Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu. TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu (Kusunawati, 2012).
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik Keliat, (2004).
C. Tujuan Orientasi Realita
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu dan tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat. 3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat. 4. Klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar) 5. Klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan 6. Pembicaraan penderita sesuai realita 7. Klien mampu mengenali diri sendiri 8. Klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat Klien dengan gangguan psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang- orang di sekitarnya. hali ini dapat mengakibatkan klien merasa asingdan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi hendaya ini, maka perlu ada aktifitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stilmulus tersebut meliputi stimulus tentang realita lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat (Keliat, 2004). BAB III TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK