Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENYULUHAN

ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA PUTRI DAN CARA


MENCEGAHNYA

Disusun Oleh
Indah Ratnasari (P23131116017)

Dosen Pembimbing
Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN DIPLOMA EMPAT GIZI
TAHUN 2018
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal dengan judul
“Anemia Gizi Besi Pada Remaja Dan Cara Mencegahnya”

Proposal ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk itu saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki proposal ini.

Akhir kata kami berharap semoga proposal dengan judul Anemia Gizi Besi Pada
Remaja Dan Cara Mencegahnya ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Jakarta, 23 Februari 2018

Penyusun
A. Latar Belakang

Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia, terutama disebabkan
karena defisiensi besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status sosial ekonomi
pedesaan yang rendah tetapi menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang makmur
dan berkembang. Prevalensi anemia remaja 27% di negara-negara berkembang dan 6% di
negara maju. Prevalensi tertinggi di kalangan anak-anak dan wanita usia subur (WUS)
khususnya pada wanita hamil. Anemia sangat tinggi (berkisar antara 80- 90%) pada anak-anak
prasekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui. Di India 55,8% dari remaja berusia 15-19
tahundilaporkan menjadi anemia. Menurut WHO apabila prevalensi anemia >40 % termasuk
kategori berat.
Masa remaja telah dilaporkan menjadi kesempatan untuk pertumbuhan catch-up.Kecepatan
pertumbuhan yang tinggi menyebabakan remaja membutuhkan energi dan protein yang tinggi.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, dan
aktivitas sehingga, kebutuhan makanan yang mengandung zat-zat gizi menjadi cukup
besar.Remaja putri banyak mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam konsumsi makanan
sehari-harinya. Kekurangan zat besi dianggap penyebab paling umum dari anemia secara
global, tetapi beberapa lainnya kekurangan gizi (termasuk folat, vitamin B12 dan vitamin A),
akut dan peradangan kronis, parasit infeksi dapat menyebabkan anemia. Sekitar 43% dari
kematian remaja terkait dengan kehamilan.
Kehamilan selama masa remaja menghalangi anak-anak dari mencapai pertumbuhan penuh
mereka sesuai dengan genetic mereka potensial. Salah satu cara untuk memutus siklus antar
generasi malnutrisi adalah untuk meningkatkan gizi remaja putri sebelum konsepsi. Life cycle
malnutrisi, jika tidak rusak, akan berlangsung menghasilkan konsekuensi lebih banyak dan
lebih parah. Anemia gizi pada remaja putri atribut tingkat tinggi kematian ibu, tingginya
insiden bayi berat lahir rendah, kematian prenatal tinggi dan akibatnya tingkat kesuburan yang
tinggi.
Dalam proporsal ini akan dibahas mengenai apa itu anemia gizi besi, apa itu remaja
putri, siapa saja yang beresiko terkena anemia gizi besi, kapan remaja putri dikatakan anemia
gizi besi, kenapa anemia gizi besi bisa terjadi, dimanakah sumber zat besi yang mudah kita
dapatkan, pola makan yang dapat meningkatkan resiko anemia gizi besi dan bagaimana
mencegah anemia gizi besi.
B. Tujuan
 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang anemia gizi besi dan cara mencegah anemia gizi
besi pada remaja putri.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan sasaran dapat :
a. Meningkatkan pengetahuan tentang pengertian anemia gizi besi .
b. Meningkatkan pengetahuan tentang pengertian remaja putri.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang kapan seseorang dikatakan anemia gizi besi.
d. Meningkatkan pengetahuan tentang orang yang berisiko terkena anemia gizi besi.
e. Meningkatkan pengetahuan tentang penyebab anemia gizi besi
f. Meningkatkan pengetahuan tentang makanan sumber zat besi.
g. Meningkatkan pengetahuan tentang cara mencegah anemia gizi besi.

C. Sasaran
Sasaran yang dituju yaitu siswa, guru, dan kepala sekolah.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari / Tanggal : Jumat/ 1 Mei 2018
Tempat : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

E. Durasi Penyuluhan
Penyuluhan ini dilakukan kurang lebih selama satu jam, yaitu dari pukul 11:00-12:00 WIB.
Waktu tersebut sudah termasuk dengan tanya jawab yang dilakukan oleh penyuluh dan
pendengar ataupun sebaliknya.

