Anda di halaman 1dari 3

A.

Dampak Epidemiologi Tanah Longsor Terhadap Kesehatan Masyarakat


Dampak terhadap masyarakat yang terjadi akibat bencana tanah longsor, yaitu
sebagai berikut :

1. Peningkatan Morbiditas

Tingginya angka kesakitan dalam keadaan terjadinya bencana dibagi dalam 2


katagori, yaitu:

a. Kesakitan primer, adalah kesakitan yang terjadi sebagai akibat langsung dari kejadian
bencana tersebut, kesakitan ini dapat disebabkan karena trauma fisik, termis, kimiawi,
psikis dan sebagainya.
b. Kesakitan sekunder, kesakitan sekunder terjadi sebagai akibat sampingan usaha
penyelamatan terhadap korban bencana, yang dapat disebabkan karena sanitasi
lingkungan yang buruk, kekurangan makanan dan sebagainya.
2. Tingginya Angka Kematian

Kematian akibat terjadinya bencana alam dibagi dalam dua kategori, yaitu:

a. Kematian primer, adalah kematian langsung akibat terjadi bencana, misalnya


tertimbun tanah longsor.
b. Kematian Sekunder, adalah kematian yang tidak langsung disebabkan oleh bencana,
melainkan dipengaruhi oleh faktor-faktor penyelamatan terhadap penderita cedera
berat, seperti. kurangnya persediaan darah, obat-obatan, tenaga medis dan para medis
yang dapat bertindak cepat untuk mengurangi kematian tersebut.

3. Masalah Kesehatan Lingkungan

Mencakup masalah-masalah yang berkaitan erat dengan sanitasi lingkungan,


tempat penampungan yang tidak memenuhi syarat, seperti penyediaan air bersih, tempat
pembuangan tinja dan air bekas, tempat pembuangan sampah, tenda penampungan dan
kelengkapannya, kepadatan dari tempat penampungan, dan sebagainya.

4. Suplai Bahan Makanan dan Obat-Obatan


Apabila kekurangan suplai bahan makanan dan obat-obatan untuk membantu
korban bencana, maka kemungkinannya akan menimbulkan berbagai masalah,
diantaranya:

a. Kekurangan gizi dari berbagai lapisan umur


b. Penyakit infeksi dan wabah, diantaranya infeksi pencernaan (GED), infeksi
pernapasan akut seperti influensa, penyakit kulit.

5. Kerusakan Infrastruktur Kesehatan, Keterbatasan Tenaga Medik dan Paramedis


serta Transportasi ke Pusat Rujukan.

B. Upaya Pengurangan resiko bencana tanah longsor

Upaya pencegahan yang dilakukan untuk bencana tanah longsor (Iwan Setiawan, 2008).

1. Pencegahan Tingkat Pertama


a. Melarang pembangunan rumah pada lokasi yang rawan longsor, terutama pada lereng
dan kaki bukit
b. Memperkuat kestabilan tanah dengan pohon-pohon yang akarnya dapat mengikat
tanah secara kuat
c. Tidak menebang atau merusak hutan
d. Melakukan penanaman pada daerah-daerah yang gundul
e. Pembangunan tembok-tembok penahan untuk memperkuat lereng pada lokasi rawan
longsor
f. Memberikan penyuluhan pada masyarakat yang tinggal di wilayah longsor tentang
cara menghindari bencana longsor.
2. Pencegahan Tingkat Kedua
Yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya
supaya korban tidak bertambah. Secara operasional, pada tahap ini diarahkan pada kegiatan :
a. Penanganan korban bencana termasuk mengubur koban meninggal dan menangani korban
yang luka-luka.
b. Penanganan pengungsian
c. Pemberian bantuan darurat
d. Pelayanan kesehatan, sanitasi, dan air bersih
e. Penyiapan penampungan sementara
f. Pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sementara serta memperbaiki sarana dan
prasarana dasar agar mampu memberikan pelayanan yang memadai untuk para korban.
3. Pencegahan Tingkat Ketiga
a. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan
sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi
korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

b. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor,
karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor
hampir 100%. Ada beberapa tindakan, perlindungan dan perbaikan yang bisa
ditambah untuk tempat-tempat hunian antara lain :

1) Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap)


2) Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)
3) Vegetasi kembali lereng-lereng dan beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa
menstabilkan hunian.

Anda mungkin juga menyukai