Sebagai pengantar sebelum meninjau review lebih lanjut dari jurnal, perlu
diketahui beberapa latar belakang yang sangat terkait dan mendasar. Review tetap
disajikan dalam bentuk bagian-bagian seperti halnya dengan jurnal yang asli.
1. PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan salah satu anggota negara berkembang yang ada
di Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, banyak sektor pembagunan
pendukung yang juga terus mengalami kemajuan dan perkembangan. Salah satunya
adalah ekonomi. Perkembangan masa kini yang paling tren di dunia ekonomi
adalah pasar bebas. Pasar bebas merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan baik
individu maupun kelompok dagang yang bebas tanpa adanya hambatan dari
pemerintah. Maksud hambatan ini adalah aturan-aturan terikat dari pemerintah.
Sedangkan maksud dari bebas adalah setiap individu ataupunn kelompok bebas
memutuskan aturannya sendiri untuk berdagang. Dengan adanya hal tersebut,
tentunya sangat membuka peluang bagi mereka untuk bersaing besar besaran.
Aktivitas pasar bebas memang sangat membuka peluang untuk bersaing,
tetapi perlu diketahui persaingan yang mampu menembus dunia hanya mampu
dilakukan oleh mereka-mereka yang telah memperhatikan standar mutu bagi setiap
produk yang mereka tawarkan. Oleh karena itu, demi mendukung aktivitas yang
mana mampu mendorong kemajuan negara maka setiap perusahaan dan industry
berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9000. Sertifikasi ini membantu
mereka dalam urusan penjaminan mutu produk dan juga proses kerja di dalam
industry tersebut. Salah satunya, adalah industry atau perusahaan konstruksi.
Namun, perlu diketahui pula, bahwa tidak semua atau hanya sebagian perusahaan
saja yang telah menerapkan ISO 9000 ini dengan benar. Menanggapi hal tersebut
penulis jurnal yang merupakan mahasiswa dan alumni Universitas Kristen Petra
mencoba untuk melalukan penelitian terkait dengan kenyataan dan ekspektasi
mengenai penggunaan ISO 9000 di lapangan.
Menindalanjuti hal diatas, penulis yang merupakan mahasiswa dan alumni
jurusan Teknik Sipil mencoba menggali informasi mengenai peerapan ISO 9000
pada perusahaan konstruksi yang berdomisili di sekitar Surabaya dan Gresik.
Adapun tujuan penelitian mereka adalah untuk mengetahui alasan, hambatan,
perbedaan antara harapan dan realita, dan prioritas utama ISO 9000 yang harus
diterapkan oleh perusahaan. Tujuan tersebut sangat relevan dengan permasalahan
umum dalam kehidupan sehari-hari terutama tentang ekspektasi dan kenyataan. Hal
ini memang perlu diketahui bahkan dipantau guna kebaikan kinerja dan agar
pemenuhan target tercapai. Selain itu penerapan ISO 9000 dalam dunia industri
juga mempengaruhi tindakan pelanggan. Seperti yang dikatakan penulis bahwa
perusahaan berusaha memenangkan persaingan dengan meningkatkan mutu
produk/jasa, sehingga dapat memberikan kepuasaan pelanggan. Pernyataan
tersebut memiliki keterkaitan dengan pendapat Siagalan (2013) mengenai mutu.
Menurutnya, mutu merupakan suatu keadaan dinamik yang diasosiasikan pada
produk, jasa, lingkungan, hingga konsumen sebagai suatu upaya untuk mencapai
apa yang telah ditargetkan sebelumnya sehingga mampu memenuhi permintaan dan
harapan pasar dunia.
2. PEMBAHASAN
Sangat penting bagi suatu industri untuk terus melakukan peningkatan
dalam pengolahan standarisasi mutu produk atau jasa mereka. Salah satunya adalah
dengan menerapkan ISO 9000 sebagai standar sistem manajemen mutu. ISO 9000
merupakan suatu organisasi global yang terdiri dari badan-badan standarisasi
nasional dan beranggotakan kurang lebih 140 negara. Bersifat organisasi non
pemerintah, tetapi perannya terutama dalam penetapan standarisasi membuatnya
lebih berpengaruh pada lingkup pemerintah (Siagalan, 2013). Melihat pengaruhnya
yang cukup signifikan pada lingkup pemerintah baik sektor ilmu pengetahuan,
teknologi, dan sektor lainnya membuat ISO 9000 menjadi suatu standart yang
memiliki banyak keuntungan jika mampu di implementasikan dalam industri.
Susilawati, dkk menuliskan bahwa keuntungan mendapat sertifikasi ISO adalah
memperoleh raputasi yang lebih baik, tingkat kesadaran akan perlunya menjaga
kualitas, prosedur dan tanggung jawab menjadi lebih jelas dan seterusnya. Selain
itu Marlissa (2013:8) menambahkan juga bahwa pentingnya standar kualitas
(standar mutu) bagi manufaktur atau produsen adalah pengembangan dan
persediaan produk menjadi lebih efisien. Hal ini dikarenakan kualitas pada dasarnya
menjadi kesepakatan antara keinginan pasar dan manfaktur, sehingga produksi
masal lebih murah bisa dilakukan. Kemudian, dengan adanya kesamaan presespsi
secara global tentang adanya standarisasi ini membuat perdagangan menjadi lebih
adil.
Begitu banyak keuntungan yang diperoleh dari penerapan ISO 9000.
Tentunya hal ini sangat diharapkan untuk berjalan lancar sehingga seluruh
keutungan dan manfaat penerapan ISO 9000 benar-benar mampu dinikmati baik
dari sudut pandang industri maupun konsumen. Namun, apalah daya dalam
kenyataan yang ada masalah penghambat masih sering ditemui pada perusahaan –
perusahaan yang telah menerapkan ISO 9000. Hambatan ini sangat mempengaruhi
tindakan konsumen pada perkembangan ke depan. Marlissa (2013: 30) menyatakan
bahwa dalam kenyataan ada pelaku konstruksi yang bersetifikat ISO tetapi tetap
mengecewakan. Selain itu, ada perusahaan yang telah menerapkan ISO 9000
bertahun-tahun tetapi bukanlah manfaat peningkatan efisien yang didapat
melainkan sebaliknya. Hal inilah yang mungkin diakibatkan oleh masalah dan
hambatan yang terjadi secara internal.
Kendala terjadi baik dalam proses maupun setelah proses sertifikasi.
Masalah utama dalam penerapan adalah proses pengecekan dokumen yang terlalu
banyak sehingga tidak dapat dikelola dengan baik, seta mendapatkan komitmen
dari pihak manajemen dan juga para karyawan. Masalah pengecekan data
merupakan sautu hal yang penting dalam proses sertifikasi. Namun, jika dalam hal
ini sudah terjadi masalah maka, perlu penelaahan kembali pada tahap persiapan.
Pasalnya, Marlissa (2013: 30) berpendapat bahwa tahap persiapan yang perlu
diutamakan adalah permasalahan keputusan dan komitmen manajemen puncak.
Peran manajemen mutu sangat dibutuhkan untuk mengingatkan pimpinan puncak
dikarenakan komitmen dimulai dari mereka dalam hal permasalahan fungsi mutu
dan produksi. Komitmen harus benar-benar dipegang oleh mereka dalam urusan
sistem penjaminan mutu tersebut. Jika tidak, maka akan berdampak pada batas
waktu yang telah ditetapkan. Hal ini dapat diartikan jika suatu pekerjaan tidak
dilakukan dengan komitmen maka waktu pengerjaan yang telah ditetapkan akan
terbuang sia-sia. Akibatnya, hasil pekerjaan tersebut tetap tidak mampu
merepresentasikan mutu yang seharusnya menjadi acuan selama proses bekerja.
Walaupun, durasi pengerjaan dilakukan begitu lama, hasil tetap akan sia-sia.
Meninjau hal tersebut, maka pekerjaan yang demikian akan mempengaruhi
tingkat kepuasan pencapaian hasil kinerja dilihat dari sudut pandang kelompok
pengguna ISO (industri). Namun, jika ini berlanjut dan tidak dibenahi tentunya akan
berdampak pada kepuasaaan konsumen. Dalam jurnal ini, dilakukan pengukuran
dan analisa data yang diperoleh dari kelompok pengguna sistem manajemen mutu
ISO 9000 sehingga dapat dicapai kepuasan perusahaan pengguna ISO tersebut.
Perusahaan pengguna ISO merupakan pelanggan ISO dan untuk melakukan
pengukuran perlu diketahui terlebih dahulu pengertian kepuasan pelanggan.
Menindaklanjuti hal diatas, sebelum pada pembahasan terkait manajemen ISO
9000, dalam penelitian jurnal yang berkaitan dengan industri manufaktur, terutama
terkait dengan masalah ‘’Harapan Dan Realita Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
Dalam Penerapannya Di Perusahaan Kontraktor’’, penggunaan kepuasaan
pelanggan sebagai indikator sangatlah relevan dan sudah tepat digunakan oleh
peneliti. Selain itu, kepuasaan yang dimaksud juga merupakan indikator yang
mampu merepresentasikan kualitas. Hal ini dapat dilihat dari prespektif segi
konsumen ataupun perusahaan.
Terkait dengan kualitas, dalam industri manufaktur menurut Roberta Russel
(2009), membagi prespektif kualitas sebagai berikut: