DISUSUN OLEH :
AHMAD JAMALUDDIN
160711049
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak
saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan
negara-negara Eropa lainnya. Sebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal. Penyebabnya
bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi dengan sumber utama bakteri,
virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel (Hartadi, 2013).
Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. Tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab
kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa
dikontrol beberapa tahun kemudian. Namun kemudian kombinasi pneumonia dan influenza
kembali merajalela (Pdpersi, 2012).
Pennyakit pneumonia di Amerika merupakan penyebab kematian keempat pada usia lanjut,
dengan angka kematian 169,7 per100.000 penduduk. Tingginya angka kematian padan
pneumonia sudah dikenal sejak lama, bahkan ada yang menyebutkan pneumonia sebagai
“teman pada usia lanjut”. Usia lanjut merupakan risiko tinggi untuk pneumonia, hal ini juga
tergantung pada keadaan pejamu dan berdasarkan tempat mereka berada. Pada orang-orang
yang tinggal di rumah sendiri insidens pneumonia berkisar antara 25–44 per 1000 orang dan
yang tinggal di tempat perawatan 68–114 per 1000 orang (Samsuridjal, 2013)
Di rumah sakit pneumonia usia lanjut insidensnya tiga kali lebih besar daripada penderita
usia muda. Sekitar 38 orang pneumonia usia lanjut yang didapat di masyarakat, 43%
diantaranya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan virus
influenza B; tidak ditemukan bakteri gram negatif. Lima puluh tujuh persen lainnya tidak
dapat diidentifikasi karena kesulitan pengumpulan spesimen dan sebelumnya telah diberikan
antibiotik. Pada penderita kritis dengan penggunaan ventilator mekanik dapat terjadi
pneumonia nosokomial sebanyak 10% sampai 70% (Samsuridjal, 2013).
Berdasarkan data WHO dan UNICEF dalam buku “Pneumonia the forgotten Killer of
diseases” penyebab utama pneumonia 50% adalah bakteri Streptococcus pneumoniae (bakteri
pneumokokus), 20% disebabkan oleh Haemophillus influenzae type B (Hib), sisanya adalah
virus dan penyebab lainnya Hal ini juga dibuktikan oleh berbagai penelitian lain yang
memperkuat bahwa kematian anak karena pneumonia disebabkan oleh dua bakteri
Pneumokokus dan Hib, yang juga menjadi penyebab utama penyakit meningitis. (Wibowo,
E.2012).
Data Riskesdas 2007 Prevalensi penderitaan penyakit Pneumonia di Indonesia adalah 0,63%
dari kesuluruhan penduduk. Adapun penderitaan Pneumonia di Nanggroe Aceh Darussalam
ialah 1,44% angka tersebut menunjukkan bahwa persentase penderita Pneumonia di
Nanggroe Aceh Darussalam di atas angka Nasional (Riskesdas 2007).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari catatan medikal record Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Meutia Aceh Utara pada Januari sampai dengan Desember 2012 dengan jumlah
pasien yang dirawat sebanyak 12.132 pasien dan 39 orang (0,32%) penderita Pneumonia.
Dan pada Januari sampai dengan Desember 2013 jumlah pasien yag dirawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara yaitu 13. 728 pasien dengan penderita pneumonia 51
(0,37%).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana dan seperti apakah pola asuhan keperawatan pada klien dengan kelainan
pneumonia
2. Apa saja yang menjadi penyebab dan gejala utama pneumonia
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat olah kami dengan tujuan agar kami memahami dan
mengaplikasikan langsung dalam proses keperawatan khususnya tentang gejala awal dan
penanganan utama pada klien dengan pneumonia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PNEUMONIA
A. Definisi
Pneumonia adalah istilah medis yang menggambarkan sebuah penyakit pada paru-
paru yang dapat terjadi ringan hingga serius dan mengancam nyawa. Pneumonia paling serius
jika terjadi pada bayi dan anak-anak, orang tua diatas usia 65 tahun, dan orang-orang dengan
masalah kesehatan yang mendasarinya atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Ditinjau dari definisi, Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada salah satu atau
kedua paru-paru, lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada kantung udara (alveolus, jamak:
alveoli). Kantung udara akan terisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan sesak nafas,
demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Infeksi disebabkan oleh berbagai organisme,
termasuk bakteri dan jamur.
B. Klasifikasi Pneumonia
a. Klasifikasi penumonia berdasarkan rentang usianya
Pneumonia jamur
Sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daytahan lemah
(immunocompromised).
C. ETIOLOGI
1. Virus : virus influenza.
2. Bakteri : Streptokokus pneumonia, Streptokokus aureus, Hemofilus influenza,
Stafilokokus, Pneumokokus.
3. Jamur : Pseudomonas, Candida albican.
4. Aspirasi : makanan atau benda asing.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia
melalui udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi
hebat sehingga membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi
akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC,
WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan
bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk,
selain itu juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan membuat daerah paru
menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan
membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat
menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul, yaitu : Risiko kekurangan volume
cairan, Nyeri (akut), Hipertermi, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
Bersihan jalan nafas tak efektif, Gangguan pola tidur, Pola nafas tak efekif dan
intoleransi aktivitas.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat penyakit
Adapun gejala klinis dari pneumonia yaitu :
o Dispnoe
o Hemoptisis
o Nyeri dada
o Takipnea
o Demam, menggigil
o Malaise
o Kepala pusing
o Batuk produktif berupa sputum
o Peningkatan suhu tubuh
Hipoksemia
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray) à teridentifikasi adanya penyebaran (misal
lobus dan bronchial), menunjukkan multiple abses/infiltrat, empiema
(Staphylococcus), penyebaran atau lokasi infiltrasi (bacterial), penyebaran/extensive
nodul infiltrat (viral).
- Pemeriksaan laboratorium (DL, Serologi, LED) à leukositosis menunjukkan
adanya infeksi bakteri, menentukan diagnosis secara spesifik, LED biasanya
meningkat. Elektrolit : Sodium dan Klorida menurun. Bilirubin biasanya meningkat.
- Analisis gas darah dan Pulse oximetry à menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan
O2.
- Pewarnaan Gram/Cultur Sputum dan Darah à untuk mengetahui oganisme
penyebab
- Pemeriksaan fungsi paru-paru à volume mungkin menurun, tekanan saluran udara
meningkat, kapasitas pemenuhan udara menurun dan hipoksemia.
G. KOMPLIKASI
Menurut Suyono (2003) komplikasi pneumonia antara lain Efusi pleura dan
emfisema. Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksi bakterial akut
berupa efusi para pneumonik gram negatif sebesar 60%, staplilococus aureus 50%, S.
Pneumoniae 40-60%, kuman anaerob 35%. Sedang pada mycoplasma pneumoniae
sebesar 20%. Cairannya transudat dan sterill, Komplikasi sistemik, dapat terjadi
akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa menungitis. Dapa juga terjadi dehidrasi
dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik, peningkatan ureum dan enzim hati,
Hipoksemia akibat gangguan difusi, Pneumonia kronis yang dapat terjadi bila
pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman anaerob s. Aureus dan
kuman gram (-), Bronkietaksis. Biasanya terjadi karena pneumonia pada masa
anakanak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic
fibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkolosis, atau pneumonia nekrotikans.
H. PENATALAKSANAAN
Terapi antibiotic
Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi apapun,
yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebabnya.
Terapi suportif umum
1). Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 % berdasar
pemeriksaan AGD
2). Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental
3). Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam
4). Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif terhadap
pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral
5). Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis
6) . Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan bila
terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan respiratoy distress
dan respiratory arrest
7). Drainase empiema bila ada
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PNEUMONIA
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny Anijah
Umur : 70 Tahun
Tanggal Lahir : -
Agama : Islam
Alamat : Karangsembung
Nomor Medrek : -
Tanggal Masuk RS : Jum’at, 16 Februari 2018
Tanggal Pengkajian : Jum’at, 23 Februari 2018
Diagnosa Medis : Pneumonia
2. Identitas Orang tua / Keluarga
1) Ayah/Ibu
Nama : -
Umur : -
Agama : -
Suku Bangsa : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
2) Anak/Saudara terdekat
Nama : Ny Maenah
Umur : -
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : -
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Karangsembung
2. Keluahan Utama
Sesak nafas dan nyeri pinggang
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sesak Nafas dan lemas
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pada saat pengkajian mengatakan tidak ada riwayat kesahtan masalalu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada saat pengkajian mengatakan tidak ada riwayat kesahatan keluarga
6. Riwayat Kesehatan Sosial
Klien memiliki hubungan sosial yang baik terlihat dari banyak keluarga dan saudara yang
menjenguknya.
7. Riwayat Kesehatan Spiritual
Klien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya saat ini sebagai bentuk cobaan dari
Allah SWT.
8. Pemeriksaan Umum
Berat Badan : -
Tinggi Badan : -
Tingkat Kesadaran : Apatis
Eyes : 2 Verbal : 2 Motorik : 3
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pulse Rate : 115 kali/menit
Respiration Rate : 24 kali/menit
Suhu : 36,1˚C
SPO² : 97%
GDS : -
9. Pendekatan Pengkajian Fisik
a. Blood (B1/Sistem Kardiovaskuler)
Inspeksi : - Kulit keriput namun lembab
Bentuk kuku normal
Palpasi : - Pitting oedema pada bagian tungkai
- Turgor kulit elastis
- Tidak ada nyeri tekan
- CRT > 3 detik
Perkusi : -
Auskultasi : -
1. Analisa Data
NO Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1. Ds :klien mengatakan Sesak nafas Ketidakefektifan pola nafas
Do pneumonia b.d ekspansi paru yang tidak
- Tampak lemas maksimal karena akumlasi
- Respirasi : 24x/menit akumulasi ciran udara/cairan
- Bunyi paru ronkhi dalam kavum pleura
- Tekanan Darah 130/90
mmHg ekspansi paru
- SPO² 97%
- Terpasang O² Nasal Canul ketidakefektifan pola
delivery 4 ml nafas
- Terpasang Infus RL
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d ekspansi paru yang tidak maksimal karena
akumlasi udara/cairan
3. Intervensi Keperawatan
Terapi Oksigen
- membersihkan mulut, hidung dan
secret trakea.
5. Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Ketidakefektifan pola S: klien mengatakan mengeluh sesak nafas
nafas b.d ekspansi paru
1. O : Klien tampak gelisah, lemas, respirasi
yang tidak maksimal
karena akumlasi 24x/menit, SPO² 97%
udara/cairan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
1) Pneumonia lobaris
2) Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3) Bronkopneumonia.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian
bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah
sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas
bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia.
Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh
karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian
anak.
B. SARAN
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya
tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri
yang menyerang saluran pernapasan.
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme,
keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya
bakteri di dalam paru merupakan ketidak seimbangan antara daya tahan tubuh,
sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi
penyakit.
Oleh karena itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan
memperhatikan nutrisi dan kesehatan tubuh, terutama untuk ibu ibu agar lebih
memperhatikan kesehatan anak karena anak lebih rentan beresiko terkena
penyakit yang di sebabkan daya tahan tubuh mereka yang masih lemah.
Pemberian ASI sangat di butuhkan oleh bayi dengan tujuan untuk membentuk
imun si bayi tersebut agar terbentuk lebih kuat dalam menghadapi resiko terkena
penayakit.
Kita harus lebih memperhatikan resiko penyebab yang memungkinkan terkenanya
pneumonia seperti misalnya gizi buruk, defesiensi Vit A, pemberian ASI dan
imunisasi. Untuk mencegah hal tsb, ibu ibu sebaiknya memperhatikan gizi si
anak,memberikan ASI pada bayinya, kelengkapan imunisasi dan selalu waspada
terhadap tanda bahaya jika si anak mengalami infeksi saluran napas.
C. DAFTAR PUSTAKA
Mc Closkey, JC., Butcher, HK., Bulechek GM. 2008. IOWA Outcome
Project: Nursing Interventions Classification (NIC). 5h ed.Missouri; Mosby,
Inc