menjadi kepala sekolah pada tanggal 1 November 2010
2
sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 66 Jakarta selatan sampai saat ini.
2
Moh. Khotim, Wawancara, Jakarta, 04 Oktober 2011
61
2. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 66 Jakarta
2. Nomor Statistik Sekolah : 201.016.305.086
Nomor Induk Sekolah : 200 040
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 2010 2491
3. Tipe Sekolah :C
4. Alamat Sekolah : Jl. Masjid An’Nur III Rt.13/01 No.1
Kelurahan : Grogol selatan
Kecamatan : Kebayoran Lama
Kota Administrasi : Jakarta Selatan
Provinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 12220
5. Telepon : 021 – 7262921
Faximile : 021 – 7262921
Email : smpn66jkt@yahoo.co.id
6. Status Sekolah : Negeri
Tanggal Berdiri / Beroperasi : 30 Mei 1965
7. Nilai Akreditasi Sekolah : “A”
Tahun Akreditasi : 2009
Tabel 5
Pimpinan Sekolah
Jabatan Nama Jenis Usia Pendidikan Masa
Kelamin Akhir Kerja
Kepala Sekolah Drs. Moh. Khotim, M.Pd L 47 S–2
b. Guru.
Tabel 6
Tabel 7
Nama-nama guru, karyawan sekolah beserta jabatannya
NO Nama Jabatan
Jumlah kelas 5 5 4
kulikuler, diantaranya:
1. Pramuka 5. English Club
2. PMR 6. KIR
3. Rohis 7. Marawis
4. Pancak Silat 8. Paduan Suara
1. Visi :
2. Misi :
1. Meningkatkan Dedikasi dan Kompetensi Guru dan Karyawan
handphone ke sekolah, hal tersebut sangat sulit karena orang tua berhak
mengetahui keberadaan anaknya, biasanya untuk mengontrol saat pulang
sekolah atau hal lainya akan tetapi kalau ada hal lain pihak sekolah sudah
menginformasikan agar orang tua menghubingi guru atau pihak sekolah
4
agar tidak menggangu kosentrasi siswa saat belajar.
B. Deskripsi Data
=%
4
Siti Rohmah, Wawancara, Jakarta, 03 Oktober 2011
66
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Number of cases
Tabel 9
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (100%) siswa menyatakan mempunyai
handphone. Berdasarkan hasil jawaban responden tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa semua siswa mempunyai handphone.
Tabel 10
1 Selalu 1 2%
2 Sering 1 2%
3 Kadang-kadang 29 53%
4 Tidak Pernah 24 43%
Jumlah 55 100%
Tabel 11
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (31%) siswa menyatakan selalu
membawa handphone ke sekolah, (16%) siswa menyatakan sering membawa
handphone ke sekolah, kemudian (42%) siswa menyatakan kadang-kadang
68
Tabel 12
Jumlah 55 100%
Tabel 13
Jumlah 55 100%
Tabel 14
1 Selalu 30 54%
2 Sering 13 24%
3 Kadang-kadang 12 12%
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 55 100%
Tabel 15
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (51%) siswa menyatakan selalu memberi
kabar kepada orang tua melalui handphone, (33%) siswa menyatakan sering
memberi kabar kepada orang tua melalui handphone, dan
71
Tabel 16
Jumlah 55 100%
Tabel 17
1 Selalu 19 35%
2 Sering 20 36%
3 Kadang-kadang 16 29%
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 55 100%
Tabel 18
Tabel 19
Jumlah 55 100%
Tabel 20
Jumlah 55 100%
Tabel 21
Siswa merasa sombong mempunyai handphone
Jumlah 55 100%
75
Tabel 22
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (7%) siswa menyatakan selalu minta
uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa, (26%) siswa menyatakan sering minta
uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa, kemudian (56%) siswa menyatakan
kadang-kadang minta uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa (11%) siswa
menyatakan tidak pernah minta uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa.
76
Tabel 23
Jumlah 55 100%
Tabel 24
Jumlah 55 100%
Tabel 25
Jumlah 55 100%
1 Selalu - -
2 Sering 2 4%
3 Kadang-kadang 7 13%
4 Tidak Pernah 46 83%
Jumlah 55 100%
Tabel 27
Jumlah 55 100%
Tabel 28
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (2%) siswa menyatakan guru sering
memainkan handphone saat mengajar, kemudian (62%) siswa menyatakan guru
kadang-kadang memainkan handphone saat mengajar dan (36%) siswa
menyatakan guru tidak pernah memainkan handphone saat mengajar.
mengajar. Secara tidak langsung hal tersebut sudah mencerminkan contoh yang
kurang baik kepada siswa.
Tabel 29
Jumlah 55 100%
Tabel 30
Jumlah 55 100%
Tabel 31
Jumlah 55 100%
83
Tabel 32
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (11%) siswa menyatakan selalu malas
belajar akibat bermain handphone, (24%) siswa menyatakan sering malas belajar
akibat bermain handphone, kemudian (31%) siswa menyatakan kadang-kadang
malas belajar akibat bermain handphone dan (34%) siswa menyatakan tidak
pernah malas belajar akibat bermain handphone.
