Anda di halaman 1dari 1

Apa itu scoliosis?

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi
pada beberapa bagian tubuh, antara lain servikal (leher), torakal (dada), dan lumbal (pinggang).

Penyebab?
Berbagai penyebab terjadinya skoliosis, antara lain Kongenital (bawaan) yang umumnya berhubungan
dengan kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu. Selain itu ada
Neuromuskuler, di mana terjadi pengendalian otot yang buruk, kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit seperti cerebral palsy, distrofi otot, polio, dan osteoporosis juvenil. Terakhir, Idiopatik
yang merupakan kejadian skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya.

Gejala scoliosis?
Gejala yang dialami oleh penyandang skoliosis salah satunya adalah tulang belakang melengkung
secara abnormal ke arah samping. Selain itu, bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama
tingginya. Penderita juga akan merasakan nyeri punggung dan kelelahan pada tulang belakang setelah
duduk atau berdiri lama. Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 derajat)
bahkan bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik, penderita skoliosis biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga
pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi dengan menggunakan alat skoliometer.
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk menilai kekuatan maupun sensasi atau
refleks. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah rontgen tulang belakang dan MRI (jika
ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

Penanganan scoliosis
Penanganan pada penderita skoliosis tergantung kepada penyebab, derajat, dan lokasi kelengkungan
serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20 derajat, biasanya tidak perlu
dilakukan pengobatan. Namun, penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.
Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah antara 25-30 derajat. Oleh
karena itu, biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu
memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Akan tetapi, penggunaan brace harus
dipasang selama 23 jam/ hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti. Jika kelengkungan mencapai
40 derajat atau lebih, biasanya dilakukan operasi.

PENCEGAHAN
Belum ada cara yang pasti dalam mencegah skoliosis. Peningkatan kasus skoliosis dapat dicegah
dengan penggunaan alat penyangga (brace) atau operasi. Latihan fisik dan olahraga berperan penting
dalam penurunan risiko skoliosis. Bukan hanya untuk menjaga kesehatan dan kelenturan tubuh, tetapi
juga menurunkan risiko osteoporosis.

Info
Hasil penelitian di Amerika, Eropa, dan Asia menunjukkan bahwa sekitar 1,5-3% dari populasi
mengalami skoliosis dengan kelengkungan kurva tulang belakang lebih dari 10 derajat.

Anda mungkin juga menyukai