Anda di halaman 1dari 3

KESETIMBANGAN KIMIA

Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Keadaan setimbang pada suatu system akan stabil jika tidak ada pengaruh dari luar sistem.
Jika diberikan suatu aksi ;terhadap kesetimbangan, system tersebut akan bergeser menuju
kesetimbangan yang baru. Henry Louis Le Chatelier pada 1884 mengemukakan Asas Le
Chatelier berisi :

Jika terhadap suatu system kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi) system
kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi
pengaruh aksi tersebut.

Berdasarkan asas tersebut, suatu system yang berada pada keadaan setimbang (reaksi
kesetimbangan) akan selalu berusaha untuk mempertahankan kesetimbangannya. Jika terjadi
aksi, system tersebut akan mengalami pergeseran agar kesetimbangan tercapai kembali.

Hal – hal yang menyebabkan pergeseran kesetimbangan, yaitu perubahan kosentrasi, tekanan,
volume, dan suhu. Dengan memahami faktor – faktor tersebut, diharapkan kita dapat
mengenal penerangan pergeseran kesetimbangan yang telah ditentukan

1. Pengeruh Kosentrasi
Perhatikan persamaan kimia reaksi kesetimbangan antara FeCl3 (aq) dan
[FeSCN]2+ (aq) berikut.
Fe3+ (aq) + SCN (aq) ⇌ [FeSCN]2+ (aq)
Kuning Jingga tidak bewarna merah muda
Perubahan kosentrasi komponen kesetimbangan dapat memberikan pengaruh berikut.
a. Jika ditambahkan ion Fe3+, kosentrasi ion [Fe(SCN)]]2+ semakin besar sehingga
warna merah semakin pekat. Hal yang sama terjadi apabila ion SCN- ditambahkan
b. Jika ditambahkan ion C2O42- dari asam oksalat, warna merah akan memudar hal
ini disebabkan ion C2O42- bereaksi dengan ion Fe3+ membentuk ion
Fe[C2O4]3+ sekaligu mengakibatkan kosentrasi ion Fe(SCN)2)2+ berkurang
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penambahan kosentrasi pereaksi
akan menyebabkan kosentrasi produk bertambah pula. Artinya kesetimbangan
bergeser kea rah produk (kanan). Akan tetapi, jika kosentrasi pereaksi, dikurangi,
maka kosentrasi produk berkurang. Jadi reaksi kesetimbangan bergeser kea rah
pereaksi (kiri)
2. Pengaruh tekanan dan Volume
Pengaruh tekanan dan volume hanya berpengaruh pada kesetimbangan yang
melibatkan gas. Perlu anda ketahui, penambahan tekanan berarti terjadi pengurangan
volume. Demikian pula sebaliknya. Perhatikan persamaan kimia kestimbangan NH3
berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Presentase NH3 yang dihasilkan dari reaksi yang berlansung pada suhu 2000C
diperlihatkan pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Randemen NH3 pada Beberapa Tekanan Berbeda
Tekanan 10 30 50 100
(atm)
Rendemen % 50,67 67,7 74,4 81,5
Berdasarkan data pada tabel 5.2 jika tekanan ditingkatkan maka NH3 yang terbentuk
semakin bertambah. Sebaliknya, jika tekanan diturunkan, jumlah NH3 yang terbentuk
semakin berkurang.
Perhatikan bahwa koefisien produk di ruas kanan (n = 2) lebih kecil dibandingkan
koefisien pereaksi (n = 1 + 3 = 4). Hubungan antara pengaruh tekanan dan volume
dengan koefisien reaksi dijelaskan sebagai berikut.
a. Jika tekanan ditingkatkan, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang
memiliki koefisien lebih kecil
b. Jika tekanan dikurangi, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memiliki
koefisien lebih besar
3. Pengaruh suhu
Selain dipengaruhi oleh factor koesentrasi dan tekanan. Reaksi kesetimbangan juga
dipengaruhi oleh suhu. Hal ini berkaitan dengan sifat endoterm dan reaksi. Perhatikan
persamaan berikut.
N2O2(g)  2NO2(g) ΔH0 = +58,0 kJ
Dari persamaan tersebut, reaksi molekul NO2 berlansung endoterm. Jika reaksi
berlansung sebaliknya, maka reaksi berlansung eksoterm. Peningkatan suhu berarti
menambahkan energi ke system sehingga mendorong reaksi yang membutuhkan
energi kalor (reaksi endoterm). Sebaliknya, penurunan suhu menyebabkan pelepasan
energi dari system (reaksi eksoterm). Berdasarkan data tersebut disimpulkan sebagai
berikut.
a. Jika suhu dinaikkan, maka reaksi kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm
b. Jika suhu diturunkan, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah ekssoterm.

Anda mungkin juga menyukai