Anda di halaman 1dari 63

BAB 3

SURVEI KERUSAKAN JALAN

3.1 Latar Belakang


Jalan raya adalah salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan
pengembangan suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar
daerah. Namun, sarana ini seringkali mengalami kerusakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
tinjauan untuk mengetahui jenis kerusakan, tingkat kerusakan dan jenis penanganan pada
kerusakan yang terjadi.

3.2 Tujuan Survei


Tujuan Survei Kerusakan Jalan adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui kondisi perkerasan jalan
b. Menganalisa jenis kerusakan
c. Menganalisa penyebab kerusakan
d. Menganalisa strategi dan prioritas penanganan rehabilitasi kerusakan jalan.

3.3 Manfaat Survei


Manfaat Survei Kerusakan Jalan adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki mobilitas daerah sekitar seiring dengan meningkatnya jumlah perjalanan dan
lalu lintas kendaraan pada jalan tersebut.
2. Mengetahui solusi penanganan perbaikan kerusakan jalan.
3. Bagi instansi atau pemerintah dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan
rehabilitasi kerusakan jalan tersebut agar lebih baik dan tepat.
3.4 Pelaksanaan Survei
3.4.1 Lokasi Survei
Jalan yang dipilih untuk survei data Rumija jalan raya adalah Jalan Tasikmadu-
Kebakkramat, Dusun Ngalo, Desa Pandeyan. Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten
Karanganyar. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan Panjang ruas jalan yang memenuhi
syarat, letaknya yang strategis dan mudah dijangkau sehingga memudahkan surveyor
untuk melakukan survei di jalan tersebut.

Gambar 3.1 Lokasi Jalan

Gambar 3.2 1 KM Jalan yang Disurvei


1. Hari dan tanggal : Jum’at , 8 November 2018
- Waktu : 14.00 WIB – 16.00 WIB
- Cuaca : Mendung
2. Statistik Survei
- Panjang Jalan : 1 km
- Pembagian Segmen : Per 100 m
- Jumlah Surveyor : 5 orang

3.5 Metode Survei


1. Melakukan survei sepanjang 1 kilometer dan membagi per 100 meter (1 segmen = 100
meter)
2. Mengamati jenis kerusakan dan mengelompokkannya
3. Membuat sketsa kerusakan
4. Mengukur luasan kerusakan, yaitu panjang dan lebar (khusus lubang disertai kedalaman)
5. Menganalisis penyebab kerusakan
6. Menganalisis penanganan kerusakan

3.6 Hasil Survei


3.6.1 Jenis Kerusakan Jalan
Jenis kerusakan jalan pada Jalan Tasikmadu-Kebakkramat dari hasil yang kami survei
adalah :

• Retak buaya : retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Saling
berangkai membentuk kotak – kotak kecil menyerupai kulit buaya.

• Retak memanjang : arah sejajar dengan sumbu jalan biasanya pada jalur roda kendaraan
atau sepanjang tepi perkerasan atau pelebaran.

• Retak pinggir : retak yang terjadi pada sebagian atau sepanjang tepi perkerasan.

• Tambalan : keadaan permukaan perkerasan yang sudah diperbaiki setempat – setempat


dengan material perkerasan.

• Lubang : kerusakan perkerasaan jalan setempat dengan kedalaman minimum sama


dengan tebal lapis permukaan.
• Alur : penurunan memanjang yang disebabkan oleh roda kendaraan.

3.6.2 Data Jalan


Data Lalu lintas Harian Rata-rata Jl. Tasikmadu-Kebakkramat adalah 1.643, yang
didapat dari sumber : http://infrastruktur.karanganyarkab.go.id/beranda/jalan/16

Gambar 3.3 Penentuan Kelas Lalu-Lintas

Maka didapat nilai kelas lalu lintas di jalan tersebut adalah 4, berdasarkan dari jumlah
LHR yang di dapat.
1. STA 0+000 s/d STA 0+100

Gambar 3.4 Ruas jalan STA 0+000 s/d STA 0+100

a. Retak-retak
1). Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.5 Retak Buaya Area 1


Lebar : 1 mm
Terdapat 3 area pada STA 0+100 yang mengalami retak buaya dengan ukuran
yang cukup Panjang.
Retak Buaya 1 dengan luas : 6 m2
Panjang = 3 m
Lebar =2m
Gambar 3.6 Retak Buaya Area 2
Retak Buaya 2 dengan luas : 10.8 m2
Panjang = 4.5 meter
Lebar = 2.4 meter

Gambar 3.7 Retak Buaya Area 3


Retak Buaya 3 dengan luas : 3.5 m2
Panjang = 5 meter
Lebar = 0.7 meter
2). Retak Memanjang

Gambar 3.8 Retak Memanjang


Panjang = 3 meter
 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 6 + 10.8+ 3,5 + 3
= 23,3 m2
23.3
= 𝑥 100
660

= 3,53 %

 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :

5 +1+2+1=9
b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.9 Lubang


Panjang : 0.2 m
Lebar : 0.15 m
Kedalaman : 0.02 m
Luas : 0.03 m2

Gambar 3.10 Lubang


Panjang : 0.8 m
Lebar : 0.5 m
Kedalaman : 0.01 m
Luas : 0.4 m2
Gambar 3.11 Tambalan
Panjang : 1.6 m
Lebar : 0.8 m
Luas : 1.28 m2

 Luas Total

0.03 + 0.4 + 1.28 = 1.71 m2

1.71
𝑥 100 = 0,25 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0


c. Kekasaran Permukaan

d. Penilaian Kondisi

Total angka = 9

e. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+000 s/d STA 0+100
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin.
f. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total :0+0+2+0+0+0+2+1+3+1=9
Nilai < 10, hanya perlu melakukan pemeliharaan rutin terhadap komponen –
komponen drainasenya sehingga drainase berfungsi dengan baik
2. STA 0+100 s/d STA 0+200

Gambar 3.12 STA 0+100 s/d STA 0+200

a. Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)


Lebar = 1 mm
Retak Buaya dengan luas = 4.2 m2
Panjang = 4.2 meter
Lebar = 1 meter
b. Retak Tepi ( Edge cracking )
Panjang : 1.2 m
Tinggi : 0.01 m
 Luas Total = 4.2 = 4.2 m2
4.2
 𝑥100 = 0.6 %
660

Total : 5 + 2 + 1 + 1 = 9
c. Tambalan dan Lubang

Tambalan :

Panjang :2m
Lebar : 0.8 m
Luas : 1.6 m2
1.6
𝑥 100 = 0.24%
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0

d. Kekasaran Permukaan
e. Penilaian Kondisi

Total Angka : 7

f. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+100 s/d STA 0+200
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin.

g. Penilaian Kondisi Drainase


 Kriteria Penilaian :
Total :0+0+0+0+0+0+2+1+3+1=7

Nilai < 10, hanya perlu melakukan pemeliharaan rutin terhadap komponen – komponen
drainasenya sehingga drainase berfungsi dengan baik
3. STA 0+200 – 0+300

Gambar 3.4 Ruas jalan STA 0+200 s/d STA 0+300

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.5 Retak Buaya Area 1


Lebar : 3 mm
Terdapat 3 area pada STA 0+100 yang mengalami retak buaya dengan ukuran yang cukup
Panjang.
Retak Buaya 1 dengan luas : 1,2 m2
Panjang = 2 m
Lebar = 0,6 m
Gambar 3.6 Retak Buaya Area 2
Retak Buaya 2 dengan luas : 2,4 m2
Panjang = 2,4 meter
Lebar = 1 meter

 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 1,2 + 2,4
= 3,6 m2
3,6
= 𝑥 100
660

= 0,545 %
 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :

5 +3+1=9

b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.9 Lubang


Panjang : 0.7 m
Lebar : 0.5 m
Kedalaman : 0.02 m
Luas : 0.35 m2

Gambar 3.11 Tambalan

Panjang : 0,7 m
Lebar : 0,4 m
Luas : 0,28 m2

 Luas Total
0.35 + 0,28 = 0,63 m2

0,63
𝑥 100 = 0,095 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0


c. Kekasaran Permukaan

d. Penilaian Kondisi

Total angka = 9

e. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+200 s/d STA 0+300
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin.
f. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total : 0 + 0 + 2 + 0 + 3 + 2 + 1 + 3 + 1 = 12

Nilai 10-15 , perlu perbaikan yang berarti pada komponen system drainase dengan
memasukannya dalam pemeliharaan berkala
4. STA 0+300 – 0+400

Gambar 3.4 Ruas jalan STA 0+200 s/d STA 0+300

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.5 Retak Buaya Area 1


Lebar = 3 mm
Terdapat 2 area pada STA 0+100 yang mengalami retak buaya dengan ukuran yang
cukup Panjang.
Retak Buaya 1 dengan luas : 10 m2
Panjang = 5 m
Lebar =2m
Gambar 3.6 Retak Buaya Area 2
Retak Buaya 2 dengan luas : 8 m2
Panjang = 4 meter
Lebar = 2 meter

 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 10 + 8
= 18 m2
18
= 𝑥 100
660

= 2,72 %
 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :

5+ 3 + 1 = 9

b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.7 Lubang Area 1


Panjang : 1,8 m
Lebar : 0,4 m
Kedalaman : 0.01 m
Luas : 0,72 m2

Gambar 3.8 Lubang Area 2

Panjang : 0,3 m
Lebar : 0,3 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,09 m2

 Luas Total

0.72 + 0,09 = 0,81 m2

0,81
𝑥 100 = 0,12 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0


c. Kekasaran Permukaan

d. Penilaian Kondisi

Total angka = 9

e. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+200 s/d STA 0+300
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin
f. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total : 0 + 0 + 2 + 0 + 3 + 2 + 1 + 3 + 1 = 12

Nilai 10-15 , perlu perbaikan yang berarti pada komponen system drainase dengan
memasukannya dalam pemeliharaan berkala
5. STA 0+400 s/d STA 0+500

Gambar 3.9 Ruas jalan STA 0+400 s/d STA 0+500

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.10 Retak Buaya Area 1


Lebar : 3 mm
Retak Buaya 1 dengan luas : 2,8 m2
Panjang = 3,5 m
Lebar = 0,8 m

 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 2,8 m2
2,8
= 𝑥 100
660

= 0,42 %

 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :


5+ 3 + 1 = 9

b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.11 Lubang Area 1

Panjang : 0,5 m
Lebar : 0,5 m
Kedalaman : 0.2 m
Luas : 0,25 m2

Gambar 3.12 Lubang Area 2

Panjang : 0,2 m
Lebar : 0,2 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,04 m2

 Luas Total

0.25 + 0,04 = 0,29 m2

0,81
𝑥 100 = 0,04 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0


c. Kekasaran Permukaan

d. Penilaian Kondisi

Total angka = 9

e. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+400 s/d STA 0+500
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin
f. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total : 0 + 0 + 2 + 0 + 3 + 2 + 1 + 3 + 1 = 12

Nilai 10-15 , perlu perbaikan yang berarti pada komponen system drainase dengan
memasukannya dalam pemeliharaan berkala
6. STA 0+500 s/d STA 0+600

Gambar 3.13 Ruas jalan STA 0+500 s/d STA 0+600

a. Retak-retak
1. Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.14 Retak Buaya


Lebar : 1 mm
Retak Buaya 1 dengan luas : 10 m2
Panjang = 5 m
Lebar =2m

 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 10 m2
10
= 𝑥 100
660

= 1,5 %

 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :


5+ 2 + 1 = 8

b. Tambalan dan Lubang


Tidak ada tambalan dan lubang pada STA 0+500 s/d STA 0+600

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0


c. Kekasaran Permukaan

d. Penilaian Kondisi

Total angka = 8

e. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+400 s/d STA 0+500
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin
f. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total : 0 + 0 + 2 + 0 + 3 + 2 + 1 + 3 + 1 = 12

Nilai 10-15 , perlu perbaikan yang berarti pada komponen system drainase dengan
memasukannya dalam pemeliharaan berkala
7. STA 0+600 s/d STA 0+700

Gambar 3.15 Ruas jalan STA 0+600 s/d STA 0+700

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)
Tidak ada retak pada STA 0+600 s/d STA 0+700

 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :

1 +0+0 =1
b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.16 Tambalan


Panjang :4m
Lebar : 1,5 m
Luas : 6 m2

 Luas Total

6 m2

6
𝑥 100 = 0,9 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0


c. Kekasaran Permukaan

d. Penilaian Kondisi

Total angka = 1

e. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 1 )
= 12
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+000 s/d STA 0+100 cukup
dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin.
f. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total :0+0+0+0+0+0+2+1+3+1=7

Nilai < 10, hanya perlu melakukan pemeliharaan rutin terhadap komponen – komponen
drainasenya sehingga drainase berfungsi dengan baik
8. STA 0+700 s/d STA 0+800

Gambar 3.17 Ruas jalan STA 0+700 s/d STA 0+800

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.18 Retak Buaya


Lebar : 2 mm
Retak Buaya 1 dengan luas : 15 m2
Panjang = 7,5 m
Lebar =2m
 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 15 m2
15
= 𝑥 100
660

= 2,27 %

 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :


5+ 2 + 1 = 8

b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.19 Lubang Area 1


Panjang : 0,6 m
Lebar : 0,3 m
Kedalaman : 0.2 m
Luas : 0,18 m2

Gambar 3.20 Lubang Area 2

Panjang : 0,2 m
Lebar : 0,2 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,04 m2

Gambar 3.21 Lubang Area 3

Panjang : 0,4 m
Lebar : 0,2 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,08 m2

 Luas Total
0.18 + 0,04 + 0,08 = 0,3 m2

0,3
𝑥 100 = 0,045 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0

a. Kekasaran Permukaan

Penilaian Kondisi

Total angka = 8
b. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+700 s/d STA 0+800
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin
c. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total :0+0+0+0+0+0+2+1+3+1=7

Nilai < 10, hanya perlu melakukan pemeliharaan rutin terhadap komponen – komponen
drainasenya sehingga drainase berfungsi dengan baik
9. STA 0+800 s/d STA 0+900

Gambar 3.22 Ruas jalan STA 0+800 s/d STA 0+900

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.23 Retak Buaya Area 1


Lebar : 2 mm
Terdapat 2 area pada STA 0+800 s/d STA 0+900 yang mengalami retak buaya dengan
ukuran yang cukup Panjang.
Retak Buaya 1 dengan luas : 7,5 m2
Panjang = 3 m
Lebar = 2,5 m
Gambar 3.24 Retak Buaya Area 2

Lebar : 3 mm
Retak Buaya 1 dengan luas : 15 m2
Panjang = 5 m
Lebar =3m

 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 7,5 + 15
= 22,5 m2
22,5
= 𝑥 100
660

= 3,4 %
 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :
5+ 3 + 1 = 8

b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.25 Lubang Area 1


Panjang : 0,4 m
Lebar : 0,4 m
Kedalaman : 0.02 m
Luas : 0,16 m2
Gambar 3.26 Lubang Area 2

Panjang : 0,3 m
Lebar : 0,2 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,06 m2

Gambar 3.27 Lubang Area 3

Panjang : 0,2 m
Lebar : 0,15 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,03 m2
Gambar 3.28 Lubang Area 4

Panjang : 0,4 m
Lebar : 0,4 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,16 m2

