Nama Kelompok :
Latar Belakang
Tata letak pabrik (plant layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara
pengaturan fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi
(Wignjosoebroto 1996). Pengaturan tata letak (layout) pabrik merupakan masalah
yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industri meskipun
untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana, setiap industri (badan usaha)
membutuhkan pengaturan tata letak (layout) pabrik yang baik agar proses
produksi dapat beroperasi dengan baik.
Sosis daging adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging
halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati
dengan atau tanpa penambahan bumbu dan bahan tambahan makanan lain yang
diizinkan dan dimasukkan ke dalam selubung sosis (BSN 1996). Penggemar
produk pangan sosis ini berasal dari anak-anak hingga orang tua. Penyajian yang
mudah, cepat, dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, memiliki jenis
yang bervariasi dan nilai gizi tinggi serta masa simpan yang panjang membuat
produk pangan ini digemari. Pola konsumsi daging olahan dari tahun ke tahun
semakin meningkat.Adanya peningkatan pola konsumsi daging olahan terutama
sosis ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat konsumen sehingga
memberikan peluang pendirian pabrik pengolahan sosis.
Sebelum mendirikan parik sosis daging diperlukan perencanaan tata letak
pabrik terlebih dahulu yaitu dengan mengetahui berapa jumlah mesin, peralatan
dan tenaga kerja yang diperlukan, luas tempat produksi yang dibutuhkan, serta
bagaimana tata letaknya agar dapat mengatasi peningkatan kapasitas produksi
yang diharapkan. Perencanaan tata letak diperlukan diantaranya bagi pola aliran
material untuk dapat menghasilkan proses produksi yang berkaitan secara efisien,
menghemat pemakaian ruang bangunan serta dapat memberi kemudahan,
kenyamanan dan keselamatan dalam melaksanakan proses produksi bagi tenaga
kerja. Pengaturan tata letak yang sembarangan dapat berakibat terhadap lamanya
proses produksi dan kesimpangsiuran dalam berproses produksi. Oleh karena itu,
diperlukan analisis perencanaan tata letak (layout) pada pabrik sosis daging untuk
meningkatkan produktivitas.
Tujuan
Perencanaan tata letak pabrik sosis ini bertujuan mengetahui layout dan
mengoptimalkan tata letak sehingga dapat memenuhi peningkatan kapasitas yang
diharapkan.
PEMBAHASAN
1. Timbangan digital
Alat ini digunakan untuk menimbang bobot daging yang akan diolah menjadi
sosis.
2. Freezer
Alat ini digunakan untuk membekukan daging agar daging tersebut dapat
bertahan lama dan tidak terkontaminasi mikroorganisme.
3. Meat Mincer
Alat ini digunakan untuk menggiling daging agar ukurannya menjadi halus
sehingga memudahkan proses pengolahan.
4. Mixer
Alat ini digunakan untuk mencampur daging, bahan tambahan, dan bumbu
agar tercampur secara merata.
5. Emulsifier Machine
Alat ini digunakan untuk menghaluskan adonan sosis yang berasal dari mesin
mixer supaya air dan lemak yang sudah terikat tidak terlepas kembali dimana
hal tersebut akan merusak kualitas produk sosis. Selain itu juga akan
memudahkan proses pengisian adonan sosis ke dalam casing. Proses
emulsifikasi dilakukan secara mekanis dalam emulsifiers.
6. SSP Pump
Untuk memudahkan aliran bahan dari emulsifiers menuju stuffer digunakan
sebuah pompa yaitu SSP Pump yang berfungsi sebagai pompa yang
menggerakkan adonan sosis menuju mesin stuffer. Selain itu juga sebagai
tempat penampungan bagi adonan dari mesin emulsifier menuju mesin
stuffer.
7. Stuffer
Alat ini akan membentuk adonan sosis menjadi padat dan memanjang dengan
ukuran tertentu lalu diisikan ke dalam casing untuk membuat untaian produk
sosis. Proses ini berjalan secara otomatis dan berlanjut / kontinyu sepanjang
persediaan adonan daging.
8. Oven
Alat ini digunakan untuk mengeringkan adonan sosis.
9. Smoked House
Alat ini berfungsi untuk proses pemasakan dari sosis. Di dalam smoked house
terdapat smoked generator untuk membakar kayu serutan yang menghasilkan
asap. Asap tersebut digunakan dalam proses pemasakan sosis.
10. Cooling Chamber
Alat ini digunakan untuk proses pendinginan terhadap produk sosis yang
telah melalui proses pemasakan. Di dalamnya terdapat aliran air dingin yang
telah disterilkan (air ozon) yang nantinya akan disemprotkan secara cepat ke
produk untuk menurunkan suhu produk.
7 6 1
8 5 2
9 4 3
10 11
PENUTUP
Simpulan
Pada proses pembuatan sosis dibutuhkan 11 ruangan (Ruang
penimbangan, ruang penyimpanan beku, ruang thawing, ruang penggilingan,
ruang pencampuran dan emulsifikasi, ruang pembentukan adonan, ruang
pengeringan, ruang pemasakan, ruang pendinginan, ruang pengemasan, ruang
penyimpanan) yang dapat menunjang terjadinya proses operasi. Jumlah ruangan
dan keterkaitan antara satu ruangan dengan ruangan lain pada proses pembuatan
sosis didasarkan pada jumlah proses yang harus dilakukan dalam pembuatan sosis
tersebut. Pada setiap ruangan dibutukan berbagai jenis mesin yang berbeda
didasarkan pada proses operasi serta analisis kebutuhan ruang dan mesin.
Industri sosis perlu menggunakan material balance. Material balance
adalah keseimbangan material yang digunakan untuk melacak aliran bahan masuk
dan keluar dalam suatu proses dan menghasilkan kuantitas komponen-komponen
atau proses secara keseluruhan. Selain itu, Sistem tata letak dalam proses
pembuatan sosis yaitu pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari
produk tersebut atau disebut product layout. tipe tata letak product layout sesuai
untuk industri sosis karena produk sosis dibuat secara kontinyu, produksi masal,
produknya standar, serta dibuat stok.
Bagan keterkaitan aktivitas produksi mempunyai keterkaitan yang diwakili
dengan huruf-huruf yang menunjukkan keterkaitan antar aktivitas produksi yaitu
untuk huruf A menunjukkan hubungan kedekatan yang mutlak perlu. Huruf E
menunjukkan hubungan kedekatan sangat penting. Huruf I menunjukkan
hubungan kedekatan penting. Huruf O menunjukkan hubungan kedekatan biasa,
tidak masalah dimanapun. Huruf U menunjukkan hubungan kedekatan yaitu tidak
perlu adanya kedekatan. Huruf X menunjukkan hubungan kedekatan tidak
diharapkan berdekatan. Ruang pencampuran dan emulsifikasi dijadikan sebagai
ruang pertama dalam menyusun tata letak karena nilai keterkaitan ruang tersebut
dengan ruang yang lainnya adalah yang terbesar sehingga dapat mempermudah
saat menyusun tata letak.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Bandung (ID) : ITB Press.
BSN. 1995. Sosis Daging SNI 01-3820-1995. Jakarta (ID) : Badan Standardisasi
Nasional.
Jeremiah. 1996. Freezing Effect on Food Quality. New York (US) : Marcel
Dekker Inc.
Kramlich. 1971. The Science of Meat and Meat Product. New York (US) : Marcel
Dekker Inc.
Purnomo. 1992. Dasar-Dasar Teknolohi Hasil Ternak. Malang (ID) : Universitas
Brawijaya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1996. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya (ID)
: Guna Widya.