Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam kehidupan ada dua proses yang beroperasi secara kontinue yakni

pertumbuhan dan perkembangan, kedua proses ini berlangsung secara

interdepedensi yakni saling bergantung satu sama lainnya. Pertumbuhan berkaitan

dengan perubahan kuantitaif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur

biologis sedangkan perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan

perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis didalam

lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti tambah

besar atau sempurna (Ikalor, 2013).

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses

pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang

sehat dalam perjalanan waktu tertentu. Sedangkan, Perkembangan berasal dari

kata kembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kembang berarti maju,

menjadi lebih baik. Perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada

penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan

berlangsung sepanjang hidup (Ikalor, 2013).

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan : (Ikalor, 2013).

1) faktor genetik (keturunan), Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang

kehidupan Karakteristik: jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,

pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan lain-lain.


2) faktor asupan, Contoh: makanan,vitamin,buah-buahah,sayuran, dll

3) faktor lingkungan, Lingkungan baik membentuk potensi bawaan, lingkungan

buruk malah akan menghambat.

4) Faktor lingkungan sangat mempengaruhi individu setiap hari, mulai konsepsi

sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi

bawaan

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

1. Faktor hereditas (warisan sejak lahir/ bawaan)

2. Faktor Lingkungan

3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis

4. Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,

bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri

sendiri

II.2 Fitohormon

Kata hormon berasal dari bahasa yunani hormaein yang artinya

menggiatkan. Hormon tumbuhan (fitohormon) merupakan senyawa yang

diperlukan untuk membantu pertumbuhan tanaman, senyawa ini diperlukan untuk

mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Baca dan Elmerich (2003),

fitohormon merupakan substansi organik yang disintesis pada organ-organ

tertentu dan dapat ditranslokasikan pada bagian lain dalam tanaman. Hormon-

hormon tersebut mengendalikan tanggapan spesifik melalui proses biokimia,

fisiologis dan morfologis (Widyati, 2016).

Fitohormon juga aktif pada bagian organ tempat senyawa tersebut

disintesis. Senyawa tersebut juga disebut sebagai zat pengatur tumbuh fitohormon
berperan penting dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman

ketika mereka berada pada konsentrasi yang sangat rendah, adapun pada

konsentrasi yang tinggi senyawa ini akan bersifat racun. Senyawa pengatur

pertumbuhan tanaman (plant growth regulators) merupakan senyawa organik non

unsur hara (non-nutrient organic compounds), baik senyawa alami maupun

senyawa sintetis, yang mempengaruhi proses-proses fisiologis pertumbuhan dan

perkembangan tanaman ketika diaplikasikan dalam konsentrasi yang rendah.

Kemampuan dalam mensintesis auksin (IAA), giberelin dan sitokinin meningkat

pada tanaman (Widyati, 2016).

III.3 IAA(Auksin) dan BAP(Sitokinin)

Salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur

jaringan adalah media kultur. Komponen media yang menentukan keberhasilan

kultur jaringan yaitu jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT) yang

digunakan. Jenis dan konsentrasi ZPT tergantung pada tujuan dan tahap

pengkulturan. Auksin (IAA) dan sitokinin (BAP) merupakan zat pengatur tumbuh

yang dibutuhkan dalam media budidaya jaringan dan diberikan dalam konsentrasi

yang sesuai dengan pertumbuhan yang diinginkan. Konsentrasi hormon

pertumbuhan pada medium kultur jaringan sangat berperan dalam morfogenesis

(Muniarti dan Kurniasih, 2014).

Menurut Kusumo (1984) menyatakan bahwa apabilah auksin diberikan

melebihi kadar optimum yang dibutuhkan tanaman maka pertumbuhan. akan

terhambat. IAA yang pada umumnya berfungsi untuk memacu pembelahan sel,

pemanjangan sel dan berperan dalam pengakaran. BAP adalah salah satu sitokinin

yang banyak dipakai dalam kultur jaringan, zat pengatur tumbuh ini menunjukkan
pengaruh yang beragam terhadap pembentukan tunas. Sebaliknya auksin

digunakan untuk merangsang pembentukan akar (Muniarti dan Kurniasih, 2014).

Auksin (IAA) dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan

permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan berkurangnya tekanan dinding sel,

meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan

dinding sel, oleh pemberian auksin, karena auksin mengeluarkan H+ ke dalam

dinding sel dan H+ ini menyebabkan pH dinding sel menurun, sehingga terjadi

pelonggaran struktur dinding sel da terjadilah pertumbuhan. mengemukakan

bahwa pelonggaran dinding sel yang terjadi karena pH yang rendah akan

mengaktifkan enzim yang mematahkan ikatan antara polisakarida pembentuk

dinding sel, kemudian sel akan tumbuh lebih cepat (Wijayati dkk, 2005).

II.4 Kacang Panjang

Tanaman kacang panjang(Vigna Sinensis L.)merupakan salah satu

komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan,karenamempunyai

nilai ekonomi yang cukup tinggi.Kacang panjang dapat dikonsumsi dalam bentuk

segar maupun diolah menjadi sayur. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat,

kacang panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Menurut

Haryanto(2003), biji kacang panjang mengandung karbohidrat (70,00%), protein

(17,30%), lemak (1,50%) dan air (12,20%), sehingga komoditi ini juga merupakan

sumber protein nabati. Selain penting sebagai sayuran dan sumber protein nabati,

tanaman ini juga dapat menyuburkan tanah (Hakim dkk, 2012).

Akar kacang panjang terdapat bintil-bintil akar yang berisi bakteri

Rhizobium sp. yang dapat menambat nitrogen bebas dari udara dan merubahnya

menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman. terus dilakukan. Produksi kacang


panjang dapat ditingkatkan melalui upaya budidaya tanaman yang tepat, termasuk

aspek pemeliharaannya yaitu pemupukan. Dewasa ini pupuk yang banyak beredar

dipasaran adalah pupuk anorganik atau pupuk kimia. Pemakaian pupuk kimia

dalam jangka waktu yang lama dapat merusak ekosistem tanah. Penggunaan

pupuk kimia juga dapat menambah keasaman tanah yang menyebabkan banyak

mikroorganisme tanah yang mati. Berkurangnya mikroorganisme dalam tanah

menyebabkan berkurangnya pasokan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman,

sehingga tanaman tidak subur dan produksinya berkurang (Hakim dkk, 2012).

II.5 Faktoryang Mempengaruhi pertumbuhan dan Perkembangan tanaman

Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu (Aryulina dkk, 2006):

A. Faktor internal

1) Faktor genetis, proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air

(imbibisi), masuknya air selain berfungsi melarutkan cadangan makanan yang

terdapat dibagian keping lembaga, juga menginduksi aktivitas enzim hidrolitik.

Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen yang bertanggungjawab

untuk hal tersebut.

2) Faktor fisiologis, dalam faktor fisiologis proses yang terjadi merupakan proses

fungsional pada tingkat seluler. Pertumbuhan dan prkembangan akan melibatkan

berbagai macam hormon dan vitamin yang memiliki fungsi spesisfik pada setiap

tingkat tumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa hrmon

B. Faktor eksternal

Faktor eksternal akan mempengaruhi tumbuhan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan misaL temperatur, pH, cahaya, dan nutrisi.

1) Temperatur
Temperatur akan mempengaruhi proses fotosintesis, respiras dan

transpirasi pada tumbuhan. Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi

kandungan air pada jaringan tumbuhan

2) Cahaya

Cahaya matahari mempengaruhi tumbuhan berdaun hijau karena cahaya

matahari sangat menentukan proses fotosintesis.

3) Ph (derajat keasaman)

Berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah

pH tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan oleh jenis tanah.

4) Nutrisi

Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi

yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro misalnya oksigen,

hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnnesium. Sedangkan

unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut mikro misal klor, besi,

boron, mangan, seng dan tembaga.


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar tanaman adalah unsur hara, cahaya dan air. Unsur hara

merupakan sumber makanan, cahaya merupakan sumber energi dan air

merupakan mediator dan pelarut bagi unsur-unsur hara tersebut. Unsur hara (baik

dari tanah maupun udara) yang larut dalam air oleh cahaya matahari diubah

menjadi karbohidrat dan senyawa lain yang diperlukan untuk kehidupan tanaman.

Namun demikian, proses tersebut tidak akan berlangsung secara optimum tanpa

kehadiran hormon tumbuhan untuk mengaktifkan enzim-enzim yang berperan

sebagai katalisator (Widyati,2016).

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor,

salah satunya hormon. Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah zat pengatur

yang dihasilkan oleh tumbuhan yang dalam konsentrasi rendah mengatur proses-

proses fisiologi dalam tubuh tumbuhan. Sedang pengatur tumbuh merupakan

senyawa-senyawa organik selainnutrisi, baik yang dihasilkan sendiri oleh

tumbuhan maupun senyawa-senyawa kimia sintetik yang dalam jumlah kecil

memacu, menghambat atau sebaliknya mengubah beberapa proses fisiologis

dalam tumbuhan (Fauza, 2017).

Istilah pengatur pertumbuhan tanaman meliputi kategori luas yaitu

substansi organik (selain vitamin dan unsur mikro) yang dalam jumlah sedikit

merangsang, menghambat, atau mengubah proses fisiologi (Fauza, 2017).

