PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO
Seorang wanita 58 tahun dibawa ke PUSKESMAS dan diantar oleh polisi.
Ia ditemukan tidak sadar di sebuah taman umum dengan luka pada bagian
depan kepalanya. Tidak ditemukan adanya fraktur pada tulang tengkorak,
dan tidak ada luka signifikan lain yang ditemukan pada bagian tubuhnya
yang lain. Barang-barang pribadinya masih berada ditempat yang
seharusnya.
1.4. PERTANYAAN
1.3.1 Jelaskan patomekanisme terjadinya luka atau trauma!
1.3.2 Jelaskan mekanisme penyembuhan luka!
1.3.3 Jelaskan masing-masing karakteristik luka!
1.3.4 Jelaskan derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku!
1.3.5 Jelaskan klasifikasi luka berdasarkan mekanik, fisik, dan kimia!
1.3.6 Berapakah umur luka berdasarkan skenario yang ada?
Trauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosi dari asam kuat
dan basa kuat. Asam kuat sifatnya menkoagulasikan protein sehingga
menimbulkan luka korosi yang kering, keras seperti kertas perkamen, sedangkan
basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan intra sel sehingga
menimbulkan luka yang basah, licin, dan kerusakan akan terus berlanjut sampai
dalam. Karena biasanya bahan kimia asam atau basa terdapat dalam bentuk cair
(larutan pekat), maka bentuk luka biasanya sesuai dengan mengalirnya bahan
cair tersebut.
Buku Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, hal-52
Keterangan :
Semua zat kimia yang bersifat korosif dapat menimbulkan luka bakar
pada tubuh korban, dan oleh karena rasa nyeri yang diakibatkan oleh zat-zat
tersebut sedemikian hebatnya, maka pada umumnya kasus yang dihadapi
adalah kasus bunuh diri atau kecelakaan. Pembunuhan pada zat-zat kimia yang
bersifat korosif sangat jarang. Oleh karena korban dengan segera dapat
mengetahui adanya zat-zat tersebut, kecuali bila pembunuhan dilakukan dengan
cara menyiram tubuh dengan zat-zat yang dapat membakar tersebut.
Bunuh diri dengan zat yang bersifat korosif dimungkinkan oleh karena
korban memang telah bertekad untuk itu, sehingga rasa nyeri yang hebat tidak
dapat menggagalkan niatnya, biasanya korban meminum zat tersebut dalam
jumlah yang banyak dan dalam waktu cepat.
dr. Abdul Mun’im Idries, Sp.F dam dr. Agung Legowo Tjiptomartono. Dalam Buku
Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Hal.142