Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Muafiqah

Nim : A31114512

Tugas Audit .

1. Definisi materialitas ?
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas
sebagai:“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang,
dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan
oleh orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau
terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.”[1]

2. Apa itu materialitas dan risiko ?


- Dari definisi materialitas di atas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
baik (1) kedaan yang berkaitan dengan entitas dan (2) kebutuhan informasi pihak
yang akan meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditing . Konsep
materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh
auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut.
Berapa jumlah kekeliruan atau salah saji yang auditor bersedia untuk
menerimanya dalam laporan keuangan, namun ia tetap dapat memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian karena laporan keuangan tidak berisi salah saji
material. Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk
mengubah pendapatnya atas laporan yang sebenarnya berisi salah saji material
- Risiko audit adalah risiko bagi auditor untuk membuat kesalahan dalam
memberikan pendapat atas laporan keuangan, karena gagal mengungkap salah saji
material. Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit,risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu
laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor
dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang auditor
bersedia untuk menanggungnya. Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan
keuangan sebagai keseluruhan atas dasar bukti yang diperoleh dari verivikasi
asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan
transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun
sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko audit dalam menyatakan
pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada tingkat
yang rendah.

3. Bagaimana menetapkan materialitas ?


- Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup
laporan keuangan sebagai keseluruhan.
- Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.
4. Ada berapa jenis risiko ?
- Risiko Deteksi yang Direncanakan (Planned Detection Risk)
Risiko deteksi yang direncanakan merupakan risiko dimana bukti audit untuk
suatu bagian tidak mampu mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji yang
dapat diterima. Risiko ini hanya dapat berubah jika auditor mengubah salah satu
risiko dalam model risiko audit tersebut.
- Risiko Bawaan (inherent risk)
Risiko bawaan mengukur penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya salah
saji material (baik kecurangan maupun kesalahan) dalam sebuah bagian
pengauditan sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian internal klien.
- Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor mengenai apakah salah saji
melebihi jumlah yang dapat diterima di suatu bagian pengauditan akan dapat
dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian internal klien.
- Risiko Audit yang Dapat Diterima (Acceptable Audit Risk)
Risiko audit yang dapat diterima mengukur tingkat kesediaan auditor untuk
menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan setelah audit
telah selesai dijalankan dan opini wajar tanpa pengecualian telah diterbitkan.

5. Hubungan antara materialitas dan risiko ?


Di muka telah diuraikan bahwa terdapat hubungan berlawanan antara materialitas dan
bukti audit. Jika materialitas rendah-jumlah salah saji yang kecil saja dapat
mempengaruhi keputusan pemakai informasi keuangan-auditor perlu mengumpulkan
bukti audit kompeten dalam jumlah banyak. Sebaliknya, jika materialitas tinggi-
jumlah salah saji besar baru dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi
keuangan-auditor hannya perlu mengumpulkan bukti audit komponen dalam jumlah
sedikit. Demikian pula hubungan antara risiko audit dengan bukti audit. Semakin
rendah risiko audit-auditor bersedia untuk menanggung risiko audit rendah sehingga
tingkat kepastian yang diinginkan oleh auditor adalah tinggi-auditor perlu
mengumpulkan bukti audit kompenen dalam jumlah banyak. Sebaliknya, semakin
tinggi risiko audit-auditor bersedia untuk menanggung risiko audit tinggi sehingga
tingkat kepastian yang diinginkan oleh auditor adalah rendah-auditor perlu
mengumpulkan bukti audit kompenen dalam jumlah kecil saja. Berbagai
kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit digambarkan
sebagai berikut:
a. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas
dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
b. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah
bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
c. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit.

6. Kesimpulan
Materialitas adalah besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang,
dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang
yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut. Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor
yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit. Risiko audit adalah
risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang
auditor bersedia untuk menanggungnya. Berbagai kemungkinan hubungan antara
materialitas, bukti audit, dan risiko audit, yakni (1) Jika auditor mempertahankan risiko audit
konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang
dikumpulkan. (2) Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi
jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.(3) Jika auditor
menginginkan untuk mengurangi risiko audit.

Anda mungkin juga menyukai