Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH SENAM LANSIATERHADAP PENGURANGAN

RASA NYERI PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT


DI KARANGASEM SURAKARTA

Suhendriyo
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu

Abstract: Pain, Knee Osteoarthritis, Rheumatism Gymnastics. The purpose of


this study was to determine the effect of exercise on reducing arthritic pain in
patients with osteoarthritis of the knee in Karangasem Surakarta. This research
method is experimentally using Wilcoxon analysis. From the analysis of the
results obtained p-value = 0.005 in the control group and the treatment group. It
can be concluded that there is a significant influence in the provision of exercise
on reducing arthritic pain in patients with osteoarthritis of the knee in Karangasem
Surakarta. While the sampling technique used purposive sampling. Purposive
sampling is based on a specific considerations made by the researcher based on
population characteristics or properties that have been previously known.
Processing and data analysis, performed using SPSS 15 for windows. Conclusion,
based on the results and interpretation of the data analysis.

Keywords: pain, knee osteoarthritis, rheumatism gymnastics

Abstrak: Nyeri, Osteoartritis Lutut, Senam Rematik. Tujuan penelitian ini


adalah untuk mengetahui pengaruh senam lansiaterhadap pengurangan rasa nyeri
pada penderita osteoartritis lutut di Karangasem Surakarta. Metode penelitian ini
adalah eksperimen dengan menggunakan analisis wilcoxon. Dari hasil analisis
diperoleh nilai p = 0.005 pada kelompok kontrol maupun pada kelompok
perlakuan. Dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dalam pemberian
senam lansiaterhadap pengurangan rasa nyeri pada penderita osteoarthritis lutut di
Karangasem Surakarta. Sedangkan teknik sampling yang digunakan purposive
sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pengolahan dan analisis data,
dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15 for windows. Penarikan
kesimpulan, dilakukan berdasarkan hasil interpretasi dan analisis data.

Kata kunci: nyeri, osteoartritis lutut, senam rematik

Setiap orang pasti pernah mengalami sebagai artritis degeneratif, merupakan


nyeri sendi. Masyarakat awam langsung suatu kelainan lokal dari persendian
beranggapan hal tersebut disebabkan yang tidak berhubungan dengan infeksi
oleh rematik atau asam urat. Sebagian ataupun penyakit sistemik dan terjadi
lagi berfikir hal tersebut disebabkan karena kondisi- kondisi mekanis yang
oleh osteoporosis. Namun kenyataan abnormal dari persendian. Osteoartritis
utama nyeri sendi adalah osteoartritis. merupakan salah satu jenis peradangan
Osteoartritis dikenal juga sendi yang paling sering terjadi dan

1
2 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 1-6

menjadi penyebab kecacatan terutama tulang tersebut bergesekan dan saling


pada usia lanjut. Namun demikian ada mengikis satu sama lain.
banyak hal yang bisa kita lakukan Pada kondisi kekurangan cairan
untuk mencegah penyakit ini sejak dini. synovial lapisan kartilago yang
Osteoartritis (OA) merupakan menutup ujung tulang akan bergesekan
penyakit persendian yang kasusnya satu sama lain. Gesekan tersebut akan
paling umum dijumpai secara global. membuat lapisan tersebut semakin tipis
Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 dan akhirnya akan menimbulkan rasa
juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai nyeri. OA memang bukan penyakit
24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara berbahaya, tetapi berdampak langsung
(WHO, 2004). Prevalensi OA juga terus pada kualitas hidup penderitanya,
meningkat secara dramatis mengikuti akibat memburuknya rasa nyeri
pertambahan usia penderita. sehingga menimbulkan disabilitas. OA
Berdasarkan temuan radiologis, memiliki efek negatif yang besar pada
didapati bahwa 70% dari penderita aktivitas serta kesehatan mental dan
yang berumur lebih dari 65 tahun fisik. Bahkan pada 2020, OA ditaksir
menderita OA (Brooks, 1998). menjadi penyebab utama keempat
Prevalensi OA lutut pada penderita disabilitas dunia. Juga diperkirakan 1
wanita berumur 75 tahun ke atas dapat sampai 2 juta orang lanjut usia di
mencapai 35% dari jumlah kasus yang Indonesia menderita cacat karena OA
ada. Diperkirakan juga bahwa satu (Soeroso , 2006).
sampai dua juta lanjut usia di Indonesia Nyeri ketika melakukan aktivitas
menjadi cacat karena OA (Soeroso, sehari-hari, pembengkakan pada sendi,
2006). kaku, kelainan bentuk tubuh (genu
Lutut merupakan bagian kaki varus) merupakan manifestasi dari
yang kadang-kadang dianggap sepele osteoarthritis. Oleh karena itu fokus
oleh kebanyakan orang, mereka kurang penanganannya adalah mengontrol rasa
memperhatikan dan menganggap lutut nyeri, proteksi sendi serta
mereka kuat dan tidak akan terjadi apa- mempertahankan fungsi kualitas gerak.
apa. Padahal itu merupakan anggapan Osteoartritis merupakan penyakit yang
yang salah, apalagi jika dibebani atau sifatnya menahun dan menghambat
menahan orang yang berberat badan aktivitas penderitanya. Pada penderita
besar (obesitas). Ternyata lutut , apalagi osteoarthritis, mereka akan kesulitan
lutut wanita, termasuk persendian yang menggerakkan tubuhnya karena nyeri,
bekerja paling keras. Wanita memiliki dan apabila tidak digerakkan lama
resiko dua kali lipat terkena cidera dan kelamaan sendi akan lengkat dan benar-
osteoarthritis dibandingkan dengan benar tidak bisa digerakkan
pria. (kontraktur). Adanya keterbatasan
Pada sendi terdapat suatu jaringan pergerakan dan berkurangnya
tulang rawan yang biasa disebut pemakaian sendi dapat memperparah
kartilago, biasanya menutup ujung- kondisi tersebut (Tortora & Grabowski,
ujung tulang penyusun sendi. Suatu 2003). Penurunan kemampuan sistem
lapisan cairan yang disebut cairan muskuloskeletal dapat menurunkan
synovial terletak diantara tulang-tulang aktivitas fisik (physical activity),
tersebut dan bertindak sebagai bahan sehingga akan mempengaruhi penderita
pelumas yang mencegah ujung-ujung dalam melakukan aktivitas
Suhendriyo, Pengaruh Senam lansiaTerhadap Pengurangan Rasa 3

kehidupan sehari-hari. Penurunan diberikan intervensi dan penilaian


aktivitas kehidupan sehari-hari akan ulang setelah dilakukan intervensi,
mempengaruhi Quality of Life lansia. sehingga bisa dibandingkan antara
Bagi penderita OA lutut , ada beberapa sebelum dan sesudah intervensi. Pada
indikator fisik yang berhubungan penelitian ini sebelum dan sesudah
dengan fungsi pergerakan, yaitu pemberian senam rematik akan
endurance (daya tahan), muscle diberikan penilaian terhadap
strength (kekuatan otot), gait speed pengurangan rasa nyeri pada penderita
(kecepatan jalan) dan lingkup gerak osteoarthritis lutut.
sendi (LGS). Menurut Jenkins (2005)
penurunan LGS disebabkan oleh tidak HASIL PENELITIAN
adanya aktivitas fisik. Untuk Hasil uji normalitas data diketahui
mempertahankan LGS sendi pada bahwa distribusi data tidak normal
keadaan normal, otot harus digerakkan dimana diketahui n adalah 20, dengan
secara optimal dan teratur. Aktivitas demikian uji hipotesis menggunakan uji
LGS juga dianjurkan untuk terapi yang analisis non parametrik menggunakan
dapat mempertahankan pergerakan uji Wicoxon dikarenakan datanya
sendi dan jaringan lunak, yang dapat kategorikal dan distribusi data tidak
mempertahankan pergerakan sendi dan normal. Teknik analisis data diolah
jaringan lunak, yang akan menggunakan program SPSS 15.0 for
meminimalkan kontraktur. Latihan Windows. Suatu uji dianggap terdapat
untuk memperbaiki LGS aktif dalam pengaruh yang signifikan jika nilai p-
jenis latihan gerak aktif yaitu latihan value (signifikansi hitung) lebih kecil
isotonik yang dapat memperbaiki tonus dari nilai signifikansi yang ditetapkan
dan massa, kekuatan otot dan yaitu 0,05. Uji komparasi penelitian ini
ketahanan fleksibilitas sendi (Kisner bertujuan untuk membandingkan efek
dan Colby 1996). Latihan lain yang perlakuan terhadap pengurangan rasa
bisa dilakukan adalah olahraga fisik nyeri antara pre test dan post test pada
seperti senam rematik, inti dari senam kelompok kontrol maupun pada
rematik adalah mempertahankan kelompok perlakuan, sehingga dapat
lingkup gerak sendi secara maksimal. diketahui tingkat signifikansinya.
Berdasarkan latar belakang diatas, Tabel 1.
peneliti tertarik untuk melakukan Uji Beda Pre Test Dan Post Test
penelitian mengenei pengaruh senam Kelompok Kontrol
rematik terhadap pengurangan rasa
sendi dan peningkatan LGS pada N Rerata Beda Z p
Rerata
penderita Osteoartritis lutut. Pre 10 4.44
Test 5.5
METODE PENELITIAN - 0.005
Penelitian ini dilakukan dengan 2.807
pendekatan eksperimental semu (quasi Post 10 2.98
experiment) pada penderita Test
osteoarthritis ≥40 tahun dan Tabel 1 diatas menunjukkan

menggunakan rancangan one group pre bahwa rerata nyeri pada pre test adalah
andpost test design. Desain 4.44 danpada post test adalah 2.98.
menggunakan penilaian sebelum Analisis kemaknaan dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed
4 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 1-6
bahwa p < 0.05. Hal ini
menunjukkan

Rank Test menunjukkan bahwa nilai Z


hitung = -2.807 dan diperoleh nilai p =
0.005 . Hal ini berarti pengurangan rasa
nyeri sebelum dan sesudah perlakuan
adalah signifikan karena p < 0.05.
Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan pemberian senam
lansiadapat menurunkan nyeri pada
penderita osteoartritis lutut terbukti
dengan adanya pengaruh yang
signifikan.

Tabel 2.
Uji Beda Pre Test Dan Post Test
Kelompok Perlakuan
R B Z
erata eda
Rerata
5
re 0 .1 5
Test .5
-
2.809 .005
3
ost 0 .51
Test

Tabel 2 diatas menunjukkan


bahwa rerata nyeri pada pre test adalah
5.1 dan pada post test adalah 3.51.
Analisis kemaknaan dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed
Rank Test menunjukkan bahwa nilai Z
hitung = -2.809 dan diperoleh nilai p =
0.005 . Hal ini berarti pengurangan rasa
nyeri sebelum dan sesudah perlakuan
adalah signifikan karena p<0.05.
Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan pemberian senam
lansiadapat menurunkan nyeri pada
penderita osteoartritis lutut terbukti
dengan adanya pengaruh yang
signifikan.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa data,
diperoleh nilai p = 0.005 pada
kelompok kontrol maupun pada
kelompok perlakuan yang berarti
bukti adanya pengaruh yang signifikan antara
senam lansiaterhadap penurunan rasa nyeri
pada penderita
osteoartritis lutut di Karangasem Surakarta.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rochman
(2012). Penelitian Perbedaan Nyeri Rematik
Sebelum Dan Sesudah Senam lansiaPada
Lansia Di Desa Handipolo Kudus dilakukan
pada 27 sampel, dari hasil uji Wilcoxon di
dapatkan perbedaan nyeri rematik sebelum dan
sesudah senam lansiadengan rata-rata nyeri
sebelum senam sebesar 5,44 dalam skala nyeri
sedangkan rata-rata nyeri sesudah senam
sebesar 3.11 dalam skala nyeri dan p value
0.0001.
Penelitian terkait telah dilakukan oleh
Havard (2009) yang berjudul
”High-Dosage Medical Exercise Therapy in
Petients with Long-Term Subacromial
Shoulder Paint”, di
dapatkan hasil bahwa dengan pemberian terapi
latihan ada penurunan skala nyeri pada bahu
dengan menggunakan skala ukur VAS (Visual
Analog Scale). Diperoleh kesimpulan bahwa
terapi latihan dapat mengatasi nyeri bahu pada
pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti bahwa senam
lansiadapat menurunkan nyeri pada penderita
osteoartritis.
Nyeri lutut merupakan salah satu tanda
dan gejala dari osteoarthritis. Nyeri akibat
Osteoartritis lutut merupakan nyeri karena
terjadi penebalan atau tonjolan tulang yang tak
teratur atau disebut perkapuran yang
kemudian mengganggu jaringan sekitarnya
dan menimbulkan rasa nyeri. Nyeri ini terjadi
jika lutut penderita
mendapat tekanan atau saat menggerakkan
lututnya, sehingga
Suhendriyo, Pengaruh Senam lansiaTerhadap Pengurangan Rasa 5

penderita akan merasakan nyeri saat Otot vastus medialis sendiri


tekanan tepat di daerah nyeri. berperan sebagai ekstensor sendi juga
Latihan fisik membantu pemulihan berperan dalam menjaga stabilisasi
setelah masa akut lewat. Salah satu posisi patella pada alurnya bersama-
implementasinya adalah senam rematik sama dengan ligamen sendi
yang melibatkan gerakan-gerakan patelofemoral. Kemampuan kontrol
untuk meregangkan dan memperkuat otot penting untuk menstabilisasi sendi,
otot-otot penyangga sendi yang rusak. di mana penurunannya dipengaruhi
Bila otot penyangga sendi menguat, oleh adanya nyeri dan patologi sendi.
nyeri sendi akan berkurang. Senam Nyeri akibat adanya suatu injury atau
rematik merupakan bentuk latihan fisik patologi dapat mempengaruhi
yang mempunyai pengaruh yang baik kemampuan otot untuk menjaga
untuk meningkatkan kemampuan otot stabilitas sendi. Gerakan aktif pada
sendi yang dapat memberikan senam rematik diharapkan dapat
kebugaran dan meningkatkan daya mengembalikan patella pada alur yang
tahan tubuh. Apabila otot sering dilatih tepat serta mengurangi stress mekanis
maka cairan sinovial akan meningkat pada ruang sendi patellofemoralis. Bila
atau bertambah. Cairan sinovial ini peningkatan kekuatan otot vastus
berfungsi sebagai pelumas dalam sendi medialis proporsional terhadap otot
,artinya, penambahan cairan sinovial quadriceps yang menyeimbangkan gaya
pada sendi dapat mengurangi resiko tarikan yang bekerja pada patella akan
cidera dan mencegah timbulnya nyeri menjadi stabil kembali sehingga
lutut pada penderita osteoartritis lutut. diharapkan alur dari patella akan
Pemberian intervensi senam rematik kembali normal, dengan demikian
pada penderita osteoarthritis lutut ini maka gesekan yang terjadi pada
dapat meningkatkan kualitas hidup kartilago artikularis patella dangan
penderita. femur yang menimbulkan rangsangan
Gerakan-gerakan aktif dalam pada nociseptor atau serabut afferent
senam rematik bertujuan untuk nyeri akan berkurang.
meningkatkan stabilitas sendi dan
kekuatan otot-otot sekitar lutut yaitu KESIMPULAN DAN SARAN
Quadriceps terutama pada otot vastus Berdasarkan hasil penelitian
medialis karena gerakan ini berguna menunjukkan terdapat pengaruh yang
untuk mengurangi iritasi yang terjadi signifikan dalam pemberian senam
pada permukaan kartilago artikularis rematik terhadap pengurangan rasa
patella, memelihara dan meningkatkan nyeri pada penderita osteoartritis lutut.
stabilitas aktif pada sendi lutut juga Adapun pengaruh yang signifikan itu
dapat memelihara nutrisi pada synovial dapat dilihat pada nilai p = 0.005 pada
menjadi lebih baik. Dengan gerakan kelompok kontrol maupun pada
yang berulang pada senam lansiaini kelompok perlakuan. Pemberian
akan terjadi peningkatan kerja otot-otot intervensi senam rematik pada
sekitar sendi sehingga mempercepat kelompok senam posyandu lansia di
aliran darah sehingga metabolisme juga Karangasem Surakarta ini efektif untuk
ikut meningkat sehingga sisa mengatasi nyeri lutut pada penderita
metabolisme akan ikut terbawa aliran osteoarthritis lutut. Saran untuk hasil
darah sehingga nyeri berkurang. penelitian ini adalah untuk
6 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 1-6

mendapatkan hasil penelitian yang dewasa dan anak. Jakarta :


lebih baik perlu diperluas dalam Pustaka Popular Obor.
pengambilan sampel pada penderita Predetti, L.M. & Early, M.B (2001).
osteoartritis lutut sehingga hasil Occupational Theraphy Practise
penelitian dapat digeneralisasikan pada Skill for Physical Dysfunction (5
populasi dan wilayah yang lebih luas th eds). Philadelphia :Mosby
dan sebaiknya menggunakan cara dan Potter. P.A & Perry. A.G (1993).
waktu yang lebih efektif dalam Fundamental of Nursing :
pengambilan data penelitian, apalagi Concepts, Process & Practice. St.
jika sampel yang digunakan lebih Louis : Mosby
besar. Sehingga waktu yang digunakan Potter. P.A & Perry. A.G (2006). Buku
dalam pengumpulan dan pengolahan Ajar Fundamental Keperawatan
data dapat lebih efektif dan tidak terlalu vol.2. Jakarta: EGC
lama. Sjaifoellah Noer. (1996). Buku ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I.
DAFTAR RUJUKAN FKUI. Jakarta.
Altman, R.D.(1991). Criteria for Sugiono. (2009).Statistik untuk
Classification of Clinical Osteo Penelitian. Bandung : CV
Arthritis: Journal of Rematologi Alfabeta
Betz Cecily L, Sowden Linda A.
(2002). Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. (1996). Buku ajar
keperawatan medikal bedah, Vol.
2.Edisi 8. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI (2002).
Standar Operasional Prosedur:
Jakarta
Gordon Neil,F (1997). Radang Sendi
(Arthtritis) Panduan Latihan
Lengkap, The Cooper Clinic and
Research Institute Fitness Series
.Jakarta : Rajagrafindo Persada
Ilyas Elida (2002). Pendekatan Terapi
Fisik pada Osteoartritis. Bunga
Rampai Rehabilitasi Medik,
Naskah Lengkap Pertemuan
Ilmiah Tahunan Perdosri. Jakarta
:PERDOSRI
Kisner,Carolyn and Lynn Colby.
(1996). Therapeutic Exercise
Foundation and Techniques
(third edition). Philadelphia : F.A
Davis Company.
Misnadiarly (2010). Osteoartritis.
Penyakit Sensi pada orang

Anda mungkin juga menyukai