Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN ANAK TODLER

A. Pengantar
1. Bidang studi : Keperawatan Anak
2. Topik : Terapi Bermain pada Anak di Rumah Sakit
3. Sasaran : Anak usia 6-12 tahun
4. Hari, tanggal :
5. Lama waktu : 30 menit
6. Tempat : Rumah Sakit

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan
walaupun dalam kondisi sakit

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain
diharapkan:
1)Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan
2) Mengalihkan perhatian anak saat dilakukan tindakan keperawatan
3) Membuat suasana gembira dan senang
4)Memahami petunjuk dan perintah/aturan bermain
5)Mengenal cara membentuk sesuatu dari kertas
6)Meningkatkan ketrampilan anak melipat kerta

D. Materi
(Terlampir)

E. Metode
Bermain bersama

1
F. Media
Kertas lipat

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon pasien

1 10 menit Pembukaan Menjawab salam dan


a. Menyiapkan peserta dan ruangan memperhatikan
b. Menyiapkan alat/media perawat
c. Salam pembuka
d. Memperkenalkan diri pada peserta
terapi bermain

2
2 20 menit Kegiatan inti terapi: Peserta memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian bermain, penjelasan yang
tujuan terapi bermain, cara bermain, alat diberikan dan mengikuti
yang digunakan waktu yang diperlukan petunjuk yang diberikan
untuk terapi bermain, memberikan dan berpartisipasi aktif
kesempatan bertanya sebelum kegiatan dalam terapi bermain
dimulai melipat kertas
b. Memulai kegiatan terapi bermain
dengan memberikan contoh terlebih
dahulu pada peserta
(mendemonstrasikan cara bermainnya
oleh perawat kepeda keluarga dan
pasiennya)
c.emulai bermain melipat kertas dengan
cara melipat kertas menjadi bentuk lain
d. Memberikan reward atas keberhasilan
anak membuat sesuatu dari kertas dan
membangkitkan motifasi jika anak
belum bisa melipat dengan benar

3. 5 menit Penutup terapi bermain: peserta menjawab salam


a. Menyimpulkan hasil terapi bermain penutup dengan
b. Kontrak untuk pertemuan tersenyum
selanjutnya
c.Ucapan terimakasih atas kerjasama
selama terapi bermain
d. Salam penutup

H. Evaluasi
kriteria :

3
1) Anak dapat mengikuti proses bermain melipat kertas
2)Anak dapat membuat sesuatu dari kertas
3)Anak mau diajak bicara oleh perawat dan tidak takut lagi bertemu
perawat
4)Anak merasa senang dan tersenyum gembira
5)Anak dapat tenang sewaktu dilakukan tindakan keperawatan
6) Anak dapat tenang sewaktu dilakukan tindakan keperawatan

Prosedur
1) Secara Observasi: mengobservasi peserta yang cepat dan benar
mengikuti terapi bermain dan anak yang kurang aktif dalam terapi
bermain
2)Coba sekarang kamu lipat kertas ini menjadi bentuk benda (sesuai
contoh)

LAMPIRAN

A. Pendahuluan

4
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan
dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi
anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan
anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-
anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-
ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan
seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam
bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka
mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang
mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan
menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah
satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum
pada sisi lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan
penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma
dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit
frekuensinya dan hal ini yang membuat anak semakin jenuh di Rumah
sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima
perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain
menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah
sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi
karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah
sehingga anak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang
asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak
sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.

5
Dari latar belakang di atas menurut kelompok kami perlu di adakan
suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat
kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi
kebutuhan bermainnya.

B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang,
otot dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

C. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada

6
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan
dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

D. Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

7
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik
dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok,
lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll.

E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

F. Bentuk- Bentuk Permainan


1. Usia 13 – 24 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

8
4) Melatih imajinasinya.
5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
b. Alat permainan yang dianjurkan:
1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal:
cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember,
waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
2. Usia 25 – 36 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Alat-alat untuk menggambar.
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
6) Bola.

9
G. Ketika Anak Masuk Rawat Inap
1. Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
d. Mengidentifikasi teknik koping
2. Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat datang.
b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
e. Proaktif melakukan permainan.
3. Kegiatan untuk kesadaran dan citra diri
a. Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang bagian tubuh
internal dan eksternal, fungsi tubuh dan penerimaan akan tubuhnya.
b. Kegiatan :
1) Belajar tentang bagian tubuh luar.
2) Belajar tentang bagian tubuh dalam.
3) Belajar tentang fungsi tubuh.
4) Belajar menerima tubuh.

10
PENUTUP

KESIMPULAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan
dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain
juga merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih dan lain-lain. Banyak keuntungan dari bermain pada anak seperti
Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ,Anak belajar mengontrol diri, Meningkatnya daya kreativitas,
Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya. Bermian dibagi menjadi
dua yaitu bermain aktif dan bermain pasif, bermian aktif meliputi Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play),Bermain konstruksi
(Construction Play),Bermain drama (Dramatic Play),Bermain fisik,
Sedangkan bermain pasif berupa melihat gambar mendengarkan cerita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D.(2011).Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :


Salemba Medika.
Gunawan, S.D.(2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta : PT BPK Media.
Hidayat, A. A. A.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta :
Salemba Medika.
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/satuan-acara-penyuluhan-sap-
terapi.html?m=1. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2018
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/19/bermain-bagi-pasien-anak-di-
rumah-sakit/. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2018

12

Anda mungkin juga menyukai