Anda di halaman 1dari 3

C.

Rencana Tindakan Keperawatan

1. Resiko cedera pada janin


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah Cedera pada janin dipertahankan (berkurangan) dengan criteria
hasil :
Deviasi Deviasi
Deviasi berat Deviasi sedang Tidak ada
cukup berat ringan dari
Outcome dari kisaran dari kisaran deviasi dari
dari kisaran kisaran
normal normal kisaran normal
normal normal
Denyut Jantung Janin 1 2 3 4 5
Frekuensi Gerakan Janin 1 2 3 4 5
Pola Gerakan Janin 1 2 3 4 5
Test Nonstres Negativ 1 2 3 4 5
Posisi Janin Normal 1 2 3 4 5
Presenrasi Kepala 1 2 3 4 5

Intervensi
Aktivitas Janin :
1. Kaji DJJ secara manual atau electronic
2. Kaji malposisi dengan menggunakan maneuver Leopold dan temuan pemeriksaan internal.
3. Siapkan metode untuk melahirkan yang paling layak, bila janin pada presentase kening, wajah atau dagu.
4. Perhatikan warna dan jumlah cairan amnion bila pecah ketuban

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah ansietas pasien teratasi (dipertahankan) dengan criteria hasil
tingkat kecemasan :
Outcome berat Cukup berat Sedang Ringan Tidak ada
Tidak dapat beristirahaat 1 2 3 4 5
Perasaan gelisah 1 2 3 4 5
Rasa takut yang disampaikan secara lisan 1 2 3 4 5
Peningkatan tekanan darah 1 2 3 4 5
Peningkatan frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Peningkatan frekuensi napas 1 2 3 4 5
Gangguan tidur 1 2 3 4 5
Perubahan pola makan 1 2 3 4 5
Berkeringat dingin 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5

Intervensi
Pengurangan kecemasan :
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2. Nyetakan dengan jelas harapan terhadap prilaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan
4. Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif pasien
5. Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis
6. Berada disisi pasien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
7. Dorong keluarga untuk mendampingi pasien dengan cara yang tepat
8. Lakukan usapan pada punggung/bahu dengan cara yang tepat
9. Dengarkan pasien dengan penuh pengertian
10. Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
11. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan
12. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat ketakutan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah nyeri pada pasien dipertahankan (berkurangan) dengan criteria

hasil :
Outcome Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Secara konsisten
Mengenali penyebab nyeri 1 2 3 4 5
Mengenali kapan nyeri muncul 1 2 3 4 5
Mengetahui teknik mengontrol nyeri 1 2 3 4 5
Mampu mengontrol nyeri 1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri berkurang 1 2 3 4 5
Menunjukkan ekspresi wajah rileks 1 2 3 4 5

Intervensi
Manajemen Nyeri :
1. Monitor tanda-tanda vital pasien dan observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama kepada mereka
yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekiensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri
3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
4. Gali pengetahuan serta kepercayaan pasien mengenai nyeri
5. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien misalnya, napsu makan, tidur dll.
6. Berikan informasi mengenai nyeri meliputi, penyebab, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan
7. Ajarkan prinsip-prinsip managemen nyeri
8. Anjurkan pasien untuk miring kiri
9. Ajarkan penggunaan Teknik nonfarmakologi (distraksi dan relaksasi)
10. Kolaborasi dengan tim kesehatan pemberuan terapi farmakologi untuk mengatasi nyeri

Anda mungkin juga menyukai