Gambar 3.29 Lubang Area 5

Panjang : 0,7 m
Lebar : 0,15 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,105 m2
Terdapat 3 area tambalan pada STA 0+800 s/d 0+900

Gambar 3.30 Tambalan Area 1


Panjang :1m
Lebar :3m
Luas : 3 m2

Gambar 3.31 Tambalan Area 2


Panjang :1m
Lebar :1m
Luas : 1 m2

Gambar 3.32 Tambalan Area 3


Panjang :1m
Lebar : 0,8 m
Luas : 0,8 m2
 Luas Total

0.16 + 0,06 + 0,04 +0,16 +0,105 + 3 + 1 + 0,8 = 5,325 m2

5,325
𝑥 100 = 0,8 %
660

 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0

c. Kekasaran Permukaan

Penilaian Kondisi

Total angka = 8
d. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+700 s/d STA 0+800
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin
e. Penilaian Kondisi Drainase

 Kriteria Penilaian :
Total :0+0+0+0+0+0+2+1+3+1=7

Nilai < 10, hanya perlu melakukan pemeliharaan rutin terhadap komponen – komponen
drainasenya sehingga drainase berfungsi dengan baik
10.STA 0+900 s/d STA 0+1000

Gambar 3.33 Ruas jalan STA 0+900 s/d STA 0+1000

a. Retak-retak
1) Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya)

Gambar 3.34 Retak Buaya


Lebar : 3 mm
Retak Buaya 1 dengan luas : 12 m2
Panjang = 4 m
Lebar =3m
 Jumlah Kerusakan
Luas Total = 12 m2
12
= 𝑥 100
660

= 1,81 %
 Total Perolehan Angka Untuk Kerusakan Retak-retak yaitu :
5+ 3 + 1 = 9

b. Tambalan dan Lubang

Gambar 3.35 Lubang Area 1

Panjang : 0,4 m
Lebar : 0,3 m
Kedalaman : 0.2 m
Luas : 0,12 m2
Gambar 3.36 Lubang Area 2

Panjang : 0,4 m
Lebar : 0,2 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,08 m2

Gambar 3.37 Tambalan

Panjang : 0,2 m
Lebar : 0,2 m
Kedalaman : 0,01 m
Luas : 0,04 m2

 Luas Total

0.12 + 0,08 + 0,04 = 0,243 m2

0,243
𝑥 100 = 0,03 %
660
 Total Angka Untuk Kerusakan berupa Tambalan dan Lubang yaitu 0

c. Kekasaran Permukaan

Penilaian Kondisi
Total angka = 9
d. Urutan Prioritas
Urutan Prioritas = 17 - ( Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)
= 17 – ( 4 + 3 )
= 10
 Kesimpulan :
Urutan prioritas > 7, menandakan bahwa jalan tersebut pada STA 0+900 s/d STA 0+1000
cukup dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin
e. Penilaian Kondisi Drainase
 Kriteria Penilaian :
Total :0+0+0+0+0+0+2+1+3+1=7

Nilai < 10, hanya perlu melakukan pemeliharaan rutin terhadap komponen – komponen
drainasenya sehingga drainase berfungsi dengan baik

3.7 Upaya Perbaikan

1. Retak Buaya
Penanganan Alligator Cracking (retak kulit buaya) dapat dilakukan dengan Patching
(penambalan), metodenya adalah sebagai berikut :
 Buat tanda persegi menggunakan kapur atau cat pada daerah yang akan ditangani.
Tanda harus mencakup bagian jalan yang baik (minimal 10 cm).
 Gali lapisan jalan pada daerah yang sudah diberi tanda hingga mencapai lapisan
yang padat. Tepi galian harus tegak dan dasar galian harus rata serta mendatar.
 Padatkan dasar galian.
 Isi lubang galian dengan bahan pengganti yang sudah disiapkan.
 Padatkan lapis demi lapis. Lapis terakhir harus rata dengan permukaan jalan.

2. Tambalan


3. Lubang

Anda mungkin juga menyukai