F. Metode
Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

G. Media
Menggunakan media PowerPoint dan Leaflet.
H. Materi Penyuluhan
a. Pengertian anemia gizi besi

Kekurangan zat besi adalah jenis anemia yang paling sering ditemui, yang terjadi
bila kita kehilangan banyak darah dari tubuh, (baik karena pendarahan luka maupun
karena menstruasi) ataupun karena makanan yang kita konsumsi kurang mengandung zat
besi. Infeksi cacing tambang, malaria ataupun disentri juga bisa menyebabkan kekurangan
darah yang parah (Fajriyah & Fitriyanto, 2016). Ada beberapa tahap sampai tubuh kita
kekurangan zat besi. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun. Dengan
menurunnya zat besi, produksi hemoglobindan sel darah merah pun berkurang. Anemia
gizi besi dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan
kemampuan berpikir. Selain itu anemia gizi juga dapat menyebabkan penurunan antibodi
sehingga mudah sakit karena terserang infeksi (Utamadi dan Muljono, 2007).

b. Pengertian Remaja Putri


Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan
berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik
yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh,
dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Nah kalo dilihat dari bahasa inggris “teenager”,
remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan
perkembangan untuk menjadi dewasa. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang
rawan menderita anemia gizi besi karena mempunyai kebutuhan zat besi yang tinggi
untuk pertumbuhan dan peningkatan kehilangan akibat menstruasi(Sari, Dardjito2, &
Anandari, n.d.). Penelitian menunjukan bahwa 27% anak perempuan usia 11-18 tahun
tidak memenuhi kebutuhan zat besinya sedangkan anak laki-laki hanya 4%, hal ini
menunjukan bahwa remaja putri lebih rawan untuk mengalami defisiensi zat gizi. Selain
itu, remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang
membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan. Bila asupan
makanan kurang maka cadangan besi banyak yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan.
Keadaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya anemia gizi besi (Webster, 2012).
c. Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin berdasarkan jenis kelamin dan rentang usia menurut WHO
(1968) adalah sebagai berikut:
 Laki-laki : hemoglobin < 13 g/dL
 Wanita dewasa tidak hamil : hemoglobin < 12 g/dL
 Wanita hamil : hemoglobin < 11 g/dL
 Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12 g/dL
 Anak umur 6 bulan - 6 tahun : hemoglobin < 11 g/dL

Seseorang dapat dikatakan anemia bila kadar hemoglobin dibawah batas normal.

d. Kelompok Yang Beresiko Terkena Anemia Gizi Besi

1. Ibu Hamil

Anemia bisa muncul selama kehamilan karena rendahnya tingkat zat besi, asam
folat, dan protein. Anemia juga bisa muncul sebagai akibat dari perubahan dalam darah.
Selama 6 bulan pertama kehamilan, cairan darah (plasma darah) meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan jumlah sel darah merah.

Perubahan ini memberi efek mencairkan darah dan dapat menyebabkan anemia.
Selain itu, menurut Dr Santoso, kondisi ibu hamil yang sering mual dan muntah juga
memberikan risiko anemia. Untuk mencegah kejadian buruk ini, ibu hamil disarankan
untuk banyak memakan pisang.

2. Bayi

Selama tahun pertama kehidupan, sebagian bayi berisiko terkena anemia karena
kekurangan zat besi. Bayi-bayi ini termasuk mereka yang lahir prematur dan bayi yang
tidak diberikan makanan pendamping ASI cukup zat besi.

3. Perempuan Usia Subur

Perempuan usia subur berisiko tinggi terkena anemia karena mereka kehilangan
banyak darah saat melalui periode menstruasi, khususnya saat menstruasi hari
pertama.Untuk mengurangi risiko anemia saat periode menstruasi, dianjurkan para
perempuan untuk mencukup asupan zat besi melalui makanan dan rutin berolahraga
ringan. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi antara lain, seperti bayam, kacang
kedelai, tahu, buncis atau kacang panjang. Remaja putri ini masuknya ke dalam kategori
wanita usia subur.