84
Tabel 33
Jumlah 55 100%
Tabel 34
1 Selalu 3 5%
2 Sering 6 11%
3 Kadang-kadang 19 35%
4 Tidak Pernah 27 49%
Jumlah 55 100%
Tabel 35
Jumlah 55 100%
Tabel 36
Jumlah 55 100%
Jumlah 55 100%
Tabel 38
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa (38%) siswa menyatakan orang tua selalu
menasehati tentang dampak negatif handphone, (24%) siswa menyatakan orang
tua sering menasehati tentang dampak negatif handphone, kemudian (25%) siswa
menyatakan orang tua kadang-kadang menasehati
8
8
C. Analisis Data
Tabel 39
Indeks Korelasi
No X Y XY X² Y²
Responden
1 40 32 1280 1600 1024
rxy = N∑ XY – (∑X)(∑Y)
( ∑ ² − (∑ )²) ( ∑ ² − (∑ )²)
Keterangan:
N : Number of cases
rxy = N∑ XY – (∑X)(∑Y)
( ∑ ² − (∑ )²) ( ∑ ² − (∑ )²)
= 5802280 – 5753178
6156645 − 6081156 (5491695 − 5442889)
= 49102
75489 (48806)
= 49102
3684316134
= 49102
60698,57
= 0, 808
D. Interpretasi Data
Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan
dua macam cara, yaitu:
a. Memberi interpretasi sederhana
Df = N – nr
keterangan:
Df : Degrees of freedom N :
Number of cases
= 53
Maka dengan df sebesar 50 diperoleh nilai “r” tabel pada taraf signifikan 5%
sebesar 0,297, sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh niali “r” tabel
sebesar 0,361. ternyata rxy yang (besarnya = 0,808) adalah jauh lebih besar
daripada “r” tabel (yang besarnya 0,297 dan 0,361). Karena rxy lebih besar dari
“r” tabel, dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol
(Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan
alat komunikasi handphone (HP) terhadap
94
aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa
mempergunakan alat komunikasi handphone maka semakin berdampak negatif
terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 66 Jakarta Selatan.
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = r² x 100%
= 0,808² x 100%
= 0,652864 x 100%
= 65,28%
Selain itu dari narasi perhitungan manual yang penulis lakukan yaitu dari
data yang tertera dalam nilai tabel di atas, setelah dianalisis antara variabel X
(sebagai angket penggunaan alat komunikasi handphone) dan variabel Y (sebagai
angket aktivitas belajar siswa) hasilnya yang memiliki angka lebih tinggi yaitu
penggunaan alat komunikasi handphone sebesar 38 responden dan hasil yang
lebih rendah adalah aktivitas belajar siswa yaitu sebesar 15 responden dan yang
memiliki hasil sama besar antara penggunaan alat komunikasi handphone dan
aktivitas belajar siswa hanya 2 responden. Maka berdasarkan analisis tersebut
dapat diambil kesimpulan juga bahwa penggunaan alat komunikasi handphone
dikalangan pelajar mempunyai pengaruh yang kuat atau tinggi terhadap aktivitas
belajar siswa baik itu di sekolah ataupun di rumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yatitu yang berjudul
pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap aktivitas
belajar siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan. Akhirnya penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
“r” tabel, pada taraf signifikan 5% (0,808 > 0,297) maupun pada taraf
signifikan 1% (0,808 > 0,361). Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif
yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap
aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa
95
96
B. Saran
3. Kepada pihak sekolah agar senatiasa memberikan arahan dan bimbingan bisa
berupa sosialisasi kepada siswa tentang pengaruh penggunaan alat
komunikasi handphone baik itu pengaruh positif terlebih lagi pengaruh
negatifnya. Sebagai salah satu cara meminimalisir penyalahgunaan alat
komunikasi handphone tersebut, dan kepada pihak sekolah agar selalu
menciptakan situasi belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga proses
belajar dapat berjalan dengan lancar demi terwujudnya tujuan pendidikan
yang diharapkan.
2007.
Dradjat, Zakiah. Dkk., Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. 1, 1995.
Effendi, E. Usman dan Praja, Juhaya S., Pengantar Psikologi, Jakarta: PT.
Angkasa Bandung, 1989.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Komunikasi, Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya, Cet. IX, 2005.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, Cet. XI,
2011.
November 2010
Kountur, Ronny, Metode Untuk Penulisan Skripsi & Tesis, Jakarta: CV.Taruna
Narbuka, Cholid. Ahmad, Abu., metodologi penelitian Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
VI, 2004.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet II, 1996.
Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. X
2003.
Soenarjo, R.H.A. Dkk. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama RI,
1971.
Persada, 2009.
_____, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
Sujanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: PT. Bumi Aksara, , Cet. XII, 2004.
_____, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, Cet. II,
2006.
Desember 2010.
Infotek, 2008.