KELOMPOK IV :
1. Intifa’ah ( 16100-- )
2. Lauchul Mahfudoh ( 16100-- )
3. Nadila Maria ( 16100-- )
4. Rina Ridwana ( 16100-- )
5. Teresa Freitas ( 16100-- )
6. Tania Santos ( 16100-- )
7. Vina Magferah ( 16100-- )
8. Widya Malihu ( 16100-- )
9. Yunarni Mlingara ( 16100-- )
10. Zainal Saputra ( 16100-- )
11. Sittin Munawaroh ( 16100-- )
SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan
juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan
luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen
perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien
dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak
ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka
dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai
dengan optimal.
Diversi usus atau fekal secara umum disebut pembedahan ostomi, dapat
permanen atau sementara. Ini dilakukan terutama pada obstruksi usus mekanis,
paling umum adalah kanker kolon, kolitis ulseratif, penyakit divertikular, dan
trauma pada usus.
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan management nyeri
2. Untuk mengetahui cara melakukan perawatan luka
3. Untuk mengetahui apa itu stoma
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAGEMENT NYERI
1. DEFINISI NYERI
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual.
Walaupun demikian nyeri dapat pula diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan
adanya suatu kerusakan jaringan atau factor lain, sehingga individu merasa
tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis
dan lain-lain.
2. ETIOLOGI NYERI
3. KLASIFIKASI NYERI
4. PATOFISIOLOGI NYERI
a. Bradikinin.
Merupakan vasodilator kuat yang meningkatkan permeabilitas kapiler
dan mengkonstriksi otot halus. Zat ini mempunyai peran penting dalam
proses kimia dari nyeri, baik ditempat sebuah luka terjadi bahkan sebelum
impuls yang dikirim sampai keotak. Zat ini merangsang pelepasan
Histamin dan bersamaan dengan histamine menyebabkan kemerahan,
bengkak dan nyeri biasanya akan lebih diperhatikan bila timbul
peradangan.
b. Prostaglandin.
Merupakan zat yang menyerupai hormone yang mengirim stimuli nyeri
tambahan ke system saraf pusat.
c. Substansi/zat P.
Merupakan zat yang dipercaya bertindak sebagai stimulant dilokasi
reseptor nyeri dan mungkin juga terlibat dalam respon inflamasi
(peradangan) di jaringan local (Fuller & Schaller-Ayers,1990 dalam
Taylor, 1993)
Nyeri neuropatik, Nyeri ini biasanya bertahan lebih lama dan merupakan
proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer. Mekanismenya
mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf, misalnya: Pasien mungkin
akan mengalami : rasa terbakar, hyperalgesia dll.
Nyeri Psikogenik, terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah
diidentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari.
Contoh : orang yang marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.
Managemen nyeri atau Pain management adalah salah satu bagian dari
displin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau
pain relief. Management nyeri ini menggunakan pendekatan multidisiplin yang
didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal (termasuk pain modifiers), non
farmakologikal dan psikologikal.
Setiap orang memiliki persepsi yang sangat berbeda dengan orang lain
terhadap nyeri yang mungkin sedang dialami. Perbedaan inilah yang mendorong
perawat untuk meningkatkan kemampuan dalam menyediakan peningkatan rasa
nyaman bagi klien dan mengatasi rasa nyeri. Hal yang sangat mendasar bagi
perawat dalam melaksanakannya adalah kepercayaan perawat bahwa rasa nyeri
yang dialami oleh kliennya adalah sungguh nyata terjadi, kesediaan perawat untuk
terlibat dalam menghadapi pengalaman nyeri yang dialami oleh klien dan
kompetensi untuk terus mengembangkan upaya-upaya mengatasi nyeri atau pain
management.
Strategi keperawatan utama yang spesifik dalam meningkatkan rasa nyaman
bagi pasien yang sedang mengalami nyeri, bersifat farmakologi dan non
farmakologi. Tapi Tindakan mengatasi nyeri – pain management, yang dapat
dilakukan oleh perawat sebagai penyedia asuhan keperawatan.
1. DEFINISI LUKA
Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya
sebagian jaringan tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan
penyebab seperti trauma benda tajam, benda tumpul, akibat perubahan suhu baik
panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu, akibat ledakan, gigitan
hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.
2. ETIOLOGI LUKA
Secara garis besar penyebab luka di bagi menjadi tiga bagian yaitu: fisik,
mekanik, dan zat kimia
a. Suhu Panas
b. Suhu Dingin
Berdasarkan Kondisi dan karakteristiknya luka dapat dibagi dalam beberapa jenis
yaitu :
1. Luka Lecet : Luka Lecet adalah Luka Yang terjadi apabila adanya
kerusakan pada bagian atas kulit, dapat ditandai dengan kulit menjadi
kasar, memerah, berdarah, dan biasanya ada rembesaran cairan bening
yang keluar dari kulit yang luka
2. Luka Memar : Luka memar adalah Suatu kondisi yang disebabkan
karena Rusaknya pembuluh darah atau robeknya pembuluh darah pada
bagian tubuh tertentu sehingga darah meresap kejaringan sekitar, Luka
memar biasanya akibat hantaman benda tumpul. bisa di tandai dengan
lebam kemerahan karena akibat pendarahan dibawah permukaan kulit /
jaringan.
3. Luka Robek : Luka Robek Adalah Luka yang terjadi karena rusaknya
atau robeknya kulit bagian permukaan atau kulit beserta bagian jaringan
dibawahnya. Penyebab luka ini bisa terjadi karena hantaman benda
tumpul yang sangat kuat sedemikian kerasnya sehingga melampaui
tingkat elestisitas kulit atau otot.
4. luka Tusuk : Ini sudah jelas anda pasti tau sendiri apa penyebabnya yaitu
akibat tertusuk benda tajam. luka ini membutuhkan penanganan tingkat
lanjut. nanti akan kita bahas lebih lanjut di point cara penangananya
5. Luka Sengatan Listrik : Luka akibat arus listrik Ini terjadi karena akibat
arus listrik mengaliri tubuh dan adanya lonjakan arus. luka jenis ini bisa
juga disebabkan oleh petir.
6. Luka Bakar : Luka bakar adalah luka akibat terbakar api secara langsung
ataupun tidak langsung, juga termasuk pancaran suhu tinggi matahari
dalam waktu yang lama, termasuk akibat bahan kimia dan tentunya listrik
juga bisa menyabkan luka bakar. itulah beberapa Jenis Luka
4. MANAGEMENT PERAWATAN LUKA
Cara penaganan Luka lecet yaitu bersihkan area sekitar dari debu
dan kotoran, kemudian beri antiseptik secukupnya, Pasang pembalut jika
lukanya agak parah, fungsinya biar tidak mudah masuk debu dan kuman
pada area yang luka, jangan lupa ganti pembalut sehari sekali agar tetap
bersih dan mempercepat proses penyembuhan, jika lecetnya kecil
berikan antiseptik biasa tanpa harus dikasih pembalut, ingat pembalutnya
juga jangan ketebalan bisa menyebabkan panas yang bisa memperparah
kondisi.
Cara penanganan luka robek yaitu Hal pertama yang harus anda
lakukan adalah menghentikan pendarahan dengan cara ditekan daerah
yang luka, kemudian bersihkan daerah sekitar dari pecahan penyebab
benda-benda penyebab luka, lalu beri anti septip, atau bisa langsung
dibawa kerumah sakit karena luka robek memang membutuhkan
perawatan ekstra karena tepi-tepi luka robekan harus disatukan kembali
dengan cara di jahit.
4. Cara penanganan Luka Tusuk
1. DEFINISI STOMA
Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang
menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit, seperti ileostomi,
kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley, 2006). Stoma adalah lubang buatan pada
abdomen utnuk mengalirkan urine atau faeces keluar dari tubuh. Pembuatan stoma
ini sering bersamaan melalui operasi pembukaan dinding perut (laparotomi)
dengan insisi di atas garis tengah perut (midline incision). Keberadaan stoma ini
sangat penting karena merupakan pengganti lubang anus sebagai saluran
pembuangan sementara atau bahkan permanen seumur hidup.
Pada stoma yang berfungsi dengan baik, kotoran akan keluar dari lubang stoma
masuk ke kantong stoma (kolostomi bag). namun tidak jarang kantong stoma
bocor karena kurang rapat yang menyebabkan iritasi kulit di sekitar stoma bahkan
sampai menyebabkan kontaminasi luka operasi laparotomi. Agar stoma dapat
berfungsi dengan baik dan luka operasi laparotomi dapat cepat sembuh maka perlu
perawatan yangbaik dan benar paska operasi.
2. JENIS-JENIS STOMA
A. Colostomy (Lubang buatan di usus besar)
Colostomy berasal dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang
artinya mulut diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan
lebih dikenal sebagai anus buatan. Kolostomi dikerjakan / dibuat pada
keadaan :
a. Kanker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang 5 cm dari
batas anus)
b. Kanker genitalia yang sudah mengenai otot anus
c. Kanker usus besar yang terlambat dioperasi walaupun terletak dari 5 cm
diatas anus
Jenis – Jenis Kolostomi :
1. Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien.
Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan
apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara
normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau
pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya
berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
b. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan
dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan
kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen
ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung
lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi
double barrel.
B. Ileostomi
Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan dinding
abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proximal
dari usus halus. Limbah usus keluar dari ileostomi dan dikumpulkan dalam
suatu sistem pouching eksternal menempel di kulit. Ileostomi biasanya
diletakkan di atas pangkal paha di sisi kanan perut.
4. KOMPLIKASI STOMA
1. Ciri-ciri stoma sehat :
a. Berwaran merah muda
b. Lembab
c. Tidak nyeri
d. Dapat “Bergerak”
2. Ciri-ciri stoma yang komplikasi :
a. Komplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip
pita, sulit buang air besar dan platus).
b. Obstruksi intestinal atau konstipasi
c. Krolaps sekmen proksimal
d. Perdarahan
e. Peningkatan defekasi
f. Infeksi : Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya
erithema, maserasi, kemerahan, ulserasi dan melepuh
3. Komplikasi :
Komplikasi yang biasanya terjadi pada pasien dengan pemasangan kolostomi
yaitu :
a. Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus
atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari
terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara
teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu
diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.
b. Infeksi
Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi
penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu
pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera
mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna
untuk mencegah infeksi.
c. Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang
terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk
disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
d. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi
struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.
e. Stenosis : Penyempitan dari lumen stoma
f. Perdarahan stoma
2. Stoma care.
Perawatan stoma sama halnya dengan perawatan luka operasi
lainnya. Tidak sulit namun perlu kesabaran dan ketekunan serta sedikit tips
agar stoma dan luka operasi dapat sembuh dengan baik. Tujuan dilakukan
perawatan stoma ini supaya terlindungi dari kontaminasi dan mencegah
terjadinya infeksi. Langkah-langkah perawatan stoma adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum melakukan perawatan stoma, siapkan peralatan dan bahan-
bahan yangdibutuhkan seperti baskom bengkok (neer baken),
hanscoon steril, pinset steril,gunting steril, kassa, steril PZ (NaCl
0,9%), betadin, dan plester. Ajak seorangasistensi perawat atau bila
tidak mungkin bisa meminta pertolongan keluarga pasien dengan
terlebih diberikan pengarahan.
b. Setelah peralatan sudah siap. Pakai hanscoon steril. Lalu buka kantong
stoma pinset terlebh dulu.
c. Dengan kassa basah bersihkan luka jahitan stoma terlebih dulu
mengarah kelumen stoma kolostomi. Evakuasi semua kotoran (feces)
hingga bersih.
d. Setelah itu buka kassa penutup luka laparotomi. Bila plester terlalu
kuatdapat dibasahi dengan alkohol agar mudah dibuka dan tidak sakit.
e. Bersihkan luka operasi dan sekitarnya dengan kassa steril yang sudah
dibasahi dengan PZ mulai dari luka operasi ke arah tepi.
f. Dengan kassa basah lakukan penekanan pada luka agar bila ada pus
dalam luka dapat keluar. Penekanan dilakukan karena meskipun dari
luar luka operasi tampak kering, namun sering terdapat pus di
dalamnya.
g. Apabila dirasa sudah cukup dan tidak ada pus yang keluar. Bersihkan
dengankassa basah. Selanjutnya dikeringkan dengan memakai kassa
steril.
h. Pada luka yang infeksius dan basah dapat diberikan antiseptik
(Hemolok).
i. Pada luka dehisance/menggaung dan produksi pus masih banyak dapat
digunakan kassa basah untuk menyerap pus agar cepat kering.
j. Tutup luka operasi dengan kassa steril 2 sampai tiga lapis dan difiksasi
dengan plester. Penulis menyarankan memakai plester putih (hypafik)
karena lebihkuat daya rekatnya dan tidak menimbulkan alergi pada
kulit.
k. Selanjutkan bersihkan kembali luka sekitar stoma dan keringkan
dengan kassa. Selanjutnya kantong stoma baru dapat dipasang.
l. Perawatan luka sebaiknya dilakukan sekali sehari. Bila luka masih
tampak basah sekali sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari sesuai kondisi
luka operasi.
m. Jahitan luka laparotomi dapat diangkat pada hari ke 10 post op.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat
individual. Walaupun demikian nyeri dapat pula diartikan sebagai suatu sensasi
yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau factor lain,
sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu
aktivitas sehari-hari, psikis dan lain-lain.
Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya
sebagian jaringan tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan
penyebab seperti trauma benda tajam, benda tumpul, akibat perubahan suhu
baik panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu, akibat ledakan,
gigitan hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.
Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang
menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit, seperti ileostomi,
kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley, 2006).
B. SARAN
Di harapkan saudara dapat menerapkan management nyeri, perawatan
luka dan perawatan stoma pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http://rikardbaek.blogspot.com/2016/10/asuhan-keperawatan-dengan-struma-
endemik.html
Black, M.J, Ester M & Jacobs. (1997). Medikal Surgical Nursing; Clinical
Managemen
t For Continvity of Care. WB Saunder Company. Tokyo
Corwin, E.J. (1997). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
ERB, Kozier, Blais & Wilkinson (1995) Fundamental Of Nursing ; Consepts,
Process, And Practice II, Addison Wesley Publishing Compa’
Howe, L.G & F.I.H Whitehead. (1992). Lokal Anaesthesia In Dentistry. Alih
Bahasa Lilian Yuwono. Penerbit Hipokrates. Jakarta
Junaidi, P (Et.Al). 1997. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media
Aesculapius FKUI. Jakarta
Lee, M.Jenifer (1990). Segi Praktis Fisioterapi. Binarupa Aksara. Jakarta
http://perawatcerdassukses.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-
struma.html