4. Vegetarian

Menurut Dr Santoso, vegetarian bisa rawan anemia sebab hanya mengonsumsi


makanan tertentu. Nah, kalau Anda seorang vegetarian, ada baiknya meningkatkan
asupan makanan seperti kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau.
Selain itu, bisa juga mengonsumsi zat besi lewat suplemen.

Namun, walaupun sudah banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat


besi, perbanyak juga konsumsi pangan sumber vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga,
dan stroberi yang dapat mempercepat penyerapan zat besi.

5. Orang Pengidap Cacingan

Kehilangan darah yang terjadi pada infeksi kecacingan dapat disebabkan oleh
adanya lesi pada dinding usus karena dikonsumsi oleh cacing itu sendiri. Perdarahan
itu terjadi akibat proses penghisapan aktif oleh cacing dan juga akibat perembesan
darah disekitar tempat hisapan.

Untuk mencegah anemia pada pengidap kecacingan, maka jumlah zat besi yang
ada dalam makanan harus lebih tinggi. Beberapa makanan yang bisa Anda pilih
diantaranya tiram, udang, hati sapi, daging, telur, susu, kacang polong hijau, kacang
tanah, kedelai, dan sayuran hijau.

e. Penyebab Terjadinya Anemia Gizi Besi

Timbulnya anemia dapat disebabkan oleh asupan pola makan yang salah, tidak
teratur dan tidak seimbang dengan kecukupan sumber gizi yang dibutuhkan tubuh
diantaranya adalah asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, asupan lemak,
vitamin C dan yang terutama kurangnya sumber makanan yang mengandung zat besi , dan
asam folat. Upaya penanggulangan masalah anemia pada remaja berkaitan dengan asupan
makanan yang mengandung zat besi (Fitriani, 2014).
f. Makanan Sumber Zat Besi

Zat besi adalah mineral mikro yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Zat
besi dalam tubuh dapat diperoleh dari hasil siklus ulang sel-sel darah merah yang rusak
dan dari makanan. Persediaan zat besi dalam makanan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu,
makanan dengan persediaan zat besi rendah terdiri dari bahan makanan yang tidak
bervariasi yaitu biji-bijian, akar-akaran dan umbi-umbian dengan hampir tidak pernah
mengkonsumsi daging, ikan dan makanan yang mengandung vitamin C. Makanan dengan
persediaan zat besi sedang terdiri dari biji-bijian, akar-akaran dan umbi-umbian termasuk
pula makanan yang bersumber dari hewan serta makanan yang mengandung vitamin C.
Makanan dengan persediaan zat besi tinggi yaitu makanan yang banyak sekali
mengandung daging, unggas, ikan atau makananmakanan yang kaya akan vitamin C.
Berdasarkan hal diatas, dalam penelitian ditemukan bahwa siswi berada pada kelompok
makanan dengan persediaan zat besi sedang sehingga kebutuhan zat besi siswi tidak
terpenuhi. Bila kebutuhan zat besi tidak terpenuhi maka akan menyebabkan siswi terkena
anemia(Syatriani & Aryani, n.d.).

g. Cara Mencegah Dan Mengobati Anemia


Menurut Departemen Gizi dan Kesmas (FKM UI, 2010) mengatakan bahwa
anemia bisa dicegah dengan memelihara keseimbangan antara asupan Fe dengan
kebutuhan dan kehilangan Fe. Jumlah Fe yang dibutuhkan untuk memelihara ini bervariasi
antara satu wanita dengan wanita yang lainnya, tergantung riwayat reproduksi dan jumlah
kehilangan darah selama menstruasi. Peningkatan konsumsi Fe untuk memenuhi
kebutuhan Fe dilakukan melalui peningkatan konsumsi makanan yang mengandung heme
iron, bersifat mempercepat (enhancer)non heme iron, dan meminimalkan konsumsi
makanan yang mengandung penghambat absorbsi Fe (inhibitor). Jika kebutuhan Fe tidak
tercukupi dari diet makanan, dapat ditambah dengan suplemen Fe.Kebutuhan besi (yang
diabsorpsi atau fisiologis) harian dihitung berdasarkan jumlah zat besi dari makanan yang
diperlukan untuk mengatasi kehilangan basal, kehilangan karena menstruasi dan
kebutuhan bagi pertumbuhan. Kebutuhan tersebut bervariasi berdasarkan usia dan jenis
kelamin; dalam kaitannya dengan berat badan, kebutuhan ini paling tinggi pada bayi yang
kecil(Ningrum & Sartika, 2013).
Tabel 2.
Kecukupan Zat besi untuk remaja menurut AKG Indonesia

Usia Zat Besi ( mg/hari)


Laki- Laki
10 - 12 tahun 13
13 - 15 tahun 19
16 - 18 tahun 15
Wanita
10 - 12 tahun 20
13 - 15 tahun 26
16 - 18 tahun 26
Beberapa hal yang menyebabkan kadar Hb menurun diantaranya adalah pola makan
dan aktivitas fisik. Pola makan adalah perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhan
makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan (Khumaidi, 2009). Pola
makan yang tidak sehat pada remaja terjadi karena kurangnya pengetahuan gizi, sehingga
remaja tidak mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang dibutuhkan untuk
proses pembentukan Hb. Hal ini akan terjadi dalam jangka waktu lama sehingga
menyebabkan kadar Hb terus berkurang dan menimbulkan anemia (Brown, et al., 2011).
Berikut ini beberapa pola makan yang berhubungan dengan anemia gizi besi:
 Pola makan sering minum teh setelah konsumsi daging dapat meningkatkan resiko
penyakit anemia gizi besi.
 Pola makan sering minum kopi setelah konsumsi daging dapat meningkatkan resiko
penyakit anemia gizi besi.
 Pola makan jarang mengonsumsi daging merah dapat meningkatkan resiko anemia
gizi besi.
 Pola makan mengonsumsi pangan sumber vitamin C setelah konsumsi daging merah
dapat mengurangi resiko anemia gizi besi.
I. Deskripsi Kegiatan Penyuluhan

DESKRIPSI KERJA KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Proses
Waktu Durasi Rincian kegiatan
Penyuluhan

Pembukaan :
11:00 – 12:00 a. a. Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
Pembukaan 5 menit
WIB b. b.Menyampaikan tujuan umum & tujuan khusus
pertemuan kali ini

Menyampaikan materi penyuluhan :


a. Pengertian anemia gizi besi .
b. Pengertian remaja putri.
c. Kapan seseorang dikatakan anemia gizi besi.
d. Kelompok yang berisiko terkena anemia gizi
11:05 – 11:35
Kegiatan Inti 30 menit besi.
WIB
e. Penyebab anemia gizi besi
f. Makanan sumber zat besi.
g. Cara mencegah anemia gizi besi
h. Ice breaking

Dilakukan tanya jawab untuk 3 orang peserta.


Tanya Jawab 11:35 – 11:50 15 menit
WIB

Memberikan kesimpulan tentang materi yang


Penutup 11:50 – 12.00 10 menit telah dijelaskan dan memberikan kenang-
WIB kenangan.
J. Penutup

Demikian proposal ini kami ajukan sebagai gambaran atas rencana pelaksanaan
kegiatan penyuluhan mengenai Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Dan Cara
Mencegahnya tahun 2018. Semoga apa yang telah kami uraikan diatas dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan selanjutnya proposal ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya demi
suksesnnya kegiatan ini. Hal-hal yang belum tercantum atau perubahan-perubahan yang terjadi
dalam proposal ini akan diatur dan diberitahukan kemudian. Semoga acara ini dapat berjalan
lancar dan bisa memberi manfaat bagi kita semua.

Atas perhatian dan dukungan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Daftar Pustaka

Fajriyah, N. N., & Fitriyanto, M. L. H. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang


Anemia Pada Remaja Putri, IX(1), 1–6.
Ningrum, R. A., & Sartika, R. A. D. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Gizi Pada Remaja Putri Di SMP N 1 Gatak , Kecamatan Gatak
Kabupaten Sukoharjo , Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Factors associated with the
incidence of anemia in adolescent girls at SMP N 1 Gatak , Su.
Sari, H. P., Dardjito2, E., & Anandari, D. (n.d.). ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA
PUTRI DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS IRON, 16–31.
Syatriani, S., & Aryani, A. (n.d.). Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia pada Siswi
Salah Satu SMP di Kota Makassar, 12(197), 251–254.

Anda mungkin juga menyukai