Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM ANALISA SPEKTROMETRI


TURBIDIMETER
Oleh :

NAMA : PUTRI AMANDA


NO.BP : 1010412041
JURUSAN : KIMIA
FAKULTAS : MIPA
HARI/TANGGAL : Jumat / 9 Maret 2012
KELOMPOK : IV (emapat)
ANGGOTA : 1. DEDY CITRA PERMATA (1010412011)
2. RIDHO VAN HERTA (1010412023)
3. DONA JUITA (1010412039)
4. RITA NOVITAYANTI (1010413039)

LABORATORIUM PENDIDIKAN III


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
TURBIDIMETER

I TUJUAN

1. Mempelajari dan memahami peralatan visual turbiditimeter


2. Mempelajari sifat kekeruhan / turbidan dari suspensi padatan dalam cair
3. Menentukan konsentrasi sulfat pada larutan sampel secara turbidimetris

II. TEORi

Turbidimetri adalah pengukuran spesies hamburan cahaya dalam larutan dengan


memanfaatkan intensitas cahaya berkas masuk setelah dilewatkan melalui
larutan. Untuk uji turbidimetri, perubahan cahaya yang diserap (kebalikan dari
jumlah yang ditransmisikan) bisa dikaitkan dengan jumlah agglutimasi yang
terjadi. Dengan demikian, jumlah analit (spesies yang menyebabkan agglutimasi)
dalam sampel bisa ditentukan dengan mudah.

Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat


dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya
yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.

Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga


golongan, yaitu:

1. pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap


intensitas yang datang;
2. pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai
tidak tampak di dalam lappisan medium yang keruh.
3. Instrumen pengukuran perbandingan tyndall disebut sebagai tyndall
meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan
pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan,
yang biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Salah
satu parameter mutuyang sangat vital adalah kekeruhan yang kadang-
kadang diabaikan karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat ujinya yang
tidak ada padahal hal tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu. Oleh sebab
itu untuk mengendalikan mutu dilakukan uji kekeruhan dengan alat
turbidimeter.

Ada beberapa cara praktis memeriksa kualitas air, yang paling langsung
karena beberapa ukuran redaman (yaitu, pengurangan kekuatan) cahaya saat
melewati kolom sampel air, Kekeruhan diukur dengan cara ini menggunakan alat
yang disebut nephelometer dengan setup detektor ke sisi sinar. Satuan
kekeruhan dari nephelometer dikalibrasi disebut Nephelometric Kekeruhan Unit
(NTU). Kekeruhan di danau, waduk, saluran, dan laut dapat diukur dengan
menggunakan Secchi disk. Kekeruhan di udara, yang menyebabkan redaman
matahari, digunakan sebagai ukuran polusi. Untuk model redaman dari radiasi
balok, beberapa parameter kekeruhan telah diperkenalkan, termasuk faktor
kekeruhan Linke (TL). Kekeruhan (atau kabut) juga diterapkan untuk padatan
transparan seperti kaca atau plastik. Dalam kabut produksi plastik didefinisikan
sebagai persentase cahaya yang dibelokkan lebih dari 2,5 ° dari arah cahaya
masuk.

Turbidimeter yaitu sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Turbidimeter meliputi
pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap
konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk
partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran
partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang
gelombangnya.
Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan pada turbidimeter dan
nefelometer. Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi
diukur sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang
diukur. Meskipun prcsisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan
praktis, sedangkan akurasi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk
partikel. Setiap instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk
turbidimeter, sedangkan nefelometer kurang sering digunakan pada analisis
anorganik. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, absorbsi bervariasi secara Tinier
terhadap konsentrasi, sedangkan pada konsentrasi lebih rendah untuk sistem
koloid Te dan SnCl2, tembaga ferosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak
demikian halnya. Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin
pelindung koloid biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid
yang seragam dan stabil.

