Limbah
Limbah
TINJAUAN PUSTAKA
terpakai lagi dalam bentuk padatan (M.Mulia, 2005). Sampah merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhir suatu proses, merupakan konsep
buatan dan konsekwensi dari adanya aktifitas manusia (Tim Penulis PS, 2008).
Menurut definisi (WHO) yang dikutip oleh Chandra (2007) dan menurut
para ahli kesehatan masyarakat Amerika yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007),
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal
kegiatan manusia
3. Benda atau bahan tersebut tidak digunakan lagi, tidak disenangi dan dibuang
secara saniter yaitu dengan cara-cara yang diterima umum sehingga perlu
6
7
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah
medis padat dan non-medis. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya (Depkes, 2004).
Jenis sampah dari setiap ruangan berbeda-beda sesuai dengan penggunaan dari
pengelolaan sampah yang baik dan benar. Secara garis besar sampah rumah sakit
dibedakan menjadi : a. sampah medis dan b. sampah non medis (Depkes, 2004).
9
a. Sampah Medis
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kajian tersebut
juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi dan
ruang laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis.
Limbah ini bisa berupa jarum, pipet, pecahan kaca dan pisau bedah.
atau tidak, benda ini dipandang sebagai limbah layanan kesehatan yang sangat
2. Limbah Infeksius
sangat berbahaya karena bisa juga menularkan penyakit. Limbah infeksius adalah
limbah yang diduga mengandung patogen dalam jumlah yang cukup untuk
Limbah ini berupa darah, anggota badan hasil amputasi, cairan tubuh, dan
plasenta. Limbah jaringan tubuh ini tidak etis dibuang sembarangan (Slamet,
2007).
10
4. Limbah Farmasi
terkontaminasi, obat yang dikembalikan pasien atau tidak digunakan. Kategori ini
juga mencakup barang yang dibuang setelah digunakan untuk menangani produk
5. Limbah Kimia
Banyak bahan kimia yang memiliki efek toksik bagi kesehatan dan
dan pembuangan bahan kimia. Terdapat limbah kimia yang berbahaya dan tidak
berbahaya dan juga limbah yang bisa meledak atau yang hanya bersifat korosif
(WHO, 2006).
6. Limbah Radioaktif
Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat
medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti kantor/ administrasi, unit
perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur, halaman parkir, taman,
2.4.1 Persyaratan
1) Minimasi Limbah
(Adisasmito, 2007).
a) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
c) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi.
limbah.
b) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
kembali.
e) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),
h) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
i) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
Lingkungan RS
b) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu ada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
Tabel 2.3 Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai
Kategorinya
Warna
No Kategori Kontainer/Kantong Lambang Keterangan
Plastik
Kantong boks
timbal dengan
1 Radioaktif Merah simbol
radioaktif
Kantong
plastik kuat,
antibocor atau
Sangat
2 Kuning kantong yang
infeksius
bisa
disterilisasi
dengan otoklaf
Limbah
Kantong
infeksius,
plastik kuat,
3 patologi Kuning
antibocor atau
dan
kontainer
anatomi
Kontainer
plastik
4 Sitotoksis Ungu kuat dan anti
bocor
14
Limbah Kantong
5 kimia dan Coklat - plastik atau
Farmasi kontainer
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat
1) Minimasi Limbah
membelinya.
e) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi
kadaluarsa.
distributor.
a) Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
tinggi.
(1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
fiberglass.
(3) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
(5) Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang
untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak langsung dengan
c) Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasi
meliputi pisau bedah (scalpel), jarum hipodermik, syringes, botol gelas, dan
kontainer.
adalah radionuklida yang telah diatur tahan lama untuk radioterapi seperti
oxide. Oleh karena gas tersebut sangat berbahaya, maka sterilisasi harus
secara mikrobiologi.
spongiform encephalopathies.
b) Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis
4) Transportasi
b) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
yang terdiri :
(1) Topi/helm;
(2) Masker;
(7) Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves)
(1) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen
(2) Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan, dan
b) Limbah Farmasi
(1) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator
(2) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada
limbah farmasi lintas negara. Namun jika akan dikirim lintas negara,
c) Limbah Sitotoksis
(1) Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan
kimia. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena
waktu tinggal 5 detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan ini dan
(6) Insinerator dengan 1 (satu) tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat
senyawa tidak beracun dapat digunakan tidak hanya untuk residu obat
(8) Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasi oleh Kalium
aluminium.
dapat dipilih.
(1) Pembuangan Limbah kimia biasa yang tidak bisa didaur seperti gula,
asam amino, dan garam tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor.
(3) Pembuangan Limbah Kimia Berbahaya dalam jumlah besar tidak ada
mengolahnya.
berbahaya:
(1) Limbah dengan kandungan merkuri atau kadmium tidak boleh dibakar
dan tidak boleh dibuang ke landfill karena dapat mencemari air tanah.
(1) Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah
gas. Agen halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus
pembuangannya.
g) Limbah Radioaktif
(1) Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kebijakan
(2) Setiap rumah sakit yang menggunkan sumber radioaktif yang terbuka
(4) Instrumen kalibrasi yang tepat harus tersedia untuk monitoring dosis
pelapukan,
melayang),
dihabiskan,
a. Nomor identifikasi,
b. Radionuklida,
(8) Kontainer untuk limbah padat harus dibungkus dengan kantong plastik
(9) Limbah padat radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan
Di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara sudah terdapat
yaitu IPSL (Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan) RSU Cut Meutia. Unit
yang bertugas dalam pengelolaan sampah medis adalah Unit Pengelolaan Sampah
dan Pengawasan Kebersihan Lingkungan. Adapun tugas dari unit tersebut adalah
2) Pengawasan pemisahan sampah medis dan non medis setiap hari pukul 8.00
medis
Hospital Associated Infection, adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit, atau
Hal ini disebabkan oleh kuman yang didapat dari orang/penderita lain di
Disebabkan oleh kuman yang berasal dari benda/bahan tak bernyawa yang
Disebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang berpindah dari suatu