Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Daur Air


Daur air dikenal juga dengan istilah siklus hidrologi yang artinya adalah
sirkulasi air dari atmosfer menuju bumi lalu kembali lagi ke atmosfer. Dalam
siklus ini, ada banyak tahapan yang harus dilalui seperti kondensasi, presipitasi
lalu evaporasi dan transpirasi. Seperti yang diketahui bahwa bumi adalah planet
yang permukaannya terdiri dari perairan dan daratan. Dari kejauhan, akan terlihat
bahwa perairan jauh lebih luas dibandingkan dengan daratan. Sumber air di muka
bumi sendiri sangatlah bermacam-macam, mulai dari sungai, danau, samudra,
mata air dan lain sebagainya. Jadi tidak mengherankan jika banyak orang yang
penasaran dengan siklus hidrologi.
Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk semua makhluk hidup
di bumi. Jika tidak ada air, maka makhluk hidup tidak bisa bertahan hidup. Air
tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Tapi ada
banyak kepentingan dalam kehidupan manusia yang sangat membutuhkan air,
mulai dari mencuci pakaian, mandi, memasak, dan lain sebagainya. Air masuk
dalam kategori SDA yang bisa diperbaharui. Jadi untuk bisa memperoleh air,
manusia tidak perlu menunggu lama layaknya sumber daya alam yang tidak bisa
diperbaharui. Sebagai sumber daya alam, air mengalami siklus. Inilah yang
kemudian dikenal dengan sebutan siklus hidrologi. Siklus air memang sangat
menarik untuk dibahas. Tidak mengherankan jika informasi ini seringkali
diajarkan di bangku sekolah. Siklus hidrologi berlangsung terus menerus
sehingga air tidak akan pernah habis meskipun digunakan sampai kapanpun.
Siklus ini sangat berkaitan dengan keseimbangan ekosistem sehingga harus
selalu terjaga.
Siklus air dibagi menjadi beberapa macam. Dimana perbedaannya terlihat dari
panjang pendeknya proses terjadinya siklus hidrologi tersebut. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini adalah macam-macam siklus hidrologi yang harus Anda
ketahui.
1. Siklus hidrologi panjang
Siklus hidrologi panjang adalah siklus yang biasanya terjadi di wilayah
pegunungan atau beriklim sub tropis. Siklus ini umumnya tidak menghasilkan
hujan dalam bentuk air melainkan gletset atau salju terlebih dahulu. Air laut
memanas akibat sinar matahari akan menguap menjadi air lalu mengalami
proses sublimasi. Selanjutnya, akan mulai terbentuk awan-awan yang di
dalamnya terkandung kristal es.
Mulai dari proses tersebut, awan akan mengalami adveksi dan bergerak
menuju daratan hingga mengalami presipitasi lalu turun menjadi salju.
Kemudian, salju yang terakumulasi akan berubah menjadi gletser. Setelah
gletser mencair akibat suhu udara, terbentuklah aliran sungai yang kemudian
kembali ke laut.
2. Siklus hidrologi sedang
Siklus air sedang yang biasanya terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini
menghasilkan hujan langsung ke atas daratan. Siklus ini terjadi akibat adanya
proses adveksi yang membawa awan ke atas daratan. Prosesnya juga tidak
terlalu lama karena air laut yang mengalami pemanasan akan menguap
menjadi uap air. Nah, uap air inilah yang terkena tekanan udara dan angin
sehingga bergerak secara perlahan menuju ke daratan. Di daratan, akan
terbentuk awan yang mengandung uap air lalu jatuh ke bumi sebagai hujan.
Hujan tersebut kemudian mengalami run off (limpasan) lalu mengalir menuju
sungai dan terakhir ke laut.
3. Siklus hidrologi pendek
Siklus hidrologi pendek yang pada dasarnya tidak mengalami tahapan
adveksi. Jadi, uap air yang sudah terbentuk akan diturunkan sebagai hujan di
kawasan sekitar laut. Hal inilah yang membuat siklus ini dikenal sebagai
siklus hidrologi pendek.
B. Tahapan Daur Air
Tahapan siklus hidrologi adalah serangkaian proses yang tergabung dan saling
berkaitan. Tahapan ini memiliki bentuk memutar sehingga disebut dengan istilah
siklus. Siklus air dibedakan menjadi 9 tahapan, berikut ini adalah penjelasannya.
1. Evaporasi atau penguapan adalah proses dimana air yang ada di laut, rawa,
danau, samudra dan lainnya menguap akibat adanya pemanasan sinar
matahari. Dalam tahapan ini, air diubah menjadi uap air (gas) sehingga bisa
naik ke atas atmosfer. Semakin besar energi panas matahari yang sampai ke
permukaan bumi, maka laju eveporasi juga akan semakin besar.
2. Transpirasi merupakan proses penguapan yang serupa dengan evaporasi.
Hanya saja proses penguapan ini terjadi pada jaringan makhluk hidup.
Transpirasi juga mengubah air menjadi uap air dan di bawa ke atmosfer Selain
berasal dari sumber air langsung, penguapan dalam daur air di permukaan
bumi juga dapat terjadi pada jaringan tumbuhan. Penguapan semacam ini
disebut juga dengan istilah transpirasi. Salah satu contohnya adalah akar
tanaman menyerap air dan mendorongnya ke daun untuk digunakan dalam
proses fotosintesis. Air hasil fotosintesis ini kemudian dikeluarkan oleh
tanaman melalui stomata sebagai uap air.

3. Evapotranspirasi adalah gabungan dari tahapan evaporasi serta transpirasi.


Proses ini seringkali dikatakan sebagai pentotalan penguapan air di
permukaan bumi.
4. Sublimasi juga masuk dalam proses penguapan. Hanya saja proses ini terjadi
di kutub es atau puncak gunung. Sublimasi adalah proses di mana es berubah
menjadi uap air tanpa lebih dulu berada dalam fase cair. Sumber utama air
dari proses sublimasi adalah lapisan es dari kutub utara, kutub selatan, dan es
di pegunungan. Dalam daur air, sublimasi merupakan proses yang lebih
lambat dari penguapan.
5. Kondensasi adalah proses berubahnya air menjadi partikel es akibat suhu
udara yang rendah hingga akhirnya membentuk awan yang tebal. Ketika air
menguap menjadi uap air, ia akan naik ke lapisan atas atmosfer. Di
ketinggian tertentu, uap air berubah menjadi partikel es yang berukuran
sangat kecil karena karena pengaruh suhu udara yang rendah. Partikel-
partikel es tadi akan saling mendekati satu sama lain, bersatu kemudian
membentuk awan dan kabut di langit.

6. Adveksi adalah proses perpindahan awan secara horizontal dari satu lokasi ke
lokasi lainnya akibat tekanan udara atau angin.
7. Presipitasi adalah proses pencairan awan hitam hingga jatuh menjadi hujan.
Awan (uap air yang terkondensasi) kemudian turun ke permukaan bumi
sebagai hujan karena pengaruh angin panas atau perubahan suhu. Jika suhu
sangat rendah (di bawah 0 derajat), tetesan air jatuh sebagai salju atau hujan
es. Melalui salah satu proses dalam daur air ini, air kemudian masuk kembali
ke lapisan litosfer.
8. Run Off (Limpasan) adalah proses mengalirnya air hujan ke sungai, samudra,
danau dan saluran air lainnya. Air berpindah dan bergerak menuju tempat
yang lebih rendah melalui saluran-saluran air seperti sungai dan got hingga
kemudian masuk ke danau, laut, dan samudra. Pada tahap daur air ini air
masuk kembali ke lapisan hidrosfer.
9. Infiltrasi adalah proses terakhir dari siklus ini yakni setelah hujan, tidak
semua air ikut melalui tahap limpasan. Beberapa di antara mereka bergerak
jauh ke dalam tanah. Air ini disebut air infiltrasi. Air merembes ke bawah dan
menjadi air tanah. penyerapan air ke dalam tanah.

C. Aktivitas Manusia dan Perubahan Daur Air


Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia dituntut untuk
mengembangkan teknologi yang ada ataupun menciptakan teknologi yang baru.
Akan tetapi perkembangan teknologi tersebut seringkali tidak diimbangi dengan
tindakan perlindungan lingkungan. Tanpa mereka sadari, kegiatan perusakan
lingkungan yang dilakukan dapat mengganggu siklus keseimbangan alam,
termasuk siklus air. Berikut ini merupakan kegiatan manusia yang merusak
lingkungan dan dapat mempengaruhi siklus air.
1. Penebangan hutan
Untuk mencari bahan baku dan juga lahan pekerjaan, manusia seringkali
melakukan penebangan hutan secara besar-besaran. Pengurangan jumlah
pohon yang sangat signifikan dapat mengurangi laju penyerapan karbon
dioksida (CO2) yang dilakukan oleh pohon secara drastis. Pengurangan laju
penyerapan ini menyebabkan penumpukan CO2 di atmosfer. CO2 yang
menumpuk di atmosfer akan menjebak panas matahari yang dipantulkan
bumi sehingga temperatur bumi dan atmosfer akan meningkat (peningkatan
temperatur bumi ini yang seringkali disebut pemanasan global atau global
warming). Pemanasan global dapat mempengaruhi siklus air, khususnya pada
proses evaporasi dan kondensasi. Peningkatan suhu atmosfer akan
meningkatkan laju evaporasi dan memperlambat proses kondensasi.
2. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan terjadi secara spontan (tidak dibakar langsung oleh
manusia). Hal ini terjadi karena suhu udara sekitar yang sudah sangat tinggi.
Suhu udara tersebut meningkat cukup signifikan karena dampak dari
pemanasan global, dimana pemanasan global terjadi karena ulah manusia
yang tidak peduli akan kondisi lingkungan.
3. Pembangunan
Pembangunan di darat juga dapat mempengaruhi siklus air lokal.
Pembangunan yang dilakukan dengan penebangan pohon dan penutupan
tanah oleh aspal dan semen tentu saja akan menghambat proses infiltrasi
ketika terjadi presipitasi. Terhambatnya infiltrasi dapat menyebabkan
kelangkaan air tanah. Karena terhambatnya infiltrasi, laju runoff meningkat
sehingga lebih banyak air yang “terbuang” ke perairan.
4. Pembuatan saluran irigasi
Pembuatan saluran irigasi biasanya dilakukan di sekitar sungai, dimana
sumber air mengalir dengan sendirinya. Saluran irigasi dibuat untuk
memudahkan proses pengairan sawah/lahan pertanian. Adanya saluran irigasi
ini juga dapat mempengaruhi siklus air. Adanya saluran irigasi tersebut dapat
mengurangi laju runoff dan meningkatkan laju infiltrasi air Hal ini
dikarenakan air tersebut akan ‘dialihkan’ menuju kawasan pertanian yang
lokasinya relatif jauh untuk diserap oleh tanaman ataupun lahan yang ada.
D. Polusi air
Semua kegiatan manusia tidak pernah lepas dari air, bagi Manusia air
sangatlah penting. Sayang, Manusia kadang kurang memahami berharganya air.
Banyak tindakan manusia yang justru membuat air menjadi tercemar. Setiap
Tindakan mengotori air yang bersih akan memengaruhi daur air. Membuang
Sampah dan limbah rumah tangga ke sungai akan mengganggu daur air. Begitu
Juga dengan pabrik-pabrik yang membuang limbah pabrik ke aliran sungai.
Tindakan-tindakan Ini menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tercemar
sehingga mengganggu kehidupan ikan dan tumbuhan air di sungai itu.
Masyarakat Yang tinggal disekitar aliran sungai pun kesulitan mendapatkan air
bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Geost, Flysh. 2017. Macam-macam Siklus Air dan Tahapannya. Diakses dari
https://www.geologinesia.com/2017/12/siklus-air-dan-tahapannya.html Pada 02
Desember 2018.

Tangke, P,R,M. 2015. Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air
Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/287595987_Dampak_Kegiatan_Manus
ia_Terhadap_Perubahan_Siklus_Air_Yang_Memicu_Kelangkaan_Air_Dunia
Pada 02 Desember 2018.

Yueornro, Tewguth. 2015. Daur air : Tahapan, Proses dan Gambar Ilustrasi. Diakses
dari http://www.ebiologi.net/2015/06/daur-air-tahapan-proses-dan-gambar.html
Pada 02 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai