Anda di halaman 1dari 6

A.

Epidemiologi

Hepatitits A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati didunia. Hepatitis A
terjadi secara berubah-ubah diseluruh dunia, dengan kecendrungan pengulangan siklus epidemi.
Pravelensi infeksi virus hepatitis A didunia sekitar 1,4 juta jiwa setiap tahun dengan pravelensi
tertinggi pada negara berkembag (WHO, 2012). Hepatitis A merupakan yang umum terjadi di
seluruh dunia dimana infeksi virus Hepatitis A lebih sering mengenai anak-anak (CDC, 201).
Epidemi yang terkait dengan makanan atau air yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif,
seperti epidemi di Shanghai pada tahun 1988 yang memengaruhi sekitar 300.000 orang.daerah
dengan 4 musim yang pungcaknya terjadi pada akhir musim semi dan awal musim dingin.
Puncak kejadian hepatitis A didaerah tropis pernah dilaporkan dan cenderung terjadi selama
musim hujan, pola epidemik siklik berulang setiap 5-10 tahun sekali yang mirip dengan penyakit
virus lainnya (Colacino,2004).

Masa Penularan

Berbagai penelitian tentang cara penularan pada manusia dan dari berbagai bukti
epidemiologis menunjukan bahwa proses penularan maksimum terjadi pada hari terakhir dari
separuh masa inkubasi dan terus berlanjut sampai beberapa hari setelah timbulnya ikterus
(menguningnya kulit atau pada puncak aktivitas aminotransferase pada kasus anicteric).
Sebagian besar kasus kemungkinan tidak menular pada minggu pertama setelah ikterus,
meskipun ekskresi virus berlangsung lebih lama (sampai 6 bulan) telah dilaporkan teradi pada
bayi dan anak-anak. Penularan kronis HAV dalam tinja tidak pernah dilaporkan kejadiannya.

B. Epidemiologi
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi pada jaringan hati yag disebabkan oleh virus
yang berasal dari famili hepadnavirus. Ukuran virus tersebut sangat kecil berkisar 42 nm dan
hanya bisa dilihat dengan mikroskopik elektron, HBV dapat ditularkan secara vertikal,melalui
kontak seksual atau rumah tangga, atau dengan suntikan tidak aman, tetapi infeksi kronis yang
yang diproleh selamamasa bayi atau masa kanak-kanak menunjukan jumlah besar pada kesakitan
dan kematian diseluruh dunia. Angka pravalensi akibat HBV di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu
melebihi 8%dan penularannya umumnya terjadi secara vertikal ( pada priode usia dewasa) dan
horizontal (pada masa anakanak),oleh karena itu, risiko menjadi kronis cukup besar.

Cara Penularan

Bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya terjadinya HBV antara lain darah dan
produk darah, air ludah, cairan cerebrospinal, peritoneal, plueral, cairan pericardial dan synovial;
cairan amniotik, semen, cairan vagina,cairan bagian tubuh lainnya yang berisi darah, organ dan
jaringan tubuh yag terlepas. Ditemukannya antigen e atau DNA virus menunjukan titer virus
dalamtubuh orang tersebut tinggi dan tingkat penularan lebih tinggi pada cairan tersebut.

C. Epidemiologi

WHO menyatakan bahwa hepatitis C yang ditularkan melalui darah yang terinfeksi telah
membunuh 350.000 orang diseluruh dunia setiap tahunnya. Hingga saat ini virus hepatitis C
yang menyebabkan kerusakan hati dan juga kanker ini memang belum ada vaksinnya. Setiap
tahunnya terdapat kira-kira 2 -4,7 juta infeksi baru, 170 juta orang yang sudah terinfeksi HCV
(5,7). Pernyataan WHO tersebut menegaskan bahwa hepatitis C terdapat diseluruh dunia dan
menyerang semua umur dan semua suku bangsa.

cara penularan c

Hepatitis C ditularkan melalui hubungan darah kedarah.kebanyakan orang di Australia


dan Selandia yang mennderita hepatitis C terinfeksi melalui bersama-sama menggunakan alat
suntik narkoba. Penularan juga dapat terjadi dari pembuatan tatto atau menindik secara tidak
steril, datri luka jarum, atau dari darah atau tranfusi produk darah di Australia sebelum tahun
1990. Hepatitis C dapat ditularkan melalui praktik medis atau faksinasi yang tidak steril dinegara
lain dinegara lain. Ada resiko kecil penularan dari ibu ke anak. Risiko penularan hepatitis C
melalui hubungan kelamin termasuk rendah sekali. Tidak ada resiko penularan virus melalui
bersama-sama menggunakan peralatan rumah seperti cangkir dan piring, atau makan makanan
yang sama (Ponde RA, Mikhailova, 2011).

1. PENDAHULUAN

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk di


Indonesia, yang terdiri dari hepatitis , A,B,C,D dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa,
ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat,
bersifat akut dan dapat disembuhkan dengan baik. Sedangkan hepatitis B, C dan D (jarang)
ditularkan secara parental, dapat menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati.
Virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang didunia , sekitar 240 juta orang
diantaranya pengidap hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita hepatitis C di dunia
diperlukan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal dunia setiap
tahunnya karena hepatitis.

Indonesia merupakan Negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B, terbesar kedua


dinegara South East Asian region (SEAR) setelah Myanmar . berdasarkan hasil riset kesehatan
dasar ( Riskesdas), studi dan uji sraing darah donor PMI maka diperkirakan diantara 100 orang
Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi hepatitis B atau C.sehingga saat ini diperkirakan
terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya untuk
menjadi kronis, dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker
hati. Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah
kesehatan masyarakat, produktifitas, umur harapan hidup, dan dampak social ekonomi lainnya.

Melihat kenyataan bahwa hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius
baik di tingkat nasional maupun global, maka pada tahun 2010 pada sidang WHA( World Health
Assembly) ke 63 di Geneva tanggal 20 mei 2010, Indonesia bersama brazil dan Colombia
menjadi sponsor utama untuk keluarnya resolusi tentang hepatitis virus, sebagai Global Public
Health Concern. Usula ini diterima dan keluarlah resolusi tentang hepatitis nomor 63.18 yang
menyatakan bahwa :

 Hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas utama


 Tanggal 28 juli diterapkan sebagai hari hepatitis dunia

Sejak keluarnya resolusi tersebut, setiap 2 bulan sekali dilakukan evaluasi tingkat global
tentang respon pengendalian hepatitis tingkat global, berdasarkan evaluasi respon sejak
keluarnya resolusi 63.18 maka Indonesia bersama dengan 14 negara lain, pada sidang WHA
bulan mei 2014, menusulkan resolusi untuk pengendalian hepatitis virus, yaitu keluarlah resolusi
67.7 tentang aksi kongkrit dalam pengendalian hepatisis.
D

Diperkirakan cara penularannya mempunyai kesamaan dengan HBV yaitu oleh karena
pajanan dengan darah yang terinfeksi dan cairan serous tubuh, jarum semprit yang
terkontaminasi, turunan plasma yang terinfeksi seperti factor antihemofili dan penularan melalui
hubungan seksual. Adapun cara penularannya antara lain :

1. Melalui barang yang tercemar VHD sesudah digunakan pada carrier positif atau
penderita hepatitis D, seperti jarum suntik yang tidak sekali pakai, pisau cukur, jarum
tattoo, jarum tusuk kuping, sikat gigi, bahkan jarum bor gigi
2. Akibat berhubungan seksual atau berciuman dengan penderita
3. Akibat tranfusi darah yang terkontaminasi HVD
4. Cara penularan yang terakhir tersebut memasukkan pada pederita kelainan darah seperti
hemophilia ( kadar protein factor VIII atau zat pembeku dalam darah sangat rendah),
thalasemia, leukemia,atau melakukan dianalisis ginjal kedalam kelompok rawan atau
beresiko tinggi terkena penyakit hepatitis D,apalagi jika sebelumnya ia penderita hepatitis
B
E

HIV terutama ditularkan melaui jalur fekal oral; air minum yang tercemar tinja
merupakan media penularan yang paling sering terjadi. Penularan mungkin juga terjadi
dari orang ke orang dengan jalur fekal oral, namun kasusu sekunder dilingkungan rumah
tangga jarang terjadi selama KLB. Berbagai penelitian yang dilakukan saat ini
menunjukkan bahwa hepatitis E kemungkinan merupakan infeksi binatang yang secara
kebetulan menyebar dengan manusia.

Anda mungkin juga menyukai