Anda di halaman 1dari 19

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT

MAKALAH PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM

Disusun oleh :
1. Heti Asriani (C0C016007)
2. Ratna Cahyani (C0C016017)
3. Gita Rizqi Rianti (C0C016027)
4. Ardiansyah (C0C016037)
5. Rizqi Mufadlol (C0C016047)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM DIPLOMA III
PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan
informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup
bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan
keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian
yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar
yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan
keuangan. Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal
tertentu yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang
diketahuinya pada saat audit.

Apabila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi


yang seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam
laporannya, jika memungkinkan atau praktis; kecuali tidak disajikannya
informasi tersebut adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini, istilah
"memungkinkan atau praktis" diartikan bahwa informasi dapat diperoleh
secara wajar dari akun dan catatan manajemen dan bahwa penyajian
informasi demikian dalam laporannya tidak menempatkan auditor sebagai
pihak yang menyusun laporan keuangan. Sebagai contoh, auditor tidak
diharapkan untuk menyusun laporan keuangan pokok atau informasi lain
mengenai perusahaan dan memasukkan informasi tersebut ke dalam laporan
auditnya, jika manajemen tidak menyajikan informasi tersebut.
Di dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dan
dalam segala aspek lain auditnya, auditor menggunakan informasi yang
diterima dari kliennya atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh kliennya,
bahwa auditor akan merahasiakan informasi tersebut. Tanpa kepercayaan
demikian, auditor akan sulit untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu, tanpa
izin kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan informasi yang tidak
diharupkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan segmen?
2. Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan interim?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang laporan keuangan segmen.
2. Untuk mengetahui tentang laporan keuangan interim.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LAPORAN KEUANGAN SEGMEN


1. Pengertian Laporan Keuangan Segmen
Menurut FASB Statement No.131, pelaporan segmen
berlaku untuk perusahan, yang didefinisikan sebagai perusahaan yang
menerbitkan efek hutang atau ekuitas yang diperdagangkan dipasar
umum, yang diwajibkan untuk memberikan laporan keuangan kepada
SEC, atau memberikan laporan keuangan dengan tujuan memberikan
surat berharga dipasar umum. Perusahaan harus melaporkan
informasi segmen dengan cara yang sama dengan manajemen
mengatur perusahaan dengan unit-unit untuk pengambilan keputusan
internal dan tujuan evaluasi kinerja. Standar merunjuk pendekatan yang
demikian sebagai pendekatan manajemenuntuk segmentasi.
Dalam PSAK No.5 Pelaporan Segmen memiliki beberapa
definisi, meliputi :
1. Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang
aktivitasnya mewakili kegiatan usaha utama atau kelompok
pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk sebuah anak perusahaan,
suatu divisi, suatu departemen, dalam beberapa hal sebuah joint
venture atau anak perusahaan lain bukan investasi. Aktiva, kinerja
dan aktivitas segmen tersebut secara jelas dapat dipisahkan secara
fisik dan operasional dari aktiva, kinerja dan aktivitas yang lain
dalam etitas yang sama.
2. Segmen industri adalah komponen perusahaan yang dapat
dibedakan dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang
berbeda menurut pembagian industri, atau sekolompok produk
atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan di
luar perusahaan.
3. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat
dibedakan dan mempunyai usaha di suatu atau sekelompok
negara dalam suatu wilayah georafis tertentu.

2. Tujuan Pelaporan Segmen


Laporan keuangan segmen sangat diperlukan karena memiliki beberapa
tujuan yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat profitabilitas, kesempatan berkembang, prospek masa
depan, dan resiko investasi sangat berbeda diantara segmmen
industry dan segmen geografi.
b. Para pemakai laporan keuangan segmen dapat mengkaji prospek dan
risiko suau perusahaan yang didiversifikasi. Informasi ini tidak
dapat diperoleh dari data yang diagregasikan.
c. Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah menyediakan
informasi bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala
relatif, kontribusi laba, dan trend pertumbuhan dari berbagai industri
dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk
memungkinkan para pemakai laporan keuangan dapat :
1) Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik.
2) Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik.
3) Membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan
secara keseluruhan

3. Komponen Utama yang Dilaporkan di Dalam Laporan Segmen


Komponen utama yang harus dilaporkan dalam laporan segmen
adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan dan Beban Segmen
Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dapat
diatribusikan atau dikaitkan secara langsung pada suatu segmen,
atau bagian yang relevan dari pendapatan yang dapat dialokasikan
secara layak pada suatu segmen. Pendapatan ini merupakan hasil
transaksi baik dengan pihak luar perusahaan maupun dengan
segmen lain dalam perusahaan yang sama. Beban Segmen adalah
beban yang dapat ditribusikan secara langsung pada suatu segmen
atau bagian yang relevan dari suatu beban yang dapat dialokasikan
secara layak sebagai beban suatu segmen.
b. Dasar Segmentasi
1) Penjualan kepada pelanggan yang tak mempunyai hubungan
istimewa, memberi peluang dasar segmentasi dasar segmentasi
jenis-jenis pendapatan sebesar 10% ke atas,
2) Apabila laba operasi merupakan hal yang penting, maka laba
operasi atau rugi operasi 10 % ke atas disajikan terpisah,
3) Apabila penggunaan aktiva adalah penting, makaaktiva segmen
berjumlah 10% ke atas dari jumlah aktiva entitas dilaporkan
terpisah.
c. Hasil Segmen
1) Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan
beban segmen dan umumnya mencerminkan laba usaha,
meskipun dasar yang lain sering lebih cocok.
2) Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk
dalam hasil segmen kecuali kalau operasi segmen terutama
bersifat finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas
(minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item)
lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.
3) Kalau pendapatan dan beban tidak dapat langsung ditribusikan
pada suatu segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak,
maka pendapatan dan beban tersebut dapat dialokasikan dengan
menggunakan dasar yang layak tersebut.
4) Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban kantor
pusat tidak dialokasikan pada masing-masing segmen karena
beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga
alokasi di antara segmen dipandang tidak bermanfaat.
d. Aktiva dan Kewajiban Segmen
1) Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan
sumber daya untuk mencapai hasil operasi segmen.
2) Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak
berwujud yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu.
Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih segmen harus
dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar
alokasi yang layak.
3) Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap
berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan atau karena
dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan hasil
operasi.

4. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Keuangan Segmen


Uraian kegiatan setiap segmen industri yang dilaporkan dan
indikasi mengenai komposisi setiap wilayah geografis yang dilaporkan,
penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dengan pemisahan antara
pendapatan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari
segmen lain, hasil segmen, dan aktiva segmen yang digunakan,
dinyatakan baik dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah
yang dikonsolidasikan. Hubungan antara jumlah dari informasi pada
segmen-segmen individual dan informasi agregat dalam laporan
keuangan diperjelas dengan menyajikan rekonsiliasi.

5. Penyajian dalam Pelaporan Segmen


a. Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen
industri dan menunjukkan komposisi masing- masing wilayah
geografis yang dilaporkan.
b. Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan,
informasi keuangan berikut ini harus diungkapkan:
Penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara
pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan
pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen yang
digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase
dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar
segmen.
c. Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-
segmen individual dan informasi keseluruhan dalam laporan
keuangan.

6. Kebijakan Akuntansi Segmen


Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun
dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan. Kebijakan
akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan
konsoldasi atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang
diyakini manajemen paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal.
Karena tujuan informasi segmen ialah untuk membantu pengguna
laporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang lebih
memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan, pernyataan ini
mensyaratka bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
pelaporan informasi segmen sama dengan kebijakan akuntansi yang telah
dipilih manajemen. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa
kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan kepada
segmen dilaporkan seolah-olah segmen tersebut ialah entitas pelaporan
terpisah yang berdiri sendiridalam menerapkan suatu kebijakan akuntansi
pada tingkat perusahaan, perusahaan mungkin melakukan perhitungan
secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai segmen
jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai
contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan
secara keseluruhan, tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan
itu mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan data gaji dan
demografis segmen tersebut.
Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan
atas segmen yang disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang
diterapkan untuk laporan keuangan konsolidasian atau perusahaan
sepanjang :
a. Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan
yang berwenang dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber
daya kepada segmen tersebut dan penilaian kinerja segmen tersebut.
b. Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut
dijelaskan secara memadai.
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus
dialokasikan kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban
terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Cara
pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban
kepada berbagai segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti
karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang dilakukan oleh segmen, dan
otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi tertentu tidak mungkin atau
tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga,
tidak tepat apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban
yang secara bersama berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan
aokasinya, jika dasar alokasi tersebut ditetapkan secara arbiter atau sulit
dipahami. Disampng itu, definisi pendapatan segmen, beban segmen,
aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan dan alokasi dari
unsur-unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan
demikian, aset yang digunakan bersama dialokasikan kepada setiap
segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset
tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Sebagai
contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika penyusutan atau
amortisasi aset terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.
Contoh Laporan Keuangan Segmen

PT ADARO ENERGY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/


AND SUBSIDIARIES
30 Juni 2009
Pendapatan
dari Pendapatan Aktiva Laba (rugi)
Keterangan
Pelanggan antar
Eksternal Segmen Segmen Usaha
Penambangan dan
perdagangan batu bara 12,173,007 428,287 16,408,951 2,559,770
Jasa Penambangan 554,285 776,741 4,669,696 102,445
Lain-lain 169,595 453,145 6,246,151 336,516
Total 12,896,887 1,658,173 27,324,798 2,998,731

Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT.Adaro Energy Tbk

Uji Pendapatan. Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah


pendapatan setiap segmen industri kemudian membandingkan dengan 10% dari
gabungan seluruh segmen industri.

Pendapatan
dari Pendapatan Nilai Uji Perlukah
Keterangan
Pelanggan antar (10% x
Eksternal Segmen Rp.14555060) dilaporkan
Penambangan
dan
perdagangan
batu bara 12,173,007 428,287 > 1,455,506 ya
Jasa
Penambangan 554,285 776,741 < 1,455,506 tidak
Lain-lain 169,595 453,145
< 1,455,506 tidak
Total 12,896,887 1,658,173

Uji Aktiva. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-
masing segmen dengan 10% dari total altiva semua segmen usaha.

