Sejarah
Suku Bugis tergolong kedalam suku-suku Melayu Deutero. Kata bugis berasal
dari kata To Ugi yang berarti orang bugis. Penamaan “Ugi” merujuk pada raja pertama
kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, kabupaten Wajo saat ini, yaitu La
Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk
pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai ToUgi atau orang-orang pengikut
dari La Sattumpugi.
B. Adat Istiadat
Dalam budaya suku bugis terdapat tiga hal yang bisa memberikan gambaran
tentang budaya orang bugis, yaitu konsep ade, siri na pesse dan simbolismeorang bugis
adalah sarung sutra.
C. Konsep Ade
Ade yang dalam bahasa Indonesia adalah adat istiadat. Bagi masyarakat bugis,
ada empat jenis adat yaitu:
Karakter dan prilaku suku bugis sangat menjunjung tinggi makna “siri” yang
dalam masyarakat bugis sangat berarti sehingga ada sebuah pepatah bugis
mengatakan “SIRI PARANRENG, NYAWA PA LAO” yang artinya: “apabila
harga diri telah terkoyak maka nyawalah bayarannya”. Begitu tinggi makna dari siri
ini hingga dalam masyarakat bugis, kehilangan harga diri seseorang hanya dapat
dikembalikan dengan bayaran nyawa oleh pihak lawan bahkan hanya bersangkutan
sekalipun.
E. Kebiasaan
1. Mengobati demam
2. Menurunkan panas
3. Sebagai obat sakit perut, perut kembung, masuk angin
4. Sebagai jamu untuk ibu setelah melahirkan
F. Masalah Kesehatan
PANINI
Panini atau Banglea dalah sebuah tanaman rempah- rempah yang biasanya
digunakan sebagai bumbu dapur dan pengobatan tradisional. Namun di Tanah Bugis
tanaman ini dapat juga digunakan untuk melindungi atau mengusir Parakang,
parakang merupakan seorang manusia yang dapat berubah-ubah menjadi hewan,
tumbuhan bahkan benda apa saja yang dia kehendaki. Konon orang yang menjadi
parakang adalah mereka yang sedang belajar ilmu hitam, namun tidak dapat
menuntaskan ilmunya, mahluk yang satu ini cukup ditakuti oleh masyarakat di
Sulawesi Selatan, sebab konon katanya parakang gemar mengisap usus anak-anak
dan ibu yang sedang melahirkan. Bahkan Ia juga mengganggu orang yang sakit.
Ciri-ciri orang yang diganggu parakang ini antara lain menderita sakit perut,
keluar darah pada saat buang air besar hingga bisa berujung kematian. Maka dari itu
masyarakat di Tanah Bugis ini sangat menjaga dengan baik ibu hamil dan orang
yang sedang sakit, disinilah Panini sangat dibutuhkan, biasanya Panini ini
ditempelkan dibaju orang yang bersangkutan menggunakan peniti, harus peniti
karena peniti juga dianggap bisa mengusir mahluk yang biasa disebut parakang
tersebut.
Jika ditinjau dari ciri- ciri orang yang diganggu parakang yaitu menderita
sakit perut dan buang air besar disertai darah, dalam tinjauan kesehatan hal tersebut
biasanya disebabkan adanya luka atau perdarahan disaluran cerna bagian atas (ulkus
gaster dan luka lambung), kelainan terjadi di saluran cerna bawah (kanker kolon,
wasir) dan untuk memutuskan diagnosa yang tepat dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan sampel feses tersebut.
Untuk tumbuhan Panini atau dalam bahasa Indonesia disebut Bangle juga
sangat bermanfaat jika diolah dengan benar seperti diparut, ditambahkan air panas
dan gula, kemudian diaduk merata, disaring dan diminum. Bangle dapat
meredakan sakit kepala, batuk berdahak, perut nyeri, masuk angin dan sembelit.
“PANINI”
OLEH:
SITTI HASMAWATI
P00341016042
D3 ANALIS KESEHATAN
s2018