Anda di halaman 1dari 10

CANVAS BUSINESS MODEL, DIVERSIFICATION

AND BALANCE SCORECARD

Dirangkum oleh:
Agus Daman (55117120104)

FAKULTAS PASCA SARJANA


JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
Model Bisnis Menurut Tim PPM Manajemen (2012:5), definisi model bisnis dapat dipilah ke
dalam tiga kelompok, yaitu model bisnis sebagai metode atau cara, model bisnis dilihat dari
komponen-komponen (elemen), dan model bisnis sebagai strategi bisnis. Sebuah model bisnis
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan,
dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2012:14). Manfaat perusahaan memiliki model
bisnis adalah (Tim PPM Manajemen:2012) : 1) Model bisnis dapat dipakai untuk menunjukkan
seberapa radikal suatu perubahan dilakukan dan konsekuensinya. Model bisnis dapat berubah
seiring dengan berjalannya waktu, dengan berubahnya komponen dalam model bisnis,
komponen lain dapat terpengaruh. Sebagai contoh, jika produk kita berubah atau bertambah,
maka kita perlu juga untuk menambah dukungan layanan pengguna. 2) Model bisnis
memudahkan para perencana dan pengambil keputusan di perusahaan melihat hubungan logis
antara komponen – komponen dalam bisnis. Dalam model bisnis, antar komponen memiliki
keterkaitan, jika seorang konsumen lebih memilih produk competitor, maka perusahaan perlu
melihat kembali target pasar, relasi dengan konsumen, hingga proposisi nilai yang ditawarkan
perusahaan. 3) Model bisnis dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan
antar komponen. Bila sebuah merek pakaian menyajikan produk yang berkelas dan mewah,
maka perlu diketahui siapa yang mendesain, seberapa ahli desainernya, hingga bahan baku
yang digunakan. 4) Model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi
yang digunakan untuk mengembangkan bisnis. Sebagai contohnya kita dapat melihat industri
foto, pada awalnya industri berasumsi bahwa setiap foto yang diambil pasti akan dicetak,
dengan perkembangan teknologi, asumsi tersebut berubah. Konsumen saat ini lebih sering
menyimpan foto daripada mencetaknya.

1. Business Model Canvas


Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, mencetuskan suatu konsep yang penyederhanaan
konsep bisnis yang dapat diterapkan di segala jenis industry. Konsep tersebut disebut sebagai
model bisnis. Model bisnis dirancang untuk menyederhanakan suatu kompleksitas bisnis agar
dapat lebih mudah dipahami oleh orang awam atau orang yang tidak terlibat dalam bisnis
tersebut. Penyederhanaan tersebut tidak berarti menyepelekan suatu konsep bisnis yang telah
disusun atau menyepelekan intelektualitas pembuatnya. Model bisnis hanya berusaha
menyatukan perbedaan konsep bisnis menjadi ”bahasa” umum yang dapat diadopsi oleh semua
pihak. Model bisnis menggambarkan secara rasional tentang bagaimana sebuah organisasi
(baik profit maupun non profit) menciptakan, menyampaikan, dan menemukan nilai-nilai
penting bagi pelanggan. Business Model Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama untuk
menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis (Osterwalder dan
Pigneur, 2012:12). Untuk memahami cara kerja pada organisasi yang besar dan kompleks perlu
gambaran yang dapat membantu mengubah asumsi yang tak dapat diucapkan menjadi
informasi yang jelas sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif (Clark et al, 2012:31).
Dalam Business Model Canvas terdapat Sembilan bagian yang menjelaskan masing-masing
komponen bisnis yaitu: customer segments, value propositions, channels, customer
relationships, revenue streams, key resources, key activites, key partnership, dan cost structure.
Bisnis Model Canvas adalah model bisnis yg terdiri dari 9 blok area aktivitas bisnis, yang
memiliki tujuan memetakan strategi untuk membangun bisnis yang kuat, bisa memenangkan
persaingan dan sukses dalam jangka panjang.
Bisnis Model Canvas ini memiliki ciri khas dengan 9 blok model yang jika disatukan akan
menjadi satu kesatuan bisnis:
 Customers Segment Konsep model bisnis menempatkan pelanggan pada urutan
pertama karena melihat bahwa perusahaan harus berorientasi pada pelanggan.
Perusahaan harus mampu menangkap keinginan dari pelanggan serta dapat memetakan
pelanggan mana yang paling membutuhkan perhatian dari perusahaan. Dengan tidak
terbatasnya keinginan pelanggan dan terbatasnya kemampuan perusahaan, tentu saja
sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi semua keinginan pelanggan. Karena itu
perusahaan harus melakukan segmentasi pelanggan. Segmentasi pelanggan dapat
dibagi melalui berbagai macam kategori; demografi, geografi, psikografi, dan lainnya.
Berdasarkan kemampuannya, perusahaan dapat memilih segman konsumen yang
dipilih; mass market, niche market, segmented market, atau two side market. Satu
nasehat bijak yang harus diingat oleh perusahaan mengenai orientasi pelanggan adalah
“keinginan konsumen selalu berubah dalam jangka pendek, sehingga perusahaan harus
lebih cepat menangkap perubahan itu atau jatuh tertinggal” Akan tetapi, tidak mudah
pula bagi perusahaan untuk memposisikan diri sebagai perusahaan yang menciptakan
demand. Sehingga persaingan untuk menjadi perusahaan yang mengerti pelanggan
akan selalu ketat seiring perubahan waktu. Dapatkah anda memberi contoh perusahaan
yang menjadi pencipta demand alih-alih mengikutinya?
 Value Proposition Saat ini pelanggan sedang bingung menentukan apa yang akan
mereka konsumsi dan bagaimana mereka mendapatkannya. Hal ini terjadi karena
banyak perusahaan yang bersaing menawarkan hal yang sama. Di saat yang sama,
masih ada perusahaan yang hanya menawarkan fungsi tanpa memperhatikan nilai. Nilai
produk tidak hanya dijelaskan dari fungsional produk atau hanya memenuhi kebutuhan
utama suatu produk, tetapi lebih dari itu. Nilai produk memenuhi kebutuhan konsumen
secara keseluruhan, baik yang tampak maupun tidak. Tugas perusahaan adalah
menciptakan nilai tersebut.
 Customer Relationship Ketika pelanggan telah menangkap nilai yang tawarkan
perusahaan, maka perusahaan harus mempertahankan hubungan tersebut dalam waktu
yang lama. Semakin konsumen terikat dengan suatu produk, semakin terjamin pula
keberlangsungan hidup produk serta perusahaan. Bahkan tidak menutup kemungkinan
perusahaan mengakuisisi pelanggan dari perusahaan pesaing dengan menawarkan nilai
yang lebih baik. Karena pada dasarnya konsumen selalu mencari hal yang baru dan
lebih baik.
 Channel Saat perusahaan telah memiliki nilai produk yang ditawarkan, maka tugas
yang harus dilakukan adalah menyampaikan nilai tersebut pada konsumen. Tanpa
saluran komunikasi dan distribusi yang baik, maka nilai produk tidak akan ditangkap
dengan baik oleh konsumen. Bahkan ada kalanya nilai produk terletak pada saluran
komunikasi dan distribusinya.
 Revenue Stream Ketika pelanggan semakin loyal, maka perusahaan wajib memikirkan
bagaimana model penerimaan pendapatan yang menguntungkan bagi perusahaan
maupun pelanggan. Ada beberapa model arus pendapatan yang telah diterapkan antara
lain: tunai, kredit, CoD, usage fee, subscription, leasing, rent, licence, atau komisi.
 Key Resource Key resources berkaitan dengan bahan baku dan saluran pemasok yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Ketersediaan dan kualitas bahan merupakan elemen
penting dalam sebuah perusahaan. Nilai produk juga dapat ditentukan dengan
mengkomunikasikan bagaimana bahan baku diperoleh dan bagaimana kualitas bahan
baku mempengaruhi kualitas produk
 Key Activities Dalam proses penciptaan nilai produk, setiap perusahaan memiliki
proses yang berbeda-beda dan mungkin proses tersebut yang menjadi nilai produk.
Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi aktifitas kunci dari perusahaan dan
menjaga aktifitas tersebut tetap terjaga konsistensi dan kerahasiaannya.
 Key Partnership Disadari atau tidak, keberadaan perusahaan selalu terkait dengan
stakeholder. Baik yang berkaitan langsung dengan proses produksi maupun tidak
langsung. Semua stakeholder tersebut harus diidentifikasi dan dikelola agar
memberikan dampak positif bagi perusahaan.
 Cost Structure Dalam proses penciptaan produk tidak terlepas dari biaya yang
dikeluarkan. Besarya biaya yang dikeluarkan akan berdampak pada harga jual produk
dan strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Profit perusahaan tergantung pada sales
dan HPP produk, sehingga dengan menekan biaya yang minimal dan menjual dengan
harga maksimum adalah tujuan perusahaan.
Tahapan Menyusun BMC Menurut Osterwalder dalam Tim PPM Manajemen (2012:39),
tahapan dalam mendesain sebuah Business Model Canvas adalah:
 Tentukan Customer Segments Customer Segments berisi mengenai siapa customer dari
perusahaan tersebut. Mengapa CustomerSegments? Karena hanya customer yang
menguntungkanlah yang akan menghidupi perusahaan.
 Tentukan Value Propositions Value Propositions berisi keunikan produk/jasa yang
dijanjikan oleh perusahaan kepada CustomerSegments yang dibidik. Perusahaan perlu
mendidik customer segments yang dibidik, agar bersedia menerima value propositions
yang ditawarkan.
 Tentukan Channels Channels menjelaskan bagaimana perusahaan
mengkomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi dengan pelanggannya. Kesuksesan
dalam kegiatan di kotak channels ini sangat ditentukan oleh efektivitas kotak key
resources, key activities, dan key partnerships karena ikut berperan mendukung
realisasi dari kegiatan di channels ini.
 Tentukan Customer Relationships Customer Relationships adalah seberapa besar
kegiatan perusahaan menjaga hubungan dengan pelanggan lama, dan seberapa giat
perusahaan menjaring pelanggan baru dan meningkatkan penjualannya ke pelanggan
lama.
 Tentukan Revenue Streams Revenue Streams menjelaskan darimana sumber
pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Blok ini akan sukses mendatangkan dana ke
dalam perusahaan apabila kegiatan di belakang panggung (back stage) seperti blok key
resources, key activities, dan keypartnerships bisa diatur secara baik dan efisien.
 Tentukan Key Resources Key Resources menjelaskan sumber daya apa saja yang
perusahaan butuhkan untuk memproduksi produk, misalnya butuh tenaga kerja,
material, uang, dan lainnya.
 Tentukan Key Activities Key Activties menjelaskan aktivitias apa saja yang diperlukan
untuk menghasilkan produk atau jasa perusahaan. Misalnya ada aktivitas packaging,
branding, pemasaran, dan lainnya.
 Tentukan Key Partnerships Key Partnerships berisi siapa saja partner yang perusahaan
gandeng untuk bekerjasama menjalankan perusahaan. Misalnya jaringan pemasok dan
mitra.
 Cost Structure Cost Structure berisi mengenai biaya-biaya apa saja yang terbentuk
ketika perusahaan memproduksi dan memasarkan produk/jasa. Efisiensi dalam
pengelolaan elemen-elemen di back stage sangat diperlukan untuk menjaga agar cost
structure dapat tetap optimal.

1.1. Dua Sisi Kanvas Bisnis

a) Sisi Konsumen Pada sisi kanan menunjukkan faktorfaktor yang berorientasi pada
perspektif konsumen. Sisi kanan menitikberatkan bagaimana organisasi atau
perusahaan menyediakan nilai untuk memenuhi keinginan konsumen. Pada sisi ini
organisasi atau perusahaan dituntut menggali kreatifitas dan riset mengenai keinginan
konsumen. Sehingga sering disebut sisi yang menghabiskan dana terbesar dalam
organisasi atau perusahaan.
b) Sisi Perusahaan Pada sisi kiri menunjukkan faktor-faktor yang berorientasi pada
perspektif perusahaan. Sisi kiri menitikberatkan bagaimana organisasi atau perusahaan
mampu mencapai efisiensi dalam penciptaan nilai bagi konsumen. Pada sisi ini
organisasi atau perusahaan berusaha menekan biaya serendah mungkin dan berusaha
menjalin kerjasama dengan stakeholder (pemasok, pesaing, pemerintah, dll) untuk
menjamin berjalannya bisnis. Maka dapat disimpulkan bahwa dua sisi ini sangat
bertolak belakang, namun saling melengkapi. Memetakan komponen bisnis
sesungguhnya ke dalam model bisnis secara sistematik. Menggambarkan hubungan
diantara pelanggan, supplier, partner dan stakeholders.
Beberapa Faktor Penggunaan Bisnis Model Canvas:
 Visual Thinking Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi
berukuran poster besar dan menempelkannya ke dinding. Setelah itu, founder kemudian
menggunakan sticky notes seperti post-it untuk mengisi 9 bagian. Sticky notes
memungkinkan grup thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif
 Iterasi dengan cepat “Iterasi” adalah proses di mana founder “keluar dari kantor atau
labnya” dan mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali lagi ke kantor untuk
memperbaiki model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang didapat dari
market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh dari bisnis model kanvas, founder bisa
dengan cepat melakukan iterasi ini.
 Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis Bisnis Model Canvas
memungkinkan entrepreneur untuk secara visual menggambarkan kaitan dari masing-
masing komponen bisnis tersebut. Seringkali founder menggambar garis dan ilustrasi
di poster untuk mewakili potongan-potongan teka-teki dan bagaimana mereka bekerja
sama. Dengan cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar dan / atau
proposisi nilai yang unik. Selanjutnya, tim kemudian dapat mendokumentasikan ide-
ide baru sebagai hipotesis baru untuk menguji BMC sebagai iterasi baru.
 Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya Karena informasi
dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim dipaksa untuk menjelaskan dengan tepat
dan ringkas apa yang mereka mau untuk menguji atau menindaklanjuti pada iterasi
berikutnya.
 Bentuk visual dari bisnis model canvas memudahkan startup untuk membaginya
dengan partner, rekan kerja Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster
besar dan visual, mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding
untuk bertemu dengan pihak lain yang berkepentingan.

1.2. Keuntungan Bisnis Model Canvas

Berikut beberapa keuntungan menggunakan bisnis model canvas:


 Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis, travelling, restoran, hotel, perkebunan,
mining dan lain sebagainya.
 Mempercepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekuragan bisnis.
 Proses analisa kebutuhan dan profit dilakukan secara cepat.
 Memetakan bisnis untuk mengetahui kelemahan semenjak dini dan memahami
kekuatan bisnis dari sudut pandang yang benar.
 Pemetaan business model canvas menggambarkan secara sistematis bisnis yang
kemudian dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen
stratejis bisnis.

1.3. Cara Memanfaatkan Bisnis Model Canvas

Berikut cara memanfaatkan bisnis mode canvas:


 Membangun Relasi Konsumen Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk
membangun relasi dengan konsumen. Relasi dengan konsumen penting agar konsumen
kita tidak lari ke pesaing.
 Meningkatkan Penjualan Ketika strategi marketing kita satukan melalui BMC ini,
diharapkan target penjualan tercapai. Customer Segment, Channel, Customer
Relationship (3 Blok di BMC) memiliki tujuan untuk meningkatkan Penjualan
 Menghadapi Pesaing
Hal yang tidak kalah penting, ketika BMC sudah dijalankan adalah kita akan membangun
bisnis yang kokoh untuk menghadapi pesaing:
 Memastikan Bisnis Berjalan Seringkali kita bingung memulai dan menjalankan bisnis,
di BMC ini kita memasukkan siapa-siapa saja yang nantinya akan mendukung bisnis
kita berjalan. BMC ini penting untuk memetakan apa saja yang dibutuhkan agar bisnis
kita tetap berjalan.
 Mempunyai Sistem Bisnis BMC ini adalah cara yangg efektif untuk membuat sistem
bisnis, tujuannya membuat bisnis makin efektif dan bisa menghasilkan maksimal
meskipun kita tidak rutin berada di bisnis kita.