Aktiva Nilai Uji Perlukah


Keterangan (10% x Rp.
Segmen 27324798) Dilaporkan
Penambangan dan
perdagangan batu bara 16,408,951.00 > 2,732,479.80 ya
Jasa Penambangan 4,669,696.00 > 2,732,479.80 ya
Lain-lain 6,246,151.00 > 2,732,479.80 ya
Total 27,324,798.00

Uji Laba Usaha. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen
yang perlu dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen
dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan
semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan senua
usaha yang merugi.

laba Rugi
Operasi Operasi Nilai Uji Perlukah
Keterangan
Segmen Segmen (10% x Rp.
Usaha Usaha 2998731) Dilaporkan
Penambangan dan
perdagangan batu
bara 2,559,770 0 > 299,873.10 ya
Jasa
Penambangan 102,445 0 < 299,873.10 tidak
Lain-lain 336,516 0 > 299,873.10 ya
Total 2,998,731

Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan). Segmen jasa


penambangan dan segmen lain-lain tidak memenuhi kriteria 10% untuk semua
jenis pengujian penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sehingga segmen yang
perlu dilaporkan adalah penambangan dan perdagangan batu bara. Selain itu
segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan konsolidasi.

Pendapatan
dari Penjualan Nilai Uji (75%
Keterangan
pelanggan antar x Rp. Perlukah
eksternal segmen 14555060 ) dilaporkan
Penambangan dan
perdagangan batu >
bara 12,173,007 0 10,916,295.00 ya

jumlah 12,173,007
B. LAPORAN KEUANGAN INTERIM
1. Pengertian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang
diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan
interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode
tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang
kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan
sesuai standar akuntansi keuangan.
Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan
untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan,
misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah
diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan,
misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :
a) Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode
akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode
ditentukan dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan.
b) Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang
integral dengan periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan
berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan
interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

2. Pengakuan dan Pengukuran


Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan
keuangan interim dengan pelaporan keuangantahunan adalah:
a. Dasar pengakuan pendapatan.
b. Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali
jika ada perubahan dalam standar akuntansi.
c. Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan
kewajiban sebagai jangka pendek dan jangka panjang.
3. Beban dan Biaya
Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan
atas dasar yang sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan:
a. Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba
kotor mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
b. Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya
standar tidak perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan
biaya aktual yang terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak material
atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari
penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus
dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama
seperti yang digunakan pada akhir tahun.
c. Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan
harga tidak boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode diluar
penurunan harga tersebut.
Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan
beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu
Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga
tidak boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode
penurunan harga tersebut.
Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya
dan beban lain-lain termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang
sama seperti periode tahunandiperbandingkan dengan periode
sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai
laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan
keuangan interim periode sebelumnya, untuk mengetahui
kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
b. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang
sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui
kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha.
c. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan
keuangan kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal
laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau
pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
d. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan
keuangan tahun buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh
dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan
arus kas periode akuntansi yang lalu.
Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat
taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim.
Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan
kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir
tahun.

4. Pos dan Transaksi Luar Biasa


a. Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa,
dan kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus
dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh
dibebankan pada periode lain.
b. Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan
dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi.
Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan
langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
c. Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan
berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat
dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan
diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode
interim.
d. Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada
tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim
dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan.
Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan
interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai
kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

5. Perubahan Akuntansi
a. Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa,
dan kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus
dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh
dibebankan pada periode lain.
b. Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan
dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi.
Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan
langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
c. Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan
berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat
dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan
diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode
interim.
d. Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada
tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim
dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan.
Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan
interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai
kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

6. Penyajian Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan
saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan
periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim
harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode
interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).Laporan keuangan
interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak
lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka
panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan
tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai metode khusus
dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut FASB Statement No.131, pelaporan segmen berlaku
untuk perusahan, yang didefinisikan sebagai perusahaan yang menerbitkan
efek hutang atau ekuitas yang diperdagangkan dipasar umum, yang
diwajibkan untuk memberikan laporan keuangan kepada SEC, atau
memberikan laporan keuangan dengan tujuan memberikan surat
berharga dipasar umum. Perusahaan harus melaporkan informasi
segmen dengan cara yang sama dengan manajemen mengatur
perusahaan dengan unit-unit untuk pengambilan keputusan internal dan
tujuan evaluasi kinerja. Standar merunjuk pendekatan yang demikian sebagai
pendekatan manajemenuntuk segmentasi.
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan
di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus
dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun
secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan
mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi
keuangan. Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan
untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan,
misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah
diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan,
misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati. 2015. Pelaporan Segmen dan Interim. https://www.academia.edu/208


06994/PELAPORAN_SEGMEN_DAN_INTERIM. Diakses pada tanggal
30 November 2018.

Watinuke, Mutia. 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan Laporan. http://mutia


watinuke.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-lanjutan-
laporan.html. Diakses pada tanggal 30 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai