Anda di halaman 1dari 2

Hari ini aku mengajar untuk pertama kalinya di kelas X-IPS 2 pada jam ke 7-8.

Mula-mula aku
berpikir akan masuk ke kelas pada pukul 12.30 WIB sesuai dengan petunjuk pada buku piket.
Namun, tiba-tiba temanku melalui sebuah aplikasi chatting mengabarkan jika jam ke tujuh itu
sekitar jam setengah duabelasan, lebih tepatnya pukul 12.35 WIB. Aku yang saat itu sedang
berada di kampus menjadi panik seketika. Seberes dari urusanku di kampus untuk mengambil
formulir biodata dosen pembimbing PKM yang sudah diisi dan melihat kondisi wawancara
mahasiswa baru, aku langsung bergegas pergi kembali ke rumah untuk bersiap-siap mengajar di
kelas X-IPS 2.

Karena sudah rapi dan bersih dalam hal penampilan dan perlengkapan mengajar sudah kusiapkan
dari semalam, aku hanya tinggal mengecek kembali perlengkapan mengajar. Sudah lengkapkah
atau masih ada yang tertinggal. Setelah ku cek kembali ternyata segala sesuatunya sudah
lengkap. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.43 WIB, aku pun bergegas menuju tempat PKM
dengan menggunakan sepadaku. Tidak lama, hanya sekitar 20 menit kemudian aku sampai.

Waktu menunjukkan 11.03 WIB, aku bergegas menuju tempat piket. Beristirahat sejenak untuk
kemudian menuju ke kelas X-IPS 2. Ketika memasuki kelas X-IPS 2 suasana begitu ramai.

“Kaka, yang guru PKM itu ya,” tanya salah seorang anak X-IPS 2 kepadaku tepat ketika aku
baru melangkahkan satu kakiku di kelas ini.

“Kak, kaka gantiin cang Hasan,” tanya salah seorang dari mereka.

Aku hanya bisa mengangguk-anggukan kepala seraya berkata, “iya.”

“Alhamdulillah, akhirnya sama guru PKM juga,” ucap salah seorang dari mereka bersyukur.

Entah apa yang membuat mereka sebegitu ramainya menyambut aku sebagai guru barunya.
Tetapi, aku bersyukur atas hal itu. Entah apa pula yang membuat mereka begitu bersyukur diajar
oleh seorang guru PKM sepertiku. Padahal aku ini masih harus terus belajar baik dari segi
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional.

Aku memulai dengan sesi perkenalan, sama seperti yang aku lakukan di kelas X-IPS 1 kemarin.
Dimulai dengan menyusun denah titik duduk beserta dengan nama-namanya secara keseluruhan.
Jika tidak bisa menyebutkan secara keseluruhan, minimal mereka menyebutkan nama tetangga
sebelah utara, selatan, barat, dan timur. Dilanjutkan dengan membuat angket hal-hal yang disukai
dan tidak disukai, serta minat/bakat/keahlian mereka. Berkaca dari hasil angket di kelas X-IPS 1,
sulit bagiku untuk membuat challenge di saat pembelajaran sedang suntuk. Sebab, ada dari
mereka yang menuliskan hal-hal yang disukai kira-kira bunyinya begini, saya menyukai Oppa-
oppa Korea. Sangat sulit rasanya untuk membuat challenge dari hasil angket yang seperti itu.
Tetapi, dari hal itu aku menyadari bahwa mereka menuliskan hal-hal yang disukai dan tidak
disukai dengan apa adanya. Oleh karena itu, dari hasil angket sebelumnya aku menilai perlu
adanya tambahan minat/keahlian/bakat mereka. Dengan begitu, aku akan mudah menerjemahkan
hasil angket untuk kemudian dijadikan sebagai bahan untuk membuat challenge ataupun games-
games di kala proses pembelajaran terasa jenuh.
Bel istirahat berbunyi, untuk satu jam pelajaran aku hanya dapat sesi perkenalan dan
pengambilan angket saja. Aku pun beristarahat sejenak di tempat guru piket bersama dengan
teman-temanku. Lalu, aku mengajak teman-temanku yang lain untuk bersama-sama
melaksanakan shalat berjama’ah. Baru saja mau menuju ke masjid. Tiba-tiba bunyi suara
speaker, “Waktu istirahat tinggal 5 menit lagi.” Aku pun shalat dalam waktu yang amat sempit,
terburu-buru, dan yang pasti tidak nyaman. Rasanya perlu adanya perbaikan manajemen waktu.
Untuk sekarang mungkin dapat dimaklumi karena baru beradaptasi dan baru pertama kali juga
merasakan kembali jam istirahat di sekolah yang hanya 30 menit. Tentu amat berbeda dengan
jam istirahat di kampus yang dalam rentan waktu 40 menit sampai dengan 60 menit, tergantung
dari dosen itu sendiri.

Setelah sampai di kelas, aku melanjutkan dengan menjelaskan materi inti. Sayang karena waktu
hanya tinggal 1 jam pelajaran atau 45 menit, aku hanya menjelaskan satu materi saja, yakni
tentang Obyek Studi Geografi. Itu pun ada satu poin yang belum kuterangkan. Berbeda dengan
di kelas sebelumnya, aku dapat menerangkan dua materi sekaligus. Mungkin ini juga karena
faktor jam mengajarku terpotong oleh waktu istirahat. Tapi tak apa, untuk pertemuan selanjutnya
aku akan mencoba untuk memperbaiki manajemen waktu dalam mengajar dan pastinya harus
mensiasati pertemuan di kelas ini agar dapat mengejar materi yang tertinggal sebelumnya.

Bel berbunyi dan suara terdengar dari speaker, “Waktu jam pelajaran kesembilan dimulai.” Aku
pun menyudahi pembelajaran pada hari ini. Tetapi, terdengar oleh anak-anak mengatakan,

“Kak, lanjut aja kak,”


“Kak, nanggung materinya, kak,”

Apalah dayaku, jam ke 9 bukanlah jam mengajarku. Sehingga, aku harus segera menyudahi
pembelajaran geografi pada hari ini.

“Baik anak-anak sepertinya kita harus menyudahi pembelajaran geografi pada hari, kita ketemu
lagi di hari Kamis ya,” ucapku kepada mereka.
“Baik, kak,” serentak mereka menjawab.

Pembelajaran hari ini diakhiri dengan salam.

Demikian “Cerita Mendidik di Kampung Sendiri #2”

Anda mungkin juga menyukai