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan. Fungsi air tidak
pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan salah satu
komponen utama dalam bahan dan produk pangan. Air memiliki manfaat yang
sangat banyak yang berguna bagi mahluk hidup di bumi, sehingga air mempunyai
peranan yang penting dalam melangsungkan kehidupan. Rumus kimia air dalam
lingkungan laboratorium adalah H2O. Tetapi kenyataannya di alam, rumus
tersebut menjadi H2O + X, dimana X berbentuk karakteristika bilogik (bersifat
hidup) ataupun berbentuk karakteristika non biologic (bersifat mati). Pengotor
yang ada dalam air yang akan diolah sebelum digunakan dalam industri dapat
bermacam – macam diantaranya adalah kekruhan (turbidity).

Karakteristik Fisik Air

a. Kekeruhan: Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan


anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri.
b. Temperatur: Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen
terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang
tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.

c. Warna: Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan


tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.

d. Solid (Zat padat): Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat
meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi
penetrasi sinar matahari kedalam air

e. Bau dan rasa: Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air
seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi
anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu

Karakteristik Kimia Air

a. pH: Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air


dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam
bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh
pH.

b. DO (dissolved oxygent): DO yaitu jumlah oksigen terlarut dalam air yang


berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah
DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam
persentase saturasi.

c. BOD (biological oxygent demand): BOD yaitu banyaknya oksigen yang


dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat
pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD
digunakan untuk memonitoring kapasitas badan air penerima.

Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 -→ CO2 + m.o + sisa material organik (CHONSP)

d. COD (chemical oxygent demand) yaitu banyaknya oksigen yang di butuhkan


untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

Reaksi:

+ 95%terurai

Zat Organik + O2 - --→ CO2 + H2O

e. Kesadahan: Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas


pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di
dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya
kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa
disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.

f. Senyawa-senyawa kimia yang beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau
ligam, yang dapat menjadi racun bagi manusia.
III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
 Hellige (visual) turbidimeter : sebagai alay utnuk mengukur kekeruhan
 Labu ukur 100ml dan 50 ml : sebagai tempat sampel
 Buret 50ml : sebagai tempat untuk membagi sampel
 Gelas ukur 10ml : untuk mengukur sampel
3.2 Bahan
 Larutan standar sulfat 1000ppm : sebagai larutan standar
 BaCL2 – tween 80
 HCL 4 N
 Aquadest
3.3 Skema Kerja

Larutan standar

 Dibuat larutan standar sulfat 50 ppm dalam labu ukur 100ml dengan
mengencerkan larutan induk 1000 ppm
 Di buat variasi standar sulfat ,0, 5, 10, 20, 30 dan 40ml
 Di tambahkan 5 ml HCL 4 N dan 5 ml reagen campuran BaCl2 da tween
80

Larutan tugas

 Diperlakukan sama dengan standart, lau di pindahkan pada cuvet alat


turbidimeter

Alat turbidimeter

 Dihubungkan dengan sumber arus, on kan dan diamkan selama


beberapa menit
 Larutan blanko di masukkan ke dalam cuvet sepetiganya,lalu tutup dan
tempatkan pada alat hellige turbidimeter
 Lensa okuler diatur seperlunya untuk mendapatkan pengamatan yang
tajam
 Tombol Pi di atur sama[ai didapat pengamatan indikator tepat sama
baurnya
 Nilai skala indikator dicatat
 Pengamatan diulangi dengan arah datang yang berbeda,dan nilai
pengamatan di ratakan
 Blanko di ganti dengan larutan standar Ci, pengukuran dilakukan
dengan cara yang sama,demikian juga terhadap standart lainnya serta
sampel Cx

Nilai Cx
3.4 Skema Alat

Lensa okuler untuk melihat


pengamatan sampel

Cuvet ,sebagai tempat sampel.

skala indikator untuk


mengethaui nilai Cx

Obecco Hellige Turbidymeter


DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/mobile/document/31131832/Pengenalan-Dan-Aplikasi-
Alat-Turbidimeter

http://www.scribd.com/doc/76771959/TURBIDIMETER-2

http://www.torontosurplus.com/hellige-turbidimeter-dial-setting-0-190.html

http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157097-analisis-secara-
turbidimetri/#ixzz1oV8gKOT8

Anda mungkin juga menyukai