(Proposal Penelitian)
Oleh
SOFYAN RAMADHAN
1415011134
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan menteri pekerjaan umum, pedoman fungsi
jalan dan status jalan, 2012). Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang
antara satu kota dengan kota lainnya, antara kota dengan desa, antara satu desa
Perkerasaan jalan yang baik merupakan hal yang paling utama dalam
perkerasan yang memadai dan layak digunakan. Perkerasan jalan dibagi atas dua
kategori yaitu perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexibel
dengan menggunakan lapis pondasi agregat dan lapis permukaan dengan bahan
pengikat aspal (Dinas Pekerjaan Umum, 2005). Perkerasan lentur tersusun dari
lapis permukaan (surface course), lapis pondasi atas (base course) dan lapis
pada umumnya terdiri dari agregat tanpa material pengikat (Bina Marga,
relative pendek berkisar 5 – 10 tahun, indeks pelayanan yang terbaik hanya pada
saat selesai pelaksanaan konstruksi setelah itu berkurang seiring dengan waktu dan
frekuensi beban lalu lintasnya. Namun umur jalan yang telah direncanakan
terkadang tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Seringkali kondisi jalan
yang mengalami penurunan kualitas jalan seperti kerusakan terjadi sebelum masa
layanan jalan tersebut habis. Maka dari itu butuh dilakukannya perbaikan lapis
lain cara tambal sulam atau kalau diperkirakan perkerasan sudah tidak kuat lagi
menahan beban lalu lintas yang ada, maka peningkatan kekuatan jalan bisa
tambal sulam kadang kurang efektif karena bahan yang digunakan untuk
dengan bahan perkerasan baru yang kualitasnya baik. Hasil dari pembongkaran
lapis jalan yang lama disebut RAP (Reclime Asphalt Pavement) praktis menjadi
limbah yang mungkin dianggap tidak berguna. RAP (Reclime Asphalt Pavement)
adalah limbah sisa perkerasan jalan yang telah rusak atau habis masa umur
akan lebih baik apabila hasil dari pembongkaran lapisan jalan yang lama di daur
ulang (recycling) untuk dijadikan sebagai bahan perkerasan jalan sehingga dapat
ketersediaan material agregat mulai sedikit, kalaupun ada harganya telah semakin
tinggi selain itu juga semakin sedikitnya ketersediaan aspal, dan harganya telah
dianggap sebuah alternatif yang sangat baik untuk mengatasi hal tersebut.
Metode daur ulang (recycling) dibedakan menjadi dua, yaitu Cold Mix
Recycling dan Hot Mix Recycling. Cold Mix Recycling adalah proses daur ulang
tanpa dipanaskan, bisa juga ditambah semen dan pengikat aspal imulsi. Sedangkan,
Hot Mix Recycling yaitu yaitu proses daur ulang yang dipanaskan di AMP.
ditambah dengan material baru (agregat baru dan aspal baru) dengan metode Hot
perkerasan jalan dengan tetap memenuhi kriteria – kriteria teknis yang telah
ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kadar aspal optimum (KAO) dari RAP (Reclaim Asphalt
Pavement).
b. Bagaimana karakteristik mekanik campuran beraspal panas yang
Wearing Course).
Pavement)
2. Mengetahui karakteristik mekanik campuran aspal panas yang
pengaruh perendaman air pada campuran aspal dengan bahan pengikat aspal
perkerasan jalan yang sering terendam air dan diharapkan bisa jadi
pemeliharaan jalan.
berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
Pada bab ini membahas teori-teori serta rumus-rumus yang digunakan untuk
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
Bab ini akan berisi tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan mencakup
Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini akan dilampirkan daftar pustaka sebagai