1.4. Model Bisnis Diri Anda

Tidak semua orang berbakat untuk menjadi wirausaha, tetapi setiap orang memiliki potensi dan
kemampuan untuk membantu orang lain. Setiap individu memiliki keahlian yang berbeda dari
yang lain dan bersifat sosial, oleh karena itu seorang individu pasti membutuhkan keahlian dari
individu yang lain. Konsep model bisnis tidak hanya diterapkan pada sebuah organisasi atau
bisnis. Model bisnis dapat diterapkan dalam diri seseorang.
Dengan mengadopsi konsep model bisnis organisasi, model bisnis diri sendiri dapat dijelaskan
dengan model bisnis antara lain:
 Segmen pelanggan Yang dimaksud pelanggan di sini adalah siapa orang yang dapat
anda bantu atau orang yang membutuhkan keahlian anda untuk tujuan tertentu. Karena
pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, maka setiap orang selalu membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya.
 Proposisi nilai Proposisi nilai adalah keahlian apa yang anda miliki yang dibutuhkan
oleh orang lain. Jika anda memiliki kemampuan yang berbeda dari orang lain,
kembangkan lah kemampuan itu sehingga menjadi ciri khas anda.
 Saluran komunikasi dan distribusi Seperti halnya dengan perusahaan, jika anda
memiliki suatu keahlian maka anda harus mengkomunikasikan keahlian anda ke orang
lain (jika anda memang berniat membantu). Meskipun bukan bertujuan untuk mencari
keuntungan, setidaknya anda akan dikenal sebagai orang yang memiliki keahlian.
 Hubungan pelanggan. Jika anda mampu membantu orang lain, pertahankan hubungan
tersebut agar tetap baik. Meskipun tidak selalu berimplikasi terhadap keuangan, tetapi
akan meningkatkan citra positif anda di masyarakat.
 Arus pendapatan Jika anda memang memanfaatkan keahlian khusus anda untuk tujuan
komersial, maka cara mendapatkan uang juga perlu dipikirkan entah sukarela atau anda
memasang tariff seperti profesional pada umumnya.
 Aktifitas utama Anda harus mengidentifikasi apa saja proses yang anda lalui untuk
mendapatkan keahlian tersebut. Jika keahlian anda merupakan ilmu yang berkembang
maka anda juga harus selalu mengikuti perkembangan ilmu. Sehingga keahlian anda
tidak berhenti di satu titik sehingga menyebabkan anda disebut ketinggalan jaman.
Kecuali jika keahlian anda sangat spesifik dan tidak terkait perubahan zaman, misalnya
ahli keris atau tukang pijat.
 Sumber daya utama Dalam memberikan bantuan kepada orang lain, anda juga
membutuhkan alat atau pasokan tertentu untuk menunjang kemampuan anda. Seperti
halnya dengan aktifitas utama, sumber daya harus anda perhatikan dalam setiap
kegiatan. Misalnya jika anda ahli dalam bidang elektronik dan harus mereparasi.
Namun tidak memiliki stok suku cadang yang sesuai, maka keahlian anda tidak berjalan
maksimal.
 Kerjasama utama Dalam konteks individu sebagai makhluk sosial maka kerjasama
yang dimaksud adalah hubungan dengan masyarakat ssekitar anda, jika anda memiliki
hubungan yang baik dengan masyarakat maka keahlian anda akan dipandang positif
dan dapat menguntungkan anda di satu sisi.
 Struktur biaya Struktur biaya akan muncul jika anda melakukan komersialiasi terhadap
keahlian anda. Pada umumnya perlakuan biaya tidak akan berbeda dengan teori
keuangan yang berlaku kecuali anda melakukan hal itu sebagai amal atau sukarela.
Karena bersifat individu, maka tidak etis jika memberitahukan struktur biaya kepada
orang lain, lebih - lebih pada orang yang anda bantu.

2. Diversifikasi
Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk memperluas
usaha dengan membuka beberapa unit bisnis atau anak perusahaan baru baik dalam lini bisnis
yang sama dengan yang sudah ada maupun dalam unit bisnis yang berbeda dengan bisnis inti
perusahaan. Diversifikasi menjadi pilihan yang menarik bagi perusahaan ketika perusahaan
menghadapi persaingan yang sangat ketat dan pertumbuhan pasar yang cepat. Menurut
argumen pasar modal efisien, diversifikasi perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan
(George dan Kabir, 2005). Ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni : strategi diversifikasi
konsentris, horizontal, dan konglomerat.

a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy) Dijalankan dengan


menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan
dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang
sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi konsentris adalah:
 Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya.
 Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan
penjualan produk yang ada.
 Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif.
 Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
Memiliki tim manajemen yang kuat.
Contoh diversifikasi konsentris (Concentric Diversification Strategy):
 Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor.
 Kelompok usaha Kompas Gramedia masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia
Komputindo), toko buku (Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7).
b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru
yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa
perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini sangat
loyal dengan merk/brand perusahaan.
Pedoman yang akan menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :
 Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.
 Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return
rendah.
 Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.
Contoh diversifikasi horizontal (Horizontal Diversification Strategy) :
 PT. Garuda Indonesia Airways memiliki jaringan hotel di Indonesia yaitu PT.
Aerowisata.
 Kelompok Usaha Kompas membuka bisnis jasa konsultansi perjalanan (travel biro)
yang khusus ditujukan bagi pelanggan Koran dan Majalah Kelompok Kompas –
Gramedia.
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) Penambahan
produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide
dasar strategi ini terutama pertimbangan profit.
Untuk menjamin strategi diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu
diikuti, yakni:
 Terjadi penurunan penjualan dan profit.
 Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru.
 Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang
mengakuisisi pasar bagi produk saat ini sudah jenuh.
 Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang
memiliki peluang investasi yang menarik.
 Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.

3. Balance Scorecard
Perkembangan di dalam dunia bisnis saat ini semakin kompetitif sehingga menyebabkan
persaingan yang luar biasa. Selain itu juga membuat perubahan dalam hal lainnya seperti
produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) serta bagaimana cara
penanganan suatu transaksi pada suatu perusahaan dengan para pelanggan atau antara
perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Akibat dari permasalahan tersebut maka
manajemen harus bisa mengkaji ulang pedoman yang selama ini telah di gunakan supaya dapat
bertahan serta bisa terus mengembangkan usahanya di dalam persaingan yang semakin ketat
ini. Akibatnya pengukuran atau penilaian suatu kinerja adalah salah satu factor yang penting
di dalam suatu perusahaan.
Sejak awal, pemahaman mengenai pengukuran kinerja pada suatu organisasi merupakan hal
yang sangat penting dan vital. Dengan hasil pengukuran kinerja yang baik maka akan
menciptakan sebuah informasi mengenai keberadaan bisnis tersebut serta bagaimana hal
tersebut dilakukan dan dimana itu terjadi. Singkatnya pengukuran kinerja merupakan kartu
laporan bagi sebuah perusahaan. Untuk mengukur kinerja tersebut, salah satu alat pengukuran
kinerja yang baik adalah Balanced Scorecard.
Balanced Scorecard atau BSC merupakan suatu sistem manajemen strategi (Strategic Based
Responsibility Accounting System) yang menjelaskan mengenai misi serta strategi dari suatu
perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan tersebut. Scorecard
sendiri memiliki makna kartu skor. Maksudnya yaitu kartu skor yang akan di gunakan dalam
merencanakan skor yang di wujudkan pada masa yang akan datang. Sedangkan balanced
memiliki makna berimbang, yang artinya dalam mengukur kinerja seseorang atau suatu
organisasi harus di ukur secara seimbang dari dua sudut pandang seperti keuangan dan non
keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern. Balanced Scorecard
merupakan suatu mekanisme pada sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi serta
strategi organisasi ke dalam suatu tindakan yang nyata di lapangan. Sehingga balanced
scorecard menjadi salah satu alat manajemen yang terbukti membantu banyak perusahaan
dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.

Referensi :
1. Hapzi Ali, 2018. Modul Manajeen Strategic, UMB Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai