Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Karsinoma sel basal ( Basalioma ) merupakan kanker kulit yang paling sering terjadi,
sekitar 80% dari semua keganasan kulit. 75- 80% diantaranya terjadi di daerah kepala
leher. Di seluruh dunia, kejadian karsinoma sel basal meningkat sekitar 10% per tahun.
Karsinoma sel basal diduga timbul dari sel basal pluripotensial di struktur permukaan
kulit dan adnexa.1
Karsinoma sel basal bersifat lokal invasif, menunjukkan pertumbuhan yang lambat,
kanker kulit non-melanotik yang jarang bermetastase dan sering menimbulkan kerusakan
struktur lokal yang signifikan, yang dikenal dengan rodent ulcer. Faktor etiologi
terpenting meliputi predisposisi genetik dan paparan sinar matahari (radiasi ultraviolet).2
Karsinoma sel basal berkembang paling sering pada permukan kulit terbuka, sepertiga
tengah dari kulit wajah, kulit kepala pada paruh baya dan usia lanjut. Risiko meningkat
pada pertambahan usia, laki-laki, immunosupresi, paparan arsenik, dan asupan diet tinggi
lemak.3
Berdasarkan data epidemiologi menunjukkan bahwa keseluruhan insiden meningkat
secara signifikan di seluruh dunia sebesar 3%-10% per tahun. Karsinoma sel basal biasa
terjadi pada orang tua namun semakin sering terjadi pada orang yang berusia di bawah 50
tahun.2 Karsinoma sel basal terutama terdapat pada ras Kaukasoid, menyerang terutama
pada lanjut usia (lansia), dengan jumlah rasio laki-laki lebih banyak dari pada perempuan
2:1, sedangkan di Malaysia dan Singapura, rasio laki-laki dibandingkan dengan
perempuan hampir sama. Penelitian retrospektif di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin (IKKK) – RSUP M. Hoesin Palembang, didapatkan adanya peningkatan insiden
karsinoma sel basal primer. Penelitian Toruan TL dkk. (2000), mendapatkan 20 kasus
(0,042%) karsinoma sel basal primer, sedangkan Yahya YF dkk. pada tahun (2008)
mendapatkan 47 pasien (0,11%) karsinoma sel basal primer .5 Faktor risiko terjadinya
karsinoma sel basal yaitu paparan sinar ultraviolet, rambut dan mata yang berwarna
terang, keturunan Eropa Utara dan ketidakmampuan untuk berjemur.2
Penatalaksanaan karsinoma sel basal pada auricula berdasarkan pada ukuran, lokasi
lesi, jenis histopatolgi dan ketrampilan operator, serta pilihan pasien yang meliputi eksisi,
kuretase, radiasi, kemoterapi, dan Mohs surgery. Angka rekurensi adanya defek pada
auricula cukup tinggi jika dibandingkan dengan keganasan kulit di daerah lain, sehingga

1
rekonstruksi pada daerah tersebut dapat dilakukan setelah dipastikan batas tepi irisan lesi
bebas dari tumor. 4

Anda mungkin juga menyukai