Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terbawa atau tertransport oleh air,
angin, maupun gletser. Pengendapan ini bisa terjadi di darat, laut, maupun sungai. Material
yang terbawa merupakan material yang berasal dari pengikisan atau pelapukan. Pelapukan ini
bisa berasal dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik. Pengendapan yang berlangsung lama,
akan membentuk batuan sedimen.

Struktur sedimen ialah roman muka (kenampakan) sifat-sifat yang mudah diamati / dipelajari.
Pada batuan sedimen (pada singkapan) yang merupakan hasil manifestasi dari proses fisika,
kimia, dan organis. Jika pada proses fisika seperti angin, air, arus. Dan jika pada proses kimia
contonya ialah konkresi. Dan jika pada proses organic seperti jejak hewan.

Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas, meliputi penampakan dari
perlapisan normal termasuk kenampakan konfigurasi perlapisan dan2atau juga modifikasi
dari perlapisan yang disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung maupun
setelah pengendapan berhenti.Oleh sebab itu perlu kiranya dijelaskan dulu apakah sebenarnya
yangdimaksud dengan perlapisan (bedding) itu, sehingga selanjutnya akanmemperjelas
batasan struktur sedimen. Sebenarnya belum ada difinisi perlapisan yang memuaskan semua
fihak, walaupun sebenarnya istilah perlapisan sudah luas sekali digunakan dalam pemerian
runtunan sedimen. Difinisi yang paling luas digunakan adalah yang diusulkan Otto (1938),
suatu perlapisan tunggal adalah satuan sedimentasi yang diendapkan pada kondisi fisik yang
tetap konstan.

Ciri utama dari struktur sedimen ialah adanya unsur perlapisan atau yang lebih kita kenal
dengan stratifiakasi. Dimana stratifikasi dapat menunjukan proses pembentukan suatu
litologi. Jadi fungsi utama dari struktur sedimen ialah untuk mengetahui proses pembentukan
batuan, keadaan arus purba, serta untuk mengetahui lingkungan pengendapan.
1.2 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud struktur sedimen


2. Untuk mengetahui genesa dari struktur sedimen
3. Untuk mengetahui Arus purba serta Lingkungan Pengendapannya

1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi berada di Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Fieldtrip berada pada koordinat 7,8752504 S ,
110,5813261 E. Letak geografis lokasi Fieldtrip dibatasi oleh :

 Sebelah utara dibatasi oleh Kali Ngalang dan perbukitan;


 Sebelah timur dibatasi oleh persawahan dan pemukiman;
 Sebelah selatan dibatasi Kali Ngalang dan perbukitan dan,

Sebelah barat dibatasi persawahan dan pemukiman.


Daerah penelitian merupakan daerah homoklin. Hal ini tercermin dari kedudukan lapisan
yang relatif ke arah selatan (homoklin) sebesar 230. Hal ini mengindikasikan bahwa
geomorfologi daerah telitian dikontrol oleh proses struktur geologi. Hasil dari proses struktur
geologi ini adalah adanya perbukitan, lembah serta dataran homoklin. Proses erosi yang
intensif membentuk, bukit dan sungai yang berbentuk “U“, dengan morfologi yang hampir
datar. Lokasi pengamatan pada field trip kedua ini merupakan pertemuan antara tiga formasi
penyusun stratigrafi regional zona pegunungan selatan. Formasi-formasi yang dimaksud
adalah formasi Nglanggran, formasi Sambipitu dan formasi Oyo. Berikut adalah penjelasan
singkat beserta tabel tatanan stratigrafi Zona Pegunungan Selatan dari beberapa sumber.

Tabel 1.1 Tatanan Stratigrafi Pegunungan selatan


A. Formasi Nglanggran

Lokasi tipe formasi ini adalah di Desa Nglanggran di sebelah selatan Desa Semilir. Batuan
penyusunnya terdiri dari breksi gunungapi, aglomerat, tuff dan aliran lava andesit-basal dan
lava andesit. Breksi gunungapi dan aglomerat yang mendominasi formasi ini umumnya tidak
berlapis. Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit basal, berukuran 2 – 50 cm. Di bagian
tengah formasi ini, yaitu pada breksi gunungapi, ditemukan batugamping terumbu yang
membentuk lensa atau berupa kepingan. Secara setempat, formasi ini disisipi oleh batupasir
gunungapi epiklastika dan tuf yang berlapis baik.

Formasi ini juga tersebar luas dan memanjang dari Parangtritis di sebelah barat hingga
tinggian G.Panggung di sebelah timur. Ketebalan formasi ini di dekat Nglipar sekitar 530
meter. Formasi ini menjemari dengan Formasi Semilir dan Formasi Sambipitu dan secara
tidak selaras ditindih oleh Formasi Oyo dan Formasi Wonosari. Dengan banyaknya fragmen
andesit dan batuan beku luar berlubang serta mengalami oksidasi kuat berwarna merah bata
maka diperkirakan lingkungan asal batuan gunungapi ini adalah darat hingga laut dangkal.
Sementara itu, dengan ditemukannya fragmen batugamping terumbu, maka lingkungan
pengendapan Formasi Nglanggran ini diperkirakan di dalam laut.

B. Formasi Sampibitu

Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-Patuk-
Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral, penyebaran formasi ini sejajar di sebelah selatan
Formasi Nglanggran, di kaki selatan Subzona Baturagung, namun menyempit dan kemudian
menghilang di sebelah timur. Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai 230 meter.

Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan
batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan karbonat.
Namun di bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat. Formasi
Sambipitu mempunyai kedudukan menjemari dan selaras di atas Formasi Nglanggran.
Formasi yang hanya tersusun oleh batupasir tuff serta meningkatnya kandungan karbonat di
dalam Formasi Sambipitu ini diperkirakan sebagai fase penurunan dari kegiatan gunungapi di
Pegunungan Selatan pada waktu itu (Bronto dan Hartono, 2001).

Formasi Oyo Lokasi tipe formasi ini berada di K.Oyo. Batuan penyusunnya pada bagian
bawah terdiri dari tuff dan napal tuffan. Sedangkan ke atas secara berangsur dikuasai oleh
batugamping berlapis dengan sisipan batulempung karbonatan. Batugamping berlapis
tersebut umumnya kalkarenit , namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung
fragmen andesit membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K.Oyo. Ketebalan
formasi ini lebih dari 140 meter dan kedudukannya menindih secara tidak selaras di atas
Formasi Semilir, Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu serta menjemari dengan
Formasi Oyo.

Lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (zona neritik) yang dipengaruhi kegiatan
gunungapi. Secara umum litologi yang ada pada stasiun pengamatan urut dari tua ke muda
adalah sebagai berikut : a.

Satuan Breksi Nglanggran, b.

Satuan Batupasir Sambipitu, c.

Satuan Batugamping Oyo (belum didentifikasi karena berada diluar lokasi pengamatan 6).
Berdasarkan hasil pengelompokkan, stasiun pengamatan fieldtrip kali ini didominasi oleh
satuan breksi Nglanggran dengan prosentase 70 %, diikuti oleh satuan batupasir Sambipitu
dengan prosentase 25 % dan satuan batugamping Oyo dengan prosentase 5%. Penyebaran
ketebalan satuan batuan untuk masing-masing formasi dapat dilihat pada kolom stratigrafi.

Anda mungkin juga menyukai