TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2013).
a. Keluarga berencana
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
a. Faktor pasangan
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
6) Sikap kewanitaan
7) Sikap kepriaan.
b. Faktor kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul.
(Ari Sulistyawati,2013)
a. Riwayat
1) Masa menstruasi (dibandingkan dengan menstruasi
sebelum menggunakan IUD)
a) Tanggal
b) Lamanya
c) Jumlah aliran
d) Nyeri
2) Diantara waktu menstruasi (dibading dengan sebelum
menggunakan IUD)
a) Bercak darah atau perdarahan: amanya, jumlah
b) Kram: lamanya, tingkat keparahan
c) Nyeri punggung: lokasi, lamanya, tingkat keparahan.
d) d) Rabas vagina: lamanya, warna, bau, rasa gatal, rasa
terbakar saat berkemih (sebelum atau setelah urine
mulai mengalir.
3) Pemeriksaan benang
a) Tanggal pemeriksaan benang yang terakhir
b) Benang dapat dirasakan oleh pasangan
selamamelakukan hubungan seksual
4) Kepuasaan terhadap metode yang digunakan (baik pada
wanita maupun pasangannya)
5) Setiap obat yang digunakan: yang mana, mengapa
6) Setiap kunjungan ke dokter atau keruang gawat darurat
sejak pemasangan IUD: mengapa
7) Penggunaan preparat spermisida dan kondom: kapan,
apakah ada masalah
8) Tanda-tanda dugaankehamilan jika ada indikasi
b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya nyeri
tekan pada bagian bawah abdomen
2) Pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri tekan
akibat CVA, jika diindikasikan untuk diagnose banding
3) Tanda-tanda kemungkinan kehamil, jika ada indikasi.
c. Pemeriksaan pelvic
1) Pemeriksaan speculum
a) Benang terlihat
b) Panjang benang: pemotongan benang bila ada indikasi
c) Rabas vagina: catat karakteristik dan lakukan kultur
dan apusan basah bila diindikasikan.
2) Pemeriksaan bimanual
a) Nyeri ketika serviks atau uterus bergerak
b) Nyeri tekan pada uterus
c) Pembesaran uterus
d) Nyeri tekan pada daerah sekitar
e) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan bila
diindikasikan d. Laboratorium
1) Hemoglobin atau hematokrit
2) Urinalis rutin sesuai indikasi untuk diagnosis banding
3) Kultur serviks dan apusan basah, jika ada indikasi
4) Tes kehamilan, jika ada indikasi
Apabila hasil pemeriksaan diatas memuaskan,
maka klien akan mendapatkan jadwal untuk melakukan
pemeriksaan fisik rutinnya. Pada kunjungan tersebut
bidan akan melakukan hal-hal seperti mengkaji riwayat
penapisan umum yaitu pemeriksaan fisik dan pelvic, pap
smear, kultur klamedia dan gonorea, tes laboratorium
rutin lain dan pengulangan kunjungan ulang IUD seperti
dijelaskan diatas. Pengarahan supaya klien
memeriksakan IUD nya, kapan harus menghubungi bila
muncul masalah atau untuk membuat perjanjian sebelum
kunjungan tahunnya dapat ditinjau kembali bersama
klien selama kunjungan ulang ini.
Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah anggota keluarga dari
pasien ada yang menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan penyakit keturunan.
8. Riwayat KB
V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ Dengan pendekatan therapeutik ibu dapat lebih kooperatif
2. Jelaskan kepada ibu tentang KB IUD merupakan Suatu alat
kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik
halus atau tembaga
R/ ibu mengerti tentang KB IUD pilihannya
3. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
R/ Ibu lebih kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
4. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan terhadap ibu
R/ mengetahui keadaan ibu
5. Anjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih
R/ Membantu ibu lebih tenang.
6. Persiapan alat pemasangan IUD steril
R/ Dengan persiapan alat yang lengkap dan steril dapat
memperlancar pemasangan IUD dan mengurangi resiko terjadinya
infeksi
7. Persiapkan tempat pemasangan IUD
R/ Dengan persiapan tempat yang aman dan nyaman akan
membantu menjaga privasi klien
8. Atur posisi ibu secara litotomi
R/ Posisi litotomi memudahkan dalam melakukan pemasangan
IUD
9. Lakukan pemasangan IUD dengan benar dan hati-hati
R/ Pemasangan IUD dengan benar dan hati-hati dapat menentukan
keberhasilan pemakaian IUD
10. Ajarkan pada ibu cara memeriksa benang IUD
R/ Untuk mengetahui keberadaan IUD apakah masih
terpasang/tidak
11. Ajarkan pada ibu untuk menunggu 15 menit setelah pemasangan
IUD
R/ Untuk mengamati adanya reaksi dari pemasangan IUD
12. Anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi
R/ Untuk mengetahui keluhan-keluhan dan reaksi dari pemasangan
IUD pada ibu.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : Jam :
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang KB IUD merupakan suatu alat
kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik
halus atau tembaga
3. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
sehat dan normal
5. Menganjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih
6. Mempersiapan alat pemasangan IUD steril
7. Mempersiapkan tempat pemasangan IUD
8. Mengatur posisi ibu secara litotomi
9. Melakukan pemasangan IUD dengan benar dan hati-hati
10. Mengajarkan pada ibu cara memeriksa benang IUD
11. Mengajarkan pada ibu untuk menunggu 15 menit setelah
pemasangan IUD
12. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi
VII. Evaluasi
Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali informasi yang sudah
diberikan oleh petugas dan ibu bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC.