USIA 3-5 TAHUN YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT KABUPATEN KEDIRI Ahsan * * Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Pendahuluan: Bermain dengan mewarnai merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk menghilangkan ketegangan dan bersenang-senang pada anak-anak yang mengalami rawat inap dengan memberikan intervensi dalam bentuk garis-garis warna pada gambar. Memberi intervensi ini akan memberikan efek relaksasi pada tubuh dan dapat memberikan rangsangan emosional dalam sistem limbik, menghasilkan kontrol perilaku maladaptif di hipotalamus. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek terapi seni untuk mengurangi skor perilaku maladaptif anak-anak pra sekolah (3-5 tahun) selama rawat inap. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan desain eksperimental untuk pre-test post-test dengan kelompok kontrol yang memberikan pengobatan untuk terapi seni pada kelompok perlakuan, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan intervensi standar dari rumah sakit. Responden dalam penelitian ini berusia 3-5 tahun berjumlah 20 responden dibagi menjadi dua kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa variabel independen dalam penelitian ini adalah terapi seni, sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku maladaptif. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang dianalisis menggunakan Paired t-test dan Independent t tests. Hasil: Berdasarkan uji t berpasangan nilai t = 0, 000 diperoleh yang menunjukkan bahwa H 1 diterima. Sementara itu, nilai uji t Independen P diperoleh uji p = 0,032 yang menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa ada terapi seni yang signifikan untuk menurunkan skor perilaku maladaptif pra sekolah (3-5 tahun) yang mengalami rawat inap di Rumah Sakit Kediri. Dari hasil ini, disarankan bahwa perawat pediatrik dan orang tua memberikan intervensi terapi seni rutin untuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit, untuk meminimalkan perilaku maladaptif anak. Kata kunci: bermain dengan pewarnaan, skor perilaku maladaptif, anak usia 3-5 tahun PENGANTAR Jumlah anak yang dirawat di rumah sakit menurut Wong (2001) di Lumiu (2013), telah meningkat. Persentase anak yang dirawat di rumah sakit saat ini menjadi masalah yang lebih serius dan kompleks lebih dari beberapa tahun yang lalu. Mc Cherty dan Kozak mengatakan hampir empat juta anak di bawah satu tahun mengalami rawat inap (Lawrence J., dalam Lumiu, 2013). Rawat inap itu sendiri adalah proses untuk alasan rencana atau keadaan darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai mereka kembali ke rumah. Selama proses ini, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang, menurut beberapa penelitian menunjukkan pengalaman yang sangat traumatis dan dipenuhi dengan kecemasan (Supartini, 2004, dalam Haryani 2012). Di Indonesia, jumlah anak usia prasekolah (3-5 tahun) berdasarkan Survei Ekonomi Sosial Nasional (SUSENAS) untuk tahun 2001 berjumlah 72% dari total penduduk Indonesia, diperkirakan 35 per 100 anak yang menjalani rawat inap (Sumaryoko, di Purwandari , 2010). Sehubungan dengan ini, morbiditas anak di Indonesia berdasarkan Nasional Survei Sosial Ekonomi (SUSENAS) 2001-2005 juga menyebutkan bahwa pada tahun 2005 morbiditas anak usia 0-4 tahun adalah 25,84%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun 9 tahun, 1%, 16-21 tahun adalah 8,13% (NSES, 2005, dalam Navianti, 2011). Studi Isle of Wight yang dilaporkan oleh Bernstein dan Garfinkel menunjukkan 60% anak-anak mengalami gangguan kecemasan, terutama karena gangguan kecemasan perceraian, dan 50% menderita depresi (Bolin 2011). Anak-anak prasekolah akan menunjukkan perilaku maladaptif ketika beradaptasi dengan rawat inap yang terjadi, ini karena anak merasa takut bahwa bagian tubuhnya akan berubah sebagai akibat dari cedera atau tindakan yang dilakukan pada anak (Hegner, 2003). Pada tahun-tahun prasekolah, perilaku maladaptif yang terjadi di rumah sakit anak adalah menolak makan, sering ditanyakan, perlahan menangis, tidak kooperatif terhadap perawat sehingga rawat inap menjadi kehilangan kontrol dan pembatasan aktivitas (Jovan 2007, dalam Rahma 2008). Perilaku maladaptif memiliki dampak yang merugikan pada individu dan masyarakat. Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi, aksis hipofisis hipotalamus hipofisis, mengatakan bahwa perilaku maladaptif dapat menyebabkan rawat inap anak-anak dengan kecemasan. Jika kecemasan yang dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal menghasilkan kortisol dalam jumlah besar sehingga dapat menekan sistem kekebalan tubuh (Clancy, 1998, di Nursalam, 2005). Adanya penekanan kekebalan inilah yang akan menyebabkan waktu perawatan lebih lama, serta mempercepat terjadinya komplikasi selama pengobatan. Terkait dengan itu, penting untuk mengetahui tugas atau tahapan perkembangan anak, agar dapat memberikan perawatan tanpa menimbulkan ketakutan atau trauma. Selain itu perawat juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan bagaimana cara mendekati seorang anak, dan berinteraksi dengan mereka sehingga si anak menjadi coopera tive to the treatment given (Adriana, 2011). Media yang efektif memecahkan perilaku maladaptif pada anak-anak ketika rawat inap dimainkan. Oleh karena itu, penyediaan kegiatan bermain untuk anak- anak di rumah sakit akan memberikan nilai terapeutik yang dapat mempengaruhi dalam pelepasan ketegangan pada anak-anak (Wong, 2003). Bermain dengan pewarnaan (terapi seni) adalah intervensi keperawatan alternatif untuk meminimalkan reaksi muncul rawat inap di anak-anak. Intervensi juga merupakan salah satu modalitas terapeutik di bidang keperawatan di mana perawat mendasarkan potensi pasien sebagai titik awal untuk proses penyembuhan (Keegan, 2001, di Purwandari 2009). Berdasarkan fenomena di atas, para peneliti tertarik melakukan penelitian tentang efek bermain dengan pewarnaan untuk menurunkan skor perilaku maladaptif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten Kediri. Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest dengan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Dalam penelitian ini digunakan sampel anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten Kediri yang terdiri dari 20 responden, 10 responden dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 10 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah anak-anak pertama yang dirawat di rumah sakit selama masa rentan 3-7 hari, anak yang sakit akut, anak masih dalam kondisi untuk melakukan kegiatan sehari-hari tetapi memerlukan sedikit bantuan dari tenaga kesehatan, bersedia untuk menjadi seorang responden, persetujuan intervensi orang tua untuk mengikuti dari awal sampai akhir. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Kediri, tepatnya di Rumah Sakit HVA Toeloengredjo dan Rumah Sakit Amelia Pare, pada tanggal 11 Februari - 22 Februari 2014. Pemilihan sampel dilakukan secara bersamaan di kedua Rumah Sakit di Kabupaten Kediri. Dalam memilih sampel didampingi oleh perawat peneliti dalam menentukan kamar anak diperbolehkan mengikuti intervensi bermain dengan pewarnaan berdasarkan status kesehatan anak. Setelah memilih sampel, kemudian pengelompokan menjadi dua kelompok: kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan bermain dengan pewarnaan dilakukan selama 3 hari masing-masing pada pukul 10.00 pagi. Jika responden tidak mengikuti intervensi bermain dengan pewarnaan dari awal sampai akhir sehingga mereka akan dikeluarkan dari penelitian. Para peneliti sebelumnya menjelaskan tentang informed consent, waktu kontrak, dan kuesioner pretest baik dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Setelah pengumpulan data selesai, peneliti memberikan intervensi bermain dengan pewarnaan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan intervensi standar dari rumah sakit. Setelah 3 hari peneliti melakukan kuesioner posttest pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada akhir penelitian, peneliti memberi intervensi bermain dengan pewarnaan menggunakan metode yang sama dan didampingi oleh responden orang tua. Hal ini dimaksudkan agar prinsip keadilan pada kedua kelompok subjek penelitian masih konsisten. BERIKUTNYA berikut ini akan disajikan hasil penelitian tentang pengaruh bermain dengan pewarnaan dengan penurunan skor perilaku maladaptif anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Rumah Sakit Kediri District.a. Deskripsi Tabel Usia Responden 1. Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok Perlakuan Luas Interval usiaTreatment Control N (%) 3 Tahun 5 7 12 60% 4 Tahun 1 1 2 10% 5 Tahun 4 2 6 30% Total 10 10 20 100% Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang diperoleh, anak usia 3 tahun adalah 12 responden (60%), anak usia 4 tahun oleh 2 responden (10%), dan anak usia 5 tahun sebanyak 6 responden (30 %). Berdasarkan data dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden berusia 3 tahun. Sebagai tahapan pertumbuhan dan perkembangan, anak pada usia tersebut masih memiliki kondisi kesehatan yang tidak stabil, mudah terserang penyakit, usia anak juga tampak sakit. sebagai hukuman (Muscari, 2005) .b. Deskripsi Tabel Gender Responden 2. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Gender Treatment Control Gender N (%) Laki- laki 7 5 12 60% Perempuan 3 5 8 40% Total 10 10 20 100% Tabel 2 menunjukkan bahwa dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memperoleh 12 responden (60%) jenis kelamin laki-laki dan 8 responden (40%) adalah perempuan. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih sering sakit. Karakter pria umumnya lebih suka bermain di luar daripada di dalam rumah sehingga lebih rentan terkena penyakit. Keterangan Tabel Keluarga Mendampingi 3. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Accompany Family Accompany Family Status Kesehatan N (%) Febrile convulsions 8 40% Fracture 2 10% Gatroenteritis 2 10% ARI 3 15% Tonsillitis 2 10% Faringytis 1 5% Dengue 1 5% Asma 1 5% Total 20 100% Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh 8 responden (40%) dengan feb diagnosa kejang rile medis, 2 responden (10%) dengan diagnosis medis fraktur, 2 responden (10%) dengan diagnosis medis gastroenteritis, 3 responden (15%) dengan diagnosis medis ISPA, 2 responden (10%) dengan diagnosa medis tonsilitis, 1 responden (5%) dengan diagnosis medis faringitis, 1 responden (5%) dengan diagnosis medis demam berdarah, dan 1 responden (5%) dengan asma medis diagnosa lainnya. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa, paling banyak anak-anak diobati dengan diagnosis medis kejang demam. Pada usia ini sistem kekebalan anak prasekolah mulai berkembang, tetapi kontak tinggi anak dengan teman baru juga mungkin anak rentan terhadap penyakit menular pada usia prasekolah (Ngastiah, 2005) .TreatControl N (%) e. Deskripsi Data Skor Sikap Pretest dan Posttest pada Perilaku Maladaptif pada Orang Tua 8 9 17 85% Kelompok Pengobatan Famili lainTabel 5. Distribusi Data Pretest dan Posttest dalam Kelompok PerlakuanTreatrment Mean Minimum Maksimum 2 1 3 15% Total 10 10 20 100% Tabel 3 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh 17 responden (85%) didampingi orang tuanya (ibu) saat sakit, dan 3 responden (15%) didampingi anggota keluarga lainnya ketika sakit. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kehadiran orang tua (ibu) selama rumah sakit memiliki peranan penting dalam meningkatkan coping anak selama adaptasi dengan lingkungan rumah sakit (Schiff, 2001) .d. Deskripsi Status Kesehatan Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Status KesehatanStd. Deviasi Pra tes 58,10 40,00 75,00 1,16 Post test 26,70 13,00 35,00 6,49Tabel 5 menunjukkan hasil bahwa skor rata-rata pada pretest mengukur intervensi perilaku maladaptif anak-anak yang sedang bermain dengan pewarnaan adalah 58,10 dengan standar deviasi (SD) 1,16, nilai terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 75. Sedangkan nilai posttest measure perilaku anak maladaptif diberikan intervensi bermain dengan pewarnaan yang diperoleh rata-rata 26,70 dengan standar deviasi (SD) 6,49, nilai terendah adalah 13 dan skor tertinggi adalah 35.f. Data Deskripsi Pre test dan Post test Skor pada Perilaku Maladaptif dalam Kelompok KontrolTabel 6. Distribusi Data Pretest dan Postest Control Group Control Maksud Min MaxDev. Std.Pretest 56,30 40,00 79,00 1,18 Posttest 55,20 40,00 77,00 1,20Tabel 6 menunjukkan bahwa dalam kelompok kontrol memperoleh skor pretest rata-rata pada ukuran perilaku maladaptif tanpa intervensi anak-anak bermain dengan pewarnaan adalah 56,30 dengan standar deviasi (SD) 1,18, nilai terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 79. Sedangkan nilai pengukuran posttest skor perilaku maladaptif tanpa intervensi anak bermain dengan pewarnaan diperoleh rata-rata 55 , 20 dengan standar deviasi (SD) 1,20, nilai terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 77.g. Hasil Uji Normalitas. Hasil uji dari uji normalitas Shapiro-Wilk dengan tingkat 95% diperoleh skor P> 0,05. Dapat disimpulkan bahwa distribusi data sebelum dan sesudah perawatan adalah normal, sehingga untuk uji statistik berikutnya dapat menggunakan T-test.h. Hasil Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas homogenitas varian dengan tingkat kepercayaan 95%, skor hasil P> 0,05 (0,889> 0,05) untuk kelompok kontrol variabel dan kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa distribusi dalam kedua data bersifat homogen. Analisis data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Paired t-test dan Independent t-test dengan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16 untuk Windows. Berdasarkan uji Paired t-test menunjukkan bahwa nilai signifikan (P) Asymp. Sig. (2-tailed) pada kelompok perlakuan adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Hois ditolak sehingga bermain dengan pewarnaan dapat menurunkan skor perilaku maladaptive prasekolah anak (3-5 tahun) yang mengalami rawat inap secara signifikan. Dalam hubungannya dengan ini, hasil uji statistik Independent t-test diketahui bahwa nilai signifikansi (P ) Asymp. Sig (2- tailed) adalah 0,022, skor P <α (0,000 <0,05), menunjukkan bahwa Horefused dan H1accepted. Hal ini menunjukkan bahwa bermain dengan pewarnaan dapat mengurangi perilaku maladaptif skor anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami rawat inap.DISCUSSIONa. Skor Perilaku Maladaptif Sebelum dan Sesudah Anak diberikan Intervensi dalam Kelompok Perlakuan Hasil dua penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Kediri, yang di Rumah Sakit Amelia Pare dan HVA Toeloengredjo Pare pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan nilai pretest dan posttest, setelah diberikan intervensi bermain dengan pewarnaan, ini dibuktikan dengan hasil uji statistik Paired t test menunjukkan signifikansi 0,000 <α dengan tingkat kepercayaan 95% .Hasil yang didapat dalam penelitian ini dilengkapi dengan teori Deslidel et al (2011) yang menyatakan bahwa dengan melakukan permainan saat berada di rumah sakit anak akan mengurangi ketegangan dan stres yang mereka alami, karena dengan melakukan aktivitas
anak-anak dapat mengalihkan rasa sakit dan membawa relaksasi melalui
kesenangan saat bermain game. Selain itu, pernyataan Suparto (2003) dalam Sujatmiko (2013) juga mendukung hasil penelitian ini, menyatakan bahwa bermain dengan pewarnaan juga dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berekspresi bebas dan dapat berfungsi sebagai permainan penyembuh, sehingga otomatis anak negatif perilaku juga bisa dikurangi. Dengan kegiatan mewarnai dapat memberikan rasa senang pada anak walaupun masih menjalani perawatan di rumah sakit, karena pada dasarnya anak usia prasekolah (3-5 tahun) adalah anak yang sangat aktif dan imajinatif. B. Skor Perilaku Maladaptif Sebelum dan Sesudah Anak Diberikan Intervensi pada Kelompok Kontrol Hasil dua penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Kediri, yang ada di Rumah Sakit Amelia Pare Pare dan Rumah Sakit Toeloengredjo HVA pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa hanya ada dua responden yang mengalami perbedaan dalam pretest dan posttest, sementara responden lain tidak menunjukkan perbedaan dalam pretest dan posttest. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik Paired t test menunjukkan signifikansi 0,120> α dengan tingkat kepercayaan 95%, yang berarti pemberian intervensi standar tanpa intervensi tambahan bermain rumah sakit dengan pewarnaan tidak ada perbedaan nilai pretest dan posttest secara signifikan pada preschool. anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Hasil penelitian konsisten dengan temuan yang dikemukakan oleh Rudolph (2002) di Sukoati (2012) yang mengatakan bahwa, pada tahap awal seorang anak yang memasuki lingkungan rumah sakit masih perlu beradaptasi dengan penyakit, serta lingkungan baru dan asing untuk menjalani kegiatan rutin dengan staf rumah sakit dan orang-orang di sekitarnya. Anak-anak juga akan mengalami ketakutan dan rasa sakit karena penyakit atau tindakan pengobatan yang dilakukan selama pengobatan. Itulah yang menyebabkan anak-anak memiliki perilaku maladaptif yang cenderung tinggi pada awal anak dirawat di rumah sakit daripada setelah intervensi yang diberikan dari rumah sakit. Tidak ada perbedaan skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol, berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Wong (2009). ) menyatakan bahwa stimulasi tambahan yang dapat membuat anak terganggu dari rasa sakit, dan anak tidak merasa senang saat berada di rumah sakit dapat membuat anak merasakan hal yang sama saat berada di rumah sakit, sehingga perilaku maladaptif anak cenderung mendapat skor yang sama. atau sedikit menurun. Dengan penyediaan kegiatan bermain untuk anak-anak di rumah sakit akan memberikan nilai terapeutik dan penting dalam pelepasan ketegangan, sehingga dapat menangani perilaku maladaptif anak-anak selama rawat inap.
Analisis Dampak Bermain dengan Pewarnaan dengan Penurunan Skor
Perilaku Maladaptif dalam Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Hasil dua penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Kediri di Rumah Sakit Amelia Pare Pare dan Rumah Sakit Toeloengredjo HVA, menunjukkan perbedaan nilai pretest dan posttest secara signifikan di kelompok perlakuan, dibandingkan dengan nilai pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji statistik Independent t tests yang membandingkan perbedaan hasil pretest-posttest pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan signifikansi 0,000 <α, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku maladaptif anak pada kedua kelompok setelah diberikan intervensi. Perbedaan skor kelompok kontrol pretest dan posttest dan kelompok perlakuan, menurut teori yang dikemukakan oleh Adriana (2011) yang menyatakan bahwa, bermain dengan pewarnaan dapat membantu pengasuhan anak tanpa menimbulkan ketakutan atau trauma pada anak. , dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia prasekolah dan tidak memerlukan aktivitas fisik yang berat. Melalui kegiatan mewarnai anak di bawah kondisi stres dan kecemasan dapat rileks sehingga perilaku negatif anak juga dapat dikendalikan. Proses pelaksanaan intervensi bermain dengan pewarnaan dapat membuat anak-anak mencoba untuk berkonsentrasi dan fokus pada kertas bergambar berwarna, meskipun banyak lainnya kegiatan yang terjadi di sekitar mereka. Ini menunjukkan bahwa melalui intervensi anak bermain mewarnai maka perhatian akan terganggu, sehingga ketegangan anak akan berkurang. Pada kondisi tubuh rileks, tubuh akan melepaskan hormon endorphin yang menenangkan, memberikan efek rangsangan emosional dalam sistem limbik, menghasilkan kontrol hipotalamus perilaku maladaptif yang dapat menyebabkan perasaan senang dan sejahtera (Rudiansyah). 2008, di Purwandari, 2009). Berdasarkan penjelasan dan teori yang didukung bahwa intervensi yang tepat dapat dikatakan bahwa bermain dengan pewarnaan dapat mengurangi skor perilaku maladaptif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten Kediri.Limitasinya Penelitian Kelembagaan yang dihadapi oleh peneliti ketika melakukan proses intervensi dimainkan dengan mewarnai anak memiliki mobilitas terbatas karena penyakit yang mereka kuasai Dipertahankan, sehingga tidak dapat melaksanakan proses pewarnaan sepenuhnya. Selain itu, tidak tersedianya tempat yang nyaman di rumah sakit anak-anak membutuhkan menggunakan dasar darurat untuk pelaksanaan intervensi untuk bermain dengan pewarnaan. Hal ini dapat menjadi penghalang untuk memaksimalkan pelaksanaan proses pewarnaan pada anak-anak.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil
penelitian dan diskusi dapat disimpulkan bahwa, sebelum intervensi diberikan untuk bermain dengan pewarnaan semua responden dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan skor yang lebih tinggi. untuk perilaku maladaptif menderita rawat inap. Setelah memberikan bermain dengan intervensi pewarnaan pada kelompok perlakuan, total responden memperoleh penurunan skor behaviorormal adaptif. Sedangkan pada kelompok kontrol diberi intervensi standar dari rumah sakit hanya 3 responden yang memperoleh skor penurunan perilaku maladaptif. Rekomendasi Keperawatan Untuk mengembangkan potensi praktisi perawat anak dalam keperawatan, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam mendekati dan berinteraksi dengan anak-anak agar anak-anak tidak takut dan merasakan tekanan ketika dikunjungi oleh perawat. Untuk Lembaga Untuk membantu menurunkan skor pada perilaku maladaptif anak prasekolah diperlukan fasilitas dan lingkungan yang menyenangkan sehingga membuat anak merasa aman dan nyaman. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menyediakan fasilitas alat permainan mewarnai, ruangan yang berwarna, serta pengaturan tata ruang anak dapat mengalihkan perhatian anak terhadap penyakit. Bagi Orang Tua Dalam game ini, orang tua dapat berperan dalam memberikan dukungan dan motivasi bagi anak-anak untuk dapat untuk beradaptasi secara optimal saat menjalani perawatan di rumah sakit. Untuk Penelitian Lebih Lanjut Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang bermain dengan pewarnaan indikator perilaku maladaptif yang lebih spesifik seperti gangguan tidur, deteriorasi pertumbuhan dan perkembangan, peningkatan ketergantungan, dll.
REFERENSIAdriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi
Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Bolin, Novita. 2011. Hubungan Aplikasi Atraumatik Care dalam Pemasangan Infus terhadap Respon Kecemasan pada Anak yang Mengalami Hospitalisai di Irna D Anak Rumah Sakit Dr. M. Djamil Medan. Skripsi. Tidak diterbiikan. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Deslidel, et al. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC. Haryani, Sri., Dan Syamsul Arief. 2012. Pengaruh Terapi Bermain dalam Menurunkan Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) yangMengalami Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Semarang: Jurnal Ilmu Keperawatan dak Kebidanan Vol. 1 No. 2. Hegner, Barbara. 2003. Asisten Keperawatan.Jakarta: EGC Lumiu, Stella Engel., Josef S.B Tuda., Dan Tati Ponidjan. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak di Usia Pra Sekolah di Irina E BLU RSUP Prof DrR.D Kandou Manado. Manado: Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1. Muhammad, As'adi. 2009. Pedoman Praktis Menggambar dan Mewarnai untuk Anak. Yogyakarta: Power Book. Muscari, M. E. 2005. Keperawatan Pediatrik, edisi 3. Jakarta: EGC. Ngastiah, Editor Setiawan S, Kep. 2005. BukuKeperawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. Nursalam. 2005. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, dan Tesis. Jakarta: Salemba Medika. Purwandari, Haryatiningsih. 2009. Statistika Perawatan Terhadap Kecemasan Anak Usia Sekolah selama Hospitalisasi di RSMS. Skripsi. Tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Purwandari, Haryatiningsih., Wastu Adi Mulyono., Dan Ucip Sucipto. 2010. Terapi Bermain untuk Menurunkan Kecemasan Perpisahan pada Anak Prasekolah yang Mengalami Hospitalisasi. Semarang: Jurnal Keperawatan Profesional Indonesia. Rahma., Dan Ni Putu Puspasari. 2008. Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah (3 –5 Tahun) melalui Terapi Bermain Selama Menjalani Perawatan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Surya Medika. Schiff, W. B., Holtz, K. D., Peterson, N., dan Rakusan, T. 2001. Pengaruh Intervensi untuk Mengurangi Nyeri dan Distress Prosedural untuk Childreen dengan Infeksi HIV. Jurnal Psikologi Pediatrik, edisi 2: 417-427. Sujatmiko. 2013. Keterangan Terapi Mewarnai Gambar pada Efek Rumah Sakit pada Anak Usia Presekolah di Ruang Bougenvile RSUDdr. Soeroto Ngawi. Nganjuk: Jurnal Kesehatan Vol.3. Wong, Diana L. 2003. Buku Ajar KeperawatanPediatrik. Volume 1. Jakarta: EGC. Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M.L, Schwartz, P. 2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jilid 2. Jakarta: EGC.