Uji toksisitas diklasifikasikan berdadarkan: (1) Durasi: short term, intermediate, dan long-term.
(2) Metode penambahan solusi uji: static, recirculation, renewal, atau flow-trough. (3) Tipe tes:
in vitro (dalam petri dishes atau test tubes) atau in vivo (menggunakan mikroorganisme). Dan
(4) Tujuan: NPDES permit requirements, mixing zone determinations, dll.
Uji toksisitas in vitro sudah tervalidasi dalam beberapa tahun kebelakang. Meskipun organisme
memiliki sensitivitas yang bervariasi dalam toksisitas limbah, namun U.S. EPA menyatakan
bahwa (1) Toksisitas limbah berkorelasi baik dengan pengukuran toksisitaS di air penerima
ketika pengenceran limbah diukur, (2) Prediksi dampak dari kedua uji baik itu toksisitas air
limbah dan penerimaan limbah berkorelasi baik dengan tanggapan komunitas ekologis di lokasi
penerimaan air.
Carilah dengan grafis dan probit analysis dari nilai 48 dan 96-h 𝐿𝐶50 dalam persen, dari volume
tes toksisitas diatas menggunakan flathead minnows.
Solusi:
1. Plot konsentrasi limbah air dalam persen dengan volume (log scale) terhadap animals
surviving dalam persen (probability scale)
2. Menghubungkan garis ke titik data, memberikan sebagian besar pertimbangan untuk poin
antara 16 dan 18% kematian, yang sesuai dengan sekitar satu standar deviasi.
3. Mencari konsentrasi limbah air yang menyebabkan 50% kematian. Estimasi nilai 𝐿𝐶50
adalah:
a. 48-h 𝐿𝐶50 = 27%
b. 96-h 𝐿𝐶50 = 8,2 %
4. Bandingkan hasil probit analysis dengan nilai di step ke-3. Hasil probit analysis sebagai
berikut:
a. 48-h 𝐿𝐶50 = 27,6% , 95% condifence limits 21 dan 37,8%
b. 96-h 𝐿𝐶50 = 8,1% , 95% condifence limits 5,8 dan 10,9%