Berdasarkan penjelasan diatas maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui

pengaruh IAA dan BAP terhadap dominansi apikal pada tanaman.


I.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh IAA

dan BAP terhadap dominasi apikal pada tanaman.

I.3 Waktu dan Tempat Praktikum

Percobaan ini dilakukan pada hari senin tanggal 26 November 2018 pada

pukul 14.00 – 17.00 WITA yang bertempat di Laboratorium Botani, Universitas

Hasanuddin, Makassar.
LAPORAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

PERCOBAAN VII

PERAN AUKSIN DAN SITOKININ DALAM DOMINANSI APIKAL

NAMA : NASPIRA BINTI JABIR

NIM : H041171530

KELOMPOK : I A (SATU)

HARI/TANGGAL : SENIN / 26 NOVEMBER 2018

ASISTEN : YELASTRI S.Si

LABORATORIUM BOTANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas ukur, kuas,

polybag, pipet, silet dan batang pengaduk.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, bijI kacang panjang

Vigna Sinensis L, pasir, pupuk kompas, hormon, dan tisu.

III.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah :

1. Siapkan 10 pot/polibag isi masing-masing dengan campuran media berupa

pasir, tanah dan pupuk organik.

2. Media tanam dalam pot disiram dengan air secukupnya, dalam setiap pot, buat

3 lubang pada media tanam dan masing-masing lubang diisi dengan 2 biji

kacang panjan. Setelah tumbuh (umur 1 minggu), pilih 1 tanaman pada setiap

lubang yang paling bagus pertumbuhannya dan diberi penyangga supaya tidak

rebah untuk dilanjutkan perlakuan.

3. Setelah berumur 3 minggu, hilangkan tunas lateral kecuali tunas no.2 dari atas.

Kemudian beri perlakuan sebagai berikut (setiap perlakuan 2 pot)

a. Kontrol : tanaman tidak diberi perlakuan apa-apa

b. Perlakuan 1 : ujung tanaman dipotong

c. Perlakuan 2 : ujung tanaman dipotong dan diberi/diolesi 1 ml IAA 300 ppm

d. Perlakuan 3 : ujung tanaman dipotong, tunas lateral diberi/diolesi dengan BAP


1ml 300 ppm
e. Perlakuan 4 : ujung tanaman tidak dipotong, tunas lateral diberi/ diolesi dengan

kinetin 1 ml 300 ppm

4. Ulangi perlakuan pemberian IAA dan BAP dan siram tanaman dengan air

secukupnya seminggu 2x selama 14 hari

5. Ulangi perlakuan pemberian IAA dan BAP dan siram tanaman dengan air

secukupnya seminggu 2x selama 14 hari

6. Empat belas hari setelah perlakuan , hitunglah jumlah tunas lateral, ukur

panjang tunas pada nodus kedua dari atas dan timbangan berat basah setiap

tunas lalu data kelompok dan kelas disajikan dalam bentuk tabel.
DAFTAR PUSTAKA

Fauza, S., 2017. Respon Pemberian Auksin Terhadap Pertumbuhan Stek


Tanaman Tin Ficus carica L. Jurnal Agrotopika Hayati. Vol 4(3). Hal 1.

Ikalor, Allvaniaslista., 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan. Jurnal


Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Vol 7(1). Hal 1-3. ISSN :
2104-1994.

Hakim, I., Nurmi., Fariah, S. J., 2012. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kacang Panjang Vigna Sinensis L. Varietas Kanton Melalui Pemberian
Pupuk Petrobio GR. Jurnal Fakultas Ilmu Pertanian.Hal 1-2.

Munarti dan Surti, K., 2014. Pengaruh Konsentrasi IAA dan BAP Terhadap
Pertumbuhan Stek Mikro Kentang Secara In Vitro. Jurnal Pendidikan
Biologi. Vol 1(1). Hal 2-3.

Wijayati, A., Solichatun., Sugiarto. Pengaruh Asam Indol Asetat Terhadap


Pertumbuhan Jumlah dan Diameter Sel Sekretori Rimpang Tanaman
Kunyit Cucurma domestica Val. Jurnal Biofarmasi. Vol 3(1). Hal 3-4.

Widyati, E., Peranan Fitohormon pada Pertumbuhan Tanaman dan


Implikasinya Terhadap Pengelolaan Hutan. Jurnal Galam. Vol 2(1). Hal
1-4.

Aryulina, D., Choirul, M., Syalfinaf, M., Endang, W. W., Biologi 3. Erlangga.
Jakarta. Hal 9-14.

Anda mungkin juga menyukai